You are on page 1of 38

PUTRI INDAR DEWI – F 2 2 1 1 7 0 7 3

STRUKTUR
KONSTRUKSI
BANGUNAN III
SISTEM RANGKA LIPAT DAN CANGKANG
SISTEM
RANGKA LIPAT
Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang
memiliki kekuatan satu arah yang diperbesar dengan
menghilangkan permukaan pelanar sama sekali dan
membuat deformasi besar pada plat sehingga tinggi
struktural pelat semakin besar. Karakteristik suatu struktur
bidang lipat adalah masing-masing elemen plat berukuran
relatif rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling
dihubungkan sepajang tepinya).

Bentuk lipatan mempunyai


kekakuan yang lebih dibandingkan
dengan bentuk-bentuk yang datar
dengan luas yang sama dan dari
bahan yang sama pula.
KONSTRUKSI LIPATAN
Berdasarkan bentuk-bentuk pada alam, manusia
mencoba untuk mempergunakan bentuk itu
sebagai kebutuhan. Dengan bekal yang dimiliki
manusia, maka konstruksi lipatan dikembangkan
pula, baik dalam bentuknya maupun bahan yang
dipergunakan.

Bentuk lipatan ini sekarang banyak dipergunakan


untuk dinding, atap, lantai, bangunan dengan
berbagai bentuk dan bahan.
PENYALURAN GAYA
Sebelum kita meninjau penyaluran gaya pada konstruksi lipatan, terlebih dahulu kita meninjau gaya pada
bentuk datar. Dalam satu bidang datar semua gaya yang bekerja dapat diuraikan menjadi :https://goo.gl/DYG
bub

Gaya sejajar bidang dan gaya tegak lurus bidang. Gaya sejajar bidang akan lebih kuat dipikul
bidang daripada jika gaya dengan besar yang sama tersebut bekerja tegak lurus.
PENYALURAN GAYA
Selain itu bidang datar lebih mudah jatuh dibanding bentuk lipatan. Hal ini disebutkan tidak adanya titik kum
pul penahan gaya dan setiap titik menjadi penahan gaya dan momen.
Jika gaya tersebut bekerja pada lipatan, maka akan terjadi :
PENYALURAN GAYA
Gaya dengan arah memanjang akan dipikul oleh bidang datar dari lipatan. Gaya dengan arah
melintang, yang diuraikan menjadi 2 gaya dimana masing-masing besarnya lebih kecil daripada
gaya arah melintang tersebut.
PENYALURAN GAYA

Untuk gaya P yang bekerja pada tengah-tengah bidang,


gaya diuraikan menjadi gaya sejajar bidang dan gaya tegak
lurus. Sedangkan untuk gaya P yang bekerja pada rusuk-
rusuk lipatan (garis lipatan) akan diuraikan sejajar pada
masing-masing bidang datar yang bersisian itu. Besarnya
kemiringan bidang datar dari lipatan ini mementukan pula
besarnya uraian dari gaya yang bekerja.
PENYALURAN GAYA
Untuk menjaga perubahan bentuk lipatan, maka perlu untuk mempertahankan jarak H dan B serta tebal D.
Gaya P yang bekerja pada rusuk (B) dan (C) dan gaya H yang bekerja pada rusuk (A) akan mengakibatkan
perubahan besar pada jarak B dan H. Karena itu rusuk-rusuk (A), (B), (C), harus dipegang dan ditahan
dengan jalan : tumpuan dipegang teguh, atau rusuk merupakann sesuatu yang kaku. Jadi disini dapat
diterangkan bahwa sebenarnya menahan gaya-gaya adalah tiap-tiap bidang, sedangkan rusuk-rusuk berfungsi
sebagai pemegang dan pengaku bidang. Bidang lipatan ini ada kemungkinan akan dapat melentur, tergantung
panjang L. untuk harga H dan B panjang L harus ditentukan supaya tidak terjadi lenturan tersebut.
PENYALURAN GAYA
Pada tempat-tempat mencapai panjang L tersebut, diadakan bidang pengaku yang menahan
terjadinya lenturan. Momen lentur yang terjadi ini adalah akibat beban merata pada lipatan atau
akibat berat sendiri. Besarnya momen yang terjadi tergantung dari besarnya sudut. Makin besar
sudutnya makin besar momen yang terjadi. Menurut pengalaman, sudut yang paling efektif adalah 45 derajat.

