You are on page 1of 79

Mini C-Ex

“Anemia Hemolitik Autoimun”

Pembimbing
dr. Mulyani Gultom Sp.PD

Preti Roseli
1361050129
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
RS TEBET
Identitas Pasien

• Nama : Ny. Nurjanah


• Umur : 30 Tahun
• Status perkawinan : Sudah Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Jl. Asen baris IX no. 25, Tebet JakSel
• Agama : Islam
• Suku / bangsa : Betawi
• Masuk tanggal : 14 Oktober 2018
KELUHAN UTAMA

4 jam SMRS Pasien mengalami kecelakaan


motor
Riwayat Penyakit Sekarang
4 jam SMRS pasien mengatakan mengalami kecelakaan pada saat mengendarai motor pasien mengatakan
nyeri(skala 8) dirasakan terus menerus pada badan sebelah kiri terutama pada kaki dan tangan sehingga susah untuk
digerakan, awalnya pasien tiba-tiba di tabrak dari arah depan kemudian pasien terjatuh ke arah sisi kiri posisi terjatuh pasien
tertumpu pada badan sebelah kiri dan kepala, tangan kiri sebagai sanggahan di aspal posisi terjatuh terduduk, pasien juga
mengatakan saat ini merasa tangan dan kaki nyeri dan susah untuk digerakan, pasien sebelunnya tidak minum obat untuk
penghilang rasa sakit, semakin berat apabila pasien menggerakan badan. pasien menggukan helm berbentuk helf face
kepala terbentur(+) tidak ada keluar darah dari telinga dan hidung, pasien pusing (+) pusing berputar(-) sakit kepala(+)
seperti ditekan beban berat dan apabila pasien berdiri kepala semakin sakit dirasakan.Pingsan (-), muntah (-), muntah
proyektil(-), penurunan kesadaran (-) demam (+) pada saat di RS pasien mengukur suhu 38,2 C demam dirasakan diseluruh
tubuh dan terus menerus pasien juga mengeluh badanya terlihat kuning terutama pada bagian matanya, BAK normal dan
BAB normal kelainan disangkal tidak ada kencing seperti teh, tidak ada BAB sepeti dempul atau pucat tidak ada riwayat
menggunakan jarum suntik bersamaan. Pasien mengatakan keluhan tambahan seperti lemas di seluruh tubuh nafsu makan
menurun.

Tanggal 14 Oktober 2018 pasien datang ke IGD RS Tebet, dan disarankan untuk rawat Inap.
Time Line

4 jamSMRS IGD RS Tebet

• Pasien tertabrak • Mual (-), muntah (-)


motor • Demam suhu 38,2 C
• Penurunan • BAK dan BAB normal
Kesadaran (-) • Pusing (+)
• Terbentur kelapa(+) • Sakit kepala (+)
menggunkan helm
• Muntah
menyemprot (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
(-) Cacar Air (-) Malaria
(-) Difteri (-) Disentri (+) Batu Empedu Sudah di operasi
(-) Batuk Rejan (-) Hepatitis tahun 2013
(-) Asma Bronkiale (-) Tifus Abdominalis (-) Hernia
(-) Campak (-) Sifilis (-) Wasir
(+) Influenza (-) Gonore (-) Diabetes Mellitus
(-) Tonsilitis (-) Hipertensi (-) Alergi
(-) Khorea (-) Ulkus Duodeni (-) Tumor
(-) Demam Rematik Akut (-) Gastritis (-) Penyakit Pembuluh
(-) Pneumonia (-) Dislipidemia (-) Perdarahan Otak
(-) Pleuritis (-) Tuberculosis (-) Psikosis
(-) DHF (-)Batu Ginjal/Saluran kemih (-) Neurosis
(+) Penyakit autoimun sejak tahun (-) Operasi
2014 (-) Kecelakaan
Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat Asma disangkal


 Riwayat Hipertensi disangkal
 Riwayat Diabetes disangkal
 Riwayat Sakit disangkal
 Riwayat Sakit paru disangkal
 Riwayat batu ginjal disangkal
Riwayat Kebiasaan Pasien

• Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok.


