You are on page 1of 143

‫ص ْد ِّري َويَ ِّس ْر‬ َ ‫ب ا ْش َر ْح ِّلي‬ ِّ ‫َر‬

ْ ‫ِّلي أ َ ْم ِّري َو‬


ُ ‫احلُ ْل‬
‫ع ْق َدة ً ِّم ْن‬
‫سا ِّني يَ ْفقَ ُهوا قَ ْو ِّلي‬
َ ‫ِّل‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul
'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan
mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah
kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku”
(QS. Thoha:25-28)
‫ـاو ْر ُز ْقنِّـ ْي ََ ْه ًمـا‬ ْ
َ ً ‫ب ِّز ْد نِّ ْي ِّع‬
‫م‬ ‫ل‬ ِّ ‫ َر‬.
‫س ْهالً َو‬ َ ُ ‫ه‬ َ ‫ت‬ ْ
‫ل‬ ‫س ْه َل ِّإالَّ َما َج َع‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم ال‬
ً‫س ْهال‬َ ‫ت‬َ ْ ‫ئ‬ ‫ش‬ِّ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬
ِّ ‫ن‬
َ ‫ز‬ ْ ‫ح‬
َ ْ
‫ال‬ ُ
‫ل‬ َ ‫ع‬ ‫ج‬
ْ َ ‫ت‬ ‫ت‬َ ْ
‫ن‬ َ ‫أ‬
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu
Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta
Sahlaa
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku pengertian yang baik”. (QS.
Thaha : 114 )
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang
Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau
berkehendak, Engkau akan menjadikan
kesusahan menjadi kemudahan.”
(HR Anas bin Malik ra)
‫اَللَّ ُه َّم ِّإ ِّن ْي أ َ ْسأ َلُ َك ِّع ْل ًما نَا َِّعًا‬
ً‫ع َمالً ُمتَقَبَّال‬ َ ‫ط ِّيبًا َو‬ َ ‫َو ِّر ْزقًا‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa
rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah
kepadaku ilmu yang bermanfaat, rizki yang
baik dan amalan yang diterima di sisi-Mu.
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh
Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no
762)
Pria usia 55 tahun datang ke poliklinik rawat jalan Puskesmas karena
batuk. Btuk sejak 2 bulan yang lalu dan kadang disertai sesak napas. Batuk
memberat sejak 2 minggu yang lalu dan disertai sesak napas terutama saat
beraktifitas. Batuk disertai dahak warna kuning kehijauan dan beberapa kalu
ada bercak darah warna merah segar. Berat badan makin hari makin menurun
dan nafsu makan menurun sekali. Beberapa hari ini penderita mengeluhkan
mual dan muntah. Badan terasa sumer dan berkeringat pada malam hari.
Sebelumnya penderita tidak pernah sakit seperti ini. Penderita sehari hari
bekerja sebagai tukang parkir dan tinggal di daerah bantaran sungai bersama
istri dan kelima anaknya. Kepala puskesmas membahas program TB
puskesmas bersama staff
Pemeriksaan fisik T 120/80 mmHg. Nadi 100x/menit. Respirasu
32x/menit. Suhu 37,9' C. GCS 456. Bentuk dada normal. Perkusi kedua
hemothorax sonor, stemfremitus kedua hemithorax normal, suara napas
vesikuler di perifer dan ronchi di apex paru kanan. Jantung-ictus cordis tidak
tampak, perkusi batas kanan jantung pada sternal line dextra dan batas kiri
jantung pada MCL sinistra ICS V. Suara jantung I dan II normal, tidak ada
splitting dan tidak ada murmur. Abdomen: hepar, lien tidak teraba. Shifting
dulness dan undulasi negatif. Bising usus normal. Ekstremitas superior dan
inferior dalam batas normal.
 Undulasi: suatu tes yang dapatmenilai hantaran
gelombang cairan di dalm perut(hagen, 2006)
 shiftingdullnes.: bagian di abdomen yang
mengalami penurunan resonansi, didapatkan
ketika perkusi abdomen saat tubuh berganti
posisi/miring. Hal ini menunjukkan terdapat
cairan yang terkandung dalam rongga tubuh
yang bergerak searah grafitasi.(farlex,2012)
 Stemfremitus: getaran pada dinding dada saat
berbicara dan dapat dirasakan ketika
palpasi(elsevier,2009).
 MCL(mid clavicular line): garis imaginer yg
membentang kebawah dari titik tengah
clavicula, membagi setiap sisi dada anterior
menjadi 2 bagian(farlex,2012)
 Vesikuler: suara paru norma, inspirium >
ekspirium. Serta lebih jelas(fk unsoed,2014).
 Ictus cordis: area dindingdada anterior
dimana terlihat atau teraba impuls jantung
yang paling jelas (fk uns, 2016).
1. Mengapa batuk pria tersebut disertai sesak
napas saatberaktifitas?
2. Mengapa dahak pria tersebut berwarna kuning
kehijauan dan disertai bercak darah segar?
3. Mengapa pasien mengalami penurunan berat
badan dan berkeringat bila malam hari?
4. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan pada
kasus tersebut?
5. Apa diagnosis sementara dan DD dari kasus
tersebut?
 Sesak nafas. Penyebab nya bermacam
macam.Terganggunya di sistem respirasi.(jalan
napas, otot pernafasan, diafragma, epitel
alveolus,dan kontrol ssp) sesaknapas
 Batuk berdahakmasuk ke bronkusmenyumbat
jalan nafas fungsi epitel alveolus berkurang