Dari uraian gaya yang telah


diterangkan, dapat disimpulkan bahwa
pada konstruksi lipatan yang sangat
perlu diperhatikan ialah : pencegahan
adanya deformasi dan kekakuan harus
dicapai.
BENTUK DASAR
Bentuk -bentuk yang dapat dijadikan dasar perkembangan bentuk konstruksi lipat, yaitu bentuk-bentuk dasar:
pyramidal, prismatic dan semi prismatic.

Bentuk prismatic ialah bentuk Bentuk piramidal adalah bentuk yan Bentuk semiprismatis adalah bentuk
yang terdiri dari bidang-bidang g terdiri dari bidang-bidang datar yang terjadi dari gabungan kedua
datar bersudut siku-siku dan berbentuk segitiga. sisi prismatic dan piramidal.
bidang-bidang yang melintang
tegak lurus pada kedua belah sisi
ujung bidang datar bersudut siku-s
iku.
Dari segi konstruksinya : sebagai bidang vertikal yang dapat menggantikan
kolom-kolom dan sekaligus menjadi bearing wall bidang horizontal dapat
KEUNTUNGAN menggantikan balok-balok.
DAN Dari segi bentuknya, maka bentuk konstruksi lipatan sangat sesuai untuk
KERUGIAN bentuk- bentuk bai pula untuk digunakan mengatur akustik dan cahaya.
Hanya kesulitannya di Indonesia mengenai pelaksanaanya berhubungan
kekurangan alat yang modern dan tenaga yang terlatih.

Struktur pelat lipat dapat dibuat dari hampir semua jenis material.
Salah satu material yang banyak digunakan untuk plat lipat adalah
beton bertulang. Material ini paling baik digunakan karena dapat MATERIAL
dengan mudah dibuat. Material lain yang sering digunakan adalah
baja, plastik, dan kayu.
JENIS FOLDED PLATE

Bentuk Z Dinding Yang Menerus


Folded Plate Folded Plate
Bentuk Z ini adalah bentuk Dengan Plat
Dua Segmen Tiga Segmen
struktur yang kurang
Komponen dasar: plat Pengaku terakhirnya efisien karena tidak Pada struktur ini,
miring, plat tepi, berupa rangka yang lebih menerus dan kedalaman dinding merupakan
pengaku dan kolom. kaku daripada balok efektifnya lebih kecil konstruksi beton yang
penopang bagian dalam. daripada miring
kedalaman vertikalnya.
JENIS FOLDED PLATE

Kanopi Folded Plate Yang Folded Plate Folded Plate Truss


Struktur ini mempunyai 4
segmen. Pengaku struktur Meruncing Ke Penyangga Tepi Terdapat ikatan horizontal
disembunyikan di
Pada struktur ini, plat tepi melintang di sisi lebar
permukaan atas sehingga
Ujung dapat dikurangi dan hanya di tepi bangunan.
tidak terlihat dan plat struktur atap dapat
Struktur ini dibentuk oleh dibuat terlihat sangat
akan muncul untuk
elemen-elemen runcing. tipis jika plat tepi ditopang
menutup dari kolom
vertikal. oleh rangkaian kolom.
APLIKASI
STRUKTUR LIPAT
“Gedung Pusat Pembinaan
Sumberdaya Manusia (PPSM)”
Gedung Pusat
Pembinaan Sumberdaya
Manusia (PPSM)
Struktur bidang lipat Potongan membujur

paralel diaplikasikan gedung memperlihatkan

sebagai atap pada potongan plat lipat yang

gedung utama paralel.

Gedung
PPSM – YTKI,
yang selesai
dibangun pada tahun
1977.
Selain mempunyai bentuk
lipatan atap yang paralel di atas Dalam hal ini, keseluruhan
denah empat persegi panjang, atap dan penyangga atapnya
atap gedung utama ini menyatu digolongkan ke dalam
dengan tiang-tiang penyangga “Two Hinge Folded Plate
atapnya di sisi luar gedung, Frame”
sehingga berbentuk portal atau (Portal Bidang Lipat Dua
dalam klasifikasi struktur Sendi)
bidang lipat disebut dengan
frame.
SISTEM
RANGKA
CANGKANG
Kata cangkang (shell) diambil dari bentuk-bentuk
yang ada di alam yaitu bentuk cangkang telur,
kepiting, keong dsb. Sifat dari bentuk tersebut tipis,
kaku, melengkung tapi kokoh, ditiru manusia dalam
pembuatan struktur untuk bangunan yang
membutuhkan ruang besar.

