You are on page 1of 45

SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI SMK 1-2
KARTIKA PADANG TAHUN 2018

DISUSUN OLEH:
SEPTI NARALITA SURYA
14121947

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Data WHO menunjukan bahwa perokok terbesar


di dunia adalah Indonesia yang menduduki peringkat
kedua yaitu 33% setelah Rusia dengan peringkat
pertama yaitu 35%. Data perilaku merokok banyak
ditemukan pada remaja hingga dewasa khususnya laki-
laki, prevalensi perokok remaja saat ini sebesar 58,2%.
Berdasarkan data survei di Indonesia ditemukan
18,3% remaja penghisap rokok 30 hari terakhir (GYTS,
2014). Prevalensi perokok di indonesia >15 th adalah
31% (susenas. 2015) dan 36 % (Riskesdas, 2013).
Pada 23 provinsi di indonesia sumatera barat
Latar termasuk perokok tertinggi setelah jawa yaitu 21,9%
belakang sedangkan jawa yaitu 22,6%. (BPS. Susenas.2015)
Berdasarkan survei awal yang
dilakukan pada tgl 27 Desember 2017
saat dilakukan wawancara pada 10
orang siswa laki-laki SMK 1-2
Kartika Padang 6 diantaranya
merokok, dan alasan yang mereka
kemukakan kenapa mereka merokok
diantaranya yaitu 2 orang siswa ingin
coba-coba, 1 orang siswa ikut-ikutan
teman, 2 orang siswa biar dibilang
keren seperti yang ada di iklan-iklan,,
dan 1 orang siswa penasaran dengan
rasanya.

“Bagaimana hubungan antara faktor-faktor


dengan perilaku merokok pada remaja laki- Rumusan
laki SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018” Masalah
1. Manfaat Teoritis

Tujuan
Umum
TUJUAN

Tujuan
Khusus

MANFAAT Bagi pemerintah

Institusi (keperawatan)

Bagi Penelitian Lain

Bagi institusi sekolah


Perilaku Remaja

 Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa


kanak-kanak dan masa dewasa. Masa remaja terdiri atas tiga
subfase yang jelas, yaitu: masa remaja awal (usia 11-14
tahun), masa remaja pertengahan (usia 15-17 tahun) dan
masa remaja akhir (usia 18-20 tahun) (Wong, 2008).

 Masa remaja dimulai saat timbulnya perubahan-perubahan


yang berkaitan dengan tanda-tanda kematangan fisik,
khususnya kematangan secara seksual. Masa ini akan
berakhir bersamaan dengan berakhirnya pertumbuhan dari
perubahan-perubahan itu. (Siahaan, 2015)
MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL PADA MASA
REMAJA

Menurut Siahaan (2015) masalah yang ditimbulkan


oleh para remaja sering dikenal sebagai kenakalan remaja.
Kenakalan remaja ini dapat dibagi ke dalam 4 kelompok,
yaitu:

1. kenakalan yang menimbulkan korban fisik kepada orang


lain.
2. kenakalan yang menimbulkan korban materi
3. kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di
pihak lain
4. kenakalan yang melawan status.
PERILAKU
MEROKOK REMAJA

 Menurut Sitepoe (2008) perilaku merokok adalah sesuatu yang


dilakukan seseorang berupa membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan
pipa.

 Perilaku merokok menurut Levy (dalam Nasution, 2007) adalah suatu


aktivitas yang dilakukan oleh individu berupa membakar atau
menghisapnya sehingga dapat mengeluarkan asap yang dapat terhirup
oleh orang-orang disekitarnya.
LANJUNT…
 Tahap-tahap perilaku merokok
- - Tahap preparatory
- - Tahap initiation
- - Tahap becoming a smoker
- - Tahap maintenance of smoking

 Tipe perilaku merokok


- Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
- Perilaku rokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
- Perilaku merokok yang adiktif
- Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK
REMAJA

Menurut model teori dari L.Green faktor-faktor yang


memepengaruhi perilaku merokok remaja dibagi menjadi tiga,
yaitu:

 Predisposing: pengetahuan, sikap, dan kepercayaan

 Enabling : tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung


perilaku merokok, seperti adanya uang dan tersedianya tempat
membeli rokok.