 Jika kemampuan pertukaran o2 dan co2


menuruntubuh kompensasi lebih kerasparu
bekerja lebih keras sesak napas
 Ada suatu infiltrat sesak jika sudah menginfeksi
>1/2 baru timbul gejala sesak nafas.
 Ada bakteri masukmediator inflamasi dikeluarkan->berperang
menghancurkan bakteri. Sisanya nnti akan dikeluarkan menjadi dahak
berwarn kuning lewat batuk
 Hijau. Karena neutrofil nempel dg enzim verdoperokside
 Neutrofil terpisah dg enzimenzim membuat daha menjadi berwarna
hijau.
 Batuk terus menerus pembuluh darah yg kecil kecil jadi pecah.

 Gangguan di paruinfeksi p.d vasodilatasi local


hiperemiberanastomosiserosi dan ruptur mengiritasi saraf
sensorik yang dipersarafi afferen limbdibawa efferen limbbatuk
darah
 Paru pemb.darah pulmoner dan bronkiolus

 Warna dahak kuning dan hijaured hepatization bercampur dengan


fibrin dan neutrofil.

 Sumber perdarahan: parenkim paru, dan trakheobronchial.


 Penurunan BB
 Pasien batuk ada infeksi
 Leptin(produk dari suatu gen). Mempengaruhi nafsu makan
 Leptin dikeluarkan pd masa lemak tinggi. Untuk menurunkan
nafsu makan. Bisa ditingkatkan pada saat ada proses inflamasi.
 Pasien tb bb turun keadaan makin buruk.

 Infeksiaktifasi makrofag oleh IFN gammaproduksi tirogen


endogen IL 1,IL4,IL6 dan TNF alfa. bersikulasi sistemik
menembus hematoenchefalik barier reaksi thd hipotalamus
efek sitokin menyebabkan produksi prostaglandi merangsang
cerebral corteks nafsu makan menurunleptin
meningkatstimulasi hipotalamus nafsu mmakan di supresi.
Terjadi juga peningkatan metabolisme tubuh karena peningkatan
penggunaan energi metabolik penurunan nafsu makan
meningkatnya met. Tubuhpenurunan BB
 Hubungan diperankan oleh TNF alfa dan IL6
 Pasien ada demam dan inflamasi. Ada gejala klinis malaise
mempengaruhi nafsu makan bb turun