Cangkang pada umumnya menerima beban merata


yang dapat menutup ruangan besar dibandingkan
dengan tipisnya pelat cangkang tadi. Oleh karena itu,
struktur cangkang paling baik digunakan pada
bangunan dengan bentang besar tanpa pembagian pada
interior. Seperti stadion, stasiun, pasar, masjid,
exibition hall, dan bangunan bentang besar lainnya
STRUKTUR SHELL
Suatu bentuk struktur berdimensi tiga yang tipis dan kaku serta memiliki
permukaan lengkung dan permukaan cangkang dapat memiliki bentuk
yang sembarang. (Schodeck, 1998)

 Struktur Cangkang harus didirikan dari material yang dapat


dilengkungkan seperti beton bertulang, kayu, logam, bata, batu, atau
plastik.

 Bentuk cangkang tidak harus selalu memenuhi persamaan matematis


sederhana. Segala bentuk cangkang mungkin saja digunakan untuk
suatu struktur.

 Struktur cangkang cocok digunakan untuk memikul beban merata


pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban
terpusat
STRUKTUR SHELL
 Struktur cangkang yang bersifat tipis membuat tidak adanya
momen tahanan yang berarti. Tipisnya permukaan cangkang
lebih tepat dipakai untuk memikul beban terbagi rata pada atap
gedung dan tidak sesuai untuk memikul beban terpusat.

 Akibat dari menahan beban dan terjadinya tegangan pada arah


dalam bidang, struktur cangkang yang tipis bisa memiliki
bentang yang relatif besar.

 Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin


tarik pada tumpuannya.

 Beban-beban yang bekerja pada struktur cangkang diteruskan


ke tanah dengan menyebabkan terjadinya tegangan tarik, tekan
serta geser pada arah dalam bidang.
PERSYARATAN STRUKTUR SHELL
 Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda
(single or double curved)
 Harus tipis terhadap permukaan atau bentangannya.
 Harus dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan.

Konsep dari Struktur


Cangkang (Shell)
SYARAT-SYARAT UNTUK MENIMBULKAN TEGANGAN MEMBRAN
MURNI DIDALAM STRUKUR CANGKANG
 Gaya-gaya reaksif pada perbatasan kulit kerang harus sama dan berlawanan dengan gaya - gaya
membran pada perbatasan yang ditimbulkan oleh beban.
 Tumpuan harus mengijinkan perbatasan kulit kerang untuk mengalami perindahan yang
ditimbulkan oleh regangan membran
Kalau salah satu atau keduanya tidak terpenuhi, maka akan timbul tegangan lentur didalam
kulit kerang yang disebabkan oleh:
a. Gaya meridional, merupakan gaya internal pada cangkang aksimetris yang terbagi rata dan
dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
a. Gaya-gaya melingkar, dinyatakan sebagai gaya persatuan panjang yang dapat diperoleh dengan
meninjau keseimbangan dalam arah transversal
b. Distribusi gaya, distribusi gaya melingkar dan meredional dapat diperoleh dengan memplot
persamaan kedua gaya tersebut.
c. Gaya terpusat, beban ini harus dihindari dari struktur cangkang.
d. Kondisi tumpuan, kondisi ini sangat mempengaruhi perilaku dan desain struktur. Secara ideal
tumpuannya tidak boleh menimbulkan momen lentur pada permukaan cangkang.
e. Tegangan membran didalam kulit kerang tipis, merupakan suatu membran melengkung yang
cukup tipis untuk mengerahkan tegang-tegangan lentur yang dapat diabaikan pada sebagian besar
permukaannya.
KLASIFIKASI STRUKTUR SHELL

Sebagai sebuah struktur menurut Sukawi


(2010), Shell digolongkan menjadi
beberapa macam berdasarkan :

1. Secara Geometri
2. Berdasarkan Proses Pembentukan

1. Rotasional Surface
(Spherical Surface, Eliptical surface, Parabolic surface)

2. Spherical Surface Eliptical Surface


(cylindrical surface dan eliptic paraboloid)

3. Translational surface
(Hyperbolic Paraboloid dan Conoid.)
KLASIFIKASI STRUKTUR SHELL
3. Berdasarkan kelengkungan permukaan

1. Singly curved shell, terbentuk dari perpindahan garis lurus yang


melebihi bentuk lengkung.
2. Doubly curved shell with principle curves in the same direction
(domical shell) dibentuk dengan memutar bidang lengkung terhadap
sumbu pada bidang tersebut dan membentuk lengkungan kearah
sumbunya.
3. Doubly curved shell with principle curves in opposite direction
(hiperbolik paraboloid)
4. Doubly curved shell with principle curve in the same and opposite
direction yang memberikan contoh prinsip-prinsip alternatif arah
lengkungan.
KLASIFIKASI STRUKTUR SHELL
4. Berdasarkan Penggolongan Kedudukan Kurva

