You are on page 1of 43

Laporan Kasus

Atrial Fibrilasi
OLEH :
Indah Aulia Irsa Siregar
100611043

Pembimbing : dr. Hj. Sri Murdiati, Sp.JP(K)-FIHA


PENDAHULUAN

• Atrial fibrilasi (AF)  suatu aritmia jantung paling umum.


Atrial fibrilasi diidentifikasi dengan peningkatan denyut
jantung dan ketidakteraturan irama jantung. Indikator untuk
menentukan ada tidaknya AF adalah tidak adanya gelombang
P pada elektrokardiogram (EKG), yang secara normal ada saat
kontraksi atrium yang terkoordinasi.

• Atrial flutter  Pada kondisi ini, atrium memompa dengan


sangat cepat, atrium sendiri berperan dalam mengontrol irama
jantung, sehingga kondisi ini biasanya menyebabkan denyut
nadi menjadi lebih cepat.
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
• Nama : Ny. F
• Umur : 64 tahun
• Jenis Kelamin :Perempuan
• No. CM : 0-93-78-84
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Bireun
• Tgl. Masuk RS : 29 Desember 2016
• Tgl. Pemeriksaan : 07 Januari 2017
Anamnesis
Keluhan Utama: Sesak napas
Keluhan Tambahan : jantung berdebar, nyeri ulu hati, dan batuk
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSU Zainoel Abidin Banda Aceh dengan
keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak 7 hari SMRS disertai
jantung berdebar-debar. Pasien mengaku merasa cepat lelah dan
sesak nafas memberat saat pasien menaiki tangga, berjalan jauh
dan sesak berkurang dengan istirahat. Sesak juga dirasakan
bertambah saat pasien berbaring terlentang dan berkurang bila
tidur dengan 2 bantal. Pasien mengeluh sering batuk sejak 1
bulan terakhir dan memberat saat malam hari. Selain itu pasien
jugan mengeluh nyeri ulu hati sejak 1 bulan terakhir. Tidak ada
keluhan dalam BAK maupun BAB nya.
Anamnesis

• Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes
melitus disangkal, penyakit tiroid juga disangkal.

• Riwayat penggunaan obat


Ada (pasien tidak tahu nama obat)

• Riwayat Penyakit Keluarga


Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign

92 kali
Sakit /menit 27
sedang /
110/60
kali/ 36,6 °C
mmHg (iregul (Aksila)
GCS 15 menit
er)
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
KEPALA : Konjungtiva palp. Inf. Pucat
Normochephali , warna (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
rambut hitam isokor, RCL/RCTL (+/+)

THORAX
I : Dinding dada ssimetris
LEHER : Pembesaran
A : Vh (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+)
KGB (-) TVJ: R+4 cmH2O
Basah Basal

ABDOMEN COR
asimetris, distensi (-), I: Ictus Cordis tidak terlihat
Soepel, Lien dan Ren P: Ictus Cordis teraba, Thrill (+),
tidak teraba, P:
hepatomegali (-) atas ICS II LMCS
kanan ICS IV parasternal d
kiri2 jari lateral ICS VI LMCS,
EXTREMITAS Auskultasi: BJ I > BJ II,
INFERIOR irregular,gallop S3(+), Murmur
Ikterik (-/-), Edema (+/-), Sistolik grade IV (+), punctum
sianosis (-/-) maximum pada katub mitral
penjalaran ke axilla posterior
Pemeriksaan Penunjang Tanggal :
29-12-2016
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin 9,9* 12 - 14 gr/dl
Leukosit 6,4 4,1 - 10,5.103/mm3
Trombosit 185 150 - 450.103/ul
Hematokrit 31 45 - 55 %
Eritrosit 34,0* 4,7 – 6,1.106/mm3

Hitung Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan


Eosinofil 3 0-6 %
Basofil 1 0-2 %
Netrofil Segmen 41* 50-70 %
Netrofil Batang 0* 2-6%
Limfosit 36* 20-40 %
Monosit 19* 2-8 %
Tanggal :
Pemeriksaan Penunjang 29-12-2016

Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan


Na 136 135-145 mmol/L

K 4,0 3,5-4,5 mmol/L

Cl 109* 90-110 mmol/L

Jenis Hasil
pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Rujukan
GDS 108 <200

