You are on page 1of 25

F41.

1 GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH

Oleh : M Hammam Faishal F

Pembimbing : dr. Lollytha C. S., Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


TANJUNGPURA
2018

1
DEFINISI

 Gangguan cemas menyeluruh (Generalyzed Anxiety Disorder,


GAD) merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan
kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai
peristiwa kehidupan sehari-hari.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi Gangguan Cemas Menyeluruh untuk
kanak-kanak dan dewasa pada kisaran 2.9-4.6%.
Menurut DSM-5,prevalensi 12 bulan untuk gangguan
kecemasan umum adalah 0,9% di kalangan remaja dan
2,9% orang dewasa di masyarakat umum negara-di
Amerika Serikat.Prevalensi 12 bulan dari gangguan di
negara lain berkisar antara 0,4% sampai 3,6%
manakala resiko morbiditas sekitar 9,0%.
ETIOLOGI
 Teori Biologi
 Teori Genetik
 Teori Psikoanalitik
 Teori kognitif-perilaku
TEORI BIOLOGI
• Neurotransmitter yang berkaitan dengan GAD adalah
GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan
kolesistokinin.
• Pada pasien GAD ditemukan sistem serotonergik yang
abnormal.
• Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah
lobus oksipitalis, basal ganglia, sistem limbik dan korteks
frontal.
• Pemeriksaan PET (Positron Emision Tomography) :
penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih
otak.
TEORI GENETIK
 Sebuah studi: hubungan genetik pasien GAD dgn gangguan
Depresi Mayor pada pasien wanita.

 25% keluarga tingkat pertama penderita GAD juga menderita


gangguan yang sama

 Penelitian: 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar


dizigotik
TEORI PSIKOANALITIK
 Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa
ansietas adalah gejala dari konflik bawah sadar
yang tidak terselesaikan.
TEORI KOGNITIF-PERILAKU

 Penderita GAD berespons secara salah dan tidak tepat terhadap


ancaman

 Disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif


pada lingkungan, adanya distorsi pada pemprosesan informasi dan
pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk
menghadapi ancaman.
KRITERIA DIAGNOSTIK (DSM V)

A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul


hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6
bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti pekerjaan
atau aktivitas sekolah).

B. Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.


C. Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari
enam gejala berikut ini :

1. Kegelisahan

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur


gelisah dan tidak memuaskan)
D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan
aksis I.

E. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan


penderitaan yang bermakna secara klinis, atau gangguan pada
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain.

F. Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis


langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum, dan tidak
terjadi semata-mata selama suatu gangguan mood, gangguan
psikotik, atau gangguan perkembangan pervasif.
KRITERIA GAD (PPDGJ-III)
ansietas sbg gejala primer, terjadi hampir tiap hari
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan,
tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi tertentu (sifatnya “free floating” atau
mengambang)
Gejala-gejala mencakup unsur-unsur berikut :

 Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di


ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
 Ketegangan motorik
 Overaktivitas otonomik
 Anak-anak : kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan somatik berulang yg menonjol.
 Gejala lain yg sifatnya sementara (depresi, tdk membatalkan
diagnosis, selama tdk memenuhi kriteria lengkap episode
depresif,
 ansietas fobik, serangan panik, atau obsesif-kompulsif.
GAMBARAN KLINIS
 Gejala utama: anxietas, ketegangan motorik,

hiperaktivitas autonom, dan kewaspadaan secara kognitif.

 Kecemasan : bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai


aspek kehidupan pasien.

 Ketegangan motorik : bergetar, kelelahan, dan sakit kepala.


• Hiperaktivitas autonom : pernafasan yang pendek, berkeringat,
palpitasi dan disertai gejala saluran pencernaan.

• Kewaspadaan kognitif : iritabilitas.


DIAGNOSIS BANDING
 Kecemasan akibat kondisi medis umum.

 Gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat: intoksikasi


kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat.

 Gangguan panik, fobia, gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis,


gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan,
dan gangguan kepribadian.

 Gangguan depresi dan distimik sulit dibedakan dengan GAD,


sering terdapat bersama.
TERAPI
a) Farmakoterapi
b) Psikoterapi
Farmakoterapi
 Benzodiazepin

 Merupakan pilihan obat pertama

 Dimulai dengan pemberian dosis terendah dan


ditingkatkan sampai mencapai respon terapi

 Lama pengobatan rata-rata 2-6minggu dilanjutkan


dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran
(menurut IiMS Vol. 30-2001)

No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam DiazepinLoviumStesolid Tab. 2-5 mgTab. 2-5 10-30 mg/h


mgTab. 2-5 mgAmp.
10mg/2cc

2. Chlordiazepoxide CetabriumArsitranTensi Drg. 5-10 mgTab. 5 15-30 mg/h


nyl mgCap. 5 mg

3. Lorazepam AtivanRenaquil Tab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg 2-3 x 1 mg/h

4. Clobazam Frisium Tab. 10 mg 2-3 x 1m mg/h

5. Alprazolam XanaxAlganax Tab. 0,25-0,5 mgTab. 0,75-1,50 mg/h


0,25-0,5 mg

6. Sulpiride Dogmatil Cap. 50 mg 100-200 mg/h

7. Buspirone Buspar Tab. 10 mg 15-30 mg/h

8. Hydroxyzine Iterax Caplet 25 mg 3x25 mg/h


 Buspiron
 Lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding
gejala somatik pada GAD

 Tidak menyebabkan withdrawal

 Kekuranganefek klinik terasa setelah 2-3 minggu

 Dapat dilakukan penggunaan bersama benzodiazepin dengan


buspiron—dilakukan tapering off benzodiazepin setelah 2-
3minggu disaat efek buspiron mencapai maksimal
 SSRI(SELECTIVE SEROTONIN RE-UPTAKE
INHIBITOR)
 Sertralin dan paroxetin lebih baik daripada fluoksetin

 Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat

 SSRI efektif terutama terhadap pasien GAD dengan riwayat


depresi
PSIKOTERAPI
 Terapi kognitif-perilaku

 Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung


mengenali:

 Distorsi kognitif dan pendekatan perillaku

 Gejala somatik secara langsung

 Teknik utama pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan


biofeedback.
 Terapi suportif

 Memberikan reassurance dan kenyamanan pada pasien

 Menggali potensi yang ada dan belum tampak

 Mendukung egonya

 Agar pasien lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial


dan pekerjaaan
 Psikoterapi Berorientasi Tilikan
 Mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik
bawah sadar, menilik egostrength, relasi objek, serta
keutuhan self pasien
 Untuk memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah
menjadi lebih matur
 Bila tidak tercapai, minimal memfasilitasi agar pasien
dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.
Prognosis
 Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan
kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup.

 Sebanyak 25 % penderita GAD akhirnya mengalami


gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi
mayor.

You might also like