You are on page 1of 19

Pembimbing:

dr. Diah Widiyanti, Sp.An, KIC

Di presentasikan oleh :
Romeo R.J. Wamafma
0070880051
ABSTRAK
• Anestesi lokal telah terbukti lebih aman dari pada anestesi umum untuk
penanganan nyeri pada tindakan kuret isap.

• Penelitian ini bertujuan untuk membandingkani efek intraservikal dan


paraservikal blok dengan lidokain 1% untuk penanganan nyeri pada
tindakan kuretase abortus inkomplit.

• Penelitian ini merupakan suatu penelitian prospektif dengan pendekatan


Randomized Control Trial.

• Sampel penelitian adalah 52 wanita hamil dengan usia kehamilan kurang


dari 20 minggu dihitung dari (HPHT) yang di diagnosisabortus
inkomplit pada setiap teknik anestesi lokal.

• Digunakan uji t untuk menghitung nilai rerata skor VAS dan standar
deviasi pada tiap kelompok.
Abstrak…
 Untuk menilai hubungan karakteristik dengan teknik anestesi lokal
digunakan uji statistic Fisher Exact.

 Penggunaan anestesi lokal untuk penanganan nyeri pada tindakan kuretase


abortus inkomplit dengan teknik intraservikal blok terbukti lebih efektif
dari pada teknik paraservikal blok yang dibuktikan dengan derajat nyeri
yang lebih rendah

 Kata kunci: nyeri, anestesi intraservikal, anestesi paraservikal, Visual Analogue


Scale (VAS)
PENDAHULUAN
 Survey thn 1995 pada 57 negara diberbagai belahan dunia, secara global insiden abortus ±
45,5 juta.

 Utomo dkk thn 2000 memperkirakan terjadi dua juta abortus di Indonesia.

 Berdasarkan data dari DinKes Prov. SulSel sendiri, angka kejadian abortus thn 2010  3476
kasus

 Dilatasi dan kuretase merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan dalam
bidang obstetri dan ginekologi (Mankowski J.L, 2009).

 Tindakan kuretase erat kaitannya dengan nyeri yang disebabkan oleh peregangan vagina,
serviks dan uterus.

 Penanganan nyeri pada tindakan kuretase dapat menggunakan anestesi umum, nitrit oksida
yang dikombinasi anestesi lokal, sedasi intravena yang dikombinasi dengan anestesi lokal, dan
anestesi lokal dengan atau tanpa penambahan medikasi oral (Lichtenberg,2007).
Pendahuluan…
 Anestesi lokal telah terbukti lebih aman dari pada anestesi umum
untuk penanganan nyeri pada tindakan kuret isap (WHO, 2003)

 Anestesi lokal yang telah lama dikenal dalam penanganan nyeri pada
tindakan kuretase adalah dengan injeksi anestesi lokal paraservikal
(paraservikal blok).

 Teknik anestesi lokal yang lebih sederhana dalam penanganan nyeri


pada tindakan kuretase adalah dengan teknik injeksi anestesi lokal
intraservikal (intraservikal blok).
Pendahuluan…
 Berbeda dengan paraservikal blok, yang merupakan suatu blok saraf perifer,
teknik intraservikal blok merupakan suatu anestesi infiltrasi melalui
peregangan jaringan, sehingga menyebabkan disrupsi mekanik impuls saraf
(MankowskiJ.L, 2009).

 Di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS belum ada data mengenai


efek intraservikal blok pada tindakan kuretase abortus inkomplit.

 Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa perlu untuk dilakukan suatu
penelitian untuk menilai efek intraservikal blok dengan lidokain 1% untuk
penanganan nyeri pada tindakan kuretase abortus inkomplit.
 BAHAN DAN METODE

Lokasi Dan Rancangan Penelitian


 Penelitian ini  di beberapa RS Pendidikan OBGIN FK UNHAS

 Penelitian ini  penelitian prospektif dengan menggunakan pendekatan Randomized


Control Trial

Popolasi Dan Sampel


 Populasi : Semua wanita hamil yang datang ke RS dan di diagnosa  abortus inkomplit
setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang dan direncanakan untuk
dilakukan kuretase.

 Sampel : wanita hamil dengan usia kehamilan <20 minggu dihitung dari HPHT yang di
diagnosis sebagai abortus inkomplit dan telah menandatangani informed consent untuk
dilakukan kuretase dan persetujuan tindakan anestesi lokal dengan lidokain intraservikal
atau lidokain paraservikal.

 Besar sampel penelitian untuk masing-masing kelompok adalah 52 orang.


 Metode Pengumpulan Data
 Kriteria Inklusi : Ibu hamil yang memenuhi kriteria abortus
inkomplit tanpa komplikasi dengan berat badan >50 Kg dan tidak
sedang menggunakan analgesik dan obat penenang, dipilih secara
acak sampai tercapai besar sampel yang dibutuhkan

 Dilakukan anamnesis umum dan khusus obstetri dengan


menggunakan kuesioner yang telah disediakan

 Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik umum dan obstetri khusus.