 Berkeringat pada mlm hari dipengaruhi oleh TNF


 Sebagai pirogen endgen mempengaruhi pusat suhu tubuh.
 Demam menurun dan meninggi fluktuatifproduksi keringat.
 Berkeringar- termoregulatory dan non
 Keringat dikeluakan jika suhu tubuh terlalu tinggi.
 Infeksi  mengeluarkan enzimsitokin->inflamasi suhu
meningkatTNZ teraktifasi merangsang hipotalamus
 Malam haridipengaruhi oleh ol.sirkardian
 Dipengaruhi oleh hormon kortisol. Tnf alfa dan sitokin lain
menaikkan suhu tubuh. Semakin malam suhu akan semakin
meningkat.
 Fase demam. 1. fase inisiasi--> vasokontriksi kutaneus akan
menyebabkan retensi  badan menggigil menghasilkan panas
tambahan-->. Ktika set poin tercapai maka akan berhenti
menggigil suhu tubuh menurun berkeringat. Suhu tubuh
menurun(berkeringat dingin)
 Tek. Darah normal
 Nadi normal
 RR sedikit meningkat. Normal 15-30x/ mnt
 Suhu febris. N:36-37’ CGCS 456  membuka mata spontan, orientasi baik,
 Bentuk dada normal
 Thorax sonor normal
 Pada emfiema dan pneumothorax hipersonor/tympani
 Redup-> konsolidasi paru (pda pneumonia)
 Stemfremitu normal. Meninggi bila ada konsolidai paru menurun bila efusi pleura,
ppok,dll
 Suara nafas vesikuler normal
 Di apex ada ronchy: tidak normal. Terdengar selama ekspirasi dg nada rendah.
 Dahak masuk sumbatan ronchy
 Tb suka yg banyak oksigen. Apex paling banyak o2.
 Perkusi batas kanan kiri normal.
 Ictus cordis tidak tampak normal. Jk diraba harus nya teraba pada ics 5 kiri, 2
cm dari linea midclav
 Jika kuat angkat pada insufisiensi aorta dn mitral
 Bunyi jantung 1 2 normal, tidak ada murmur dan splittng.
 Shifting dullness dan undulasi (-) tidak adacairan pd rongga abdomen
 Tb paru
 Pneumonia
 COPD
 Lung abses
 bronchiectasis
 Melakukan pmx sputum untuk menilai ada BTA
+/-
 Sputum sewaktu(pasien datang pertama),pagi,
saat datang selanjutnya
 Bta+ oat. Uji kepekaan terlebih dahulu. Untuk
cek apa ada resitensi obat atau tidak.
 Bta-antibiotik non oat. Dilakukan pmx
radiologi,tes biakan. Jika + di dx TB.
 Jika diberi antibiotik non oat tdk ada perbaikan.
Maka lakukan pemeriksaan klinis ulang. Jika +
bisa di dx TB. Jika - diobervasi.
 Sangat beresiko
 Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa
kuman suka berkumpul disitu penyebaran
cepat.
 Kuman terkena panas mati dlm bbrp menit

 Yg mempengaruhi
jenis kelamin(laki2>pr)
Pekerjaan (sosial ekonomi rendah)
Lingkungan tidak baikimun menurun mudah
infeksi
Lingkungan (kepadatanpenduduk, ventilasi dan
sirkulasi udara).
6. bagaimana tatalaksana awal apabila kita
menemukan kasus seperti skenario?
7. Apakah kondisi tempat tinggal dan
pekerjaan pasien mempengaruhi keluhan
pasien?
1. Menjelaskan tentang TB,PPOK,tumor paru
(definisi-prognosis)
2. Program TB puskesmas
Definisi
•Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

Epidemologi
•Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi
di dunia setelah China dan India.
•Pada survei kesehatan nasional tahun 2016 CDR TB 60,59%
 Kuman bentuk batang
 Ukuran 1-4 um dan tebal 0,3-0,6 um
 Dinding terdiri atas asam lemak
(lipid), peptidoglikan, dan
arabinomannan  BTA
 Tahan terhadapa gangguan fisik dan
kimia  dormant
 Di dalam jaringan  parasit
intraselular (sitoplasma makrofag)
 Bakteri aerob  predileksi apeks paru
 Patologis  TB Primer (childhood tberculosis
) & TB post-primer (adult tuberculosis)
 Radiologis  luas lesi
 Indonesia  klinis, radiologis, mikrobiologi
 WHO  terapi
PERSON to PERSON