 Reinforcing:
pengaruh lingkungan sosial seperti orang tua yang
merokok, teman sebaya, dan media massa dalam pengaruh ikan.
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA
KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
Perilaku remaja: Semua tindakan atau aktivitas dari individu itu sendiri.
(Notoadmodjo.2012)

Penyimpangan pada perilaku remaja:


Perkelahian, pemerkosaan, pembunuhan, pencurian, pelacuran,
penyalahgunaan obat, merokok, dsb. (Siahaan.2015)

Dampak: Dapat menimbulkan berbagai penyakit


Perilaku Merokok Remaja mulai dari rusaknya selaput lendir sampai
penyakit yang lebih parah seperti kanker.
(L.Dewi Prasetya.2012)

Faktor yang mempengaruhi dengan perilaku merokok:


• Faktor Predisposisi:
- Pengetahuan
-Sikap
-kepercayaan
•Faktor Pendukung: Sarana dan prasarana
•Faktor Pendorong:
- Lingkungan sosial
- Orang tua
-Teman sebaya
- media massa dalam pengaruh iklan
KERANGKA
KONSEP

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

1. Pengetahuan
2.Sikap Perilaku merokok
pada remaja
3. Media massa dalam
pengaruh iklan
HIPOTESA

 Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku merokok pada


remaja

 Ada hubungan sikap dengan perilaku merokok pada remaja

 Ada hubungan media massa dalam pengaruh iklan dengan


perilaku merokok pada remaja.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis
Penelitian

Survei Analitik Cross sectional


study.
B. TEMPAT DAN
WAKTU
C. POPULASI
DAN SAMPEL

Sampel : 56 orang siswa laki-


laki di SMK 1-2 Kartika Padang

Tehnik Pengambilan sampel : menggunakan


teknik simple random sampling.
D. DEFENISI OPERASIONAL
Variabel
Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Ukur
Perilaku Sesuatu yang Kuesione Angket yang terdiri -Merokok: 1
Ordinal
Merokok dilakukan dan r dari 6 pertanyaan
dipikirkan seseorang yang terdiri atas 1 -Tidak
berupa membakar pertanyaan tentang merokok: 2
tembakau dan merokok dan 5
kemudian dihisap pertanyaan yang
asapnya. berkaitan dengan
perilaku merokok.

Pengeta Segala sesuatu yang kuesione Jawaban Tinggi


Ordinal
huan di ketahui oleh r benar=1 = 76-100%
tentang remaja tentang salah= 0 Sedang
rokok rokok. =60-75%
Rendah
=<60%
Variabel
Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Ukur

Sikap Tingkat tanggapan


Kuesioner
Pernyataan
positif:
positif = ≥ 30 Ordinal
pada atau perasaan setuju
SS = 1
atau tidak setuju S = 2
merok
responden terhadap TS = 3
ok perilaku merokok STS = 4 negatif= < 30
Pernyataan
negatif:
SS = 4
S =3
TS = 2
STS = 1
Media Suatu alat baik berupa Kuesioner Jawaban 1. Mempengaruhi Nomina
massa media cetak maupun benar=1 >7 l
terhadap media elektronik yang salah= 0
2. Tidak
menarik perhatian dan
rokok mempengaruhi
memengaruhi
sehingga ada <7
keinginan responden
E. Instrumen
Penelitian

lembar kuesioner

F. ETIKA
PENELITIAN

Informed
Consent

Anonimity

Kerahasiaan
G. Cara
Pengumpulan Data

a. Jenis data b. pengumpulan data


- Data Primer - tahap persiapan
- Data Sekunder - tahap pelaksanaan

Editing Coding
H. Pengolahan Entry Tabulating
Data
Cleaning

I. Analisa Data
• Analisa Univariat
• Analisa Bivariat
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Pengetahuan f %
Rendah 21 37,5
Sedang 28 50
Tinggi 7 12,5
Jumlah 56 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwaseparuh


