You are on page 1of 24

Ayu Khalifah

Hardiyanti firdhaus

Khansa Khaerunnisa P

Suci Wulandari
Tingkat II A
Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupakan keadaan terjadinya
perubahan patologis dalam dinding
arteri koroner, sehingga
menyebabkan iskemik miokardium
DEFINISI dan menimbulkan Unstable Angina
Pectoris (UAP) serta Infark Miokard
Akut (IMA) seperti Non ST
Elevation Myocardial Infarct
(NSTEMI) dan ST Elevation
Myocardial Infarct (STEMI) (Joseph
et al., 2016).
3.
3. Spasmus arteri
Etiologi
koroner

Merupakan proses pengetatan (kontraksi) singkat dan sementara dari


1. otot-otot dinding arteri sehingga pembuluh darah mengalami
penyempitan.
Arterosklerosis

Arterosklerosis adalah pengerasan pembuluh arteri akibat


2. penurunan
Aorta elastisitas pembuluh darah arteri yang disebabkan oleh
adanya timbunan lemak pada lapisan dinding bagian dalam
insufisiensi
pembuluh darah. Kelainan pada dinding pembuluh darah yang
Kondisi dimana katup
berkembang menjadiaorta
plak tidak menutup
yang dapat secara efisiens
mengganggu aliran
sehingga memungkinkan
pembuluh darah apabiladarah
cukupbocor
besar kembali keruang
jantung ventrikel kiri. Dengan demikian, darah yang dipompa
oleh jantung melalui katup aorta kedalam aorta bocor
kembali ke dalam jantung (ventrikel kiri) karena katup aorta
tidak menutup dengan benar.
PATOFISIOLOGI
STEMI NSTEMI UAP

STEMI adalah elevasi NSTEMI adalah keadaan Angina pektoris tak stabil
segmen ST pada EKG. Hal ini pasien dengan manifestasi merupakan rasa nyeri dada
menunjukkan area miokard sama seperti angina pektoris paroksismal yang di picu
yang luas kemungkinan tak stabil, tetapi disertai oleh sejumlah besar latihan/
meliputi seluruh ketebalan peningkatan enzim petanda emosi yang tidak dapat di
dinding ventrikel, telah jantung. NSTEMI prediksi dapat terjadi pada
mengalami nekrosis sebagai menggambarkan suatu malam hari. Rasa sakit
akibat dari iskemia yang kondisi yang berbahaya akibat di dada dapat
memanjang. STEMI biasanya dimana iskemia miokard berlangsung selama 10-15
terjadi bila suatu trombus disebabkan oleh suatu menit. Cirinya, serangan
telah menyumbat arteri penurunan mendadak aliran angina tak stabil yaitu
koroner secara kompleks darah yang melalaui meningkat jumlah, durasi
dalam waktu yang signifikan. pembuluh koroner. dan keparahannya.
Penurunan ini hampir selalu
di insiasi oleh ruptur plak
aterosklerosis.
usia
merokok

Aktifitas Gaya
fisik hidup
Tidak
dapat
diubah Dapat
gender Riwayat
keluarga
hiperten
si diubah DM

hiperlipi
obesitas demia
 Gangguan Hemodinamik
1. Gagal jantung
• Hipotensi
• Kongestif paru
• Output urin rendah
• Syok kardiogenik

2. Aritmia dan gangguan konduksi dalam fase


akut
Komplikasi Kardiak
1. Regurgitasi katup mitral
2. Ruptur jantung
3. Ruptur septum ventrikel
4. Infark ventrikel kanan
5. Perikarditis
6. Trombus ventrikel kiri
Nyeri Dada
Elektrokardiogram
Cardiac Marker
Nyeri dada terutama dirasakan di
Hasil
Pemeriksaan
berupa
daerah subenzyme
perubahan
jantung
sterna dan bisapada kejadian injury
segment
menjalar
miokard akan keST baik kiri
lengan
memberikan SThasil
elevasi
atau kanan,
yang signifikan.
mauapun
ke rahang,
Pemeriksaan deprese
bahu.
enzyme atauini
Keluhan
jangtung adanya
biasanya
juga harus
inverse
berupa
dilakukan gelombang
sensasi
secara terbakar,
serial Tdapat
periodic tertekan,
4-6 jam karena
terhimpit
memberikan
enzyme benda
jantung akan berat,
gambaran sesak napas,
terakumulasi dalam aliran
darahseperti
kejadiandiremas,
apabila SKA..atau
otot-otot hanya berupa
Harus
jantung mengalami
keluhan tidak nyaman di dada.
dilengkapai Enzyme
kerusakan/infark. denganyang spesifik antara lain
Keluhan sering disertai keringat
CKMB dan troponin T.
pemeriksaan cardiac
dingin, mual, muntah ataumarker .
pingsan.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap
2
 . Sel
EKG Analisa
darahGas Darah
putih (Blood Gas(10.000-20.000
: leukositosis Analysis, BGA)mm : menilai
3)
 muncul
Segemenhari
oksigenasi ST elevasi
jaringan
kedua abnormal
setelah mennunjukkan
(hipoksia) dan perubahan
serangan adanya
infark injuri
keseimbangan
karena
miokard darah.
asam-basa
inflamasi karena terjadi ruptur pembuluh darah yang
 disebabkan
Gelombang T akibat
inversi (arrow
sel lemak.head) menunjukkan adanya sikemia
Kardiak
miokardIso-enzim
 Kadar elektrolit : menilai abnormalitas kadar natrium,
 kalium,
menunjukkan
Q patologis pola kerusakan
menunjukan adanyakhas, untukmiokard
nekrosis membedakan
atau klasium yang membahayakan kontraksi otot
kerusakan otot jatung dengan otot lain.
jantung
 CPK (Creatinin Phospokinas) > 50 u/L
Radiologi

