You are on page 1of 22

PENEMUAN

PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU
PENEMUAN PADA ORANG DEWASA
• Secara Passive Promotive Case
Finding
– Penderita yang datang ke unit
pelayanan kesehatan
• Semua org yg kontak dgn penderita
TB BTA (+) harus diperiksa
dahaknya
• Semua tersangka penderita harus
diperiksa 3 spesimen dahak slm 2
hari berturut-turut ; Sewaktu-Pagi-
Sewaktu (SPS)
PENEMUAN PADA ANAK
• Mrpkan hal yg sulit, dapat dilakukan
dengan penjaringan dari keluarga
penderita TB BTA (+) kontak
serumah, kunjungan Posyandu, ke
Puskesmas atau ke RS
Diagnosis Tuberkolosis
• Pemeriksaan fisik
– Pada tahap dini sulit diketahui
– Tanda – tanda infiltrate ( redup, bronchial,
ronchi basah, dll )
– Pada pemeriksaan Perkusi didapati hipersonor
/ timpani bila terdapat kavitas yg cukup dan
pd auskultasi memberikan suara amforik.
– Atropi dan retraksi interkostal pd keadaan
lanjut dan fibrosis
– Bila mengenai pleura dpt menyebabkan efusi
pleura (perkusi memberikan suara pekak)
– Tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan
mediastinum
– Sekret disaluran nafas dan bronchi
• Pemeriksaan radiologi ( Rontgen
thorax)
– Pada tahap dini tampak gambaran
bercak-bercak spt awan dngn batas
tdk jelas atau bercak (nodular)
– Pada kavitas gambar bayangan berupa
cincin tunggal atau ganda
– Pada kalsifikasi tampak bayangan
bercak-bercak padat dengan densitas
tinggi
– Bayangan menetap pd foto ulang
beberapa minggu kemudian
– Kelainan bilateral, terutama
dilapangan atas paru
– Bayangan milier
• Bronchografi; kerusakan bronkus atau
kerusakan paru
• Laboratorium
– Darah :leukosit meninggi, LED meningkat,
limfositosis
– Sputum : pada pewarnaan tahan asam
ditemukan BTA +
• Pada kultur (Lowenstein- Jensen agar)
tumbuh koloni Micobakterium TB
• Tes Tuberkulin : Mantoux tes ( indurasi
lbh dr 10-15 mm)
• Spirometer
– Penurunan fungsi paru-paru ; kapasitas vital
menurun
• Teknik Polymerase Chain Reaction
– Deteksi DNA kuman secara spesifik dpt
mendeteksi kuman meskipun hanya ada satu
mikroorganisme dlm specimen. Selain itu
tehnik ini dpt mendeteksi adanya resistensi.
• Becton Dickinson Diagnostic Instrumen
System ( BACTEC )
– Deteksi growth indeks berdasarkan CO2 yg
dihasilkan dr metabolisme asam lemah oleh
mikrobakterium Tuberkulosis.
• Enzyme linked Immunosorbent Assay
– Deteksi respon humoral, berupa proses
antigen-antibodi
• MYCODOT
– Deteksi antibody
DIAGNOSIS TB PARU PD ORG
DEWASA
• Pemeriksaan BTA sedikitnya 2 dari 3 spesimen
SPS (+)
• 1 spesimen positif  foto rongent, atau periksa
ulang dahak SPS
• Jika hsl rongent mendukung  Positif TB
• Jika hsl rongent tidak mendukung  periksa
ulang dahak SPS, jika memungkinkan kultur
• Jika 3 spesimen (-)  beri antibiotik spektrum
luas.
• Jika tidak ada perubahan  periksa ulang dahak
SPS
• Jika hasilnya (+)  TB BTA Positif
• Jika hasilnya (-)  foto rongent
• Jika hasil foto rongent mendukung  TB BTA (-)
dan Rongent (+)
• Jika hasil foto rongent tidak mendunkung 
bukan TB
DIAGNOSIS TB PARU PD ANAK
• Diagnosis relatif lebih sukar
pemeriksaan lengkap meliputi :
– Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
– Tes Laboratorium ; sputum
– Radiologi
• Seorang anak dicurigai TB jika
– Riwayat kontak dgn TB BTA (+)
– Tdp reaksi kemerahan stl penyuntikan
BCG dlm waktu 3-7 hr, berupa
kemerahan dgn indurasi > 5 mm
3. Tdp anda/gejala umum
Tuberkulosis, sbb
– BB↓ selama 3 bln berturut-turut tanpa
sebab yg jelas
– Nafsu makan ↓
– Demam tanpa sebab yg jelas
– Pembesaran kelenjar limfe
– Batuk > 30 hr, nyeri dada, tanda2
adanya cairan di dada
– Dare ; tidak sembuh dgn pengobatan
diare, benjola dlm abdomen
4. Gejala-gejala spesifik
– TB kulit / skrofuroderma
– TB tulang, sendi
– TB otak dan saraf ; meningitis
– Mata ; konjunktivitis,
5. Uji tuberkulin (+)
6. Gambaran rongent paru ; infiltrat,
pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar
paratrakeal. Dicurigai TB ;
atelektasis/kolaps, efusi pleura,
kalsifiksi bronkiektasis, kavitas, dan
destroyed lunak
7. Pemr mikrobiologi dan serologis
dilakukan dengan bilasan lambung (krn
dahak sulit didapatkan)
8. Pemeriksaan patologi anatomi ada
indikasi TBC
9. Respon (+) thd OAT, selama 2 bln ada
perbaikan
ALUR DETEKSI DINI DAN RUJUKAN TB ANAK

