You are on page 1of 13

Asuhan Keperawatan

Systemic Lupus Erythematosus


(SLE) atau Lupus
OLEH KELOMPOK 12 :
- DAVID EDY PUTRA (161015)
- FELLA PANCARANI (161032)
- NINDA EKA NOVITA (161049)
- SASABIA WAHYUNI (161062)
PENGERTIAN

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit


autoimun pada jaringan ikat. Autoimun berarti bahwa sistem
imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada SLE ini, sistem
imun terutama menyerang inti sel .
ETIOLOGI

 Faktor genetic mempunyai peranan yang sangat penting dalam kerentanan dan
ekskresi penyakit SLE. Sekitar 10%-20% pasien SLE mempunyai kerabat dekat (first
degree relative) yang menderita SLE. Angka kejadian SLE pada saudara kembar
identic (24-69%) lebih tinggi dari pda saudara kembar non identic (2-9%).
 Faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya SLE yaitu sinar UV yang mengubah
struktur DNA di daerah yang terpapar sehingga menyebabkan perubahan system
imun di daerah tersebut serta menginduksi apoptosis dari sel keratonosik.
KLASIFIKASI

 SLE adalah salah satu dari beberapa jenis lain adalah lupus kutaneus (dikoid) kronik, lupus
karena obat, lupus kutaneus subakut, dan lupus neonatal dan ada beberapa tipe dari lupus
erytematous yaitu :
1. Systemik lupus erytematous (SLE)
2. Chronik cutaneus (discoid) lupus (CLE)
3. Subacute cutaneus lupus erytematous (SCLE)
4. Drug-induced lupus erytematous (DILE)
5. Neonatal lupus erythematous
PATOFISIOLOGI

 Berbagai studi menunjukkan etiopatogenesis SLE bersifat multifaktorial melibatkan faktor genetik, endokrin
dan neuroendokrin, respon imun dan lingkungan. Salah satu karakteristik SLE adalah terbentuknya
autoantibodi yang menargetkan antigen yang terutama terletak pada inti sel
 Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi
yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik,
hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid,
isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa
turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan.
TANDA DAN GEJALA

1. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku
pada pagi hari.
2. Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
3. Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
4. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
5. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan
purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
6. Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.
7. Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk
penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
Contoh Tanda Dan Gejala

1. Sistem 2. Sistem
Muskuloskeletal Integument 3. Kardiak
4. Sistem
Pernafasan 5. Sistem Vakuler 6. Sistem Saraf
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap darah (LED)


 Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila
diperlukan kreatinin urin
 Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)
 PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
 Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3,C4)
 Foto polos thorax
PENATALAKSANAAN

A. EDUKASI / KONSEING
Perlu dijelaskan akan perjalanan penyakit dan kompleksitasnya. Pasien memerlukan pengetahuan
akan masalah aktivitas fisik, mengurangi atau mencegah kekambuhan antara lain melindungi kulit dari
paparan sinar matahari (ultra violet) dengan memakai tabir surya, payung atau topi; melakukan
latihan secara teratur. Pasien harus memperhatikan bila mengalami infeksi.
B. Program Rehabilitasi
Terdapat berbagai modalitas yang dapat diberikan pada pasien dengan SLE tergantung maksud dan
tujuan dari program ini. Salah satu hal penting adalah pemahaman akan turunnya masa otot hingga
30% apabila pasien dengan SLE dibiarkan dalam kondisi immobilitas selama lebih dari 2 minggu.
Disamping itu penurunan kekuatan otot akan terjadi sekitar 1-5% per hari dalam kondisi imobilitas.
KOMPLIKASI

 Komplikasi akibat terapi steroid yang dijalani.


 Diabetes
 Tekanan darah tinggi
 Peningkatan kolesterol
 Obesitas yang menyebabkan serangan jantung
 Penyakit ginjal
 Infeksi
 Lupus yang menyerang sistem saraf sentral
 Penggumpalan darah atau komplikasi cardiovascular
TERIMA KASIH

You might also like