You are on page 1of 25

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

PRAKTEK KLINIK

Sitti Aisa, AM. Keb, M. Pd


PENDEKATAN PEMBELAJARAN
PRAKTEK KLINIK

PRESEPTORSHIP ( SUDAH DIBAHAS


OLEH TIM)
MENTORSHIP (SUDAH DIBAHAS
OLEH TIM)
SUPERVISI Klinis
Pengertian
Supervisi klinis berasal dari kata supervisi dan klinis. Supervisi
diartikan sebagai suatu bimbingan dan tuntunan kearah perbaikan
dan penyempurnaan proses pembelajaran. Sedangkan klinis dalam
hal ini diartikan :
 Sebagai hubungan tatap muka antara supervisor dengan guru
yang berfokus pada tingkah laku yang sebenarnya dari guru yang
mengajar di kelas, maksudnya adalah tingkah laku yang
sewajarnya, tidak dibuat buat.
 Sebagai kegiatan observasi dari dekat dan dilakukan secara
cermat.
 Mendiskripsikan hasil/ data observasi secara detail.
 Sebagai hubungan yang kooperatif antara supervisor dan guru
untuk bersama-sama mencermati penampilan guru dalam
mengajar.
 Mendorong guru melihat kekuranganya dalam mengajar dan
menemukan cara unutk mengatasinya.
Supervisi klinis
 Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis
mulai dari tahap penrencanaan, pengamatan dan
analisis yang intensif terhadap penampilan
pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki
proses pembelajarannya.
 Menurut Richard Waller, yang mendefinisikan supervisi
klinis sebagaimana yang dikutip dari Jhon J, Bolla,
“sebagai supervisi yang difokuskan pada perbaikan
pengajaran dengan menjalankan siklus yang sistematis
dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis
intelektual yang intensif terhadap penampilan
mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk modifikasi
yang rasional.”
Supervisi klinis

Sedangkan Keith Achesson dan Meredith D.Call


menyatakan bahwa supervisi klinis adalah
proses membantu guru memperkecil jurang
antara tingkah laku yang ideal.
Secara teknis mereka menyebut supervisi klinis
adalah suatu model supervisi yang terdiri dari
tiga fase: pertemuan perencanaan, observasi
kelas, dan pertemuan balikan.
Tahap perencanaan awal

Pada tahap ini beberapa hal yang harus


diperhatikan adalah: (1) menciptakan suasana
yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana
pembelajaran yang meliputi tujuan, metode,
waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-
lain yang terkait dengan pembelajaran, (3)
menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan
alat bantu (instrumen) observasi, dan (5)
menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.
Tahap pelaksanaan observasi

Pada tahap ini beberapa hal yang harus


diperhatikan, antara lain: (1) harus luwes, (2)
tidak mengganggu proses pembelajaran, (3)
tidak bersifat menilai, (4) mencatat dan
merekam hal-hal yang terjadi dalam proses
pembelajaran sesuai kesepakatan bersama,
dan (5) menentukan teknik pelaksanaan
observasi.
Tahap akhir (diskusi balikan)
Pada tahap ini beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain: (1) memberi
penguatan; (2) mengulas kembali tujuan
pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal
yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji
data hasil pengamatan, (5) tidak bersifat
menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak
disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari
saran secara langsung, dan (9) merumuskan
kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai
tindak lanjut proses perbaikan. Tahap ini
merupakan tahap evaluasi tingkah laku guru
untuk dianalisis dan diinterpretasikan dari
Prinsip supervisi klinis
 Hubungan antara supervisor dengan guru, kepala sekolah
dengan guru, guru dengan mahasiswa Praktek adalah mitra
kerja yang bersahabat dan pebuh tanggung jawab.
 Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan
didasarkan pada data hasil pengamatan.
 Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tiidak bersifat
menyalahkan.
 Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan
bersama.
 Hasil tidak untuk disebarluaskan
 Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi
guru, dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.
 Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap
siklus balikan.
Tujuan supervisi klinis

Tujuan umum adalah, memberikan tekanan


pada proses pembentukan dan pengembangan
provesionalitas guru dengan maksud
memberikan respon terhadap kebutuhan guru
yang berhubungan terhadap tugas-tugasnya.
Tujuan supervisi klinis
Tujuan khusus:
 Menyediakan bagi guru suatu feedback (atau) balikan
yang obyekif dari kegiatan mengajar guru yang baru
saja dijalankan.
 Mendiagnosis dan membantu memecehkan masalah-
masalah mengajar.
 Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan strategi-strategi mengajar.
 Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan
pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka.
 Membantu guru mengembangkan sikap positif
terhadap pengembangan diri secara terus-menerus
dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.
Peranan supervisor