(50%) responden yang memiliki pengetahuan
sedang tentang rokok laki di SMK 1-2 Kartika
Padang Tahun 2018.
2. Sikap

Sikap f %
Positif 29 51.8
Negatif 27 48.2

Jumlah 53 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih


dari separuh (51,8%) responden memiliki sikap
positif terhadap rokok, di SMK 1-2 Kartika
Padang Tahun 2018.
3. Media Massa

Media Massa f %
Mempengaruhi 31 55.4
Tidak 25 44.6
Mempengaruhi
Jumlah 56 100

Pada tabeldiatas dapat dilihat bahwa lebih


dari separuh 31 responden (55.4%)
dipengaruhi oleh media massa di SMK 1-2
Kartika Padang Tahun 2018.
4. Perilaku Merokok

Perilaku f %
Merokok
Ya 36 64.3
Tidak 20 35.7
Jumlah 56 100

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat lebih


dari separuh 36 responden (64,3%) memiliki perilaku
merokokpada remaja laki-laki di SMK 1-2 Kartika
Padang Tahun 2018.
B. Analisa Bivariat

1. Hubungan Faktor Pengetahuan terhadap


Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki

Perilaku Merokok
Pengetahuan Ya Tidak N % p
valu
e
f % f % n %
Tinggi 1 14. 6 85. 7 100 0,00
3 7 6
Sedang 18 64. 10 35. 28 100
3 7
Rendah 17 81. 4 19. 21 100
0 0
Jumlah 36 64. 20 35. 56 100.
3 7 0
NEXT..

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa


proporsi responden yang memiliki
pengetahuan rendah (81.0%) dan sedang
(64,3) lebih banyak ditemukan pada
responden yang merokok dari pada yang
tidak merokok. Hasil uji statistik di peroleh
nilai p=0,006 (p<0,05) maka ada hubungan
antara pengetahuan dengan perilaku
merokok pada remaja laki-laki SMK 1-2
Kartika Padang.
2. Hubungan Faktor Sikap Terhadap
Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki

Perilaku Merokok
Sikap N % p
Ya Tidak val
ue
F % f % n %
Positif 12 41,4 17 58,6 29 100 0,00
1

Negatif 24 88,9 3 11,1 27 100

Jumlah 36 64,3 20 35,7 56 100.


0
NEXT…

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa


proporsi responden yang memiliki sikap
negatif (88,9%) lebih banyak ditemukan pada
responden yang merokok dari pada yang tidak
merokok. Hasil uji statistik di peroleh nilai
p=0,001 (p<0,05) maka ada hubungan antara
sikap dengan perilaku merokok pada remaja
laki-laki SMK 1-2 Kartika Padang.
3. Hubungan Faktor Media Massa Terhadap
Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki

Perilaku Merokok
Media Massa Ya Tidak N % p
val
ue
f % f % n %
Mempengaru 27 81.7 4 12.9 31 100 0,0
hi 00

Tidak 9 36.0 16 64.0 25 100


Mempengaru
hi

Jumlah 36 64,3 20 35,7 56 100


.0
NEXT..