• Pasien tidak mengkonsumsi alkohol.
• Pasien mengaku tidak melakukan aktivitas olahraga dalam
kesehariannya.
Anamnesis Sistem
(-) Bisul (-) Rambut (alopekia) (-) Keringat malam (-) lain-lain Tenggorokan
(+) Kuku (-) Nyeri tenggorokan
terlihat pucat (-) Sianosis (-) Perubahan suara
(+) Kuning/ikterus Hidung
Kepala (-) Trauma (-) Gangguan penciuman
Leher
(+) Trauma (+) Sakit kepala (-) Nyeri (-) Epistaksis
(-) Benjolan
(-) Sinkop (-) Nyeri pada sinus (-) Sekret (-) Pilek
Mata (-) Nyeri leher
(-) Gejala penyumbatan
(-) Nyeri (-) Radang
(-) Sekret (-)Gangguan penglihatan Mulut
(+) Ikterus (-)Ketajaman (-) Bibir Telinga
Penglihatan (-) Gusi (-) Nyeri (-) Tinitus
(-) Selaput (-) Sekret (-) Gangguan
(-) Lidah pendengaran

(-) Gangguan Pengecap (-) Kehilangan pendengaran

(-) Stomatitis
Anamnesis Sistem
Dada: Jantung/Paru
Saluran kemih
(-) Nyeri dada (-) Ortopnoe
(-) Disuria (-) Penyakit prostat
(-) Berdebar-debar (-) Sesak napas
(-) Stranguri (-) Kolik
(-) Serangan asma (-) Batuk darah
(-) Poliuria (-) Oliguria
(-) Batuk
(-) Polakisuria (-) Anuria
(+) Nyeri pada daerah puting susu kanan
(-) Hematuria (-) Retensi urine
Abdomen: Lambung/Usus
(-) Kencing batu (-) Kencing menetes
(-) Rasa kembung (-) Perut membesar
(-) Ngompol (tidak disadari)
(-) Mual (-) Wasir
(-) Kencing Nanah
(-) Muntah (-) Mencret
(-) Muntah darah
Haid
(-) Sukar menelan
(+) Haid terakhir12/10/18 (+) Jumlah biasa dan lama
(-) Nyeri Perut 4-5 hari
(-) Tinja darah (hitam) (-) Tidak Teratur (-) Nyeri
(-) Tinja berwarna dempul (-) Gangguan Haid (-) Pasca Menopause
(-) Tinja berwarna ter (-) Gejala Klimakterium (+) Menarche, usia 13 th
(-) Benjolan
Anamnesis Sistem
Saraf dan otot Ekstremitas
(-) Anestesi (-) Bengkak
(-) Ataksia (-) Nyeri Sendi
(-) Otot lemah (-) Deformitas
(-) Tidak sadar (-) Sianosis
(-) Kejang
(-) Afasia
(-) Amnesia
(-) Sukar mengingat
(-) Hipo/Hiper-Ethesi
(-) Pingsan
(-) Kedutan (tick)
(-) Pusing (vertigo)
(-) Gangguan bicara (Disatri)
Berat Bedan rata-rata (kg) : 55 kg
Berat Tertinggi kapan (kg) : 55 kg
Berat Badan
Tetap (Kg) : 50 kg
Turun (Kg) : 56 kg
Naik (Kg) : 60 kg
Berat Badan Sekarang : 56 kg

