You are on page 1of 41

Stroke Iskemik

Sabila Zathisa
110611001
Pendahuluan
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal
maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal
dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder
karena trauma maupun infeksi
Data global

Stroke
WHO 6,7 juta
penyebab top
kematian akibat
10 kematian di
stroke
dunia
Data di Indonesia

Tahun 2015
 stroke
Jumlah penyebab
penderita utama
meningkat kematian
2007-2013 dan
Tahun 2012 8,3 per1000 kecacatan
328.500 menjadi 12,1
kematian per 1000
akibat stroke
Laporan Kasus
• Identitas
Nama : Tn. s
Umur : 65 tahun • Anamnesis
Jenis Kelamin: Laki-laki Keluhan Utama :
Pekerjaan : Petani Kelemahan pada anggota
gerak kiri
Alamat : Nisam
Keluhan tambahan : nyeri
Suku : Aceh kepala, bicara pelo
Agama : Islam
Nomor RM : 07.95.49
Masuk RS : 31 Agustus
2016
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Cut Meutia
dengan keluhan kelemahan anggota gerak kiri
yang dialami 12 jam SMRS. Hal ini dirasakan
pasien tiba-tiba saat hendak ke kamar mandi.
Pasien juga mengaku nyeri kepala sampai ke
pundak. Keluhan mual, muntah, dan pingsan
disangkal oleh pasien. Sekitar 6 jam SMRS
pasien mengeluhkan bicara pelo.
Riwayat penyakit dahulu
a. Pasien menyangkal memiliki keluhan yang serupa
b. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang dialami
sekitar 5 tahun yang lalu namun, kontrol tidak
teratur dan meminum obat antihipertensi yang
diperoleh dari puskesmas (os lupa nama obat).
Os minum obat anti hipetensi tidak teratur yaitu
jika ada keluhan sakit kepala
c. Riwayat Diabetes melitus disangkal oleh os
Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyangkal adanya keluarga memiliki
keluhan yang sama dengan pasien. Tidak ada
anggota keluarga memiliki riwayat hipertensi
dan diabetes melitus
• Riwayat penggunaan obat
Pasien menyangkal menggunakan obat-obatan
untuk mengurangi keluhan
• Riwayat Kebiasaan
a. Pola makan teratur 3 kali dalam sehari
b. Pasien memiliki kegemaran makan-makanan yang
berminyak seperti gorengan dan makanan
bersantan
c. Kebiasaan olahraga disangkal oleh pasien
d. Riwayat merokok diakui pasien sekitar 20 tahun
namun sudah berhenti dalam 1 tahun terakhir
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign

Sakit 88kali
170/100 /menit 20 kali/ 36,5°C
berat/
mmHg menit (Aksila)
GCS 15 (reguler)
PEMERIKSAAN FISIK
MATA
KEPALA : Konjungtiva palp. Inf. Pucat
Normochephali , warna (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
rambut hitam isokor, RCL/RCTL (+/+)

LEHER : Pembesaran THORAX


KGB (-) I : Dinding dada simetris
A : Vh (-/-), Wh (-/-), Rh (-/-)

