You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

BAYI DAN ANAK DENGAN HIV/AIDS

Maryam Zunar
P1337420116006/2-A1

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
CLICK ME

• Informasi dasar mengenai


HIV.mp4
Faktor risiko untuk tertular HIV pada
bayi dan anak :
• Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan biseksual
• Bayi yang lahir dari ibu dengan pasangan berganti-ganti
• Bayi yang lahir dari ibu atau pasangannya pengguna
obat intravena.
• Bayi atau anak yang mendapatkan tranfusi darah atau
produk darah berulang.
• Anak yang terpapar pada infeksi HIV dari kekerasan
seksual (perlakuan salah seksual)
• Anak remaja dengan hubungan seksual berganti-ganti
pasangan.
Gejala klinis yang terlihat pada bayi :

• Gagal tumbuh • Panas berulang


• Berat badan menurun • Limfadenopati
• Anemia (pembengkakan pada
kelenjar limfa)
• Hepatosplenomegali
(pembesaran hati dan
limfa)
Gejala yang menjurus adanya penyakit HIV
adalah adanya infeksi opurtunistik :
• kandidiasis mulut
• radang paru
• toksoplasmosis otak
• Tuberculosis
• Anak sering menderita diare berulang
Stadium 1  Tanda gejala (asimtomatik)
 Limfadenopati generalisata persisten (persisten generalized
lymphadenophaty = PGL)
Stadium 2  Hepatosplenomegali persisten yang tidak dapat dijelaskan
 Erupsi pruritik popular
 Dermatitis seboroik
 Infeksi jamur pada kuku
 Keilitis angularis
 Eritema gingiva Linea-Linea gingival erytrema (ELG)
 Infeksi kuman papiloma (wart) yang luas atau moluskum
kontangiosum (>5% area tubuh)
 Luka dimulut atau sariyawan yang berulang (2 atau lebih
episode dalam 6 bulan)
 Pembesaran kelenjar parotis
 Herpeszetor
 Infeksi respiratorik bagian atas yang kronik atau berulang
(otitis media, otorrhoea, sinusitis, 2 atau lebih episode
dalam periode 6 bulan)
Stadium 3  Gizi kurang
 Diare persisten lebih dari 14 hari
 Demam persisten (intermiten/konstan selama >1
bulan)
 Kandidiasis oral (diluar massa 6 – 8 minggu pertama
kehidupan)
 Oral hairy leukoplakia
 Pneumonia bacterial berat yang berulang
 Gingivitis/stomatitis ulseratif nekrosis akut
 LIP (lymphoid interstinal pneumonia) simtomatik
 Anemia, neutropenia
 Trombositopenia
Stadium 4  Sangat kurus
 Pneumonia pneumosistis
 Infeksi bakteri berat/berulang
 Infeksi herper simplek kronis
 Tuberculosis ekstrapulmonal atau diseminata
 Sarcoma kaposi
 Kandidiasis esophagus, trakea, bronkus atau paru
 Anak <18 bulan dengan simtomatik HIV seropositif dengan 2
atau lebih dari hal berikut : oral thrush, +/- pneumonia berat, +-
gagal tumbuh, +- sepsis berat
 Infeksi sitomegalovirus (CMV) retinitis atau pada organ lain
dengan onset > 1 bulan
 Toksoplasmosis susunan syaraf pusat (diluar massa neonatus)
 Kriptokokosis termasuk meningitis
 Mikosis endemikk diseminata (histoplasma, koksidiomikosis,
penisiliosis)
 Kriptosporidiosis kronik atau isosporiasis (dengan diare >1
bulan)
 Infeksi sitomegalovirus
 Penyakit mikrobakterial diseminata selain tuberculosis
 Limfoma serebral
Pemeriksaan Diagnosis pada Bayi dan
Anak
• Lakukan tes virologi
• Pemeriksaan tes antibodi
• Pemeriksaan darah rutin
• Tes fungsi paru, baroskoscopi
Skenario pemeriksaan HIV
Kategori Tes yang diperlukan Tujuan Aksi