Tempat lahir : Di rumah


Ditolong : Bidan

Riwayat Imunisasi : Pasien tidak tau riwayat imunisasinya


Riwayat makanan : Frekuensi/hari: 2-3x/hari
Jumlah/hari : 1 piring
Variasi : menu makanan bervariasi
Nafsu makan : menurun
Pendidikan : SMA
Kesulitan
Keuangan : Tidak ada kesulitan
Pekerjaan : Tidak ada kesulitan
Keluarga : Tidak ada kesulitan
Pemeriksaan Umum
Tinggi Badan : 159 cm
Berat Badan : 56 kg
BMI : 23,4 kg/mm2
BBI : 53 kg
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37,2 C
Pernapasan : 22x/menit
Pain Scale :7
Keadaan gizi : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Sianosis :-
Edema umum :-
Habitus :-
Cara berjalan : Normal
Mobilitas : Pasif
Umur menurut taksiran pemeriksaan : 30 tahunan
 Aspek kejiwaan • KELENJAR GETAH BENING
Tingkah laku : wajar Submandibula : Normal
Alam perasaan : biasa Supraklavikula : Normal
Proses pikir : wajar Lipat paha : Normal
 KULIT : Leher : Normal
Warna : Sawo matang Ketiak : Normal
Jaringan perut : Normal • KEPALA
Pertumbuhan rambut : Merata Ekspresi wajah : Wajar
Suhu raba : Hangat Rambut : Hitam, pertumbuhan merata
Keringat : Normal Simetri muka : Simetri
Lapisan lemak : Normal Pembuluh darah temporal : Teraba berdenyut
Effloresensi : Tidak ada • MATA
Pigmentasi : Tidak ada Exophtalmus : -/- Enphothalmus: -/-
Pembuluh darah : Nomal Kelopak : Ptosis -/- Lensa : Jernih
Lembab/kering : Lembab Konjungtiva : Anemis +/+ Visus : 6/6
Turgor : Baik Sklera : Ikterik +/+ Gerakan mata : Segala arah
Ikterus :+ Lapangan penglihatan : Lapang
Edema :- Tekanan bola mata : Normal
Deviatio Konjungasi : -/-
Nystagmus : -/-
• MULUT
Bibir : Lembab, tampak pucat
Langit-langit : Normal
• TELINGA Gigi geligi : Lengkap
Tuli : -/- Faring : Hiperemis (-)
Lubang : Normal Lidah : Bersih
Serumen : -/- Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Cairan : -/- Bau pernapasan : Normal
Selaput pendengaran : Normal Trismus :-
Penyumbatan : -/- Selaput lendir : Normal
Pendarahan : -/- • LEHER
Kelenjar gondok : Normal
• HIDUNG Kaku kuduk : -
Bagian luar Tumor : -
Septum : Di tengah Trakea : Di tengah
Sekret : -/- Tekanan V. Jugularis : 5-2 cm H20
Deformitas :- • DADA
Selaput lendir : Normal Bentuk : Normal
Penyumbatan : -/-
Buah dada : Normal
Perdarahan : -/-
Pembuluh darah : Normal
Thorax (depan)
Paru-paru
Inspeksi  Pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi  Pergerakan dinding dada teraba simetris. Vokal fremitus suara simetris kanan dan kiri.
Perkusi  Perbandingan sonor-sonor; Batas paru – hepar garis midclavicula ICS 5 dextra sonor - pekak;
Batas paru lambung garis axillaris anterior ICS 6 sinistra sonor - timpani
Auskultasi  BND vesikuler pada paru kanan dan kiri, wheeezing -/-, rales -/-, ronkhi -/-

Thorax (belakang)
Inspeksi  Tidak ada perubahan warna kulit. Pergerakan dinding thorax belakang simetris kanan dan kiri.
Gerakan paru simetris kanan dan kiri
Palpasi  Pergerakan dinding thorax belakang teraba simetris. Vokal fremitus suara simetris kanan dan
kiri.
Perkusi  Batas bawah paru kanan di Thorakal 10; Pada paru kanan di thorakal 11.
Auskultasi  BND vesikuler pada paru kanan dan kiri. Wheeezing -/-, rales -/-, ronkhi -/-
Jantung Pembuluh Darah
Inspeksi  Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi  Ictus cordis tidak teraba Arteri Temporalis : Teraba berdenyut (Normal)
Perkusi  Batas jantung kiri di ICS 5 midclavicula Arteri Karotis : Teraba berdenyut (Normal)
sinistra; Batas jantung kanan di ICS 5 parasternalis Arteri Brakialis : Teraba berdenyut (Normal)
dextra Arteri Radialis : Teraba berdenyut (Normal)
Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), Arteri Femoralis, Arteri Poplitea : Teraba
gallop (-); P2>P1 ; A2>A1 ; M1>M2 ; T1>T2 berdenyut (Normal)
Arteri Tibialis Posterior: Teraba berdenyut
Abdomen (Normal)
Inspeksi  Perut datar, pusar tidak menonjol, pelebaran Arteri Dorsalis Pedis : Teraba berdenyut (Normal)
pembuluh darah (-), sikatriks (-)
Auskultasi Bising usus 4x/menit
Perkusi  Timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi  Supel, nyeri tekan (+) regio epigastrik dan
hipocondrika sinistra . Nyeri tekan Mc.Burney (-)
• Hepar tidak teraba membesar

