You are on page 1of 30

Asuhan Keperawatan

Pada Anak
Bronchopneumeni

ETTY ERNAWATI.M.KEP
I. KONSEP DASAR

• PENGERTIAN :
Broncho pneumonia adlah
peradangan akut pd parenchym paru yg disertai
dgn konsulidasi berbecak yg disebabkan o/
pengisian eksudat di bronchiolus s/d alviolui.

• ETIOLOGI :
1. Bakteri  Streptoccus Pneumoniae
Stapilococcus Aureus
Gambar Paru
Dengan Bronchopneumonia
Lanjutan
2. Virus  Parainfluenza  Adeno virus
Br.Pneumonia  Neonatus  bakteri
Bayi & anak  bakteri +
virus
3. Faktor Predisposisi  Setiap keadaan
defisiensimekanisme
pertahanan paru
4. Faktor yg mempermudah :
- Daya tahan tbh yg menurun
- Umur
- Berbaring lama
- Komplikasi anestesi
Lanjutan
• Pneumonia : Proses peradangan akut yg terjd
pd parenchym paru
• Penyebab : Bakteri (pneumo / streptococcus)
virus (para influenza)
Jamur (candida albicans)
Aspirasi (cairan amnion, bahan
berminyak, bubuk talk,
makanan/susu)
Lanjutan

• Faktor predisposisi :
Resistensi tubuh me 
P.C.M.
Penyakit kronik
Trauma Paru
Obat obatan anestesi
Berbaring terlalu lama
PATOGENESIS
• Mikro organisme mencapai paru melalui
saluran pernafasan dlm btk mukus/saliva
 akhirnya tersangkut dlm alvioli pd lobus
bagian bawah  pengaruh grafitasi bumi.
• Kemudian bakteri berproliferasi 
mulailah proses imflamasi yang mengarah
ke konsulidasi melalui 4 stadium.
1. STADIUM KONGESTI / EKSUDASI (4-12
J)
Eksudat serosa masuk dlm alviolus
alviolus dari pembuluh darah yang bocor
dan dilatasi
2. STADIUM HEPATISASI MERAH (48
JAM)
Paru paru tampak merah berganulasi
karena sel darah merah, fibrin dan
leukosit mengisi alviolus
3. STADIUM HEPATISASI KELABU (3-8
HR)
Paru tampak berwarna abu abu karena
leukosit & fibrin mengalami konsulidasi
dalam alviolus

4. STADIUM RESULUSI (7 – 11 HR)


Eksudat mengalami lisis & diabsorbsi
oleh magrofag sehingga jaringan kembali
pada strukturnya semula.
• Selama proses imflamasi berlangsung 
mengganggu mekanisme fungsi paru 
seperti berkurangnya luas permukaan
membran respirasi dan menurunnya
rasio ventilasi – perfusi  penurunnan
kapasitas difusi  HIPOKSEMIA
MANIFESTASI KLINIS
• Biasanya gejala datang mendadak
Infeksi saluran nafas bagian atas 
beberapa hari sebelumnya, misalnya hidung
tersumbat, anak rewel, napsu makan
menurun.

• Fase permulaan  Suhu badan mendadak


meningkat 39,4’C – 40’C, sangat gelisah,
nadi meningkat  kejang.
Lanjutan
• Gangguan pernafasan  Dispneu, nafas
cepat dan dangkal, cuping hidung +,
sianosis disekitar mulut dan hidung

• Pola nafas tampak retraksi  supra


clavicular, supra sternal dan intercostal.

• Batuk kering  Produktif, sputum warna


hijau/kemerahan kadang kadang disertai
muntah dan diare
Lanjutan

• Hasil Laboratorium  Leukositosis, pd


throutswab cultur menunjukan adanya
bakteri
• Thoraks foto  Adanya bercak infiltrat
pd satu atau beberapa lobus, dapat juga
menunjukan adanya atelektasis dan
pleuritis
• Pada auskultasi  terdengar suara
ronchi, relles, wheezing
DIAGNOSTIK TEST

1. Thoraks Foto
2. Lab : DL, astrup, sputum
mikro organisme L/C
PENATALAKSANAAN

1. Untuk mengatasi infeksi


2. Untuk mengatasi gangguan pernafasan
3. Untuk mengatasi suportif
4. Untuk mengatasi dehidrasi
5. Untuk mengatasi komplikasi
KOMPLIKASI