ABDOMEN
simetris, distensi (-), Soepel, COR
Lien, Hepar dan Ren tidak I: Ictus cordis tak tampak
teraba, P: Ictus codis teraba ICS V LMCS
2cm medial; tak kuat angkat
EXTREMITAS P:
INFERIOR atas ICS II LMCS
Ikterik (-/-), Edema (-/-), kanan ICS IV parasternal d
sianosis (-/-) kiri ICS V LMCS 2cm medial,
Auskultasi: BJ I > BJ II
Status Neurologis
a. GCS : E4V6 M5
Pupil : Bulat, isokor
Reflek cahaya langsung :+/+
Reflek cahaya tidak langsung :+/+ b. Nervus cranialis
Tanda rangsang meningeal NI : Daya pembau dan penciuman
kanan dan kiri normal
• Kakukuduk :-
N II : Visus dan lapangan pandang dalam
• Laseque : -/- batas normal, reflek cahaya
• Kernig test : -/- langsung (+/+)
• Bruzinski I : -/- N III, IV,VI: Ptosis (+), pupil isokor, reflek
• Bruzinski II : -/- cahaya tidak langsung (+/+),
pergerakan mata dalam batas
normal, strabismus (-/-), diplopia(-/-),
Deviasi konjugat (-/-).
N V: Membuka mulut (+), menggigit (+),
mengunyah (+)
N VII:Kerutan dahi (+), kedipan mata
(+),menggembungkanpipi (+/+),
memperlihatkan gigi (+/+), lidah
deviasi ke kiri
N VIII : Sulit dinilai karena c. Anggota gerak atas
keterbatasan alat Kekuatan otot:
N IX,X : Refleks menelan Tonus otot: hipertonus sin
(+), arcus faring simetris Rigiditas: -/-
(+)
Refleks biseps:
N XI : menggerakkan normorefleks (D),
bahu dan kepala (+) hiperefleks (S)
N XII : menjulurkan lidah Refleks triseps :
(+), deviasi ke kiri (+), normorefleks (D),
atrofi (-), tremor (-), hiperefleks (S)
pelo (+)
Refleks Hoffmann-
tromner: -
D. Anggota gerak bawah
Kekuatan otot:
Sensibilitas
Tonus otot: Normotonus
• Rasa Suhu : tidak
Rigiditas: -/- dilakukan
Refleks Patella:normorefleks • Rasa Nyeri : normostesia/
(D), hiperefleks (S) normoestesia
Refleks Achilles: • Rasa Raba :
normorefleks (D), normoestesia/
hiperefleks (S) normoestesia
Refleks Babinski: -/- • Vibrasi: tidak dilakukan
Refleks Chaddock: -/- • Posisi: +/+
Refleks Schaeffer: -/- • Nyeri dalam:
Refleks Oppenheim : -/- normostesia/
normoestesia
Fungsi Vegetatif
Miksi : inkontinensia (-), retensi (-), anuria (-)
Defekasi : inkontinensia (-), retensi (-)
Tes Keseimbangan
Tes heel to toe walking : dbn
Tes jari telunjuk : dbn
Tes pronasi-supinasi : dbn
Tes tumis : dbn
Pemeriksaan penunjang
2.6 Diagnosis
Diagnosis klinis :
Hemiparesis sinistra
Diagnosis topis : 2.7 Penatalaksanaan
Hemisfer serebri dextra - IVFD RL 20 gtt/i
Diagnosis etiologi : Stroke - Inj. Citicolin 500 mg/ 12
iskemik jam
- Inj. Ranitidin 50 mg/ 12
jam
- Drip sohobion 1
amp/Hari
- Amlodipin 1x 5 mg
- Aspilet 1x80mg
Resume
Tn. S datang ke IGD RSUD Cut Meutia dengan keluhan
kelemahan anggota gerak kiri yang dialami 12 jam
SMRS. Hal ini dirasakan pasien tiba-tiba saat hendak ke
kamar mandi. Pasien juga mengaku nyeri kepala
sampai ke pundak. Keluhan mual, muntah, dan pingsan
disangkal oleh pasien. Sekitar 6 jam SMRS pasien
mengeluhkan bicara pelo.
Pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran compos mentis
E4V5 M6, untuk vital sign didapatkan TD: 170/100
mmHg, nadi: 88 x/i, laju pernapasan: 20 x/i, suhu: 36,5
C, pupil isokor 3mm, reflek cahaya langsung dan tidak
langsung (+/+), deviasi lidah ke arah kiri, dan
kelemahanan pada anggota gerak kiri.
Follow Up
Tinjauan Pustaka
• Definisi
Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskular

Stroke Iskemik merupakan tanda klinis hilangnya fungsi


neurologis otak secara tiba-tiba akibat terbatas atau
terhentinya sirkulasi darah terhadap area pada otak
Epidemiologi: Stroke secara global

Penyebab
ke 2
6 juta kecacatan
meninggal setelah
dan 5 juta demensia
tersisa cacat dan
Sekitar 15 kematian
juta usia > 60
menderita tahun
stroke
masalah bagi
pembangunan
kesehatan
Pria > wanita secara nasional