Jenis Hasil
pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Rujukan
PT 11,7 9,3-12,4 detik
APTT 44,2* 29,0-40,2 detik
PenunjangPemeriksaan (29 Desember 2016)
Interpretasi EKG
T-Interved : (+) V1 dan V2
Irama : Aritmia atrial fibrilasi
T-Tall : (+) V5 dan V6 > 3 kotak kecil ke arah bawah
Ritme : Ireguler
Heart rate : 120 x/menit VES : (+) Lead III
Axis : Normo axis
RVH : Tidak ada
Gel P : Tidak ada
LVH : Tidak ada
PR Interval : Sulit di nilai
Komplex QRS : 0,04 s Kesan : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular response,
Q patologis : Tidak ada ireguler 120 x/menit, Normoaxis, Iskemik
Anterior
ST-Segmented : Elevasi (-), Depresi (-)
PenunjangPemeriksaan

Hasil EchoCardiografi (03 Januari 2017) :


- Dimensi ruang jantung : LA dilatasi
- Kontraktilitas LV menurun, EF 46% (simpson)
- Kontraktilitas RV baik, TAPSE 1,9 cm
- Hipokinetik apikal, hipokinetik anterior.
- Katup-katup : MR + TR
• Diagnosa
CHF Fc NYHA II + Atrial Fibrilasi Rapid
Ventricular Respons