Hal-hal yang mencurigakan TB


1. Mempunyai rwy kontak erat dgn pend TB yg
BTA (+)
2. Reaksi kemerahan lbh cepat (3-7 hr) stl
imunisasi dgn BCG
3. BB ↓ tanpa sebab jelas atau tidak naik dlm 1
bln meski gizi baik
4. Sakit dan demam lama/berulang tanpa sebab
yg jelas
5. Batuk2 > 3 mgg
6. Pembesaran kel limfe superfisialis
7. Skrofuloderma
8. Konjunktivitis fliktenularis
9. Tes tuberkulin (+)
10. Gambaran foto Rongent TB
Bila ≥ 3 positif

Dianggab TBC

Diberi OAT,
observasi 2 bln

membaik memburuk

TBC Bukan TBC TBC kebal obat

OAT diteruskan Rujukan ke RS


Pemeriksaan lanjutan di RS

• Gejala klinis
• Uji tuberkulin
• Foto rongent paru
• Pemeriksaan mikrobiologi dan
serologi
• Pemeriksaan patologi anatomi
Rujuk segera ke RS jika ada
tanda2 bahaya sbb:

• Kejang
• Kesadaran menurun
• Kaku kuduk
• Benjolan di punggung
• Kegawatan lainnya
Indikasi pemeriksaan
Radiologis
• Suspek dgn BTA (-), stl diberikan
antibiotik spektrum luas tdk ada
perubahan, dan periksa BTA SPS hsl
tetap (-)
• Penderita sering hemoptisis berat,
untuk menyingkikan kemungkinan
bronkiektasis
• Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA (+)
Klasifikasi Penyakit danTipe
Penderita
4 hal yg diperhatikan dalam
menentukan definisi kasus
1. Organ tubuh yang sakit ; paru atau
ekstra paru
2. Sputum BTA (+) atau (-)
3. Riwayat pengobatan TB ; baru atau
sdh pernah
4. Tk keparahan ; berat atau ringan
Klasifikasi Penyakit
TB Paru
1. TB Paru Positif
a. 2 (dua) dari 3 spesimen dahak SPS
(+)
b. 1 (satu) spesimen dahak SPS (+),
dan foto Rongent menunjukkan TBC
aktif

2. TB Paru BTA (-)


• 3 spesimen dahak SPS hsl BTAnya (-)
• Foto Rongent menunjukkan TBC aktif
Klasifikasi Penyakit
TB Ekstra Paru
1. TB ekstra paru ringan ; kel limfe,
pleuritis unilateral, tulang (kec. tl
belakang), sendi dan kel. adrenal

2. TB ekstra paru berat ; meningitis,


milier, perikarditis, peritonitis,
pleuritis dupleks, tl.belakang, TB
usus, TB sal.kencing dan alat
kelamin)
Tipe Penderita
1. Kasus baru ; blm pernah diobati dgn OAT
2. Kambuh (relaps) ; pend dinyatakan
sembuh dgn pengobatan, kembali berobat
dan hsl pemr sputum BTA (+)
3. Pindahan (transfer in); pindah berobat dari
kab lain. Hrs dgn surat rujukan
4. Setelah lalai (default/drop out) ; sdh
berobat 1 bln, berhenti ≥ 2bln, kembali
berobat hsl sputum BTA (+)
5. Lain2
a.Gagal ; BTA tetap (+) hingga bln ke-5,
BTA (-) Rongent (+) pada akhir bln ke-2
b. Kasus Kronis ; BTA tetap (+) setelah
pengobatan ulang

You might also like