- Pencahayaan (sinar
matahari/ uv/gelap)
- Kelembapan
TB Paru, batuk - Ventilasi Orang sehat
berdahak, BTA (+)

Kuman
Ukuran
menempel
kuman
paru atau Neutrofil Makrofag
<5mm 
saluran
alveolus
napas

MTB Paru  fokus


Organ tubuh
sitoplasma primer /
yg lain
makrofag Ghon
Limfangitis lokal & Kompleks primer /
limfadenitis regional ranke (3-8 minggu)

Sembuh, Sembuh, garis Berkomplikasi


cacat (-) fibrotik dan Menyebar

PENYEBARAN
Per-kontinuitatum
Bronkogen  paru , GIT
Limfogen
Hematogen
 TB primer dormat bertahun-tahun
 Resiko re-infeksi 90%
 Pencetus  malnutrisi, alkoholism, DM, AIDS
 Invasi  parenkim paru
 Demam
Menyerupai demam infulenza, demam hilang timbul. Bisa
mencapai suhu 40-41
 Batuk
Terjadi karena iritasi bronkus. Batuk kering  batuk
produkstif  batuk berdarah
 Sesak napas
Infiltrasi sudah mencapai ½ bagian paru
 Nyeri dada
Jarang ditemukan. Terjadi karena pleuritis
 Malaise
Anoreksia, nyeri otot, dll
Anamnesis
•Gelaja lokal  batuk >2 minggu
•Gejala sistemik  demam, malaise, keringat malam, anoreksia, BB turun

Pemeriksaan fisik
•Suara napas bronkial/ ronki basah
•Pembesaran KGB disekitar leher dan ketiak ?
•Perkusi paru  pekak
•Auskultasi  melemah

Pemeriksaan Bakteriologi
•Mikroskopis langsung
•Biakan
•Tes kepekaan obat
 OAT lini pertama
 OAT lini pertama, dosis untuk pasien dewasa
based on Textbook
Erindah Puspowati
Description
• Characterized by presence of airflow obstruction
• Caused by emphysema or chronic bronchitis
• Generally progressive
• May be accompanied by airway hyperreactivity
• May be partially reversible
Risk factor
• Cigarette smoking
• Secondhand smoke exposure
• Infection
• Major contributing factor to the aggravation and progression of COPD
• Heredity
• -Antitrypsin (AAT) deficiency (produced by liver and found in lungs); accounts for < 1% of
COPD cases
• Emphysema results from lysis of lung tissues by proteolytic enzymes from neutrophils and
macrophages

Pathophysiology
• Hiperinflasi dinamik
• Disfungsi otot pernafasan
• Pertukaran gas yang tidak efisien
• Gangguan kardiovaskular
Two types :
 Centrilobular (central part of lobule)
 Most common
 Panlobular (destruction of whole lobule)
 Usually associated with AAT deficiency
Destruction of
Destruction of
Hyperinflation of alveolar capillary
alveolar walls
alveoli walls