• Limpa teraba membesar garis suffner ke 3

• Nyeri ketok CVA (-/-)


Ekstremitas Refleks
- Lengan : Akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks Tendon
edema (-/-), sianosis (-/-), turgor baik, Bisep : ++/++
tremor (-/-), normotonus (-/-), massa (-/-), Trisep : ++/++
gerakan normal, kekuatan 5555/5555 Patela : ++/++
- Tungkai dan Kaki : Achiles : ++/++
Kiri : Akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks Patologis : -/-
edema (-), sianosis (-), turgor baik, tremor
(-), luka (-), varises (-), otot eutrofi, sendi
normal, gerakan normal, kekuatan
5555/5555, edema (-)
Kanan : Akral hangat, CRT < 2 detik,
edema (-), sianosis (-), turgor baik, tremor
(-), luka (-), varises (-), otot eutrofi, sendi
normal, gerakan normal, kekuatan
44444/5555, edema (-)
HASIL LABORATORIUM di
IGD (14/09/18)
Funsi Hati 15/10/15 Nilai normal

Hb 9.19 11.7 - 15.7 g/dL


Bilirubin total 6,31 0,10- 1,20
Eritrosit 3.63 3.8 – 5.2 juta/uL
Leukosit 7.28 3.800-11.000/mm3 Bilirubin Direk 1,01 0,00- 0,20
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 2-4% Bilirubin 5,30 0,00-1,00
Batang 0 3-5% indirek
Segmen 83 50-70%
Limfosit 12 25-40%
Monosit 5 2-8%
Hematokrit 29.3 40-52%
Trombosit 145 150-440 ribu/mm3
MCV 80,7 80-100
MCH 27.3 26-34
MCHC 33.8 32–36
Urine Analisys Nilai Normal Mikroskopis Nilai
Urine Normal
Warna Coklat Kuning
Lekosit 9-12 0 – 5/LPB
Kemeraham
Kejernihan Keruh Jernih Eritrosit 1-3 0 – 3/LPB
pH 6.0 4.5-8.0 Silinder 0
Berat jenis 1.025 1.004-1.025
Epitel 2-3 0-15/LPK
Protein Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Kristal Amorf(+) Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif
Uroblinogen 0.2 <0.2
Keton Trace Negatif Trichomonas Negatif Negatif
Blood Negatif Negatif
Lekosit Moderate Negatif
Nitrit Negatif Negatif
HASIL foto Thorak dan CT
Scan kepala
(13 /09/18)
Diagnosis 14/10/18

1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Pengobatan (14 /10/18)
• Diet
• IVFD : RL I + 1 Amp Ketese/ 8 jam

Th/
1. Inj ondensentron 1x4 mg IV
2. Metilprednisolon 16 mg 2x1 tab PO
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab PO
4. Cavit D3 1x1 tab PO
5. Lansoprazole 30 mg 1x1 tab PO
6. Profenid sup k/p nyeri
7. Lovofloxacin 500mg/tab 1x1 tab P (PO)
Perawatan hari ke-1

Tanggal : 14/10/18
Perawatan Hari ke-1 (14/09/18)
S/ Pasien lemas dan mengeluh kuning di seluruh badan, mual (-), muntah(-)
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 88x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20x/m S : 36,5C

Mata : Ca +/+ Si +/+


Thorax : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, Rhales -/-
Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen tampak datar, sikatriks (-), pelebaran pembuluh darah (-)
Auskultasi : BU (+), 6x/menit
Palpasi : supel, (-) Hepar tidak teraba membesar; Limfa tidak teraba membesar
Perkusi : timpani, NK (-)
Ekstremitas :
Edema -/-, CRT 2”, sianosis -/-, akral hangat +/+
Perawatan Hari ke-1 (14/10/18)
A/
1. Diet
2. IVFD : RL I + ketese / 8 jam
P/

