Professional Documents
Culture Documents
• Dalam kedokteran modern, banyak alat ukur mempergunakan mesin yang canggih.
Dengan kontrol kualitas yang ketat, mesin tersebut dapat memberi hasil yang amat
cepat dan akurat banyak di antaranya yang memberikan hasil dalam skala kontinu
dengan sistem digital atau dengan komputer, sehingga akan mengurangi kesalahan
perhitungan oleh pemeriksa. Data tersebut seringkali dinamakan data keras (hard
data)
• Sebagian besar data keras berskala kontinu (berat dalam gram, suhu dalam derajat), dan
banyak yang dapat diperiksa dengan mesin (kadar kolesterol, saturasi oksigen). Akan
tetapi data keras dapat pula berupa variabel berskala nominal seperti hidup-meninggal,
status perkawinan, suku/ras, jenis kelamin.
Data lunak (soft data) yang biasanya lebih subyektif (karena memerlukan interpretasi) yang
lebih sering menimbulkan bias atau variabilitas.
Contoh data lunak adalah keluhan pasien (misalnya nyeri), atau hasil pemeriksaan yang
memerlukan interpretasi (misal infiltrate ringan, sedang, atau berat pada foto paru).
• Dalam ilmu empiris hipotesis harus diuji kesahihannya dengan observasi empiris yang
diawali dengan observasi, pengukuran, dan pengumpulan data.
• Observasi ilmiah Pada penelitian eksperimental, hal yang terpenting dilakukan adalah
pengukuran sebelum, selama, serta sesudah suatu pajanan variabel bebas terhadap
variable tergantung. Perubahan yang terjadi kemudian diukur dengan cara tertentu dan
dicatat.
Variabel bebas adalah variabel yang apabila ia berubah akan mengakibatkan perubahan
pada variabel lain (sinonimnya variabel independen, predictor, risiko, determinan, atau
kausa)
Variabel yang berubah akibat dari variabel bebas ini disebut variabel tergantung
(sinonimnya variabel dependen, efek, hasil, outcome, respons, atau event)
Contoh
Pemberian obat A menyebabkan penurunan tekanan darah
Perbedaan kadar kolesterol pada siswa lelaki dan perempuan
Konsep pengukuran serta alat ukur dalam penelitian mempunyai makna yang luas,
bukan hanya pengukuran sehari-hari yang biasanya berkonotasi kuantitatif, misalnya
pengukuran tekanan darah, berat badan, luas tanah dan lain sebagainya, melainkan
termasuk juga pengukuran kualitatif.
Peran pengukuran dalam penelitian sangat menentukan karena dasar semua hasil
penelitian adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran. Kesalahan dalam
pengukuran dengan sendirinya akan menyebabkan rentetan kesalahan sehingga hasil
penelitian tidak menunjukkan keadaan sebenarnya. Hanya dengan pengukuran yang
sahih maka hasil suatu penelitian dapat dipercaya.
SKALA PENGUKURAN
Skala numerik
Misalnya ingin diketahui prevalens hipertensi pada kelompok dokter, dengan cara membagi status
tekanan darah dalam 4 kelompok (normotensi, hipertensi ringan, sedang & berat).
Pada saat dilakukan pengukuran, yang dicatat hendaknya bukan apakah seseorang menderita
hipertensi ringan sedang & atau berat, melainkan dicatat tekanan darahnya dalam mmHg. Nilai
numerik tersebut kemudian dapat dengan mudah diubah apabila ingin dilakukan pengelompokan
subyek menjadi normotensi dan lain-lainnya.
Keuntungan cara ini adalah: (1) lebih mudah menelusur bila ada data yang hilang; (2) kita mempunyai
kata dasar yang dapat dipakai sebagai bahan atau latar belakang penelitian lain.
SUMBER VARIASI PENGUKURAN
Fletcher dan Fletcher membagi sumber variabilitas pengukuran menjadi dua kelompok besar,
yakni variasi pengukuran dan variasi biologis.
Variasi pengukuran terdiri atas 2 unsur yaitu unsur alat ukur (instrumen) dan unsur orang
(yakni peneliti, pemeriksa), sedangkan variasi biologis mengacu pada variabilitas yang terjadi
pada satu subyek dan variabilitas yang terjadi antar subyek.