Loss of lung
Narrowed airways
elasticity
 Small bronchioles become obstructed as a result of
 Mucus
 Smooth muscle spasm
 Inflammatory process
 Collapse of bronchiolar walls
 Recurrent infections production/stimulation of neutrophils
and macrophages release proteolytic enzymes  alveolar
destruction  inflammation, exudate, and edema
 Elastin and collagen are destroyed
 Air goes into the lungs but is unable to come out on its own
and remains in the lung  Causes bronchioles to collapse
 Trapped air  hyperinflation and overdistention
 As more alveoli coalesce, blebs and bullae may develop
 Destruction of alveolar walls and capillaries  reduced
surface area for O2 diffusion
 Compensation is done by increasing respiratory rate to
increase alveolar ventilation
 Hypoxemia usually develops late in disease
 Dyspnea
 Progresses in severity
 Patient will first complain of dyspnea on exertion and progress to
interfering with ADLs and rest
 Minimal coughing with no to small amounts of sputum
 Overdistention of alveoli causes diaphragm to flatten and AP diameter to
increase
 Patient is underweight (despite adequate calorie intake)
 Patient becomes chest breather, relying on accessory muscles
 Ribs become fixed in inspiratory position
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan penunjang
• Riwayat merokok atau bekas • Pursed - lips breathing (mulut • Faal paru dengan
perokok dengan atau tanpa gejala setengah terkatup mencucu)
pernapasan • Barrel chest (diameter antero - • Spirometer
• Riwayat terpajan zat iritan yang posterior dan transversal sebanding) • Uji bronkodilator
bermakna di tempat kerja • Penggunaan otot bantu napas • Darah rutin ; hb, ht, leukosit
• Riwayat penyakit emfisema pada • Hipertropi otot bantu napas
• Radiologi ; foto toraks PA
keluarga • Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan
dan lateral berguna untuk
• Terdapat faktor predisposisi pada menyingkirkan penyakit paru
masa bayi/anak, mis berat badan terlihat denyut vena jugularis di leher
dan edema tungkai lain
lahir rendah (BBLR), infeksi
saluran napas berulang, • Pada emfisema fremitus melemah, pada emfisema terlihat
lingkungan asap rokok dan polusi sela iga melebar gambaran :
udara • Pada emfisema hipersonor dan batas - hiperinflasi
jantung mengecil, letak diafragma - hiperlusen
• Batuk berulang dengan atau tanpa rendah, hepar terdorong
dahak ke bawah - ruang retrosternal melebar
• Sesak dengan atau tanpa bunyi • suara napas vesikuler normal, atau - diafragma mendatar
mengi melemah, terdapat ronki dan atau • Jantung menggantung
mengi pada waktu bernapas biasa (jantung pendulum / tear
atau pada ekspirasi paksa, ekspirasi
memanjang, bunyi jantung terdengar drop / eye drop appearance)
jauh
• Pink puffer  Gambaran yang khas
pada emfisema, penderita kurus, kulit
kemerahan dan pernapasan pursed –
lips breathing
Daftar Pustaka

Hogg JC, Senior RM. Chronic obstructive pulmonary disease – part 2:


pathology and biochemistry of emphysema. Thorax. 2002;57(9):830-4.
Stein, Jay H. 1998. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Ed.3. Jakarta. EGC
Tuder RM, McGrath S, Neptune E. The pathobiological mechanisms of
emphysema models: what do they have in common? Pulm Pharmacol Ther
2003;16:67–78
 Produksi dahak dan batuk yang berlebihan
hampir tiap hari selama sekurang-kurangnya
3 bulan dalam 2 tahun yang berurutan.
 Biasanya terjadi bersamaan dengan emfisema
 Disertai :
◦ Radang
◦ Hiperplasia
◦ Kalenjar lendir
◦ Metaplasia epitel
 Hiperplasia kalenjar lendir dan radang
peribronkial  kelebihan mukus , edeme
mukosa  penyempitan sal.nafas 
menaikkan resistensi sal. Nafas
 Perub.patologik tidak seragam pada seluruh
sal.nafas  ketidaksesuaian ventilasi /
perfusi  hipoksemia
 Obstruksi  terperangkapnya udara 
hiperinflasi
 Merokok
 Polusi udara
 Pekerjaan (pajanan debu, gas beracun)
 Infeksi ( Rhinovirus sering menyebabkan
eksaserbasi)
 Faktor familial dan genetik
 Riwayat merokok atau bekas perokok dengan
atau tanpa gejala pernapasan
 - Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di
tempat kerja
 - Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
 -
 Terdapat faktor predisposisi pada masa
bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR),
infeksi
 saluran napas berulang, lingkungan asap rokok
dan polusi udara
 - Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
 - Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
• Inspeksi
 - Pursed - lips breathing (mulut setengah
terkatup mencucu)
 - Barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding)
 - Penggunaan otot bantu napas
 - Hipertropi otot bantu napas
 - Pelebaran sela iga
 - Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai
 - Penampilan pink puffer atau blue bloater
 Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
 Perkusi

 Pada emfisema hipersonor dan batas jantung


mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong
 ke bawah
 Auskultasi
 - suara napas vesikuler normal, atau melemah
 - terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
 - ekspirasi memanjang
 - bunyi jantung terdengar jauh

1. Faal Paru
1. Spirometri
2. Uji Bronkodilator
2. Darah rutin
3. Radiologi
◦ Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
◦ Hiperinflasi