1. Atelektasis
2. Empiema
ATELEKTASIS

Ateletaksis adalah ekspansi yang tidak sempurna paru


saat lahir (ateletaksis neokatorum) / kolaps sebelum
alveoli berkembang sempurna, yang biasanya terdapat
pada dewasa yaitu ateletaksis didapat (acovired
aeletacsis). Atelektasis (Atelectasis )adalah pengkerutan
sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
EMPIEMA
• Empiema adalah keadaan terkumpulnya nanah ( pus )
didalam ronggga pleura dapat setempat atau mengisi
seluruh rongga pleura( Ngastiyah,1997).
• Empiema adalah penumpukan cairan terinfeksi atau pus
pada cavitas pleura ( Diane C. Baughman, 2000 ).
• Empiema adalah penumpukan materi purulen pada areal
pleural ( Hudak & Gallo, 1997 ).
• Empiema adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan
nanah dalam rongga pleura dengan yang dapati timbul
sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit
lainnya.
PENGKAJIAN
• Data dasar
• Data fokus

• Keluhan utama : demam disertai
batuk, sesak nafas, napsu makan
menurun.
• Kapan mulai batuk ? Bagaimana batuknya ?
Produktif atau tidak produktif ?
• Bagaimana karahteristis sputum ?
• Riwayat penyakit dalam keluarga, adakah
penyakit asma ?
• Apakah ada sumber infeksi di dalam rumah
• Bagaimana cara mengatasinya selama ini ?
• Pengobatan yang sudah diberikan ?
PEMERIKSAAN FISIK
• INSPEKSI
Bagaimana frekwensi nafasnya ?
Bagaimana pola nafasnya : tachypneu/ dispneu
Adakah menggunakan otot bantu ?
Adakah retraksi ? Bagaimana warna kulit ? Pucat,
berkeringat, sianosis, dimana ?
Bagaimana status mental ? Rewel, gelisah, tdk
sadar, kejang ?
Adakah batuk ? Kering, produktif,
Bagaimana karahteristik sputum ? Konsistensi,
warna, bau , jumlahnya ?
• PALPASI
Pada saat bernafas bagaimana
pergerakan dada ? Apakah simetris / tidak
?
Bagaimana suhu tubuh ? Turgor kulit ?

• PERKUSI
Paru paru normal berbunyi resonan seperti
: dug dug dug dug dug.
Paru paru yang konsulidasi  tidak
resonan seperti : bleg bleg bleg bleg
• AUSKULTASI
Adakah suara paru patologis ? ronchi,
rales, wheezing
rales = ronchi basah  suara berisik yang
terputus atau aliran udara melalui
cairan  inspirasi
ronchi kering  bunyi yang tidak terputus
terjadi karena adanya getaran lumen
saluran pernafasan atau penyempitan oleh
sekret yang kental
RENCANA KEPERAWATAN
DX : Gangguan pertukaran gas s/d
konsulidasi paru mengakibatkan
penurunan efektifitas permukaan paru.
DS : Sesak nafas, badan panas, bbrp hr
batuk
DO : frekuensi nafas meningkat(tachipneu,
tachikardi,), gelisah, banyak
keringat,sianosis, nafas cuping
hidung, retraksi.
Hsl astrup PO2, hipoksemia.
Hsl thorax foto infiltrat & konsulidasi
bronchopneumonia
TUJUAN  konsulidasi teratasi, permukaan
paru efektif, pertukaran gas
normal
INTERVENSI :
1. Auskultasi bunyi nafas setiap 2-4 jam
2. Kaji pola nafas, catat kualitas & frekwensi
nafas
3. Pantau status mental & tkt kesadaran
4. Obs. Warna, jumlah, konsistensi sputum
5. Hisap lendir k/p
6. Berikan O2  masker/nasal sesuai
kebutuhan order.
7. Beri posisi nyaman utk mendptkan
pernafasan optimal
8. Bantu & ajarkan pasien utk merubah
posisi, batuk efektif & nafas dalam tiap
2-4 jam
9. Beri obat obatan sesuai order,
antibiotika, ekspektoran.
10. Pantau hasil lab. AGD
11. Anjurkan pasien utk meningkatkan
intake minum sesuai toleransi
JUMLAH PERNAFASAN NORMAL
By baru lahir 35x /mnt
1 – 11 bln 30x /mnt
2 thn 25x /mnt
4 thn 23x /mnt
6 21x /mnt
8 20x/mnt
10 19x/mnt
12 19x/mnt
14 18x/mnt
16 17x/mnt
18 16 - 18

You might also like