Th/
1. Ondensentron 1x4 mg (IV)
2. Methylprednisolon 10 mg 2x1 tab (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lanzoprazole 30 mg 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)

-tranfusi PRC +160 cc pemberian 1 bag dalam 6 jam


Funsi Hati 14/10/15 Nilai normal

Hb 6.5 11.7 - 15.7 g/dL


Bilirubin total 6,12 0,10- 1,20
Eritrosit 2.48 3.8 – 5.2 juta/uL
Leukosit 5.49 3.800-11.000/mm3 Bilirubin Direk 0,79 0,00- 0,20
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 1 2-4% Bilirubin 5,33 0,00-1,00
Batang 0 3-5% indirek
Segmen 59 50-70% Alkali 40 53-141 U/L
Limfosit 33 25-40% phosphatase

Monosit 7 2-8%
Hematokrit 19.31 40-52%
Trombosit 138 150-440 ribu/mm3
MCV 77,0 80-100
MCH 26,2 26-34
MCHC 34,0 32–36
Urine Analisys Nilai Normal Mikroskopis Nilai
Urine Normal
Warna kuning Kuning
Lekosit -12 0 – 5/LPB
Kejernihan Keruh Jernih
Eritrosit 1-3 0 – 3/LPB
pH 6.0 4.5-8.0
Berat jenis 1.025 1.004-1.025
Silinder 0

Protein Negatif Negatif Epitel 2-3 0-15/LPK


Reduksi Negatif Negatif Bakteri Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif Kristal Amorf(+) Negatif
Uroblinogen 0.2 <0.2 Jamur Negatif Negatif
Keton Trace Negatif
Trichomonas Negatif Negatif
Blood Negatif Negatif
Lekosit Moderate Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Diagnosis 15/10/18

1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan hari ke-2

Tanggal : 15/10/18
Perawatan Hari ke-2 (15/09/18)
S/ paseing mengatakan keluhan lemas dirasakan berkurang sakit kepala(-), mual(+), Muntah (-) dan keluhan mata
kuning berkurang
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 88x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20x/m S : 36,5C

Mata : Ca +/+ Si +/+


Thorax : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, Rhales -/-
Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen tampak datar, sikatriks (-), pelebaran pembuluh darah (-)
Auskultasi : BU (+), 6x/menit
Palpasi : supel, NT (-) Hepar tidak teraba membesar; Limfa tidak teraba membesar
Perkusi : timpani, NK (-)
Ekstremitas :
Edema -/-, CRT 2”, sianosis -/-, akral hangat +/+
Diagnosis 15/10/18

1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan Hari ke-2 (15/10/18)
A/
1. Diet
2. IVFD : RL I + ketese / 8 jam
P/
Th/
1. Ondensentron 40 mg 1x1 (IV)
2. Methylprednisolon 10 mg 2x1 (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lensopra ZNE 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)
Funsi Hati 15/10/15 Nilai normal

Hb 9.19 11.7 - 15.7 g/dL


Bilirubin total 6,31 0,10- 1,20
Eritrosit 3.63 3.8 – 5.2 juta/uL
Leukosit 7.28 3.800-11.000/mm3 Bilirubin Direk 1,01 0,00- 0,20
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 2-4% Bilirubin 5,30 0,00-1,00
Batang 0 3-5% indirek
Segmen 83 50-70%
Limfosit 12 25-40%
Monosit 5 2-8%
Hematokrit 29.3 40-52%
Trombosit 145 150-440 ribu/mm3
MCV 80,7 80-100
MCH 27.3 26-34
MCHC 33.8 32–36
Urine Analisys Nilai Normal Mikroskopis Nilai
Urine Normal
Warna kuning Kuning
Lekosit -12 0 – 5/LPB
Kejernihan Keruh Jernih
Eritrosit 1-3 0 – 3/LPB
pH 6.0 4.5-8.0
Berat jenis 1.025 1.004-1.025
Silinder 0

