You are on page 1of 32

Asuhan Kebidanan pada ibu

bersalin berdasarkan konsep


evidence based dalam perspektif
gender dan HAM

Dwiana Estiwidani, SST., MPH

1
Evidence Based Medicine
“Menggunakan segala pertimbangan
bukti ilmiah (evidence) yang sahih
yang diketahui hingga kini untuk
menentukan pengobatan pada
penderita yang sedang kita hadapi”.

2
Evidence Based Midwifery
“Menggunakan segala pertimbangan
bukti ilmiah (evidence) yang sahih
yang diketahui hingga kini untuk
menentukan penatalaksanaan dalam
kasus kebidanan khususnya bagi para
bidan”.

3
Levels of EB

4
Hypno-birthing
Hypno-birthing merupakan sebuah
paradigma baru dalam pengajaran
melahirkan secara alami. Teknik ini mudah
dipelajari, melibatkan relaksasi yang
mendalam, pola pernafasan lambat dan
petunjuk cara melepaskan endorfin dari
dalam tubuh (relaksan alami tubuh) yang
memungkinkan calon ibu menikmati proses
kelahiran yang aman, lembut, cepat dan
tanpa proses pembedahan.

5
Lanjutan hynobirthing
HypnoBirthing dicetuskan berdasarkan buku
yang ditulis oleh pakar ginekologi Dr. Grantly
Dick-Read, yang memublikasikan buku
Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi
HypnoBirthing selanjutnya dikembangkan
oleh Marie Mongan sejak 1959, pendiri
HypnoBirthing Institute.

6
Penelitian tentang hyno-birthing
 Telah banyak diterbitkan di LN
 > 6000 artikel di jurnal medik maupun

psikologis
 Penelitian di Florida AS, 22 orang dilakukan

hb mulai UK 24 mg & 20 orang kelomp


kontrol. Hasil: kel intervensi rata2 lama rawat
inap stlh melahirkan 2 hr, kel kontrol 8 hr. 12
orang di kel kontrol SC di kel intervensi tdk
ada.

7
Lanjutan penelitian…..
 Penel deskriptif retrospektif oleh VandeVusse
(2008) di AS dilakukan pd 50 wanita yg
memilih hb prenatal, hasil: berhub dgn
menurunnya penggunaan sedatif, analgesia,
anastesi regional saat persalinan, Apgar Score
lebih tinggi pada menit pertama.
 Penelit Mehl-Madrona (2004), hasil: hb

berhubungan dgn rendahnya komplikasi saat


persalinan, rendahnya SC, rendahnya
penggunaan augmentasi/induksi dan epidural
anastesi dan analgesia.

8
Lanjutan penelitian………
 Penelit Martin (2001) menyebutkan bahwa hb
telah dibuktikan efektif mengatasi nyeri,
mengurangi kebut anastesi, mengurangi takut
dan cemas.

9
Water Birth
 Water Birth adalah Proses melahirkan di
dalam air menggunakan air hangat. (Cluett
dan Burn, 2009)

10
Water Birth
 Water Birth pertama kali dikenal pada tahun
1960 berkat hasil penelitian seorang ilmuwan
Rusia yang bernama Igor Charkovsky yang
kemudian dikembangkan oleh seorang dokter
kandungan asal Perancis, Frederick Leboyer
pada akhir tahun 1960.
 Metode ini terus dikembangkan oleh Michel

Odent ,dia menggunakan kolam dengan air


hangat yang memiliki suhu semirip mungkin
dengan suhu dari sang ibu dan dibuat semirip
mungkin dengan persalinan normal.

11
Lanjutan water birth
Di Indonesia baru dikenal pada tahun 2006
yang dilakukan oleh seorang ibu bernama Liz
Adianti, dia sangat penasaran dengan metode
ini. Saat ini hanya beberapa Rumah Sakit yang
menerapkan metode ini di antaranya RS MMC
dan Sam Marie di Jakarta, serta sebuah klinik
bersalin di Ubud, Bali

12
Penelitian keuntungan water birth
 Keuntungan terhadap ibu
 Mengurangi nyeri persalinan dan memberi

rasa nyaman
 Penelitian juga menunjukkan persalinan

dalam air dapat memperpendek persalinan


kala I dan tekanan darah menjadi lebih
rendah dibanding persalinan konvensional.

13
Lanjutan Penelitian keuntungan
water birth
 Mengurangi tindakan episiotomi
Dalam hal trauma perineum, dukungan air
pada waktu kepala bayi crowning lambat akan
menurunkan risiko robekan dan dapat
mengurangi keperluan akan tindakan
episiotomi. Selain itu, trauma perineum yang
terjadi tidak berat dengan dijumpai lebih
banyak kejadian intak perineum.
 Mempercepat proses persalinan yang

dihubungkan secara signifikan dengan


persalinan kala I yang akan menjadi lebih
pendek.
14
Lanjutan Penelitian keuntungan
water birth
 Menurunkan Tekanan Darah
Menurut Pre & Perinatal Psycology Association
of North America Conference, wanita dengan
hipertensi akan mengalami penurunan
tekanan darah setelah berendam dalam air
hangat selama 10-15 menit. Kecemasan yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah
akan dapat dikurangi dengan berendam
dalam air hangat.