◦ Hiperlusen

◦ Ruang retrosternal melebar

◦ Diafragma mendatar
◦ Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop
appearance)

Pada bronkitis kronik :


◦ Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
 Asma
 SOPT (Sindroma Obstruksi
Pascatuberculososis)
 Pneumotoraks
 Gagal jantung kronik
 Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas
lain misal : bronkiektasis, destroyed lung.
 Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi
:

 1. Edukasi
 2. Obat - obatan
 3. Terapi oksigen
 4. Ventilasi mekanik
 5. Nutrisi
 6. Rehabilitasi

Textbook : PAPDI 2014
 Perokok (aktif maupun pasif)
 Paparan / inhalasi zat karsinogenik yang
berkepanjangan
 Polusi udara
 Genetik
 Teori onkogenik
 diet
 Anamnesis  usia, kebiasaan merokok, riwayat
kanker keluarga, paparan zat karsinogen, infeksi
 Pemeriksaan fisik  gejala klinis
 Pemeriksaan tambahan 
Foto rongent dada
CT Scan
Bone scanning
Pemeriksaan sitology  sputum (tidak selalu +)
Histo PA
Pemeriksaan Serologi / tumor marker
• Skuamos cell
Ca

• Adeno Ca
Tujuan
 Kuratif
 Paliatif
 Suport
if

NSCLC SCLC
Bedah Radiote
Radiotera rapi
pi
Kemoter Kemote
api rapi
Pencega
han
Tergantung stadium Berhenti merokok
 NSCLC Chemoprevention 
Pasien dg bedah asam retinoid,
kemungkinan hidup karotenoid, vitamin
dalam 5 tahun 30% C
 SCLC

Angka harapan hidup


meningkat daro 3 bulan
menjadi 1 tahun
setelah pengobatan
Fokus utama DOTS adalah …
 Penemuan dan penyembuhan pasien
 prioritas diberikan kepada pasien TB tipe
menular.
Visi
 ” Menuju masyarakat bebas masalah TB, sehat,
mandiri dan berkeadilan”
Misi
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani dalam
pengendalian TB.
2. Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya pengendalian TB.
4. Menciptakan tata kelola program TB yang baik.
Tujuan
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Target
 Merujuk pada target Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang
ditetapkan pemerintah setiap 5 tahun.
1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu.
2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan
kebutuhan masyarakat miskin serta rentan lainnya.
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat
(sukarela), perusahaan dan swasta melalui pendekatan
Pelayanan TB Terpadu Pemerintah dan Swasta (Public-Private
Mix) dan menjamin kepatuhan terhadap Standar Internasional
PenatalaksanaanTB (International Standards for TB Care).
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
5. Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan
manajemen program pengendalian TB.
6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap
program TB
7. Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan
informasi strategis.
 Classic clinical features associated with active
pulmonary TB are as follows (elderly individuals
with TB may not display typical signs and
symptoms):
 Cough
 Weight loss/anorexia
 Fever
 Night sweats
 Hemoptysis
 Chest pain (can also result from
tuberculous acute pericarditis)
 Fatigue
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
Diagnosis
bakteriolog
is
Diagnosis
Klinis
Diagnosis

TB Suspected TB Others diagnosis

Specific enzyme-
Mantoux
Acid-fast bacilli linked
tuberculin skin
(AFB) immunospot
test
(ELISpot)
In vitro blood
HIV serology in
test based on Nucleic acid
all patients with
interferon amplification
TB and unknown
gamma release tests
HIV status
assay (IGRA)

Blood culture
Approach Considerations

Drug therapy

Monitoring
Kateg
ori I

Kategori II
Jurnal
Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah


penyakit umum yang dapat dicegah dan diobati,
yang ditandai dengan gejala pernapasan yang
persisten dan hambatan aliran udara yang
disebabkan oleh kelainan jalan napas dan atau
alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan
partikel atau gas berbahaya. Keterbatasan aliran
udara kronis yang khas COPD disebabkan oleh
campuran small airways disease (mis.,
Bronchiolitis obstruktif) dan parenchymal
destruction (emfisema).
Faktor Resiko