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat


bahwa proporsi responden yang dipengaruh
oleh media massa (81.7%) lebih banyak
ditemukan pada responden yang merokok dari
pada responden yang tidak dipengaruhi media
massa. Hasil uji statistik di peroleh nilai
p=0,000 (p<0,05) maka ada hubungan antara
media massa dengan perilaku merokok pada
remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika Padang.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Faktor Pengetahuan
Hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 56 orang
responden 21 orang (37,5%) responden yang memiliki
pengetahuan rendah dan 28 orang (50%) responden yang
memiliki pengetahuan sedang tentang rokok pada remaja laki-
laki di SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018. Sejalan dengan
hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Diky Sukma, dkk
(2013) terdapat 9,5% responden yang memiliki pengetahuan
kurang baik, serta 24,3% responden yang memiliki
pengetahuan baik dan 66,2% responden memiliki pengetahuan
sangat baik di SMKN 2 Kendal.
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa tingginya
pengetahuan tentang rokok terdapat pada
pengetahuan sedang dan pengetahuan tinggi pada
kalangan remaja.
2. Faktor sikap

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 56 orang


responden bahwa 29 orang (51,8%) responden memiliki
sikap positif terhadap rokok, dan 27 orang (48,2%)
responden yang memiliki sikap negatif di SMK 1-2 Kartika
Padang Tahun 2018.Hasil Penelitian ini sejalan dengan
penelitian lain yang dilakukan oleh Ade Saputra (2010)
tentang gambaran tingkat pengetahuan dan sikap siswa
terhadap tindakan merokok di SMAN 5 Padang bahwa lebih
dari separuh (57,7%) siswa SMAN 5 Padang bersikap positif
terhadap perilaku merokok.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa sikap


positif terhadap perilaku merokok masih tinggi pada
kalangan remaja.
3. Faktor Media massa

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 56 orang


responden terdapat lebih dari separuh 31 orang (55.4%)
responden dipengaruhi oleh media massa dan 25 orang
(44.6%) responden tidak dipengaruhi oleh media massa di
SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018.
Hasil Penelitian ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Baharuddin (2017) UIN Alauddin terdapat
59,3% siswa yang dipengaruhi oleh media iklan dan 40,6%
siswa yang tidak dipengaruh oleh media iklan di SMAN 1
Marioriwawo Sulawesi Selatan tahun 2017.
Dari penelitian ini bahwasannya media massa
berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja.
4. perilaku Merokok

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat lebih


dari separuh 36 orang (64,3%) responden memiliki
perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMK 1-2
Kartika Padang Tahun 2018.
Sejalan dengan penelitian lain dilakukan oleh Ryan
Hermawan (2015) Poltekes Kemenkes Padang,
didapatkan (48,6%) siswa merokok di SMAN 14 Padang
tahun 2015. Serta penelitian yang sama dilakukan oleh
Dianti (2012) didapatkan lebih dari separoh (52,6%)
siswa yang merokok di SMA N 5 Padang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa perilaku
merokok masih tinggi pada kalangan remaja.
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku
Merokok Pada Remaja Laki-laki
Hasil penelitian didapatkan uji statistik di peroleh nilai p=0,006
(p<0,05) maka ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
merokok pada remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika Padang. Hasil
Penelitian Lain yang dilakukan oleh Diky Sukma (2013) Universitas
Semarang, peroleh nilai p=0,039 (p<0,05) maka ada hubungan
pengetahuan siswa dengan perilaku merokok di SMK Negeri 2 Kendal
tahun 2013.
Menurut analisa peneliti, pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa. Dari hasil
analisa data diatas bahwa adanya hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan perilaku merokok pada remaja dikarenkan hasil
analisa data diatas menunjukkan tingkat pengetahuan rendah lebih
banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki pengetahuan tinggi.
NEXT..

Tingkat pengetahuan yang rendah dapat


menyebabkan remaja melakukan tindakan merokok,
karena remaja yang memiliki pengetahuan rendah tidak
memahami atau tidak mengetahui dampak negatif dari
melakukan tindakan merokok dan juga sebaliknya pada
siswa yang memiliki pengetahuan tinggi tentang rokok
seharusnya dapat menyebabkan seorang siswa menjauhi
tindakan merokok karena remaja tersebut dapat
mengetahui dampak apabila melakukan tindakan merokok
khususnya dampak bagi kesehatan. Selain memiliki
pengetahun tinggi responden masih berperilaku merokok
karena ada faktor lain seperti lingkungan yang masih
mampu mempengaruhi dalam perilaku merokok
responden.
2. Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Merokok Pada
Remaja Laki-laki

