You are on page 1of 50

Skabies

Nama: Herty Felicia


Nim: 1665050304
Definisi Skabies
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
• Ditandai gatal malam hari, mengenai sekelompok
orang, tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat
dan lembab.
Cara penularan (transmisi)
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit): berjabat tangan,
tidur bersama, dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda): pakaian, handuk,
sprei, bantal,dll.
• Sarcoptes scabiei var. animalis terkadang dapat
menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak
memelihara binatang peliharaan (cth: anjing)
Daur Hidup
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi dan Patogenesis
• Aktivitas scabiei didalam kulit  rasa gatal dan
menimbulkan respon imunitas seluler dan
humoral serta meningkatkan IgE serum
maupun di kulit.
• Masa inkubasi: 4-6 minggu.
Gejala Klinis dan Diagnosis
(Kriteria Diagnosis menemukan 2 dari 4 gejala)

1. Pruritus nokturna  aktivitas tungau lebih tinggi pada


suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Menyerang sekelompok manusia (mis. Sebuah keluarga,
di asrama).
3. Ada terowongan (kunikulus): berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan terdapat papul atau vesikel.
4. Menemukan tungau
Tempat Predileksi
• Tempat dengan stratum korneum yang tipis yaitu sela-
sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mamae
(perempuan), umbilkus, bokong, genitalia eskterna
(laki-laki), dan perut bagian belakang
• Pada bayi di telapak tangan, telapak kaki, wajah dan
kepala.
Varian Skabies
• Skabies Norwegia ditandai dengan dermatosis
berkrusta pada tangan dan kaki, kuku yang distrofik,
serta skuama yang generalisata. Terdapat pada pasien:
retardasi mental, kelemahan fisis, gangguan imunologik
dan psikosis.
Varian Skabies
• Skabies Nodular berbentuk nodular bila tidak
mendapat terapi, sering pada bayi dan anak, dan pasien
imunokompremais.
Pemeriksaan Penunjang
Cara menemukan tungau:
1. Cari mula-mula terowonganujung yang terlihat papul
atau vesikel dicongkel dengan jarum letakkan di
sebuah objek tutup dengan kaca penutup lihat
dengan mikroskop cahaya.
2. Cara menyikat dengan sikat  ditampung di atas
selembar kertas putihlihat di kaca pembesar.
Pemeriksaan Penunjang
Cara menemukan tungau:
3. Membuat biopsi irisan:
- Lesi dijepit 2 jaribuat irisan tipis dengan pisau 
periksa dengan mikroskop cahaya.
4. Biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan
hematoksili eosin (H.E).
Diagnosis Banding
Skabies Tinea Korporis
Riwayat Kontak langsung (kulit dengan kulit): bejabat Derah tubuh yang berkeringat dan
tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. lembab
Kontak tidak langsung: cth. Bertukar pakaian,
memakai 1 handuk secara bersamaan, tinggal di
asrama atau pondokan

Etiologi Sarcoptes scabiei Trycophyton rubrum

Gejala Klinis Pruritus nokturna, Menyerang sekelompok Gatal yang tidak tertahankan
manusia (mis. Sebuah keluarga, di asrama).
Ada terowongan (kunikulus): berbentuk garis
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan terdapat papul atau
vesikel. Menemukan tungau
Skabies Tinea Korporis
Gambaran Kelainan Terdapat funikulus pada ujung terowongan lesi bulat atau lonjong, berbatas
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi tegas, terdiri atas eritema,
sekunder ruam menjadi polimorf (pustul, skuama, kadang-kadang dengan
ekskoriasi) vesikel dan papul di tepi. Daerah
tengahnya lebih tenang . Terlihat
lesi-lesi di bagian pinggir polisiklik.

Tempat predileksi Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian Daerah genitokrural, sekitar anus,
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, bokong dan kadang-kadang
aerola mamae (perempuan), umbilkus, bokong, sampai perut bagian bawah
genitalia eskterna (laki-laki), dan perut bagian
belakang

Pemeriksaan Menemukan Tungau Pemeriksaan KOH


Skabies Tinea Corporis
Skabies Pedikulosis Korporis
Riwayat Kontak langsung (kulit dengan kulit): bejabat Jarang mandi atau jarang
tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. mengganti dan mencuci pakaian.
Kontak tidak langsung: cth. Bertukar pakaian,
memakai 1 handuk secara bersamaan, tinggal di
asrama atau pondokan