15
Lanjutan Penelitian keuntungan water birth
 Keuntungan Bagi Bayi
 Persalinan akan menjadi lebih mudah.
 Suasananya menyerupai lingkungan

intrauterine sehingga memudahkan


transisi dari jalan lahir ke dunia luar.
 Mengurangi ketegangan perineum dan

memberi rasa nyaman bagi ibu dan bayi,


sehingga bayi lahir kurang mendapatkan
trauma
 Bayi yang lahir di dalam air tidak segera

menangis, bayi tampak menajdi tenang.


16
Lanjutan Penelitian keuntungan
water birth
 Bayi tidak tenggelam jika dilahirkan di air,
karena selama kehamilan bayi hidup dalam
lingkungan air (amnion) sampai terjadi transisi
persalinan dari uterus ke permukaan air.
 Masalah lilitan tali pusat di leher, tidak menjadi

masalah, sepanjang tidak ada deselerasi denyut


jantung bayi (yang menunjukkan fetal distress)
 Pemendekan persalinan kala I juga baik untuk

bayi yaitu mencegah trauma atau resiko cedera


kepala bayi, kulit menjadi lebih bersih,
menurunkan risiko bayi keracunan air ketuban.

17
Penelitian risiko water birth
 Risiko maternal
 Infeksi

Menurut European Journal of Obstetrics and


Reproductive Biology 2007, Water Birth
merupakan avaluable alternative persalinan
normal. Penelitian yang dipimpin oleh Rosanna
Zanetti-Daellenbach menemukan tidak ada
perbedaan angka kejadian infeksi maternal
maupun neonatal atau parameter laboratorium
termasuk luaran fetus dalam hal APGAR Score,
pH darah dan keperluan perawatan intensif.

18
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
Ada pendapat yang menyatakan bahwa Water Birth
menyebabkan risiko infeksi oleh karena berendam
dalam air yang tidak steril dan ibu dapat
mengeluarkan kotoran saat mengedan dalam kolam
air. Kelahiran tersebut dan diri kita sendiri tidak steril.
Sekresi vagina blood slim, cairan amnion, dan feses
ibu ketika bayi masuk ke dalam rongga panggul,
keseluruhannya tidak steril. Jika ibu dalam keadaan
persalinan kala aktif, air tidak akan masuk ke jalan
lahir sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk
ke vagina, namun tidak dapat masuk ke vagina bagian
dalam, ke serviks maupaun uterus. Penyakit infeksi
tertentu, akan mati segera ketika kontak dengan air.

19
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
Salah satu cara yang
digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi adalah
menggunakan pompa
pengatur agar air tetap
bersikulasi dengan
filter/penyaring air
sehingga jika air terminum
tidak beresiko infeksi.
Kolam yang sudah
disterilkan kemudian akan
diisi air yang suhunya
sekitar 32-370 disesuaikan
dengan suhu tubuh.

20
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Perdarahan Postpartum
Risiko perdarahan pada ibu dan bayi juga harus
dipertimbangkan. Walaupun comparative study di
Swiss menunjukkan suatu hal yang positif, namun
penelitian lain di Inggris tidak menemukan adanya
perbedaan yang bermakna antara metode Water Birth
dengan metode persalinan lainnya. Penyedia layanan
Water Birth yang tidak berpengalaman akan sukar
menilai jumlah perdarahan post partum, sementara
metode penanganannya telah berkembang dengan
baik. Hal ini menyebabkan sejumlah penyedia
layanan lebih memilih melahirkan plasenta di luar
kolam seperti di The University of Michigan Hospital.
21
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Trauma Perineum
Penggunaan episiotomy pada Water Birth 8,3% tidak menunjukkan
laserasi perineum derajat tingkat III dan IV dan 25,7%, pada land
birth menunjukkan kejadian laserasi perineum derajat tingkat III
dan IV dengan angka penggunaan episiotomi lebih tinggi. A
Cochrane review oleh Cluett et all, membuktikan bahwa ada risiko
terjadi trauma perineum pada persalinan dengan Water Birth,
namun tidak terdapat perbedaan yang bermkana pada luaran klinik
dalam hal trauma perineum. Pada penelitian tahun 1991-1997
Obstetrics and Gynecology of Cantonal Hospital of Frauenfeld,
Switzerland membandingkan 3 group persalinan pervaginam:
water birth, Maia-birthing stool, dan bedbirth mendapatkan angka
kejadian episiotomy 12,8% pada water birth 27,7% pada Maia-
birthing stool, dan 34,5% pada bedbirth. Ini secara statistic sangat
bermakna. Disamping angka episiotomy bedbirth terjadi paling
tinggu juga menunjukkan derajat laserasi perineum III dan IV
(4,1%).
22
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Risiko nenonatal
 Terputusnya Tali Pusat

Mekanisme terputusnya tali pusat ini terjadi


ketika bayi lahir sesegera mungkin dibawa ke
permukaan air tidak secara “gentle”, jika tali
pusat pendek akan dapat mengakibatkan
tegangan yang berlebihan pada tali pusat. Suatu
review yang mengidentifikasi 16 artikel,
melaporkan adanya 63 komplikasi neonatal
diakibatkan oleh water birth, salah satu
diantaranya adalah masalah putusnya tali pusat.

