Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing
dr. Mulyani Gultom Sp.PD
Preti Roseli
1361050129
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam
RS TEBET
Identitas Pasien
Tanggal 14 Oktober 2018 pasien datang ke IGD RS Tebet, dan disarankan untuk rawat Inap.
Time Line
(-) Stomatitis
Anamnesis Sistem
Dada: Jantung/Paru
Saluran kemih
(-) Nyeri dada (-) Ortopnoe
(-) Disuria (-) Penyakit prostat
(-) Berdebar-debar (-) Sesak napas
(-) Stranguri (-) Kolik
(-) Serangan asma (-) Batuk darah
(-) Poliuria (-) Oliguria
(-) Batuk
(-) Polakisuria (-) Anuria
(+) Nyeri pada daerah puting susu kanan
(-) Hematuria (-) Retensi urine
Abdomen: Lambung/Usus
(-) Kencing batu (-) Kencing menetes
(-) Rasa kembung (-) Perut membesar
(-) Ngompol (tidak disadari)
(-) Mual (-) Wasir
(-) Kencing Nanah
(-) Muntah (-) Mencret
(-) Muntah darah
Haid
(-) Sukar menelan
(+) Haid terakhir12/10/18 (+) Jumlah biasa dan lama
(-) Nyeri Perut 4-5 hari
(-) Tinja darah (hitam) (-) Tidak Teratur (-) Nyeri
(-) Tinja berwarna dempul (-) Gangguan Haid (-) Pasca Menopause
(-) Tinja berwarna ter (-) Gejala Klimakterium (+) Menarche, usia 13 th
(-) Benjolan
Anamnesis Sistem
Saraf dan otot Ekstremitas
(-) Anestesi (-) Bengkak
(-) Ataksia (-) Nyeri Sendi
(-) Otot lemah (-) Deformitas
(-) Tidak sadar (-) Sianosis
(-) Kejang
(-) Afasia
(-) Amnesia
(-) Sukar mengingat
(-) Hipo/Hiper-Ethesi
(-) Pingsan
(-) Kedutan (tick)
(-) Pusing (vertigo)
(-) Gangguan bicara (Disatri)
Berat Bedan rata-rata (kg) : 55 kg
Berat Tertinggi kapan (kg) : 55 kg
Berat Badan
Tetap (Kg) : 50 kg
Turun (Kg) : 56 kg
Naik (Kg) : 60 kg
Berat Badan Sekarang : 56 kg
Thorax (belakang)
Inspeksi Tidak ada perubahan warna kulit. Pergerakan dinding thorax belakang simetris kanan dan kiri.
Gerakan paru simetris kanan dan kiri
Palpasi Pergerakan dinding thorax belakang teraba simetris. Vokal fremitus suara simetris kanan dan
kiri.
Perkusi Batas bawah paru kanan di Thorakal 10; Pada paru kanan di thorakal 11.