 Test
Thoraxfungsi ginjal : peningkatan kadar(dilatasi
BUN (Blood Urea
CK-MBrontgen : menilai
(Creatinin kardiomegali
Kinase-MB) > 10 U/L sekuder)
Nitrogen)
 karena gagal
LDH (Lactate
danjantung
kreatinin karena >penurunan
kongstif
Dehydrogenase) 240 u/L
laju filtrasi
 glomerulus
Echocardiogram
SGOT (Serum (glomerulo
: menilai
Glutamic filtrasi rate/GFR)
struktur
Oxalo terjadi
dan fungsi
Transaminase) >akibat
abnormal
18 u/Lotot
 penurunan
dan curah jantung.
katupTroponin
Cardiac jantung : positif

 Peningkatan kadar serum
Radioactive isotope : menilai kolesterole atau trigliserda
area iskemmia serta non- :
dapat
perfusimeningkatkan
koroner dan miokard. risiko arteriosklerosis (Coroner
f. Bagi penderita ACS STEMI, penanganan meliputi:
•Menurut
Terapi trombolik
Bambang (kecuali
2011, bilapenatalaksanaan
ada kontraindikasi) medis
dalam
waktu 12 jam setelah serangan gejala untuk
penyakit ACS diantaranya:
mengembalikan kepatenan dan meminimalkan nekrosis
•a.Heparin
TerapiIVoksigen digunakan kepatenan
untuk meningkatkan untuk meningkatkan
di arteri koroner
suplai
yang oksigen ke jantung
diserang
•b.Inhibitor
Nitrogliserin diberikan
glikoprotein untukmeminimalkan
IIb/IIa untuk meringankan nyeri
agregasi
kepingg
dada darah
•c.Inhibitor
Morfinenzim pengkonversi-angiotensin
diberikan untuk meringankan (Angiotensin
nyeri
Converting Enziym-ACE) untuk menurunkan afterload dan
d. Aspirin digunakan untuk menghanbat agregasi
preload dan mencegah pembentukan kembali (dimulai 6
keping
jam setelahdarah
adanya admisi atau jika kondisi pasien stabil)
•e.PTCA,
Melakukan diet rendah-lemak
penempatan stent atau bedahdanCABG berserat-tinggi
untuk
membuka arteri yang mengalami penyempitan
a. Identitas Klien
c. riwayat penyakit sekarang
Nama
nyeri dada, klien mengeluh nyeri
Tempat, tanggal lahir
ketika beristrahat, terasa panas di
Usia
dada, restro sternal menyebar ke
Agama
lengan kiri dan punggung kiri,
Status pernikahan
skala nyeri 8 (skala 1- 10), nyeri
Pekerjaan
berlangsung ±10menit
Lama bekerja
d. riwayat penyakit
b. keluhan
sebelumnya
nyeri dada, klien mengeluh nyeri
DM, hipertensi, kebiasaan
ketika beristrahat, terasa panas di
merokok, pekerjaan, stress, dll
dada, restro sternal menyebar ke
lengan kiri dan punggung kiri,
e. riwayat penyakit keluarga
skala nyeri 8 (skala 1- 10), nyeri
DM, hipertensi, ginjal
berlangsung ±10menit
f. pemeriksaan fisik
1. Tampilam umum (inspeksi) :
Pasien tampak pucat, berkeringat, dan
gelisah akibat aktivitas simpatis berlebih.
Pasien tampak sesak
g. pemeriksaan penunjang
Demam derajat sedang (< 38° C) bisa
Perubahan EKG (berupa gambaran
timbul setelah 12-24 jam pasca infark.
STEMI/ NSTEMI dengan atau tanpa
Kombinasi nyeri dada substernal > 30
gelombang Q patogik
menit dan banyak keringat dicurigai kuat
Enzim jantung ( meningkat paling
adanya stemi.
sedikit 1,5 kali nilai batas normal
2. Denyut Nadi dan Tekanan Darah dan troponin-T /I, dimana troponin
(palpasi):
lebih spesifik untuk nekrosis
Sinus takikardi (100-120 x/menit)
miokard. Nilai normal troponin
Adanya sinus bradikardi atau blok jantung
adalah 0,1 – 0,2ng/dl, dan
sebagai komplikasi dari infark
dianggap positif bila > 0,2 ng/dl
3. Pemeriksaan jantung (auskultasi):
adanya bunyi jantung s4 dan s3 gallop,
penurunan intensitas bunyi jantung pertama
dan split paradoksikal bunyi jantung kedua.
dapat ditemukan mur mur mid sistoloik
atau late sistolik apikal bersifat sementara
2. Gangguan pertukaran
1. Ketidakefektifan pola
gas berhubungan dengan
nafas berhubungan
ketidakseimbangan perfusi
dengan hiperventilasi
dan ventilasi

