Professional Documents
Culture Documents
Di presentasikan oleh :
Romeo R.J. Wamafma
0070880051
ABSTRAK
• Anestesi lokal telah terbukti lebih aman dari pada anestesi umum untuk
penanganan nyeri pada tindakan kuret isap.
• Digunakan uji t untuk menghitung nilai rerata skor VAS dan standar
deviasi pada tiap kelompok.
Abstrak…
Untuk menilai hubungan karakteristik dengan teknik anestesi lokal
digunakan uji statistic Fisher Exact.
Utomo dkk thn 2000 memperkirakan terjadi dua juta abortus di Indonesia.
Berdasarkan data dari DinKes Prov. SulSel sendiri, angka kejadian abortus thn 2010 3476
kasus
Dilatasi dan kuretase merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan dalam
bidang obstetri dan ginekologi (Mankowski J.L, 2009).
Tindakan kuretase erat kaitannya dengan nyeri yang disebabkan oleh peregangan vagina,
serviks dan uterus.
Penanganan nyeri pada tindakan kuretase dapat menggunakan anestesi umum, nitrit oksida
yang dikombinasi anestesi lokal, sedasi intravena yang dikombinasi dengan anestesi lokal, dan
anestesi lokal dengan atau tanpa penambahan medikasi oral (Lichtenberg,2007).
Pendahuluan…
Anestesi lokal telah terbukti lebih aman dari pada anestesi umum
untuk penanganan nyeri pada tindakan kuret isap (WHO, 2003)
Anestesi lokal yang telah lama dikenal dalam penanganan nyeri pada
tindakan kuretase adalah dengan injeksi anestesi lokal paraservikal
(paraservikal blok).
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa perlu untuk dilakukan suatu
penelitian untuk menilai efek intraservikal blok dengan lidokain 1% untuk
penanganan nyeri pada tindakan kuretase abortus inkomplit.
BAHAN DAN METODE
Sampel : wanita hamil dengan usia kehamilan <20 minggu dihitung dari HPHT yang di
diagnosis sebagai abortus inkomplit dan telah menandatangani informed consent untuk
dilakukan kuretase dan persetujuan tindakan anestesi lokal dengan lidokain intraservikal
atau lidokain paraservikal.
Pada penelitian ini yang terbanyak didapatkan pada umur 20-29 tahun
dengan riwayat gravid ≥ 3, riwayat partus ≥ 2 dan tidak pernah
mengalami abortus sebelumnya (tabel 1). Hal yang serupa ditemukan
oleh Delvi dkk yang menemukan bahwa kejadian abortus paling banyak
terjadi di Indonesia adalah pada usia 20-29 tahun (Delvie, 2008).
Derajat nyeri ke dua teknik anestesi lokal pada penelitian ini
tergolong dalam nyeri ringan dengan nilai VAS kurang dari 4.
Selain itu zat anestetik yang langsung disuntikkan ke dalam saraf akan
menimbulkan nyeri yang hebat dan dan mengakibatkan kerusakan saraf