Sebagai contoh sederhana, timbangan berat badan yang biasa kita pakai sehari-hari, bila
digunakan untuk menimbang berulang-ulang sering memberihasil yang bervariasi; kadang
sama, kadang sedikit lebih berat, kadang sedikit lebih ringan daripada berat sebenamya.
Demikian pula pengukuran yang dilakukan oleh 2 orang yang berbeda sering memberikan
hasil yang berbeda (inter-observer variation); bahkan variasi juga terjadi pada pemeriksa yang
sama (intra-observer variation) yang melakukan pemeriksaan pada subyek yang sama pada
saat yang berbeda. Variasi pengukuran
Tekanan darah yang diukur setelah pasien berlari sangat berbeda dengan bila
dilakukan setelah pasien berbaring selama 5 menit. Demikian pula kadar zat
kimia tertentu menunjukkan hasil yang berbeda bila diukur pada waktu yang
berbeda, misalnya siang dan malam hari (irama sirkadian). Hal serupa bahkan
terjadi pada tinggi badan; pada pagi hari setelah bangun tidur orang lebih tinggi
beberapa milimeter ketimbang pada malam hari. Variasi biologis
KEANDALAN DAN KESAHIHAN PENGUKURAN
Keandalan
Istilah lain untuk keandalan adalah keterandalan, reliabilitas, reprodusibilitas, presisi, ketepatan pengukuran
Suatu pengukuran disebut andal, apabila ia memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada pemeriksaan
yang dilakukan berulang-ulang.
Dalam proses pengukuran terdapat 3 jenis variabilitas yang berperan yakni variabilitas pengamat,
variabilitas subyek, dan variabilitas instrumen.
• Variabilitas pengamat menunjukkan variabilitas yang terjadi pada pemeriksa, misalnya pemilihan kata pada
wawancara, atau keterampilan tangan seseorang dalam mengoperasikan alat ukur.
• Variabilitas subyek merujuk pada variasi biologis, misalnya fluktuasi emosi, tekanan darah, irama sirkadian,
atau pemakaian obatoleh subyek;
• variabilitas instrumen merujuk pada hal-hal yang mempengaruhi ketepatan, misalnya perubahan sensitivitas
alat, suhu atau kelembaban kamar, atau derajat kebisingan sekitar.
Keandalan pengukuran variabel numerik
Penilaian keandalan pengukuran variabel numerik pada umumnya dilakukan dengan cara menggunakan
simpang baku (standard deviation). Salah satu statistik yang bermanfaat untuk keperluan ini adalah
koefisien variasi, yakni simpang baku dibagi rerata.
Contoh:
Pengukuran kadar natrium serum dilakukan dengan alat A dan alat B. Dilakukan pengukuran pada satu sampel
serum sebanyak masing-masing 20 kali, dengan hasil sebagai berikut:
Alat A (mEq/L): 136, 132, 133, 137, 134, 135, 134, 135, 138, 132, 134, 136, 138, 133, 134, 135, 135, 135, 132, 136
Alat B (mEq/L): 135, 139, 132, 132, 130, 136, 140, 135, 136, 135, 129, 136, 134, 133, 133, 136, 136, 134, 137, 136
Pengukuran A: rerata = 134,7; simpang baktu = 1,76;
koefisien variasi = 1,76/134,7 = 0,013
Pengukuran B: rerata = 134,7; simpang baku = 2,71;
koefisien variasi = 2,71/1134,7 = 0,020
Jadi meskipun kedua alat tersebut menghasilkan nilai rerata yang sama, akan tetapi koefisien variasi pengukuran A
lebih kecil, artinya pengukuran A lebih andal daripada pengukuran B.
Keandalan pengukuran variabel berskala nominal
Salah satu cara untuk menilai keandalan pengukuran berskala nominal yang banyak digunakan adalah
penentuan nilai kappa (k). Kappa merupakan suatu statistik yang mengukur kesesuaian antara variabel
berskala nominal dikotom.
Contoh :
Dua orang dokter (P dan Q) diminta untuk menilai gambar USG kepala unfuk menentukan adanya
perdarahan intrakranial. Mereka diminta untuk menyatakan apakah gambaran USG kepala tersebut normal
atau tidak. Hasilnya nampak pada Tabel. Hasil tersebut kemudian disusun didalam tabel 2 x 2 sebagai
berikut; subyek dimasukkan ke dalam sel:
a) bila kedua dokter menyatakan USG normal
b) bila dokter P menyatakan normal, Q menyatakan tidak normal
c) bila dokter P menyatakan tidak normal, Q menyatakan normal
d) bila kedua dokter menyatakan tidak normal.