Seorang supervisor yang baik perlu mengetahui


peranan dan kualifikasi atau syarat-syarat
seorang supervisor. Peranan utama supervisor
adalah menciptakan kerja sama yang
memungkinkan pertumbuhan keahlian dan
kepribadian orang yang diajak bekerja sama.
Seorang supervisor diharap mampu
menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:

 Mendiagnosisi dan menilai. Supervisor harus mendiagnosis dan


menilai kebutuhan-kebutuhan yang dirasa kurang.
 Merencanakan. Supervisor harus membantu guru dalam
merencanakan suatu tujuan berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang dimilikinya, memilih strategi, serta menyediakan sumber-
sumber dari segala aspek guna mencapai tujuan.
 Memberi motifasi. Supervisor harus membantu guru dalam
menjaga suasana kerjasama bagi kepentingan bersama.
 Membeeri penghargaan dan melaporkan kemajuan. Supervisor
harus menyediakan data perkembangan kemajuan guru serta
memnerikan penghargaan dan mengumumkan kemajuan yang
telah dicapai oleh guru yang bersangkutan.
Kriteria dan Teknik Supervise
Klinis

Dalam melaksanakan proses supervise klinis diperlukan kriteria serta serta


teknik tertentu agar proses supervisi klinis itu dapat berjalan dengan lancer.
1. Kriteria dan teknik pertemuan pendahuluan
2. Kriteria dan teknik observasi
3. Kriteria dan teknik balikan
Kriteria dan teknik pertemuan
pendahuluan

Mengadakan pertemuan dengan guru dalam


suasana yang menyenangkan, tidak
“mengancam” dan menakuti.
Menentukan bersama segi yang harus diamati
selama pelajaran berlangsung dan cara
mencatat hasil observasi.
Jika ada, supervisor menanyakan pengalaman
penampilan masa lalu untuk melihat segi-segi
atau sub-keterampilan yang akan diperbaiki
atau disempurnakan.
Kriteria dan teknik observasi

Fungsi observasi adalah berusaha menangkap


apa yang terjadi selama pelajaran berlangsung
secara lengkap agar supervisor dan guru dapat
secara tepat mengadakan analisis yang
obyektif. Ide pokok adalah mencatat yang
terjadi dan bukan reaksi supervisor yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan guru yang
diamati. Suatu rekaman yang disimpan dengan
baik akan bermanfaat dalam analisis dan
komentar kemudian.
Hal-hal yang harus diperhatikan kegiatan
observasi adalah
 Kelengkapan catatan yang nantinya sangat berguna dalam
menganalisa ap yang telah terjadi selama pelajaran berlangsung.
 Focus, kepada hal yang akan diamati, misalnya dalam suatu
pelajaran tertentu adalah baik untuk memfokuskan observasi
tersebut pada reaksi siswa terhadap pertanyaan guru, dan
sebagainya.
 Menyesuaikan observasi dengan periode perkembangan mengajar
guru.
 Mencatat komentar sewaktu guru memberikan komentar dalam
proses pelajaran berlangsung.
 Pola mengajar. Adalah sangat bermanfaat untuk mencatat pola
tingkah laku mengajar tertentu dari guru.
 Membuat guru tidak merasa gelisah.
. Kriteria dan teknik balikan

Fungsi balikan dalam hubungannya dalam


supervisi klinis adalah untuk menolong guru
mempertimbangkan perubahan atau lebih tepat
peningkatan dalam tingkah laku dalam
mengajar. Balikn merupakan informasi kepada
guru tentang bagaimana guru mempengaruhi
siswanya dalam kegiatan belajar mengajar
Balikan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
 Lebih bersifat deskriptif dari pada evaluative karena fungsinya adalah memberi
gambaran yang terperinci tentang penampilan guru selama mengajar, bukan menilai
penampilan guru.
 Bersifat spesifik. Guru belum mengetahui dalam segi apa ia memberi penguatan secara
tidak tepat, misalnya apakah dalam pengetahuan verbal, gerakan badan atau lainnya.
 Memenuhi kebutuhan baik bagi supervisor maupun guru.
 Ditujukan kepada/untuk tingkah laku guru yang dapat dikendalikannya.
 Isi balikan merupakan permintaan guru dan bukan yang diadakan oleh supervisor.
 Tepat waktunya. Balikan akan lebih bermanfaat apabila segera diberikan sesudah
pelaksanaan mengajar.
 Harus terkomunikasikan secara jelas kepada guru.
 Harus dapat menilai guru memperhatikan kelebihan-kelebihan untuk mengembangkan
gaya mengajarnya sendiri.
 Hendaknya dimulai dulu dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan atau segi-segi
yang kuat, baru kemudian mendiskusikan segi-segi yang menimbulkan masalah baginya.
 Data balikan dalam bentuk instrument observasi harus disimpan dengan baik oleh
supervisor dan merupakan catatan mengenai perkembangan ketrampilan mengajar guru,
seperti kartu status pasien bagi seorang dokter yang sewaktu-waktu dapat digunakan
bila diperlukan.
Peranan dan kualivikasi
supervisor