Auskultasi BND vesikuler pada paru kanan dan kiri. Wheeezing -/-, rales -/-, ronkhi -/-
Jantung Pembuluh Darah
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis tidak teraba Arteri Temporalis : Teraba berdenyut (Normal)
Perkusi Batas jantung kiri di ICS 5 midclavicula Arteri Karotis : Teraba berdenyut (Normal)
sinistra; Batas jantung kanan di ICS 5 parasternalis Arteri Brakialis : Teraba berdenyut (Normal)
dextra Arteri Radialis : Teraba berdenyut (Normal)
Auskultasi Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), Arteri Femoralis, Arteri Poplitea : Teraba
gallop (-); P2>P1 ; A2>A1 ; M1>M2 ; T1>T2 berdenyut (Normal)
Arteri Tibialis Posterior: Teraba berdenyut
Abdomen (Normal)
Inspeksi Perut datar, pusar tidak menonjol, pelebaran Arteri Dorsalis Pedis : Teraba berdenyut (Normal)
pembuluh darah (-), sikatriks (-)
Auskultasi Bising usus 4x/menit
Perkusi Timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan (+) regio epigastrik dan
hipocondrika sinistra . Nyeri tekan Mc.Burney (-)
• Hepar tidak teraba membesar
1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Pengobatan (14 /10/18)
• Diet
• IVFD : RL I + 1 Amp Ketese/ 8 jam
Th/
1. Inj ondensentron 1x4 mg IV
2. Metilprednisolon 16 mg 2x1 tab PO
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab PO
4. Cavit D3 1x1 tab PO
5. Lansoprazole 30 mg 1x1 tab PO
6. Profenid sup k/p nyeri
7. Lovofloxacin 500mg/tab 1x1 tab P (PO)
Perawatan hari ke-1
Tanggal : 14/10/18
Perawatan Hari ke-1 (14/09/18)
S/ Pasien lemas dan mengeluh kuning di seluruh badan, mual (-), muntah(-)
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 88x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20x/m S : 36,5C
Th/
1. Ondensentron 1x4 mg (IV)
2. Methylprednisolon 10 mg 2x1 tab (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lanzoprazole 30 mg 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)
Monosit 7 2-8%
Hematokrit 19.31 40-52%
Trombosit 138 150-440 ribu/mm3
MCV 77,0 80-100
MCH 26,2 26-34
MCHC 34,0 32–36
Urine Analisys Nilai Normal Mikroskopis Nilai
Urine Normal
Warna kuning Kuning
Lekosit -12 0 – 5/LPB
Kejernihan Keruh Jernih
Eritrosit 1-3 0 – 3/LPB
pH 6.0 4.5-8.0
Berat jenis 1.025 1.004-1.025
Silinder 0
1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan hari ke-2
Tanggal : 15/10/18
Perawatan Hari ke-2 (15/09/18)
S/ paseing mengatakan keluhan lemas dirasakan berkurang sakit kepala(-), mual(+), Muntah (-) dan keluhan mata
kuning berkurang
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 88x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20x/m S : 36,5C
1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan Hari ke-2 (15/10/18)
A/
1. Diet
2. IVFD : RL I + ketese / 8 jam
P/
Th/
1. Ondensentron 40 mg 1x1 (IV)
2. Methylprednisolon 10 mg 2x1 (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lensopra ZNE 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)
Funsi Hati 15/10/15 Nilai normal
Tanggal : 16/09/18
Perawatan Hari ke-3 (16/10/18)
S/ Pasien mengatakan sudah tidak lemas sedikit nyeri pada pinggul. Mual (+) muntah (-) BAB dan BAK dalam
batas normal.
O/ Kesadaran : Komposmentis KU : TSS
TD : 110/70 mmHg N : 76x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 18x/m S : 36,4C
• Input
– Minum : 1500cc
– Infus : 1188cc
• Output
– Urin : 1700cc
– IWL : 500cc
• Balans : (+)488cc
Diagnosis 16/10/18
1. CKR
2. Jaundice ec Anemia Hemolitik (AIHA Warm Type)
3. ISK
Perawatan Hari ke-3 (16/10/18)
A/
1. Diet
2. IVFD : RL I + ketese / 8 jam
P/
Th/
1. Ondensentron 1x4 mg (inj)
2. Methylprednisolon 2x10 mg (PO)
3. Sandimer 50 mg 1x3 tab (PO)
4. Cavit D3 1xI tab (PO)
5. Lensopra ZNE 1x1 tab (PO)
6. Profenid Supp K/P nyeri
7. Hibone 1x1 tab (PO)
8. Oscal 0,5 mg 1x1 caps (PO)
HASIL LABORATORIUM
(POST TRANSFUSI)
15/10/2018
Hb 9.9 11.7 - 15.7 g/dL
Eritrosit 3.63 3.8 – 5.2 juta/uL
Leukosit 7.28 3.800-11.000/mm3
Basofil 0 0-1%
Eosinofil 0 2-4%
Batang 0 3-5%
Segmen 83 50-70%
Limfosit 12 25-40%
Monosit 5 2-8%
Hematokrit 29.3 40-52%
Trombosit 191 150-440 ribu/mm3
MCV 80.7 80-100
MCH 27.3 26-34
MCHC 33.8 32–36
Tinjauan Pustaka
• 1/100.00 populasi.