Protein Negatif Negatif Epitel 2-3 0-15/LPK


Reduksi Negatif Negatif Bakteri Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif Kristal Amorf(+) Negatif
Uroblinogen 0.2 <0.2 Jamur Negatif Negatif
Keton Trace Negatif
Trichomonas Negatif Negatif
Blood Negatif Negatif
Lekosit Moderate Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Perawatan hari ke-3

Tanggal : 16/09/18
Perawatan Hari ke-3 (16/10/18)
S/ Pasien mengatakan sudah tidak lemas sedikit nyeri pada pinggul. Mual (+) muntah (-) BAB dan BAK dalam
batas normal.
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 76x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 18x/m S : 36,4C

Mata : Ca +/+ Si +/+


Thorax : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-, Rhales -/-
Abdomen :
Inspeksi : Dinding abdomen tampak datar, sikatriks (-), pelebaran pembuluh darah (-)
Auskultasi : BU (+), 6x/menit
Palpasi : supel, NT (-); Hepar tidak teraba membesar; Limfa tidak teraba membesar
Perkusi : timpani, NK (-)
Ekstremitas :
Edema -/-, CRT 2”, sianosis -/-, akral hangat +/+
Balans cairan

• Input
– Minum : 1500cc
– Infus : 1188cc
• Output
– Urin : 1700cc
– IWL : 500cc
• Balans : (+)488cc
Diagnosis 16/10/18

1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan Hari ke-3 (16/10/18)
A/
1. Diet
2. IVFD : RL I + ketese / 8 jam
P/
Th/
1. Ondensentron 1x4 mg (inj)
2. Methylprednisolon 2x10 mg (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lensopra ZNE 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 tab (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)
HASIL LABORATORIUM
(POST TRANSFUSI)
15/10/2018
Hb 9.9 11.7 - 15.7 g/dL
Eritrosit 3.63 3.8 – 5.2 juta/uL
Leukosit 7.28 3.800-11.000/mm3
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 2-4%
Batang 0 3-5%
Segmen 83 50-70%
Limfosit 12 25-40%
Monosit 5 2-8%
Hematokrit 29.3 40-52%
Trombosit 191 150-440 ribu/mm3
MCV 80.7 80-100
MCH 27.3 26-34
MCHC 33.8 32–36
Tinjauan Pustaka

Anemia Hemolitik Autoimun (AIHA)


Definisi

• Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh


proses hemolisis. Hemolisis adalah pemecahan eritrosit di
dalam pembuluh darah sebelum waktunya (sebelum
masa hidup rata-rata eritrosit yaitu 120 hari).
Epidemiologi

• 1/100.00 populasi.
• usia >60 tahun, 10/100.000 kasus.
• anak-anak, remaja 0.2-1/1.000.000 kasus.
• 87% AIHA tipe hangat, 13% AIHA tipe dingin.
• Anemia Hemolitik Autoimun adalah suatu anemia
hemolitik yang timbul karena terbentuknya antibody
terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi
(hemolisis) eritrosit.

• Anemia hemolitik imun merupakan satu kelainan di mana


terdapat antibody terhadap sel-sel eritrosit sehingga
eritrosit mudah lisis dan umur eritrosit pendek.
Klasifikasi

• AHA dibagi 2 golongan, yaitu :


1. AHA Tipe Panas (warm AIHA) : reaksi antigen-antibody
terjadi maksimal pada suhu tubuh (4 derajat calcius)
2. AHA Tipe Dingin (Cold autoantibody type) reaksi antigen
antibody terjadi maksimal pada suhu rendah (4 derajat
calcius)
Mekanisme AIHA
Gangguan regulasi imun

Autoantibodi (antibodi thd eritrosit)

Eritrosit yg diselimuti Ab (sering disertai komplemen, trutama C3b)

Difagositir di Lien & Hepar o/ adanya reseptor Fc pada permukaan


Makrofag yg kontak dg porsi Fc dari Ab

Hemolisis ekstravaskuler  anemia

Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta:EGC


AHA Tipe Panas (Warm AIHA)

