You are on page 1of 37

Disusun oleh :

Heru Suradinata 17360323


Ika Amalia 17360324
Imron 17360325

Pembimbing :
dr. Elsa P Surbakti Sp.Rad
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RSU KABANJAHE-TANAH KARO SUMATERA UTARA
 USUS HALUS :
 Doudenum
 Jejenum
 Ileum
 Duodenum :
 Pars superior
 Pars descendens
 Pars horizontalis
 Pars ascendens
 Jejenum & Ileum :
Berkelok-kelok, 5-8 m,
difiksasi oleh
mesenterium pada radix
mesenterii
 CAECUM : Valvula
ileocolica,Processus
vermiformis
 COLON :
 Colon ascendens
 Colon transversum
 Colon descendens
 Colon sigmoideum
 RECTUM :pars
ampularis, pars
analis, plexus
venosus
haemorrhoidalis
Proses pencernaan disempurnakan oleh
sejumlah enzim dalam getah usus (sukus
enterikus). Banyak di antara enzim – enzim ini
terdapat pada brush border vili dan mencernakan
zat – zat makanan sambil diabsorbsi. Pergerakan
segmental usus halus akan mencampur zat –zat
yang dimakan dengan sekret pankreas,
hepatobiliar dan sekresi usus dan pergerakan
peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke
ujung lainnya dengan kecepatan yang sesuai untuk
absorbsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus
yang merupakan tanda adanya obstruksi usus
akut yang segera membutuhkan pertolongan
atau tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus
obstruktif dan ileus paralitik
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik
adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna
tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena
adanya sumbatan/hambatan mekanik yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding
usus atau luar usus yang menekan atau
kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus
yang menyebabkan nekrose segmen usus
tersebut.
Berdasarkan Lokasi :
a. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari
gaster sampai ileum terminal).
b. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar
(dari ileum terminal sampai rectum).
Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan
stadiumnya,
antara lain :
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi
sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat
flatus dan defekasi sedikit.
2. Obstruksi sederhana ( simple obstruction) : obstruksi / sumbatan
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai
gangguan aliran darah).
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi
disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga
Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah
keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu
melakukan kontraksi peristaltik untuk
menyalurkan isinya.
Ileus paralitik dapat disebabkan oleh beberapa kondisi
berikut:
 Obat-obatan: e.g. opioid
 Metabolik: e.g. ggn elektrolit (hiponatremia)
 Sepsis: terutama disebabkan oleh bakteri gram-negatif
 Trauma Abdomen
 Bedah Abdomen
 Infark miokard / gagal jantung kongestif
 Trauma kepala / bedah otak
 Inflamasi intraabdomen / peritonitis
 Hematoma retroperitoneal
Penyebab ileus masih dianggap kompleks dan multifaktorial
dimana melibatkan inflamasi, inhibisi rekleks neural dan
peptida dari neurohormon.
Terdapat 4 tanda utama gejala Ileus :
1. Nyeri kolik abdomen
2. Muntah
3. Distensi abdomen
4. Kegagalan buang air besar atau gas
Ileus paralitik Ileus obstruktif

Nyeri kontinu Kolik

Darm contour + +

Darm steifung - +

Bunyi bising usus menghilang Meningkat

Rectal toucher terowongan Kolaps


LLD Erect Supine
Gambaran udara normal
1) Gaster.
2) Usus halus (sedikit, diameter <
2,5 cm, tidak distensi).
3) Kolon.
4) Rektum.
Udara gaster

Lemak
para/perirenal Preperitoneal
fat line

Udara kolon

Udara usus
halus Psoas line

Udara rektum Lemak


pravesica
Udara gaster

incisura

Udara kolon

Udara usus
halus haustra

incisura
Udara rektum

FPA SUPINE
Hepar Costa

Ginjal

m. Psoas vertebra

Tulang
pelvis
GAMBARAN UDARA USUS ABNORMAL

Functional ileus
• Localized (sentinal loops).
• Generalized adynamic ileus.
Mechanical obstruction.
• Small bowel obstruction.
• Large bowel obstruction.
ILEUS LETAK
TINGGI
•Distensi usus halus:
•Udara kolon sedikit/tidak ada.
•Tak tampak gambaran rektum.
•Gambaran: coil spring, herring
bone, multipel air fluid level,
step
ladder pattern.
OBSTRUKSI USUS BESAR
(VALVULA KOMPETEN)
•Dilatasi kolon.
•Udara sigmoid/rektum (tidak
ada/sedikit)
•Udara usus halus (tidak
ada/sedikit),
jika valvula ileocecal kompeten.
ILEUS
LETAK
RENDAH
1. LOCALIZED ILEUS/SENTINEL
LOOPS
ETIOLOGI:
•Kolesistitis.
•Pankreatitis.
•Appendicitis.
•Adnexitis.
•Ureterolitiasis.
Supine Prone

Sentinel Loops
2. GENERALIZED ADYNAMIC
ILEUS

•Dilatasi usus halus, kolon, sampai


rektum.
•Air fluid level panjang.
Etiologi:
•Post operasi.
•Peritonitis.
•Trauma.
•Perforasi ileus obstruktif.
•Pneumonia.
•Hipokalemi.
•Obat-obatan.
SUPINE
LLD
Komplikasi pada pasien ileus dapat
meliputi gangguan keseimbangan elektrolit dan
cairan, serta iskemia dan perforasi usus yang
dapat menyebabkan peritonitis, sepsis, dan
kematian
 Pasien dengan Ileus biasanya mengalami dehidrasi dan kekurangan
Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan penggantian cairan
intravena dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat.
 Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley Kateter. Setelah urin
adekuat, KCl harus ditambahkan pada cairan intravena bila diperlukan.
 Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit,
dilakukan untuk menilai kekurangan cairan.
 Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas dasar temuan
adanya translokasi bakteri pada ostruksi intestinal.
Dekompresi
 Pada pemberian resusitasi cairan intravena, hal lain
yang juga penting untuk dilakukan ialah pemasangan
nasogastric tube. Pemasangan tube ini bertujuan untuk
mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan
terjadinya distensi abdomen
Terapi Operatif
 Secara umum, pasien dengan Ileus komplit
membutuhkan terapi operatif.
 Pasien dengan ileus karena adanya adhesi dapat
diterapi dengan melepaskan adhesi tersebut.
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata
adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat
segera dilakukan. Keterlambatan dalam
melakukan pembedahan atau jika terjadi
strangulasi atau komplikasi lainnya akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35%
atau 40%. Prognosisnya baik bila diagnosis dan
tindakan dilakukan dengan cepat
Terimakasih


You might also like