You are on page 1of 31

Stroke

Pendahuluan
 Stroke
 “suatu kumpulan gejala klinis neurologis yang tiba-
tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung
lebih dari 24 jam atau langsung menyebabkan
kematian dan tidak ditemukan penyebab lain selain
vaskular”
 SKRT 1995 : # 5 kematian di Indonesia
 SKRT 2002 : # 2 kematian di Indonesia
 SKRT 2012 : # 1 kematian di indonesia
Pendahuluan
 Stroke  penyebab kecacatan terbesar pada
pasien-pasien yang dapat bertahan hidup
 Manifestasi  lokasi lesi yang terkena 
pembuluh darah yang memperdarahi
KLASIFIKASI

 Diklinik sering digunakan klasifikasi modifikasi


Marshall yaitu:
 I. Berdasarkan Patologi Anatomi dan
Penyebabnya
 Stroke Iskemik
 Transient Ischemic Attack (TIA)
 Trombosis serebri
 Emboli serebri

 Stroke Hemoragik
 Perdarahan intra serebral
 Perdarahan subarakhnoid
KLASIFIKASI

 II. Berdasarkan stadium pertimbangan waktu


 TIA
 Stroke-in-evolution

 Completed stroke

 III. Berdasarkan system pembuluh Darah


 Sistem karotis
 Sistem vertebro-basiler
KLASIFIKASI

BANFORD (1992) MENGAJUKAN KLASIFIKASI AL :


1. Tipe 1 : Total Anterior Circulation Infarct (TACI)
Gambaran klinik:
1. Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik (kontra
lateral sisi lesi)
2. Hemianopia (kontralateral sisi lesi)
3. Gangguan fungsi luhur : misalnya, disfagia, gangguan visuo
spasial, hemineglect, agnosia, apraxia
Pyb : Emboli kardiak atau trobus arteri ke arteri
KLASIFIKASI

2. Tipe 2 : Parsial Anterior Circulation Infarct (PACI)


Gejala terbatas pd daerah yg lebih kecil dari sirkulasi serebral pada sistem
karotis.
Tanda klinis
1. Defisit motorik atau sensorik + hemianopia
2. Defisit motorik atau sensorik + gejala fungsi luhur
3. Gejala Fungsi luhur + Hemianopia
4. Defisit motorik atau sensorik murni yang kurang ekstensif dibanding infark
lakunar (hanya monoparesis-monosensorik)
5. Gangguan Fungsi luhur saja

Pyb : Embolisasi sistemik dari jantung


KLASIFIKASI

3. Tipe 3 : Infark lakunar otak (LACI)


Tanda Klinis
1. Tidak ada defisit Visual
2. Tidak ada gangguan fungsi luhur
3. Tidak ada gangguan fungsi batang otak
4. Defisit maksimum pada satu cabang arteri kecil
5. Gambaran klinis
1. Pure motor stroke (PMS)
2. Pure sensory stroke (PSS)
3. Ataksik hemiparesis (termasuk ataxia dan paresis krural unilateral,
dysarthria-clumsy-hand syndrome)
Pyb : Infark pada arteri kecil dalam otak
KLASIFIKASI

4. Tipe 4 : Posterior Circulation Infarct (POCI)


Ciri klinik :
– Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan
motorik atau sensorik kontralateral
– Gangguan motorik atau sensorik bilateral
– Gangguan gerakan konjugat mata (horizontal atau vertikal)
– Disfungsi serebelar tanpa gangguan “long-tract” ipsilateral.
– “Isolated” hemianopia atau buta kortikal
Faktor Risiko
Tidak Dapat Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi
Usia Hipertensi
Jenis kelamin Penyakit jantung
Ras & etnik Fibrilasi atrium
Genetik Diabetes melitus
Hiperkolesterolemia
Stenosis a. karotis asimtomatik
Merokok
Konsumsi alkohol berlebihan
Kurang berolahraga
TIA/stroke sebelumnya
Anatomi & Patofisiologi