• Etiologi
1. Idiopatik: merupakan 50% kasus AHA
2. Sekunder terdiri atas.
1. Akibat gangguan reaktivitas imun : SLE, limfoma maligna, CLL
2. Meiloma multiple, karsinoma dan colitis ulserativa
3. Setelah penggunaan obat methildopa
Etiologi
• Perubahan respon imun, yang menghasilkan produksi antibodi
yang melawan eritrosit tubuh sendiri.
Eritrosit dilapisi IgG / komplemen saja

Eritrosit yang diselimuti IgG atau komplomen difagosit


oleh mafrofag dlm lien dan hati

Di ambil oleh makrofag yang mempunyai reseptor


untuk menghancurkan IgG

Hemolisis ekstravaskuler yang menimbulkan


anemia dan icterus karena bilirubinemia indirek
AHA Tipe Dingin (Cold AIHA)

a. Idiopatik
b. Sekunder; (infeksi Mycoplasmapneumonia; limfoma maligna)
c. Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH)  pd sifilis std.III,
pasca infeksi virus (self limited)
Cold Type AIHA
Autoantibodi (baik monoklonal atau poliklonal) melekat pada eritrosit
(sirkulasi perifer)

IgM mengikat Ag membran eritrosit utamanya


“I antigen” & membawa komplemen
Bagian dingin (4oC)
Kompleks penyerangan membran ( membrane Membran
attacking complex)  kompleks komplen yg eritrosit rusak
tdri atas C5678 9.

Hemolisis intravaskuler
Terjadi fagositosis o/
makrofag dalam RES
terjadi hemolisis
ekstravaskuler

Bakta, I Made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta:E


Gejala Klinik
Terjadi pada semua umur lebih sering paa wanita usia muda

Lemas, mudah capek,

Sesak nafas

Konjuntiva pucat

Skelera berwarna kekuningan

Urin berwarna merah gelap

Anemia

Demam

Ikterus dan splenomegali


Gejala Klinis
Kelainan Laboratorik

1. Darah tepi :
2. Bilirubin serum meningkat 2-4 mg/dL, dengan bilirubin
indirek lebih tinggi dari bilirubin direk
1. Anemia terdapat mikrosferosit, polikromasia dan sering ada
normoblast dalam darah tepi. Morfologi anemia pada
umumnya ialah normokromik normositer
2. Retikulosit sangat meningkat
3. Tes Coomb direk (DAT) positif
Gambar Sediaan Darah Tepi
Cold Type AIHA

Aglutinasi eritrosit yang jelas terdapat pada


sediaan apus darah yang dibuat pada suhu kamar
Gambaran sediaan darah tepi Warm Type AIHA

Terdapat banyak mikrosferosit


Dan sel polikromatik
Yang lebih besar
(retikulosit)
Diagnosis

Diagnosis AHA tipe panas dapat ditegakan jika dijumpai:


1. Tanda anemia hemolotik didapat (gejala klinik, anemia
normokrom normositer, hemolisis ekstravaskuler,
kopensasi sum-sum tulang-lihat pada topic pemeriksan
laboratorium)
2. Tes antiglobulin direk (Coombs) positif.
Diagnosis Anamnesis

• Identitas; Keluhan utama.


• RPS ; Faktor yg memperberat? demam? Pucat, sakit
kepala, N,V? BAK/BAB?
• RPD ; infeksi, trauma? Obat-obatan?
Pemeriksaan Fisik

• KU, kesadaran, TTV.


• Inspeksi ; Konjuktiva anemis, sklera ikterik.
• Palpasi ; nyeri tekan, massa.
• Perkusi ; pekak Splenomegali.
Pemeriksaan Penunjang

• SADT ; Sferosit, anemia makrositik atau normositik.