Hasil penelitian didapatkan uji statistik di peroleh nilai p=0,001


(p<0,05) maka ada hubungan antara sikap dengan perilaku merokok pada
remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika Padang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nofri Yorizar (2015)
Poltekes Kemenkes Padang bahwa didapatkan persentase siswa yang
merokok dengan sikap negatif (92,3%) lebih banyak dibandingkan pada
siswa yang merokok dengan sikap positif (44,8%) dalam penelitian ini
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perilaku merokok
dengan sikap dimana nilai p=0,000 (a<0,05) pada siswa di SMA Negeri
12 Padang Tahun 2015.
Menurut analisa peneliti, sikap tidak hanya dipengaruhi oleh
pengetahuan tetapi juga pada keyakinan-keyakinan akan hal positif
terhadap sesuatu yang diinginkannya.
3. Hubungan Media Massa Terhadap Perilaku
Merokok Pada Remaja Laki-laki

Hasil penelitian didapatkan uji statistik di peroleh nilai


p=0,000 (p<0,05) maka ada hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku merokok pada remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika Padang.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Diky Sukma (2013)
Universitas Muhammadiyah Semarang, peroleh nilai p=0,018
(p<0,05) artinya ada hubungan antara pengaruh iklan rokok dengan
perilaku merokok di SMK Negeri 2 Kendal tahun 2013.
Menurut analisa peneliti, makin meningkatnya
kecenderungan masyarakat untuk merokok, khususnya remaja tidak
terlepas dari pengaruh tayangan iklan di media massa. Yang lebih
memprihatinkan menurut beliau iklan-iklan rokok semakin lihai
menjerat konsumen. Tidak jarang hal-hal positif diselipkan dan
disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang rokok yang
sebenarnya menjerumuskan.
BAB VII
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat


disimpulkan bahwa:
1. Sebanyak (37,5%) responden yang memiliki pengetahuan
rendah dan (50%) responden yang memiliki pengetahuan
sedang tentang rokok di SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018.
2. Lebih dari separuh (51,8%) responden memiliki sikap positif
terhadap rokok di SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018.
3. Lebih dari separuh (55,4%) responden dipengaruhi oleh media
massa di SMK 1-2 Kartika Padang Tahun 2018.
4. Lebih dari separuh (64,3%) responden memiliki perilaku
merokok pada remaja laki-laki di SMK 1-2 Kartika Padang
Tahun 2018
NEXT..

6. Ada hubungan ada hubungan antara pengetahuan


dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki
SMK 1-2 Kartika Padang dengan p=0,006
(p<0,05).
7. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku
merokok pada remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika
Padang dengan p=0,001 (p<0,05).
8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku
merokok pada remaja laki-laki SMK 1-2 Kartika
Padang dengan p=0,000 (p<0,05).
B. Saran
1. Bagi Pihak Sekolah
Diharapkan pihak sekolah mampu memberikan informasi dan
edukasi tentang bahaya dan meningkatkan informasi mengenai
bahaya pengaruh rokok serta melibatkan teman sebaya yang tidak
merokok untuk membantu diskusi tentang bahaya merokok
sehingga informasi dapat diterima oleh siswa dan pengetahuan
remaja tentang bahaya merokok juga dapat merokok.
2. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi bacaan
untuk perpustakaan dan mahasiswa di STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang terkait dengan faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki.
3. Bagi Remaja
Bagi remaja diharapkan untuk dapat saling berbagi informasi
mengenai hal-hal yang berdampak buruk bagi generasi penerus
bangsa dalam perilaku merokok yang dapat mengganggu kesehatan
bangsa.
DOKUMENTASI
TERIMA KASIH

You might also like