Untuk menjadi seorang supervisor yang baik mak


perlu diketahui lebih dahulu apakh peranan
kualifikasi atau syarat-syarat seorang supervisor.
Dengan mengetahui peranan dan kualifikasi
tersebut maka seorang supervisor harus selalu
berusaha untuk mengembangkan diri guna
memenuhi persyaratan tersebut. Dengan
terpenuhinya persyaratan itu maka diharapkan
seorang supervisor dapat menjalankan fungsinya
dengan lebih baik.
Kesimpulan

 Cara mengajar yang efektif


 Menjadikan peserta didik belajar
 Menggunakan model-model yang tepat
Praktek Preseptorship
 Seorang preceptor melakukan program bimbingan pada peserta didik harus
merencanakan program bagi pembimbingan peserta didik dan juga
memberikan laporan kepada institusi pendidikan dan institusi klinik secara
berkesinambungan. Di dalam merencanakan program bimbingan seorang
preceptor pertama kali harus mengetahui kompetensi sebagai seorang
preceptor.
 Contoh:
 Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 1 semester II yang sedang menjalankan
praktek klinik kebidanan di BPS Ida Arwani dan mempunyai target
memberikan asuhan pada bayi dengan memandikan bayi. Mahasiswa tersebut
belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan
yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, bimbingan diberikan menggunakan
metode preseptorsip. Preseptor yaitu sebutan pembimbing dalam metode
presptorship menjelaskan kepada mahasiswa yaitu sebagai preseptee tentang
pengertian memandikan bayi, apa saja yang dibutuhkan, alat- alat yang
digunakan, dan langkah- langkahnya. Kemudian dalam melaksanakan
tindakan mahasiswa cukup melihat pelaksanaanya dulu, dan
mendokumentasikan tindakannya, dan setelah itu mereview kegiatan tersebut
kepada preseptee. Kalau mahasiswa sudah mampu menjelaskan dan benar-
benar yakin mampu melaksanakannya, baru boleh melaksanakan tindakan,
tetapi tetap dengan pendampingan preceptor.
 2.
Praktek Menthorship
 Menthorship
 Suatu hubungan antara dua orang yang memberikan kesempatan untuk berdiskusi yang
menghasilkan refleksi, melakukan kegiatan atau tugas dan pembelajaran untuk
keduanya yang didasarkan kepada dukungan, kritik membangun,
keterbukaan,kepercayaan, penghargaan, dan keinginan untuk belajar berbagi.metode ini
telah diaplikasikan sejak lama dalam pendidikan keperawatan/ kebidanan dan disiplin
ilmu lainnya dalam kesehatan, khususnya diluar negeri. Bahkan review atas pelaksanaan
mentorship dapat mengatasi kekurangan tenaga bidan, meningkatkan kepuasan bidan,
serta memperbaiki kualitas pelayanan.
 Contoh:
 Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat 3 semester V yang sedang menjalankan praktek klinik
kebidanan di RSUD Ambarawa dan mempunyai target memberikan asuhan pada ibu
bersalin untuk melaksanakan heating. Mahasiswa tersebut sudah pernah melakukan
tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa
tersebut, adalah bimbingan menggunakan metode mentorship. Mentor yaitu sebutan
pembimbing dalam metode mentorship hanya perlu menanyakan kepada mahasiswa
yaitu sebagai mentee tentang pengertian heating, apa saja yang ia ketahui tentang
heating, alat- alat yang harus dipersiapkan, dan langkah- langkahnya. Kalau ternyata
mahasiswa mampu menjelaskan dengan baik, maka langsung melaksanakan tindakan
tersebut tetapi tetap dengan pendampingan mentor disampingnya, dan kemudian
mendokumentasikan tindakannya. Setelah semua tindakan selesai, kemudian mentor
mengevaluasi jika ada yang kurang baik dalam penjelasan apa yang mentee tahu,
ataupun dalam tindakannya.
Praktek Supervisi

 Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan


pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap
penrencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap
penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses
pembelajarannya.
 Contoh :

You might also like