Etiologi Sarcoptes scabiei Pediculus Humanus

Gejala Klinis Pruritus nokturna, Menyerang sekelompok Bekas-bekas garukan pada badan,
manusia (mis. Sebuah keluarga, di asrama). karena gatal baru berkurang
Ada terowongan (kunikulus): berbentuk garis dengan garukan.
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan terdapat papul atau
vesikel. Menemukan tungau
Skabies Pedikulosis Pubis
Gambaran Kelainan Terdapat funikulus pada ujung terowongan Makula, terutama pada daerah
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi tubuh tempat pakaian terikat
sekunder ruam menjadi polimorf (pustul, seperti pinggang, bokong dan
ekskoriasi) paha. Bekas garukan berukuran
1,5 cm pada badan karena gatal
baru berkurang dengan garukan

Tempat predileksi Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian Pinggang, bokong, dan paha.
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
aerola mamae (perempuan), umbilkus, bokong,
genitalia eskterna (laki-laki), dan perut bagian
belakang

Pemeriksaan Menemukan Tungau Menemukan kutu dan telur pada


serat pakaian.
Skabies Pedikulosis Pubis
Skabies Dermatitis Kontak
Iritan
Riwayat Kontak langsung (kulit dengan kulit): bejabat Biasanya terjadi karena
tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. penggunaan deterjen, atau
Kontak tidak langsung: cth. Bertukar pakaian, terkena larutan kimia
memakai 1 handuk secara bersamaan, tinggal di
asrama atau pondokan

Etiologi Sarcoptes scabiei Bahan Iritan seperti detergen,


larutan kimia.

Gejala Klinis Pruritus nokturna, Menyerang sekelompok Macula eritema bentuk linear
manusia (mis. Sebuah keluarga, di asrama). sebagain terdapat daerah
Ada terowongan (kunikulus): berbentuk garis nekrotik.
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan terdapat papul atau
vesikel. Menemukan tungau
Skabies Dermatitis Kontak
Iritan
Gambaran Kelainan Terdapat funikulus pada ujung terowongan Eritema, edema, pustule, bula,
ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi fisura
sekunder ruam menjadi polimorf (pustul,
ekskoriasi)

Tempat predileksi Sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian Tangan, lengan bawah, tungkai
volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, bawah
aerola mamae (perempuan), umbilkus, bokong,
genitalia eskterna (laki-laki), dan perut bagian
belakang

Pemeriksaan Menemukan Tungau Uji Tempel


Skabies Dermatitis Kontak Iritan
Pengobatan
1. Sulfur presipitatum 4-20% bentuk salap atau krim
tidak efektif pada stadium telur, penggunaan selama 3
hari berturut-turut. Dapat dipakai bayi berumur < 2
tahun.
2. Emulsi benzil benzoas 20-25% efektif semua stadium
diberikan setiap malam selama 3 hari. Jarang diperoleh
dan membuat iritasi
Belerang Endap
Emulsi benzil-benzoas (20-25%)
Rp 5.522,- / Pcs
Rp 50.000
Pengobatan
3. Gama benzena heksa klorida 1% krim atau lusio efektif
semua stadium, mudah digunakan dan jarang memberi
iritasi. Tidak diberikan < 6 tahun dan ibu hamil.
4. Krotamiton 10 % krim atau losio anti skabies dan anti
gatal
5. Permetrin 5% krim efektivitas sama, aplikasi hanya
sekali, berikan 8-10 jam sebelum mandi. Ulangi setelah
seminggu.
Krotamiton 10 %

Gama Benzena Heksa Klorida

Rp 12.000 Permetrin 5%
Rp 56.883
Pengobatan Fitzpatrick’s
Edukasi Pasien
a. Mengenakan pakaian bersih, dan semua pakaian,
sarung bantal, handuk dan tempat tidur digunakan
selama minggu sebelumnya harus dicuci dalam air
panas dengan suhu suhu 50 ° C (122 ° F) selama 10
menit.
b. Memvakum karpet, sofa
c. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang
lain.
Cutaneous Larva Migrans (CLM)
Definisi CLM
• Kelainan kulit yang merupakan peradangan berbentuk
linier atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif,
disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal
dari feses anjing dan kucing.
Etiologi
• Penyebab utama: Ancylostoma braziliense (hidup di usus
anjing), Ancylostoma caninum (hidup di usus kucing).
• Echinococcus Strongyloides Sterconalis, Dermatobia
Maxiales dan Lucilia Caesar.
• Lalat  Castrophillus (the horse boot fly) dan cattle fly
Morfologi Ancylostoma
Braziliense