Gejala lateralisasi (+) Pagi hari


Gejala TIK  (-) Memberat seiring waktu

Stroke
Trombosis
Iskemik
Anatomi & Patofisiologi

Gejala Motorik Gejala Sensorik

Letak Lesi

Pembuluh Darah
Motorik
a) Lesi korteks 
paresis
kontralateral 
homunculus
b) Lesi kapsula
interna 
hemiplegi spastik
kontralateral
Motorik
c) Lesi pedunkulus
 hemiplegi
spastik
kontralateral +
paralisis n.
okulomotor
ipsilateral
Motorik
d) Lesi pons 
hemiplegi
kontralateral
/bilateral. Tdk
semua serabut
piramidal
mengalami
kerusakan. +
paralisis n. VI/V
ipsilateral
Motorik
e) Lesi piramid 
hemiparesis
flasid
kontralateral
f) Lesi servikal 
hemiplegi spastik
ipsilateral
Motorik
g) Lesi torakal 
monoplegi
spastik ipsilateral
h) Lesi akar
anterior  flasid
ipsilateral
Sensorik
a) Lesi
korteks/subkorteks 
parestesi & baal
kontralateral 
homunkulus
c) Lesi di bawah talamus
 gangguan
keseluruhan modalitas
sensorik kontralateral
Sensorik
d) Jalur non nyeri & suhu
 hipestesi
kontralateral. Suhu &
nyeri intak.
e) Lesi di lemniskus
trigeminal &
spinotalamikus lateral
di batang otak  gg.
nyeri & suhu
kontralateral. Modalitas
lain intak.
Sensorik
f) Lesi di lemniskus
medial & tr.
spinotalamikus anterior
 gg. modalitas selain
nyeri & suhu
kontralateral
Sensorik
g) Lesi nc. & tr.
trigeminal & tr.
spinotalamikus lateral
 gg. nyeri & suhu
ipsilateral wajah &
kontralateral tubuh
Sensorik
h) Lesi funikulus
posterior  gg.
postural, getar,
diskriminasi, & lain 
ataksia ipsilateral
i) Lesi kornu posterior 
gg. nyeri & suhu
ipsilateral. Modalitas
lain intak.
Sensorik
k) Lesi akar posterior 
seluruh modalitas
sensorik ipsilateral
Gejala klinis
 Bervariasi  tergantung pada lokasi dan besarnya
kerusakan sel otak
 90% pasien mengalami kelemahan atau kelumpuhan
separo badan.
 Tanda dan gejala lainnya adalah
 Kehilangan rasa peka,
 Bicara cadel atau pelo,
 Gangguan bicara dan bernahasa,
 Gangguan penglihatan,
 Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai,
 Gangguan daya ingat,
 Nyeri kepala hebat, vertigo, kesadaran menurun,
 Gangguan fungsi otak.
Pemeriksaan penunjang
 Laboraturium
 Darah rutin
 Kimia darah lengkap

 Pemeriksaan hemostasis

 Pemeriksaan neurokardiologi
 EKG
 Echocardiografi

 Transesofagial echocardiografi (TEE)


Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Radiologi
 CT-Scan Otak
 Foto thorak
Penatalaksanaan
Secara umum terbagi dalam 4 fase.
1. Fase pertama adalah fase hiperakut yaitu fase segera
setelah pasien terserang stroke.
Prinsip perawatan :
 Pertahankan jalan nafas pasien tetap lancar dgn elevasi
kepala 15-30 derajat
 Tidak memberikan makan atau minum apapun melalui
mulut untuk mencegah tersedak
 Rujuk ke rs yg memiliki fasilitas ruang perawatan stroke.
 Diruang emergensi : Pemeriksaan fisik, periksa darah dan
CT Scan kepala  diagnosis stroke dan jenis stroke.
2. Fase kedua adalah fase akut.
 Rawat di ruang Unit Stroke.
 Kecuali pasien stroke yang mengalami gangguan
pernafasan berat  ruang rawat intensif atau ICU.
 Tujuan utama perawatan pasien stroke fase akut
adalah menghindari komplikasi dan memperbaiki
oksigenasi ke otak.
 Upaya :
 Mempertahankan fungsi jantung tetap optimal,
 Meningkatkan fungsi paru

 Mempertahankan sistem kekentalan darah dan tekanan


darah pada keadaan yang optimal dan stabil.
 Fase ketiga adalah fase pumulihan.
 Pindah rawat dari rumah sakit akut ke Pusat Rehabilitasi.
 Penanganan yang komprehensif
 Pemulihan dan rehabilitasi jangka lama  seumur hidup

 Fase keempat adalah perawatan pasien pasca


stroke.
 Perawatan dirumah
 Peranan keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan
kemampuan pasien untuk mandiri, meningkatkan rasa
percaya diri pasien, menimalkan kecacatan menjadi seringan
mungkin serta mencegah terjadinya serangan ulang stroke.
Terima Kasih

You might also like