Menyerang
usia muda mau
pun tua
Faktor risiko
• Dimodifikasi
Hipertensi, Penyakit jantung, Fibrilasi atrium,
Endokarditis, Stenosis mitralis, Merokok,
Anemia sel sabit, Transien ischemic attack
(TIA), Diabetes melitus, Hipertrofi ventrikel
kiri, Hiperhomosisteinemia
• Non modifikasi
Umur, Jenis kelamin, Herediter, Ras dan etnis,
Geografi
Klasifikasi dan Etiologi
• Patologi anatomi dan penyebab
- Stroke iskemik
- Stroke hemoragik
• Stadium
- TIA
- RIND
- stroke in evolution
- Completed stroke
• Sistem pembuluh darah
- Sistem karotis
- Sistem vertebrobasiler
Patofisiologi
Manifestasi klinis
• Hemidefisit motorik
• Hemidefisit sensorik
• Penurunan kesadaran
• Kelumpuhan nervus fasialis (VII) dan hipoglosus
(XII) yang bersifat setral
• Gangguan fungsi luhur seperti kesulitan bahasa
(afasia) dan gangguan fungsi intelektual
(demensia)
• Buta separuh lapangan pandang (hemianopsia)
• Defisit batang otak
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
• Umum
- Pemberian oksigen 2 liter/menit jika SpO2 < 95%
- Pemberian cairan kristaloid atau koloid, KTC 30
mL/kgbb/hari (parenteral-enteral)
- Posisikan kepala 300 ubah posisi tidur tiap 2 jam
- Demam diatasi dengan kompres dan berikan
antipiretik
- Jika k.kemih penuh  kosongkan sebaiknya
kateter intermiten
- Gangguan menelan NGT. Kebutuhan kalori 25-
30 kkal/kg/hari
- Kgd >150mg% koreksi sampai dbn
- Jika hipoglikemia dekstrose 40% iv sampai
normal
- TD tak perlu diturunkan kecuali TDS≥ 220 mmHg,
TDD ≥ 120 mmHg, MAP ≥ 130 mmHg, MCI, CHF
- Hipotensi NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam
pertama dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan
500 mL selama 8 jam atau sampai hipotensi
teratasi. Jika belum terkoreksi, yaitu tekanan
sistolik masih < 90 mmHg dapat diberikan
dopamin 2-20 ug/kg/menit sampai tekanan
darah sistolik ≥ 110 mmHg
• Jika kejang diazepam 5-30 mg iv diikuti
fenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus
• Peningkatan TIK manitol bolus iv0,25-0,5
g/kgbb selama > 20 menit, diulangi setiap 4-6
jam dengan target ≤ 310 mOsm/L.
• Terapi khusus • Prognosis
- Terapi trombolitik Stroke berikutnya
- Antikoagulan dipengaruhi oleh
- Antiplatelet sejumlah faktor, yang
paling penting adalah
- Pemberian sifat dan tingkat
neuroprotektor keparahan defisit
neurologis yang
dihasilkan. Usia pasien,
penyebab stroke,
gangguan medis yang
terjadi bersamaan juga
mempengaruhi prognosis.
Komplikasi
• Perdarahan
• Trombosis vena dalam
• Aspirasi paru dan pneumonia
• Isk dan konstipasi
Pencegahan
a. Pencegahan Primer
• Menjaga kadar lemak dan kolesterol dalam
tubuh.
• Segera periksa ke dokter jika terjadi kelainan
pada pembuluh nadi
• Olah raga yang teratur.
• Menghindari stres (hidup lebih santai)
b. Pencegahan sekunder
Pengobatan pada faktor risiko. Pencegahan
sekunder dapat dilakukan melalui terapi obat
untuk mengatasi penyakit dasarnya, seperti
penyakit jantung, diabetes melitus dan
hipertensi.
Kesimpulan
1. Pada penderita dapat ditegakkan diagnosis sebagai stroke
iskemik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
2. Pada penderita ini, tatalaksana yang dapat diberikan Th:
IVFD RL 20gtt/i, Inj. Citicolin 500 mg/ 12 jam, Inj Ranitidin
50 mg/ 12jam, Drip sohobion 1amp/ hari, Inj. Ketorolac 3%
/ 12jam, Amlodipin 1x10mg, clopidogrel 1x75mg, cetirizin
1x10mg, simvastatin 1x20mg, salicyl talc.
3. Hasil follow up yang dilakukan selama 8 hari, menunjukkan
adanya perbaikan klinis hal ini karena adanya kepatuhan
minum obat dari penderita, kepedulian pasien terhadap
kesehatan, dan adanya intervensi gizi.
Saran
• Disarankan pasien mengubah gaya hidup yang
lebh sehat seperti rajin berolahraga, diet
rendah lemak, dan penurunan berat badan
• Pasien diharapkan untuk rutin kontrol ke poli
saraf untuk mengontrol dan mencegah
serangan stroke berulang
TERIMA KASIH

You might also like