 Penderita dibagi menjadi 2 kelompok Kelompok A diberikan


lidokain intraservikal blok dan kelompok B diberikan lidokain
paraservikal blok.
Metode pengum…
 Pasien diberikan Ibuprofen tablet 800 mg oral sebelum dilakukan
tindakan kuretase.

 Masing-masing kelompok penderita diberi tahu bahwa penyuntikan


yang dilakukan obat ini mempunyai hubungan dengan nyeri pada
tindakan kuretase
ANALISIS DATA
 Data dikelompokkan sesuai dengan tujuan
penelitian dan dilakukan analisa dengan bantuan
komputer yang mempergunakan program statistik.

 Digunakan uji t untuk menghitung nilai rerata skor


VAS dan standar deviasi pada tiap kelompok.

 Untuk menilai hubungan karakteristik dengan teknik


anestesi lokal digunakan uji statistic Fisher Exact.
 PEMBAHASAN
 Penggunaan anestesi lokal pada tindakan kuretase sudah dikenal dan
sering digunakan pada Bagian Obgin FK UNHAS adalah teknik
paraservikal blok.

 Dalam penelitian ini, kami mencoba memperkenalkan teknik anestesi


lokal yang relatif baru dan aplikasinya lebih sederhana serta resiko yang
lebih rendah bila dibandingkan dengan teknik paraservikal blok yang
telah lama di kenal sebelumnya.

 Melalui penelitian ini kami mencoba mengetahui bagaimana efek


terhadap derajat nyeri pada tindakan kuretase abortus inkomplit antara
teknik blok intraservikal dibandingkan dengan teknik blok paraservikal.

 Pada penelitian ini yang terbanyak didapatkan pada umur 20-29 tahun
dengan riwayat gravid ≥ 3, riwayat partus ≥ 2 dan tidak pernah
mengalami abortus sebelumnya (tabel 1). Hal yang serupa ditemukan
oleh Delvi dkk yang menemukan bahwa kejadian abortus paling banyak
terjadi di Indonesia adalah pada usia 20-29 tahun (Delvie, 2008).
 Derajat nyeri ke dua teknik anestesi lokal pada penelitian ini
tergolong dalam nyeri ringan dengan nilai VAS kurang dari 4.

 Walaupun berdasarkan pengamatan nilai VAS pada beberapa


waktu pengamatan (tabel 2) dan distibusi kategori nilai VAS
pada beberapa waktu pengamatan (tabel 3), didapatkan lebih
rendah secara bermakna pada kelompok teknik intraservikal
blok dari pada kelompok teknik paraservikal blok.

 Hal ini disebabkan karena teknik paraservikal blok


merupakan suatu teknik blok saraf perifer dimana ketepatan
tempat penyuntikan sangat menentukan efektif tidaknya
derajat nyeri yang dihasilkan sedangkan teknik intraservikal
blok sendiri merupakan teknik anestesi infiltrasi yang tidak
memerlukan ketepatan tempat penyuntikan (Mankowski J.L,
2009, Morgentaler, 1973).
 Tujuan teknik paraservikal blok  memblok ganglion dan pleksus
Frankenhauser atau pleksus uterovaginal yang mempersarafi uterus, dan
vagina (Shoja MM, 2013, Cunningham FG, 2005)

 Teknik paraservikal blok bervariasi dalam hal tempat penyuntikan serta


jenis dan jumlah zat anestetik yang digunakan (Renner, 2009)

 Oleh karena posisi anatomis pleksus Frankenhauser atau pleksus


uterovaginal yang sebagian besar serabutnya terletak pada ligamentum
cardinal di medial arteri uterina dan sebagian kecil berjalan bersama arteri
uterine maka ada resiko masuknya zat anestetik ke dalam pembuluh darah
melalui arteri uterina pada saat melakukan paraservikal blok (Shoja MM,
2013)

 Selain itu zat anestetik yang langsung disuntikkan ke dalam saraf akan
menimbulkan nyeri yang hebat dan dan mengakibatkan kerusakan saraf

 Kekurangan teknik intraservikal blok yang merupakan teknik anestesi


infiltrasi adalah diperlukan jumlah obat yang relatif banyak untuk
menganestesi area yang relatif kecil (Brunton LL, 2008)
KESIMPULAN DAN SARAN
 Penggunaan anestesi lokal untuk penanganan nyeri pada
tindakan kuretase abortus inkomplit dengan teknik
intraservikal blok terbukti lebih efektif dari pada teknik
paraservikal blok yang dibuktikan dengan derajat nyeri yang
lebih rendah

 Teknik blok intraservikal sebagai teknik anestesi lokal yang


lebih sederhana dan relative lebih aman dapat digunakan
secara luas di Bagian Obgin FK UNHAS untuk penanganan
nyeri pada tindakan kuretase dan dapat dilakukan
pengembangan penelitian selanjutnya untuk menilai efeknya
pada tindakan-tindakan lain di bidang Obstetri dan
Ginekologi pada Bagian Obgin FK UNHAS.
TERIMA KASIH

You might also like