1. Rokok
2. Genetik
3. Usia
4. Sosial-ekonomi
5. Pertumbuhan dan perkembangan paru
6. Asma
7. Bronkitis kronik
8. Infeksi
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok
dalam jangka panjang dapat menyebabkan aneka
efek, a.l.:
 Mengganggu pergerakan rambut getar epitel
saluran nafas (respiratory epithelial cilliary)
 Menghambat fungsi alveolar macrophages
 Menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia
kelenjar penghasil mukus
 Menghambat antiproteases dan menyebabkan
leukosit melepaskan enzim proteolitik secara
akut
 Merusak elastin, suatu protein yang membangun
kantong alveolar
Patogenesis
Diagnosis
Banding

1. Asma
2. SOPT
3. Pneumotoraks
4. Gagal jantung kronik
5. Bronkiektasis

© 2015 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Anamnesis
a) Riwayat merokok atau bekas perokok
dengan atau tanpa gejala pernafasan
b) Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna
di tempat kerja
c) Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
d) Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
e) Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Px Fisik

• Inspeksi
- Pursed - lips breathing
- Barrel chest
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
• Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga
melebar
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung
mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah
• Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Px Penunjang

1. Faal paru
Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP,
VEP1/KVP
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk
menyingkirkan penyakit paru lain
 Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum /
tear drop / eye drop appearance)
 Pada bronkitis kronik :
- Normal
- Corakan bronkovaskuler bertambah pada
21 % kasus
Derajat
Keparahan PPOK
Terapi
Komplikasi

Gagal nafas (kronik


/ akut)

Infeksi berulang

Kor pulmonal
Pencegahan

 Mencegah  Mencegah
Terjadinya PPOK perburukan PPOK
Hindari asap rokok Berhenti merokok
Hindari polusi udara Gunakan obat-obat
Hindari infeksi adequate
saluran nafas Mencegah
berulang eksaserbasi berulang
Prognosis

 Indikator: umur dan keparahan


 Jika ada hipoksia dan cor pulmonale 
prognosis jelek
 Dyspnea, obstruksi berat saluran nafas, FEV1
< 0.75 L (20%)  angka kematian meningkat,
50% pasien berisiko meninggal dalam waktu
5 tahun
Jurnal Medscape
Pembengkakan yang disebabkan oleh adanya
inflamasi atau peradangan dan pertumbuhan
jaringan yang abnormal di dalam paru

 Klasifikasi:
1. Benign (95%)
Hamartoma, Bronchial Adenoma
1. Malignant (5%)
Non-Small Cell Carcinoma, Small Cell
Carcinoma
 Terjadi sekitar 85% dari kejadian kanker paru

 Secara histologi dibagi menjadi:


1. Squamous cell carcinoma  paling sering
ditemukan
2. Adenocarcinoma
3. Large cell carcinoma

 Dibutuhkan evaluasi untuk melihat stage


sebagai dasar untuk terapi
Paparan karsinogen
• Polyaromatic hydrocarbons dan Nikotine-
Derived Nitrosamine Ketone (dalam rokok) 
kerusakan DNA
• Benzo-A-pyrine  menginduksi gen supresi
tumor

Genetik
• Pertumbuhan dari sel onkogen
• Inaktivasi gen supresi tumor
Seringnya asymptomatis  baru terlihat saat
sudah parah
Gejala yang sering terlihat:
1. Batuk berkepanjangan
2. Nyeri dada
3. Napas pendek
4. Batuk berdarah
5. Wheezing
6. BB turun dan kehilangan nafsu makan
7. Fatigue
 Pemeriksaan fisik (melihat metastasis)
 Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap)
 Pemeriksaan Radiologi (X-Ray)

Untuk konfirmasi:
 Sputum
 Bronchoscopy
 Biopsy
Kemotera
Surgery Radiasi
pi
• Untuk stage I • Menjadi • Hanya jika
dan II pertimbangan surgery tidak
80% pasien bisa dilakukan
• Lobectomy • Pada anak • Diimbangi
• Pneumonectom (dengan dengan
y kondisi yang pemberian β-
baik): Cisplatin blocker
• Wedge
resection • Pada dewasa
(dengan
komorbiditas
yang spesifik):
 Angka kejadian 5% dari kanker paru