Bayi sehat, ibu Uji virologi umur 6 Mendiagnosis HIV Mulai ARV bila
terinveksi HIV minggu terinfeksi HIV
Bayi – pajanan Serologi ibu atau Untuk Memerlukan tes
HIV tidak bayi mengidentifikasi/ virologi bila
diketahui memastikan terpajan HIV
pajanan HIV
Bayi sehat Serologi pada Untuk Hasil positif harus
terpajan HIV, imunisasi 9bulan mengidentifikasi diikuti dengan uji
umur 9 Bulan bayi yang masih virologi dan
memiliki antibodi pemantauan
ibu atau lanjut. Hasil
seroreversi negatif, harus
dianggap tidak
terinfeksi, ulangi
tes bila masih
mendapat ASI
Bayi atau anak dg Serologi Memastikan Lakukan uji
gejala dan tanda infeksi virologi bila
sugestif infeksi HIV umur <18
bulan
Bayi umur > 9 - < 18 Uji virologi Mendiagnosis Bila positif
bulan dengan uji HIV segera masuk
serologi positif ke tatalaksana
HIV dan terapi
ARV
Bayi yang sudah Ulangi uji (serologi Untuk Anak <5 tahun
berhenti ASI atau virologi) mengeksklusi terinfeksi HIV
setelah berhenti infeksi HIV harus segera
minum ASI 6 setelah mendapat
minggu pajanan tatalaksana HIV
dihentikan termasuk ARV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BAYI
DAN ANAK DENGAN HIV AIDS
• Pengkajian
– Data Subjektif, mencakup:
• Pengetahuan klien tentang AIDS
• Data nutrisi, seperti masalah cara makan, BB turun
• Dispneu (serangan)
• Ketidaknyamanan (lokasi, karakteristik, lamanya)
– Data Objektif, meliputi:
• Kulit, lesi, integritas terganggu
• Bunyi nafas
• Kondisi mulut dan genetalia
• BAB (frekuensi dan karakternya)
• Gejala cemas
PEMERIKSAAN FISIK
– Pengukuran TTV – Pengkajaian
– Pengkajian Muskuloskeletal
Kardiovaskuler – Pengkajian
– Pengkajian Respiratori Hematologik
– Pengkajian Neurologik – Pengkajian Endokrin
– Pengkajian – Kaji status nutrisi
Gastrointestinal
– Pengkajain Renal
• Dapatkan riwayat imunisasi
• Dapatkan riwayat yang berhubungan dengan
faktor resiko terhadap aids pada anak-anak:
exposure in utero to HIV-infected mother,
pemajanan terhadap produk darah, khususnya
anak dengan hemophilia, remaja yang
menunjukan prilaku resiko tinggi.
• Infeksi bakteri berulang
• Diare kronis
• Penyakit paru
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
• Bersihan jalan nafas inefektif b.d akumulasi
secret sekunder terhadap hipersekresi sputum
karena proses inflamasi
– auskultasi paru
– Mengkaji ulang TTV
– Bantu pasien latihan napas sering
– Berikan obat unruk meningkatkan efektifitas jalan
napas
Hipertermi b.d pelepasan pyrogen dari
hipotalamus sekunder terhadap reaksi antigen
dan antibody (Proses inflamasi)Pertahankan
lingkungan sejuk pada anak
– Beri antipiretik sesai petunjuk
– Pantau suhu anak 1-2jam sekali
– Beri antimikroba/antibiotik jika disarankan
– Berikan kompres
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhanb.d
penurunan pemasukan dan pengeluaran sekunder
karena kehilangan nafsu makan dan diareBerikan
makanan tinggi kalori dan protein
– Beri makanan yang disukai anak
– Perkaya makanan dengan suplemen
– Berikan makanan ketika anak sedang mau makan
– Gunakan kreativitas untuk mendorong anak
– Pantau berat badan dan pertumbuhan
Perubahan eliminasi (diare) yang b.d peningkatan
motilitas usus sekunder proses inflamasi system
pencernaan
– Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik,
jumlah dan faktor pencetus
– Tinkat tirah baring, berikan alat-alat di samping pasien
– Buang feses dengan dan berikan pengharum ruangan
– Melakukan lagi pemasukan cairan per oral secara
bertahap dan hindari menghindari minuman dingin
– Berikan kolaborasi antibiotik
Risiko kerusakan integritas kulit b.d dermatitis
seboroik dan herpers zoster sekunder proses
inflamasi system integumen
• Pasang alat pelembab agar kulit tidak kering
• Bersihkan daerah yang tidak terinfeksi
• Sarankan klien tidak menggaruk
• Kulit yang mengeras dan bersisik jangan
dikupas, biarkan terkelupas sendiri
• Pemberian antibotik sistemik
Nyeri b.dpeningkatan TIK sekunder proses
penyakit (misal: ensefalopati, pengobatan)
• Kaji nyeri dan gunakan strategi
nonfarmakologis
• Untuk bayi coba tindakan kenyamanan umum
(seperti mengayun, menggendong dll)
• Gunakan strategi farmakologis
Perubahan proses keluarga b.d mempunyai
anak dengan penyakit yang mengancam hidup
• Kenali masalahh keluarga dan kebutuhan informasi dan
dukungan
• Kaji pemahaman keluarga tentang diagnosa dan rencana
keperawatan
• Kaji pemahaman keluarga tentang penyakit dan terapinya
• bantu orang tua menginterpretasikan perilaku dan respon
bayi/anak
• Sambut kebereadaan keluarga tanpa batas
• Rujuk pada kelompok pendukung dan lembaga-lembaga
khusus
Edukasi yang bisa diberikan
• Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi
untuk remaja, dewasa muda, dan keluarga dan
pasien tentang bahaya penularan dan perawatan
pasien
• Anjurkan bagi yang sudah terinfeksi untuk tidak
mendonorkan darah
• Anjurkan keluarga ikut serta memberi dukungan
dan moivasi untuk pasien
• Beri asupan nutrisi yang mempunyai nila gizi yang
baik
• Dianjurkan bergabung dengan anggota odha
TERIMAKASIH

You might also like