• Penatalaksanaan
- bed rest , diet jantung III
- O2 2-4 L
- IVFD RL 10 gtt/I
- IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
- Sucralfat 3x1
- Spironolactone 1x25mg
- Amiodaron 2x100 mg
• Prognosis
- Quo ad Vitam : Dubia ad malam
- Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
- Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
Follow Up
Tgl S O A P
29/12/  Sesak (+) TD: 110/60 mmhg Chf Fc -IVFD RL 10 gtt
16  Jantung berdebar HR: 110x/i ireguler NYHA II -IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
(+) Nadi: 92x/i ireguler + - Amiodaron 2x100 mg
H+1  Cepat lelah saat RR: 27x/i AF RVR -spironolactone 1 x 25 mg
berjalan (+) T: 37,0 OC -sucralfat 3x1
 BAB dan BAK RH basal bawah (+/+) Rencana :
(dbn) Jantung : Cek Lab Lengkap
 Nyeri di uluhati I&P: thrill (+) EKG
(+) A: murmur sistolik grade 4 Echo
(+), gallop S3 Ro.thorax
EKG : AF RVR
30/12/  Sesak (-) TD: 110/70 mmhg Chf Fc - IVFD RL 10 gtt
16  Nyeri di ulu HR:105 x/i ireguler NYHA II - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
hati(+) Nadi: 83x/i ireguler + - Amiodaron 2x100 mg
H+2  Jantung berdebar RR: 22x/i AF RVR -spironolactone 1 x 25 mg
(+) T: 36,3 OC - sucralfat 3x1
 Cepat lelah saat RH (+/+) - acetyl cysteine 3x200 mg
berjalan (+) Jantung : - Vit C 3x50 mg
 Batuk (+) I&P: thrill (+) Rencana :
 Mata kiri bengkak A: murmur sistolik grade 4 Co. MATA
 BAB dan BAK (+), gallop S3 Echo
(dbn) EKG : AF RVR Ro.thorax
31/12/  Klinis perbaikan TD:110/70 mmhg Chf Fc NYHA
- IVFD RL 10 gtt
16  Jantung berdebar HR: 98x/i ireguler II + - IV. Furosemid 1 A / H (extra)
H+3 (+)↓ Nadi: 84x/i ireguler AF RVR - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
 Cepat lelah saat RR: 22x/i - Amiodaron 2x100 mg
berjalan (+) T: 37 OC -spironolactone 1 x 25 mg
 Nyeri di ulu hati (+) RH (+/-) - sucralfat 3x1
 Batuk (+) Jantung : - acetyl cysteine 3x200 mg
 Bisul di ketiak I&P: thrill (+) - Vit C 3x50 mg
 Mata kiri bengkak A: murmur sistolik grade - cefixime 2x100 mg
 BAB dan BAK (dbn) 4 (+), gallop S3 - zalf Fucilex
EKG : AF RVR Rencana :
Co. MATA
Echo (03-01-2017)
Ro.thorax
01/01/  Klinis perbaikan TD:100/70 mmhg Chf Fc NYHA - IVFD RL 10 gtt
17  Jantung berdebar HR: 100x/i ireguler II - IV. Furosemid 1 A / H (extra)
H+4 (+)↓ Nadi: 84x/i ireguler AF RVR - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
 Nyeri di ulu hati (+) RR: 20x/i - Amiodaron 2x100 mg
 Sesak (-) T: 36,8 OC -spironolactone 1 x 25 mg
 Batuk (+) RH (-/-) - sucralfat 3x1
 Folikulitis (+) Jantung : - acetyl cysteine 3x200 mg
 BAB dan BAK (dbn) I&P: thrill (+) - Vit C 3x50 mg
A: murmur sistolik grade - cefixime 2x100 mg
4 (+), gallop S3 - zalf Fucilex
EKG : AF RVR Rencana :
Co. Mata (+)  Hordeolum OS
Echo (03-01-2017)
Ro.thorax
02/0  Demam TD:100/70 mmhg Chf Fc
- Three way
1/17  Jantung HR: 104x/i ireguler NYHA - IV. Furosemid 1 A / H (extra)
H+ berdebar Nadi: 89x/i ireguler II + - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
5 (+)↓ RR: 20x/i AF - Amiodaron 2x100 mg
 Nyeri di ulu T: 37,9 OC RVR-spironolactone 1 x 25 mg
hati (+)↓ RH (-/-) - sucralfat 3x1
 Sesak (-) Jantung : - acetyl cysteine 3x200 mg
 Batuk (+) I&P: thrill (+) - Vit C 3x50 mg
 Folikulitis A: murmur sistolik - cefixime 2x100 mg
(+) grade 4 (+), gallop - zalf Fucilex
 BAB dan S3 - PCT 3x500 mg
BAK (dbn) EKG : AF RVR Rencana :
Echo (03-01-2017)
Ro.thorax
03/01  Demam TD:100/70 mmhg Chf Fc - Three way
/17  Jantung HR: 100x/i ireguler NYHA - IV. Furosemid 1 A / H (extra)
H+6 berdebar Nadi: 84x/i ireguler II + - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
(+)↓ RR: 20x/i AF - Amiodaron 2x100 mg
 O
Nyeri di ulu T: 37,8 C RVR -spironolactone 1 x 25 mg
hati (+)↓ RH (-/-) - sucralfat 3x1
 Sesak (-) Jantung : - acetyl cysteine 3x200 mg
 Batuk (+) I&P: thrill (+) - Vit C 3x50 mg
 Folikulitis A: murmur sistolik - cefixime 2x100 mg
(+) grade 4 (+), gallop - zalf Fucilex
 BAB dan S3 - PCT 3x500 mg
BAK (dbn) EKG : AF RVR Rencana :
Echo Hari ini (+)
04/01  Lemas TD:100/70 mmhg Chf Fc
- Three way
/17  Jantung HR: 110x/i ireguler NYHA II
- IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
H+7 berdebar Nadi: 95x/i ireguler + - Furosemid 1x40 mg
(↓) RR: 20x/i AF RVR- Amiodaron 2x100 mg
 Nyeri ulu T: 36,9 OC -spironolactone 1 x 25 mg
hati(-)↓ RH (-/-) - sucralfat 3x1
 Sesak (-) Jantung : - acetyl cysteine 3x200 mg
 Batuk (↓) I&P: thrill (+) - Vit C 3x50 mg
 BAB dan A: murmur sistolik - ciprofloxacin 2x500 mg
BAK (dbn) grade 4 (+), gallop S3 - Zalf Oxytetracycline
EKG : AF RVR Rencana :
Echo Hari ini
05/01  Palpitasi TD:100/70 mmhg Chf Fc - Three way
/17 (+) HR: 97 x/i ireguler NYHA II - IV. Lansoprazole 30 mg/12 jam
H+8  Nyeri ulu Nadi:74 x/i ireguler + terakhir besok
hati(-)↓ RR: 20x/i AF RVR - Furosemid 2x40 mg
 Sesak (-) T: 37,2 OC - Amiodaron 2x100 mg
 Batuk (↓) RH (-/-) - spironolactone 1 x 25 mg
 BAB dan Jantung : - sucralfat 3x1
BAK (dbn) I&P: thrill (+) - acetyl cysteine 3x200 mg
A: murmur sistolik - ciprofloxacin 2x500 mg
grade 4 (+), gallop S3
EKG : AF RVR
06/01/1  Mual , nafsu TD:100/60 mmhg Chf Fc - Three way
7 makan ↓ HR: 82 x/i ireguler NYHA II - IV. Lansoprazole 30 mg/H
H+9 Nadi:78 x/i ireguler + (extra)
 Jantung berdebar
RR: 20x/i AF RVR -IV. Ondancetron 4 mg/
(↓)
T: 36,8 OC extra
 Nyeri ulu hati(-) RH (-/-) - Furosemid 2x40 mg
 Sesak (-) Jantung : - Amiodaron 2x100 mg
I&P: thrill (+) - Curcuma 3x 20 mg
 Batuk (-) A: murmur sistolik
 BAB dan BAK grade 4 (+), gallop S3
(dbn) EKG : AF RVR
07/01/1 Klinis lebih Stabil TD:100/70 mmhg Chf Fc - Ciprofloxacin 2 x 500 mg
7 Palpitasi (+) HR:100 x/i ireguler NYHA II - Furosemid 2x40 mg
H+10 Nadi:84 x/i ireguler + - Amiodaron 2x100mg
RR: 20x/i AF RVR -Curcuma 3x20mg
T: 36,5 OC - Asetly cystine 3x20 mg
RH (-/-) - Spironolacton 1x25 mg
Jantung : ACC PBJ, Kontrol Ulang
I&P: thrill (+) tgl 13/01/2017 ke Poli
A: murmur sistolik Jantung
grade 4 (+), gallop S3
EKG : AF RVR
Resume