3. Ketidakefektifan perfusi
4. Nyeri akut
jaringan berhubungan dengan
berhubungan
kerusakan transport oksigen
dengan agen
melalui membrane alveolar dan
penyebab biologis
membrane kapiler

5. Intoleran Aktifitas 6. Cemas


berhubungan dengan berhubungan
ketidakseimbangan dengan stress
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Diagnosis
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Ketidak Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Pantau adanya pucat dan sianosis
efektifan pola selama …x… jam diharapkan pola nafas 2. Pantau kecepatan, irama, kedalaman
napas pasien efektif dan upaya pernafasan
berhubungan 3. Perhatikan pergerakan dada, amati
dengan kriteria hasil : kesimetrisan, penggunaan otot-otot
hiperventilasi 1. TTV dalam rentang normal, tidak bantu
ada retraksi dada, tidak ada 4. Pantau pernafasan yang berbunyi
penggunaan otot bantu nafas seperti mendengkur
2. Pasien tidak mengeluh susah 5. Pantau pola pernafasan
bernafas. 6. Auskultasi suara nafas
2 Gangguan Setelah diberikan tindakan keperawatan 1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan
pertukaran gas selama …x… jam diharapkan pasien kemudahan bernapas
berhubungan tidak mengalami gangguan pertukaran 2. Pantau saturasi O2 dengan
dengan gas oksimetri nadi
ketidakseimba 3. Pantau hasil gas darah
ngan perfusi kriteria hasil: 4. Pantau kadar elektrolit
dan ventilasi TTV dalam rentang normal, hasil AGD 5. Pantau status mental pasien
dalam rentang normal 6. Observasi terhadap sianosis,
terutama membran mukosa
mulut
3 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau nyeri dada
perfusi jaringan keperawatan selama …x24 jam 2. Pantau TTV
berhubungan diharapkan perfusi jaringan 3. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi
dengan kerusakan pasien efektif perifer (misalnya nadi, edema, warna kulit, dan suhu)
transport oksigen 4. Tingkatkan istirahat
melalui kriteria hasil : 5. Memberikan terapi oksigen
membrane 1. TTV DBN 6. Kolaborasi pemberian obat berdasarkan program
alveolar dan- TD (120-140/80-90 mm/Hg) (misalnya, analgesik, antikoagulan, vasodilator)
membrane kapiler - RR (16-24xC)
- N (60-100x/mnt)
- S (36.5-37.5ºC)
2. Membran mukosa merah
muda
4 Nyeri Akut Setelah diberikan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi
berhubungan keperawatan selama…x24 jam, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dengan agen diharapkan px mampu mengatasi dan faktor presipitasi.
penyebab biologis nyeri 2. Observasi isyarat non verbal ketidaknyamanan
3. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
kriteria hasil : berapa lama akan berlangsung dan antisipasi
1. Nyeri px hilang/ berkurang ketidaknyamanan akibat prosedur
2. Px mampu mengendalikan 4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri respon pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya suhu
3. Px merasa nyaman ruangan, pencahayaan, dan kegaduhan)
5. Ajarkan teknik non farmakologis ( misalnya relaksasi,
distraksi, kompres hangat)
6. Kolaborasi pemberian analgetik
5 Intoleran Setelah diberikan asuhan 1. Monitor frekuensi nadi dan nafas sebelum dan sesudah
Aktifitas keperawatan selama…x24 jam, melakukan aktifitas
berhubungan diharapkan px mampu beraktifitas 2. Tunda aktifitas jika freuensi nadi dan nafas meningkat
dengan secara normal secara cepat dan klien mengeluh sesal nafas dan
ketidakseimb kelelahan, tingkatkan aktifitas secara bertahap
angan antara kriteria hasil : 3. Bantu klien melaksanakan aktifitas sesuai dnegan
suplai dan Klien mendemonstrasikan kebutuhannya. Beri klien waktu tanpa diganggu berbagai
kebutuhan peningkatan toleransi terhadap aktifitas
oksigen aktifitas 4. Pertahankan terapi oksigen selama aktifitas dan lakukan
2. Klien dapat melakukan aktifitas, tindakan pencegahan terhadap komplikasi akibat