Tobel. Hosil pemeriksoon USG kepolo oleh 2 dokter
Gambar. Tabel 2x2 menunjukkan kesesuaian pemeriksaan USG oleh 2 dokter. Derajat kesesuaian (kappa)
dapat dihitung sebagai berikut:
Kesesuaian nyata = (9+10)/30 = 63,3%
Kesesuaian karena peluang = [(16x13)/30)+(14x17)/30] :30= 49,5%
Kesesuaian bukan akibat peluang = (63,3 - 49,5)% = 13,8%
Potensi kesesuaian bukan peluang : (100,0 - 49,5)% = 50,5%
Kappa = 13,8%/50,5% = 0,273 = 27,3%
Kesahihan
Istilah kesahihan, disebut pula sebagai validitas, menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang
seharusnya diukur. Contoh yang ekstrem untuk memperjelas makna kesahihan adalah: timbangan
merupakan alat yang sahih untuk mengukur berat badan, namun volume air mata bukan alat ukur yang
sahih untuk kesedihan seseorang.
Kesahihan hasil pengukuran dipengaruhi oleh bias pengukuran (measurement bias); makin besar bias, makin
kurang sahih pula pengukuran. Bias adalah kesalahan sistematik yang berakibat pada kecenderungan salah ke
arah satu sisi. Analog dengan variabilitas pada keandalan pengukuran, juga terdapat 3 jenis bias pengukuran
berdasarkan pada sumbemya, yaitu bias pengamat, bias subyek, dan bias instrumen.
Penelitian kualitatif :
Sebagai suatu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistika atau bentuk hitungan lainnya.
6. Sistem yang dinamrs (dynamic systems). Peneliti memperhatikan proses serta menganggap
perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya.
7. orientasi kasus bersifat unik (unique case orientation). peneliti studi kualitatif menganggap setiap
kasus bersifat khusus dan unik.'
8. Sensitivitas konteks (context sensitiaity), f aitu menempatkan temuan dalam konteks sosial,
historis dan waktu
9. Netralitas empati (emphatic neutrality). penelitian dilakukansecara netral agar obyektif tapi
bersifat empati
10. Fleksibilitas disain (design flexibility). Desain penelitian bersifatfleksibel, terbuka beradaptasi
sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku)
DISKUSI
KELOMPOK
TERARAH
PENELITIAN OBSERVASI
WAWANCARA
KUALITATIF LANGSUNG
WAWANCARA
MENDALAM
METODE LAIN :
Kelebihan
• Permasalahan dapat diteliti secara lebih detil dan mendalam
• Wawancara tidak dibatasi oleh pertanyaan spesifik yang telah dipersiapkan
namun dapat diarahkan ke arah yang lebih mendalam pada saat wawancara
dilaksanakan
• Kerangka pikir dan arah penelitian dapat direvisi dengan cepat oleh peneliti atas
adanya informasi baru
• Data yang terkumpul didasarkan atas pengalaman individu yang sangat kuat dan
kadang lebih meyakinkan ketimbang data kuantitatif yang bersifat data agregat
• Pada penelitian kualitatif memang data seringkali didapat dari sedikit kasus atau
individu sehingga temuan tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih besar.
Namun temuan dapat ditransfer ke situasi I setting yang lain.
Keterbatasan
Kualitas penelitian sangat bergantung pada keterampilan individu dan lebih
mudah dipengaruhi oleh bias personal dan idiosinkrasi peneliti
Akurasi penelitian lebih sulit dipertahankan, dianalisis dan disajikan
Besarnya volume data membuat analisis dan interpretasi menghabiskan
waktu yang lama
Seringkali penelitian kualitatif tidak dapat dimengerti dan diterima sebaik
penelitian kuantitatif oleh komunitas ilmiah
Kehadiran peneliti selama pengumpulan data (yang sering tidak dapat
dihindari dalam penelitian kualitatif) dapat memengaruhi respons subyek.
Saat menyajikan temuan penelitian, kerahasiaan identitas subyek dapat
menjadi masalah