• Seorang wanita, 64 tahun, datang ke IGD RSUD Zainoel


Abidin dengan keluhan sesak nafas sejak 7 hari sebelum
masuk rumah sakit disertai dengan jantung yang berdebar-
debar. Pasien mengaku merasa cepat lelah dan sesak nafas
saat melakukan aktivitas menaiki tangga dan berjalan jauh
dan sesak berkurang dengan istirahat. Sesak juga dirasakan
bertambah saat pasien berbaring terlentang dan berkurang
bila tidur dengan 2 bantal. Pasien meneluhkan sering batuk
sejak 1 bulan terakhir dan memberat saat malam hari. Selain
itu pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak 1 bulan
terakhir.
Resume

• Pada perkusi ditemukan batas jantung kiri bergeser ke ICS


VI linea midclavicula sinsitra 2 jari lateral. Pada auskultasi
ditemukan rhonki basah pada daerah basal kedua paru,
murmur bising sistolik grade IV, pada mitral dengan
punctum maksimum pada daerah mitral.

• Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan adanya kelainan


yaitu penurunan Hb. Pada pemeriksaan EKG ditemukan
adanya atrial fibrilasi, tanpa adanya LVH maupun RVH.
TINJAUAN
PUSTAKA
Atrial Fibrilasi
Definisi
Atrial fibrilasi adalah suatu gangguan pada jantung ditandai
dengan ketidakteraturan irama denyut jantung dan peningkatan
frekuensi denyut jantung, yaitu sebesar 350-650 x/menit.

Klasifikasi
Menurut AHA (American Heart Association), dibedakan menjadi 4
yaitu2 :
a. AF deteksi pertama
b. Paroksismal AF
c. Persisten AF
d. Kronik/permanen AF
Etiologi Manifestasi Klinis
1. Peningkatan • Tidak memberikan tanda
tekanan/resistensi dan gejala yang khas
atrium • Peningkatan denyut jantung
2. Proses infiltratif dan • Ketidakteraturan irama
inflamasi jantung dan ketidakstabilan
3. Proses infeksi hemodinamik
4. Kelainan Endokrin • Penurunan oksigenisasi
darah ke jaringan
5. Neurogenik
6. Iskemik Atrium
Tetapi, lebih dari 90% episode
7. Obat-obatan dari AF tidak menimbulkan
8. Keturunan/genetik gejala-gejala tersebut.
Patofisiologi

A. Proses Aktivasi Lokal Atrial Fibrilasi


B. Proses Multiple Wavelates Reentry Atrial Fibrilasi.
PENATALAKSANAAN

• Tujuan pengobatan fibrilasi atrium adalah


1. pengendalian irama • Pharmacological
Cardioversion (Anti-aritmia)
2. pengendalian laju • Electrical Cardioversion
• Operatif
3. mengurangi gejala
4. menurunkan risiko stroke • Digitalis
• Antagonis Kalsium
• Beta Blocker

• Antikoagulan
• Antiplatelet
SKOR CHA2DS2

Yang dinilai Skor Yang di Jumpai


CHF : LVEF≤40 % 1 -
Hypertension 1 -
Age ≥75 Thn 2 -
Diabetes Mellitus 1 -
Stoke History 2 -
Perpheral Vascular Disease 1 -
Age Between 65-74 1 -
Sex Category (Female) 1 1

• Pada Ny.F berdasarkan hasil Echocardiografi  MR+TR , maka pasien AF


dengan kelainan katup  di anjurkan untuk pemberian terapi anti-trombotik.
• Evaluasi resiko perdarahan akibat pemberian antikoagulan 
Skor HAS-BLED
SKOR HAS-BLED