23
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Infeksi
Risiko infeksi terjadi pada water birth. Infeksi saluran
pernapasan pada bayi yang dilahirkan secara water birth
jarang terjadi namun resiko ini tetap harus
diperhitungkan. Sejumlah kasus yang mungkin
membahayakan bayi antara lain infeksi herpes,
perdarahan luas, dan berbagai infeksi lainnya. Metode
water birth tidak direkomendasikan pada bayi preterm.
Berdasarkan laporan kasus yang dipublikasikan, infeksi
P.aeruginosa didapatkan pada bayi preterm. Berdasarkan
laporan kasus yang dipublikasikan infeksi P.aeruginosa
didapatkan pada swab telinga dan umbilicus bayi yang
lahir dengan water birth.

24
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Hipoksia
Tali pusat secara terus menerus akan menyediakan
darah beroksigen, sambil bayi merespon stimulasi baru
yaitu pertama kali mengisi paru-parunya dengan udara.
Penundaan pengkleman dan pemotongan tali pusat
sangat bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk
hidup di luar uterus. Ini akan memaksimalkan fungsi
perfusi jaringan paru. Garland (2000) tidak
merekomendasikan pemotongan dan pengkleman tali
pusat sampai bayi mencapai permukaan air disebabkan
oleh meningkatnya risiko hipoksia. Hipoksia bayi akan
mengganggu baby’s dive reflex, yang mengakibatkan
penekanan respon menelan sehingga akan menimbulkan
bayi menghirup air selama proses water birth.
25
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
Odent (1998) merekomendasikan
pengkleman tali pusat 4-5 menit setelah
persalinan. Namun menurut Austin, Bridges,
Markiewicz and Abrahamson (1997)
penundaan pengkleman tali pusat dapat
mengakibatkan polistemia. Berdasarkan
hipotesa bahwa air hangat mencegah
vasokonstriksi tali pusat sehingga banyak
darah ibu tertransfer ke bayi (vasokontriksi
terjadi ketika kontak dengan udara)

26
Lanjutan Penelitian risiko water
birth
 Aspirasi Air dan Tenggelam
Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air
pada water birth sekitar 95%. Risiko masuknya
air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari
dengan mengangkat bayi yang lahir sesegera
mungkin ke permukaan air. Pemanjangan fase
berendam mengakibatkan kekurangan oksigen
emboli air dan perdarahan. Air hangat
mencegah pembekuan darah setelah
persalinan dan juga risiko infeksi.

27
Pijat perineum (Perineal massage)
Pijat perineum adalah teknik memijat perineum
di kala hamil atau beberapa minggu sebelum
melahirkan guna meningkatkan aliran darah
elastisitas daerah perineum.

28
Pijat perineum (Perineal massage)
 Pijat perineum mulai populer sejak tahun 1999.
Tepatnya, sejak muncul sebuah artikel di American
Journal of Obtetrics and Gynaecology tulisan dr.
Labrecque M, seorang dokter kandungan di Watford
General Hospital, Inggris, yang menganjurkan
persalinan alami pada mereka yang tidak mengalami
masalah selama masa kehamilannya. Ia melakukan
riset tentang efektivitas dan manfaat pijat perineum
dalam mencegah terjadinya perobekan serta
mengurangi episiotomi pada proses persalinan alami.

29
Pijat perineum (Perineal massage)
 Kesimpulan Labrecque didukung riset serupa
oleh dr. Richard Johanson, MRCOG, dokter
kandungan dari North Staffordshire Maternity
Hospital, Inggris. Ia mencatat, ibu-ibu yang
rajin melakukan pijat perineum sejak 3 bulan
sebelum hari-H persalinan, terbukti hampir
tidak ada yang memerlukan tindakan
episiotomi. Kalaupun terjadi perobekan
perineum secara alami, maka luka pulih
dengan cepat.

30
Penelitian Pijat perineum
 Systematic revew dari 3 RCT yg dilakukan pada
1941 primagravida dan 493 mengevaluasi
apakah pijat perineum mengurangi trauma
perineum saat persalinan. Hasil: dengan pijat
perineum mengurangi kejadian trauma
perineum sebanyak 10% dan mengurangi
kejadian epis sebanyak 15%. Tetapi pijat
perineum tidak mempengaruhi derajat robekan
perineum. Dlm penelitian tsb tdk ditemukan
perbedaan bermakna dlm derajat robekan.

31
32

You might also like