• Mempunyai 2 pasang
gigi yang tidak sama
besarnya
• Panjang cacing jantan
4,7- 6,3 mm
• Panjang cacing betina
6,1- 8,4 mm
Morfologi Ancylostoma caninum
• Memiliki 3 pasang gigi
• Panjang cacing jantan
10 mm
• Panjang cacing betina
14 mm
Etiopatogenesis
Gejala Klinis
• Masuk larva  rasa gatal dan panas
• Awal mula: papuldiikuti lesi berbentuk linier atau
berkelok-kelok, polisiklik,serpiginosa, menimbul dan
membentuk terowongan (burrow).
Diagnosis
• Kelainan seperti benang yang lurus atau berkelok-kelok,
menimbul, dan terdapat papul atau vesikel di atasnya.
Diagnosis Banding
Creeping Eruption Dermatitis Kontak Iritan
e.c jellyfish sting

Riwayat Berkontak dengan tanah dan hewan peliharaan Berenang di laut dan terkena
sengatan

Etiologi Ancylostoma braziliense (hidup di usus anjing), Cubomedusae (Class Cubozoa):


Ancylostoma caninum (hidup di usus kucing) Box Jellyfish

Gejala Klinis Masuk larva  rasa gatal dan panas Sindrom klasik terdiri dari tanda
lokal inflamasi bersamaan dengan
nyeri punggung berat, kram otot,
piloereksi, berkeringat, nausea,
vomitus, sakit kepala, dan
palpitasi. Pada kasus yang paling
berat dapat progresi menjadi
hipertensi yang ekstrim dan gagal
jantung

Gambaran lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok, Macula eritema bentuk linear
kelainan polisiklik,serpiginosa, menimbul dan membentuk sebagain terdapat daerah
terowongan (burrow). nekrotik.
Creeping Eruption Dermatitis Kontak Iritan
e.c jellyfish sting

Tempat tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga Tersering pada tungkai bawah,
predileksi di bagian tubuh di mana saja yang tetapi tergantung daerah yang
sering berkontak dengan tempat larva berada. tersengat

Pemeriksaan Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Diagnosis mikroskopik mungkin


eosinofilia perifer dan ditemukannya dapat dilakukan dari kerokan kulit
larva filariform nematode pada pemeriksaan biopsi atau dengan menempelkan selotip
kulit pada tempat sengatan.
Creeping Eruption DKI e.c Jellyfish sting
Creeping Eruption Skabies

Riwayat Berkontak dengan tanah dan hewan peliharaan Kontak langsung (kulit dengan
kulit): berjabat tangan, tidur
bersama, dan hubungan seksual.
Kontak tidak langsung: cth.
bertukar pakaian, memakai 1
handuk secara bersamaan.
Tinggal di asrama atau pondokan

Etiologi Ancylostoma braziliense (hidup di usus anjing), Sarcoptes scabiei


Ancylostoma caninum (hidup di usus kucing)

Gejala Klinis rasa gatal dan panas Aktivitas scabiei didalam kulit 
rasa gatal dan menimbulkan
respon imunitas seluler dan
humoral serta meningkatkan IgE
serum maupun di kulit.

Gambaran lesi berbentuk linier atau berkelok-kelok, Terdapat kunikulus pada ujung
kelainan polisiklik,serpiginosa, menimbul dan membentuk terowongan ditemukan papul atau
terowongan (burrow). vesikel.
Jika timbul infeksi sekunder ruam
menjadi polimorf
(pustul,ekskoriasi,dll)
Creeping Eruption Skabies

Tempat tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga sela-sela jari tangan, pergelangan
predileksi di bagian tubuh di mana saja yang tangan bagian volar, siku bagian
sering berkontak dengan tempat larva berada. luar, lipat ketiak bagian depan,
aerola mamae (perempuan),
umbilkus, bokong, genitalia
eskterna (laki-laki), dan perut
bagian belakang

Pemeriksaan Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Menemukan Tungau


eosinofilia perifer dan ditemukannya
larva filariform nematode pada pemeriksaan biopsi
kulit
Creeping Eruption Skabies
Pengobatan
• Albendazol 400 mg dosis tunggal diberikan 3 hari
berturut-turut.

Rp 1.894,- / Tablet
Edukasi Pasien
• Modifikasi gaya hidup dengan menggunakan
alas kaki dan sarung tangan pada saat
beraktifitas yang membutuhkan kontak dengan
tanah seperti bertani dan berkebun.
• Sesuai aturan minum obat Albendazol 400 mg
sekali sehari, selama 3 hari.
• Memberikan obat anti parasit jika memiliki
peliharaan.
Daftar Pustaka
• Bramono, Kusmarinah & Unandar B. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2016.
• Goldsmith, Lowell A. et al. Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. Eighth Edition. Volume One. Chapter
30. Fungal Diseases. 2012.
• Klaus Wolf, Richard A. Et al. Fitzpatrick’s Color Atlas And
Synopsis Of Clinical Dermatology. Seventh Edition.
Volume One. 2012

You might also like