 Secara umum:
1. Agresif
2. Pertumbuhan cepat
3. Penyebaran awal ke tempat yang jauh
 Tobacco (rokok)

Patogenesis
Muncul di peribronchial

Menginfiltrasi submukosa
Terlihat saat sudah tahap lanjut
 Napas pendek
 Batuk berkepanjangan
 BB turun
 Fatigue
 Neurologi dysfunction
 Nyeri tulang
• Pemeriksaan fisik (melihat metastasis)
• Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap)
• Pemeriksaan Radiologi (X-Ray)

Untuk konfirmasi:
• Sputum
• Bronchoscopy
• Biopsy
Limited- Extensive-
stage stage
• Kemoterapi •Kemotera
• Radiasi pi
• Surgical sistemik
resection
(stage I)
Mella Intaniabella Ngapriba
201510330311113
•Menuju masyarakat bebas masalah TB, Sehat,
Mandiri dan Berkeadilan.

Visi

•Meningkatkan pemberdayaan masyarakat


termasuk swasta dan masyarakat madani dalam

Misi
pengendalian TB.
•Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
•Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya pengendalian TB.
•Menciptakan tata kelola program TB yang baik.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan
pengendalian TB di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Melakukan koordinasi lintas program/lintas sektor
dan kemitraan untuk kegiatan pengendalian TB
dengan institusi terkait di tingkat kabupaten.
3. Melaksanakan Pedoman dan SOP yang sudah
disusun untuk tatalaksana pasien TB dan
mengikuti standar pelayanan pasien TB
(International Standard Tuberculosis Care).
4. Memperkuat tim pelatih TB di Provinsi (Provincial
Training Team) untuk mengatasi kebutuhan
tenaga terlatih di daerah.
5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
mendukung pengendalian TB melalui POS TB Desa.
 Indonesia sekarang berada pada ranking
kelima negara dengan beban TB tertinggi di
dunia.
 Indonesia merupakan negara dengan
percepatan peningkatan epidemi HIV yang
tertinggi di antara negara-negara di Asia.
1. Meningkatkan perluasan pelayanan DOTS yang bermutu,
2. Menangani TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan masyarakat
miskin serta rentan lainnya,
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan kesehatan milik
pemerintah, masyarakat dan swasta mengikuti
International Standards of TB Care,
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB,
5. Memperkuat sistem kesehatan, termasuk pengembangan
SDM dan manajemen program pengendalian TB,
6. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan daerah
terhadap program TB,
7. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan informasi.
Sumber :
Strategi Nasional Pengendalian TB di
Indonesia, 2011.
‫اَللَّ ُه َّم ِإنِ ْي أَع ُْوذُ ِب َك ِم ْن ِع ْل ٍم الَ يَ ْنفَ ْع‬
‫شبَ ْع‬ ْ َ ‫ب الَ يَ ْخش َْع َو ِم ْن نَ ْف ٍس الَت‬ ٍ ‫َو ِم ْن قَ ْل‬
َُُ‫اب ل‬ ُ ‫َو ِم ْن َد ْع َو ٍة الَ ُ ْيست َ َج‬
Allahumma inni a’uudzubika min
‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa
yakhsya’, wa minnafsin laa tasyba’,
wamin da’ watin
laa yustajaabulaha
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu
yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’,
nafsu yang tidak pernah puas, dan do’a yang
tidak dikabulkan”.
‫ار ُز ْقنَا‬
ْ ‫ق َحقًّا َو‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ِرنَا ا ْل َح‬
ً‫اطال‬ ِ َ‫اتِـبَاعَُ ُ َوأ َ ِرنَا ا ْلب‬
ِ َ‫اط َل ب‬
ْ ‫ار ُز ْقنَا‬
َُُ‫اج ِتنَاب‬ ْ ‫َو‬
Allahumma arinal_haqqo _haqqon
warzuqnat tibaa’ahu wa
arinal baathila baa-thilan
warzuqnaj tinaabahu
“Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran
sehinggga kami dapat mengikutinya Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan
sehingga kami dapat menjauhinya”

You might also like