dapat berjalan lebih jauh tanpa omobilisasi jika klien dianjurkan tirah baring
mengalami nafas tersengal-sengal 5. Konsultasikan dengan dokter jika sesak nafas tetap atau
sesak nafas dan kelelahan bertambah berat saat istirahat
6 Cemas Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tingkat kecemasan pasien
berhubungan keperawatan selama…x24 jam, 2. Beri dorongan kepada pasien mengungkapkan secara
dengan stress diharapkan px mampu mengatasi verbal pikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan
cemas dengan cemas
3. Bantu pasien untuk memfokuskan pada situsi saat ini,
kriteria hasil : sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping
1. Pasien mampu mengendalikan yang dibutuhkan untuk mengurangi cemas.
cemas 4. Intruksikan pasien tentang pengguanaan teknik relaksasi
2 Pasien tidak gelisah 5. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan
menyediakan lingkungan yang tenang, kontak denga
orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan
pengguanaan kafein dan stimulasi lain
6. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan ansietas,
jika perlu
1. Pola nafas pasien kembali efektif
2. Pasien tidak mengalami gangguan
pertukaran gas
3. Perfusi jaringan pasien kembali efektif
4. Pasien mampu mengatasi nyeri
5. Pasien mampu beraktifitas secara normal
6. Pasien mampu mengatasi cemas
Pertanyaan
1. Pada pasien penderita ACS adakah data yang
menunjukkan pasien mengalami acs pada saat
dilakukan pengkajian?
2. Apabila pasien mengalami nyeri mengapa diberikan
morfin? Bagaimana cara morfin mengatasi nyeri?
3. Pada pemeriksaan diagnostik, penderita ACS dilakukan
pemeriksaan echocardiogram, apa tujuannya?
4. Apabila pasien dengan diagnosis ACS masuk ke IGD apa
yang harus perawat lakukan saat pertama kali?
Jawaban
1. Pada pasien dengan dugaan ACS pada saat pengkajian dilakukan pengkajian nyeri
(PQRST) yang dilakukan pada saat inspeksi
Penyebab: apa penyebab dari nyeri yang dirasakan klien?
Biasanya penderita ACS akan merasakan nyeri saat istirahat maupun saat beraktivitas
Qualitas: bagaimana kualitas nyeri yang dirasakan klien?
Pada penderita ACS nyeri dada yang dirasakan seperti tertekan benda berat, seperti tertusuk
benda tajam.
Rasio: bagaimana ratio atau letak nyeri dirasakan?
Pada penderita ACS nyeri yang dirasakan akan sangat terasa pada bagian dada kiri yang
kemudian akan menyebar ke bagian seperti punggung belakang, leher, lengan kiri maupun
kanan, bahu dan uluh hati
Skala: bagaimana skala nyeri yang dirasakan ?
Pada pasien dapat dilakukan menggunakan pengkajian GCS
Time: bagaimana durasi atau sudah berapa lama nyeri dirasakan?
Pada pasien dengan ACS nyeri yang dirasakan biasanya terjadi selama 10-20menit
2. Morfin merupakan salah satu obat yang akan
diberikan pada pasien ACS untuk mengatasi rasa
nyeri yang dirasakan pasien. Morfin merupakan
obat untuk meredakan rasa nyeri. Obat morfin ini
tergolong kedalam obat analgesik narkotika yang
akan bekerja di dalam otak untuk mengubah respon
tubuh dalam merespon dan merasakan sakit.
3. Pada pasien ACS dilakukan pemeriksaan
Echocardiogramyang bertujuan untuk menilai struktur dan
fungsi abnormal otot dan katup jantung.

4. Pada pasien dengan indikasi ACS saat masuk ke IGD


pertama kali perawat harus memberikan pasien posisi yang
nyaman (semi fowler/fowler) yang kemudian harus diimbangi
dengan pemberian oksigen. Kemudian lingkungan di sekitar
pasien harus dibuat tenang dan kondusif agar pasien merasa
tenang, ini bertujuan untuk mengurangi kerja jantung klien.
Kemudian apabila kondisi klien sudah mulai membaik atau
terlihat sudah stabil barulah perawat akan melakukan
pengkajian nyeri. Saat dirumah sakit dokter pun akan
memberikan klien MONA (morfin, oksigen, aspirin, dan
nitrogliserin).

You might also like