Yang di nilai Skor Yang di Jumpai


Hypertension 1 -
Abnormal renal or liver function 1 -
History of Stroke 1 -
History of Bleeding 1 -
Labile INR Value 1 -
Elderly 1 -
Antithrombotic Drugs & alcohal 1 -

• Dari hasil Skor HAS-BLED di jumpai 0 jadi resiko untuk terjadi


perdarahannya rendah.
Atrial Flutter
Definisi
Atrial flutter merupakan gangguan irama jantung
(aritmia) yang terjadi jika impuls elektrik tidak sesuai
dengan alur listrik jantung. Sinyal elektrik
“terperangkap” di atrium kanan sehingga sinyal di
atrium kanan langsung diteruskan melalui nodus AV ke
ventrikel. Pada atrial flutter denyut jantung sekitar
200-350 kali per menit.
Etiologi
• Merupakan proses makroreentri yang Mekanisme Atrial
menentukan waktu revolusi laju Flutter
atrium. Terdapat aktivitas listrik yang
terus-menerus sepanjang siklus
atrium.

• Pada atrial re-entri, peran sumbatan


anatomi tipe apa pun (struktur atrium
maupun fibrosis) hal yang penting.

• Sistem konduksi atrioventrikular


biasanya memblok impuls atrial
dengan cepat, kemudian terjadi
penurunan respon ventrikel. Hal ini
biasanya dikompensasi dengan
peningkatan hemodinamik.
KLASIFIKASI
Manifestasi klinis

• Palpitasi
• Denyut jantung terasa cepat namun teratur
• Nafas pendek
• Adanya keterbatasan aktifitas harian
• Nyeri, tertekan, kelehahan atau rasa tidak
nyaman pada dada
• Pusing bahkan dapat pingsan
TATALAKSANA
ANALISA
KASUS
ANALISA KASUS
Kasus Teori

Pasien datang dengan sesak Hal ini merupakan beberapa


nafas yang dirasakan memberat tanda dari adanya gagal
sejak 7 hari SMRS. Sesak jantung. Gagal jantung adalah
mengakibatkan pasien sulit suatu sindrom klinis yang
beraktivitas, pasien juga ditandai dengan :
merasakan sesaknya memberat a) sesak napas/lelah bila
saat tidur, dan merasa nyaman beraktivitas, pada keadaan
dengan tidur 2 bantal. Pasien yang berat gejala juga
juga mengeluhkan batuk yang dirasakan saat beristirahat;
berat pada malam hari b) bukti objektif kelainan
struktur atau fungsi jantung
saat istirahat
c) Batuk malam hari
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Dari hasil pemeriksaan fisik Atrial fibrilasi tidak memberikan tanda dan
peningkatan TVJ, thrill, ronkhi gejala yang khas dan spesifik pada perjalanan
basah basal, batas kiri jantung 2 penyakitnya. Umumnya gejala dapat berupa
jari lateral ICS VI linea peningkatan denyut jantung,
midclavicula sinistra, pada ketidakteraturan irama jantung dan
auskultasi didapatkan bunyi ketidakstabilan hemodinamik.
jantung I> bunyi jantung II,
irregular, gallop S3 (+), Pemeriksaan jantung pada AF : palpasi dan
Murmur sistolik grade IV (+), auskultasi yang menyeluruh sangat penting
punctum maksimum pada katub untuk mengevaluasi penyakit jantung
mitral penjalaran ke axilla katup atau kardiomiopati. Pergeseran dari
posterior punctum maximum atau adanya bunyi
jantung tambahan (S3) mengindikasikan
pembesaran ventrikel dan peningkatan
tekanan ventrikel kiri.
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Pada pemeriksaan Temuan EKG pada AF : respon ventrikel yang
EKG di dapatkan cepat, laju QRS cepat dan ireguler merupakan
atrial fibrilasi, tanda patognomonik suatu AF. Morfologi
ireguler HR 120x/i, gelombang P tidak dapat atau sulit diidentifikasi
normoaxis, iskemia karena merupakan gelombang fibrilatorik pada
anterior pasien dengan AF.
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Chf Fc NYHA II Pasien dengan AF memiliki risiko gagal
+ AF RVR jantung 3x lebih tinggi dibanding pasien
tanpa AF. Gagal jantung simtomatik
dengan kelas fungsional New York Heart
Association (NYHA) II sampai IV dapat
terjadi pada 30% pasien AF, namun
sebaliknya AF dapat terjadi pada 30-40%
pasien dengan gagal jantung tergantung
dari penyebab dari gagal jantung itu
sendiri.

AF RVR dimana laju ventrikel lebih dari


100 kali permenit
Terima kasih

You might also like