• usia >60 tahun, 10/100.000 kasus.
• anak-anak, remaja 0.2-1/1.000.000 kasus.
• 87% AIHA tipe hangat, 13% AIHA tipe dingin.
• Anemia Hemolitik Autoimun adalah suatu anemia
hemolitik yang timbul karena terbentuknya antibody
terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi
(hemolisis) eritrosit.
• Etiologi
1. Idiopatik: merupakan 50% kasus AHA
2. Sekunder terdiri atas.
1. Akibat gangguan reaktivitas imun : SLE, limfoma maligna, CLL
2. Meiloma multiple, karsinoma dan colitis ulserativa
3. Setelah penggunaan obat methildopa
Etiologi
• Perubahan respon imun, yang menghasilkan produksi antibodi
yang melawan eritrosit tubuh sendiri.
Eritrosit dilapisi IgG / komplemen saja
a. Idiopatik
b. Sekunder; (infeksi Mycoplasmapneumonia; limfoma maligna)
c. Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH) pd sifilis std.III,
pasca infeksi virus (self limited)
Cold Type AIHA
Autoantibodi (baik monoklonal atau poliklonal) melekat pada eritrosit
(sirkulasi perifer)
Hemolisis intravaskuler
Terjadi fagositosis o/
makrofag dalam RES
terjadi hemolisis
ekstravaskuler
Sesak nafas
Konjuntiva pucat
Anemia
Demam
1. Darah tepi :
2. Bilirubin serum meningkat 2-4 mg/dL, dengan bilirubin
indirek lebih tinggi dari bilirubin direk
1. Anemia terdapat mikrosferosit, polikromasia dan sering ada
normoblast dalam darah tepi. Morfologi anemia pada
umumnya ialah normokromik normositer
2. Retikulosit sangat meningkat
3. Tes Coomb direk (DAT) positif
Gambar Sediaan Darah Tepi
Cold Type AIHA
Tipe Dingin ;
Hindari temperatur yang rendah.
Rituximab 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu.
Kombinasi antara fludarabin dengan rituximab.
Plasma Exchange.
Prognosis
• Anemia hemolitik autoimun yang tipe hangat, survival selama 10
tahun berkisar 70%.
• Anemia hemolitik autoimun tipe dingin, memiliki survival yang
cukup baik serta stabil.
Working Diagnosis
Anemia Hemolitik Autoimun
• Kelainan genetik.
• Gambaran klinis; anemia hemolitik berat, ↓ retikulosit
dan kadar hemoglobin.
• Komplikasi; vaso-oklusif, krisis visceral, Acut sickle chest
syndrome, krisis hemolitik, osteomielitis, batu empedu.
• SADT; sel sabit dan sel target.
• Th/ Vaksinansi, penisilin oral,Hidroksiurea 15-20 mg/kg.
Anemia Sferositosis Herediter
• Gejala klinis; anemia, splenomegali, dan ikterus.
• Pemeriksaan mikroskopik; eritrosit kecil berbentuk bulat dengan bagian
sentral yang pucat.
• MCV N/↓. MCHC 350-400 g/dl. Fragilitas osmotik ↑.
Penatalaksanaan
Tipe Hangat ;
Prednison 1 mg/kg/hari dengan dosis 60-100 mg/hari selama 1-3
minggu, metilprednisolon 100-200 mg/hari IV selama 10-14 hari.
Splenektomi;
Rituximab 375 mg/m2/minggu selama 4 minggu.
Rituximab 100 mg/minggu selama 4 minggu dengan prednison 1
mg/kg selama 30 hari.
Kesimpulan
• Anemia hemolitik dapat dicurigai pada pasien yang memiliki kadar
hemoglobin yang rendah bisa sampai 4 g/dl, adanya desktruksi eritrosit yang
masif yang akan menyebabkan ikterus serta adanya pembesaran limpa.