• Pemeriksaan hematologi ; Reticulosit, Ht, Hb, MCV, MCH,
MCHC, Haptoglobin.
• Pemeriksaan kimia darah; bilirubin indirek, LDH.
Pemeriksaan
Uji Coombs (Direct Antiglobulin Test (DAT))
Tujuan: untuk mendeteksi imunoglobulin dan/atau
komplemen yang melapisi sel darah merah.
Prinsip:
Immunoglobulin dan atau kompelen dicampur
dengan eritrosit yang sudah dicuci, jika sel ini memiliki
komponen serum yg cocok yg beriktan dg
permukaannya maka antiserum asing bereaksi dg
molekul molekul pd sel yg beredekatan, cenderung
mengikat sel tersebut dan menyebabkan gumpalan
(reaksi +)
Uji Coombs
Eritrosit yang telah dicuci mempunyai Ig/
komplemen.
antibodi heterogen
terhadap Ig /komplemen
(serum coombs)

bila terdapat penggumpalan eritrosit /


aglutinasi (uji coombs +)
Hasil Positif Uji Coombs

(+) terjadi aglutinasi


Pemeriksaan Penunjang

Parameter Nilai normal Pasien / skenario

Hemoglobin Tabel 9.5 g/dl


Reticulosit 0.5- 1.5 % 6%

Hematokrit L; 40-48 % 30%


P; 37-43 %
MCV 82-92 fl 82 fl
MCH 27-31 pg 30 pg
MCHC 32-37 % 34 %
Haptoglobin 0.3-1.8 g/l -
Bilirubin Indirek 0.2-0.8 % -
LDH 100-190 IU/L -
Penatalaksaan

• Prednison diberikan secara oral dosis 60-100 mg/hari


• Sikloffosfamid pulse dose 1000 mg (IV) 1-3 kali
pemberian
• Mycophenolate mofetil (Cellcept) dikombinasi dengan
obat steroid
• Transfusi dipakai washed red cell
• Hyperimmune globulin (high dose immunoglobuline)
• Asam folat
Penatalaksanaan

Tipe Dingin ;
 Hindari temperatur yang rendah.
 Rituximab 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu.
 Kombinasi antara fludarabin dengan rituximab.
 Plasma Exchange.
Prognosis
• Anemia hemolitik autoimun yang tipe hangat, survival selama 10
tahun berkisar 70%.
• Anemia hemolitik autoimun tipe dingin, memiliki survival yang
cukup baik serta stabil.
Working Diagnosis
Anemia Hemolitik Autoimun

AIHA Tipe Hangat AIHA tipe Dingin

Diperantarai IgG Di perantarai IgM

Suhu optimal 37°C Suhu optimal 0-4°C

Hemolisis Ekstravaskular Hemolisis Intravaskular

87% dari total AIHA 13% dari total AIHA


Differential diagnosis
Anemia Def. G6PD

• Lebih banyak pada laki-laki.


• Gambaran klinis; hemolisis intravaskular, ikterus,
hemoglobinuria, hematokrit ↓ serta ↓ haptoglobin.
• Adanya Heinz body yang tampak pada pewarnaan
supravital dengan violet kristal.
• Pencetus; Infeksi, ingesti kacang fava, obat
(antimalaria, analgetik, sulfonamid).
Anemia Sickle cel

• Kelainan genetik.
• Gambaran klinis; anemia hemolitik berat, ↓ retikulosit
dan kadar hemoglobin.
• Komplikasi; vaso-oklusif, krisis visceral, Acut sickle chest
syndrome, krisis hemolitik, osteomielitis, batu empedu.
• SADT; sel sabit dan sel target.
• Th/ Vaksinansi, penisilin oral,Hidroksiurea 15-20 mg/kg.
Anemia Sferositosis Herediter
• Gejala klinis; anemia, splenomegali, dan ikterus.
• Pemeriksaan mikroskopik; eritrosit kecil berbentuk bulat dengan bagian
sentral yang pucat.
• MCV N/↓. MCHC 350-400 g/dl. Fragilitas osmotik ↑.
Penatalaksanaan

Tipe Hangat ;
 Prednison 1 mg/kg/hari dengan dosis 60-100 mg/hari selama 1-3
minggu, metilprednisolon 100-200 mg/hari IV selama 10-14 hari.
 Splenektomi;
 Rituximab 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu.
 Rituximab 100 mg/minggu selama 4 minggu dengan prednison 1
mg/kg selama 30 hari.
Kesimpulan
• Anemia hemolitik dapat dicurigai pada pasien yang memiliki kadar
hemoglobin yang rendah bisa sampai 4 g/dl, adanya desktruksi eritrosit yang
masif yang akan menyebabkan ikterus serta adanya pembesaran limpa.

You might also like