1. Kurva-kurva membuka kearah yang sama (synclastic)

2. Kurva-kurva kearah yang saling berlawanan (antisynclastic)


MATERIAL

Material yang cocok untuk struktur shell seperti beton bertulang,


kayu, logam, bata, batu dan plastik.
Untuk mempelajari perilaku Shell adalah dengan menganalogika
dengan membran yang merupakan permukaan.
APLIKASI
STRUKTUR SHELL
“Sydney Opera House”
Sydney Opera House ini terletak di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney,
difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem. Bangunan yang dirancang oleh arsitek
Denmark Jorn Utzon pada tahun 1959 selama 14 tahun ini terbentang di atas tanah seluas 1,8 Ha dengan
ketinggian atap mencapai 67 m diatas permukaan laut
RUANG PADA
SYDNEY OPERAHOUSE

 Concert Hall  Studio


 Opera Theatre  Restaurant
 Drama Theatre  Bar
 Playhouse  Theatre
 Reception  Ruang ganti
 Hall  Perpustakaan
 Foyer  Kantor administrasi
 Auditorium  Ruang utilitas.
STRUKTUR PADA BANGUNAN
Atap pada bangunan menerapkan
sistem shell free form.
Dimana bentuk shell yang ada
tidak mengikuti pola geometri tetapi
terikat secara structural.

Shell pada Sydney opera house


terbentuk dari proses rotasional kearah
vertikal dengan lengkung dua arah
(vertikal dan horizontal)/double
curved shell dengan permukaan
lengkung sinklastik.
GAYA PADA STRUKTUR
SYDNEY OPERA HOUSE

1. GAYA MEREDIONAL
Gaya meredional pada atap Sydney Opera House berasal dari berat itu
sendiri yang kemudian, gaya itu disalurkan melalui tulangan baja ke
kolom penyangga atap.

2. GAYA ROTASIONAL
Gaya rotasional bekerja ke arah vertikal mengikuti lengkung atap
kemudian beban disalurkan ke tanah melalui 3 kolom yang ada.
GAYA PADA STRUKTUR
SYDNEY OPERA HOUSE

3. BEBAN LENTUR 4. KONDISI TUMPUAN

Pertemuan atap dan dinding dibuat Kondisi tumpuan pada atap Sydney Opera House sudah memenuhi
lebih tebal agar dapat menyokong gaya syarat tumpuan layak yang diizinkan untuk shell structure, yaitu :
yang bekerja pada arah vertikal dan  Tumpuan yang disalurkan ke kolom mampu mengarahkan reaksi
horizontal dari gaya meredional, yang dari membran baik itu reaksi tekan maupun tarik.
juga agar dapat menahan gaya dorong  Perpindahan-perpindahan membran pada perbatasan struktur
keluar yang terjadi. cangkang yang timbul akibat tegangan dan regangan membran
diatasi dengan memperkaku sudut-sudut permukaan shell.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, saya menarik kesimpulan bahwa :

Dengan struktur lipat kita dapat mengolah suatu bidang


menjadi bentuk tertentu, pengolahan bidang menjadi bentuk
tertentu di dalam arsitektur sebagai pemanfaatan memperoleh
ruang yang dapat digunakan oleh manusia, pengolahan
bidang mempunyai teknik-teknik tertentu seperti teknik
melipat arah, beberapa jenis dan teknik melipat adalah untuk
menciptakan ruang dan bentuk secara arsitektural.
Kemudian pada Struktur cangkang paling baik
digunakan pada bangunan dengan bentang besar
tanpa pembagian pada interior seperti stadion,
stasiun, pasar, masjid exibition hall, dan bangunan
bentang besar lainnya. Struktur cangkang ini akan
sangat kuat untuk memikul beban yang terbagi
rata, bukan beban terpusat.
REFERENSI
• Schodeck, D.L., (1999), Struktur, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta
• Muljadinata, Albertus Sidharta. e-journal: STUDI DESAIN STRUKTUR BIDANG LIPAT YANG MEMIKU
L BEBAN DENGAN EFEKTIF DAN EFISIEN A DESIGN STUDY ON FOLDED PLATE STRUCTURE
WHICH CARRIES LOAD IN SUCH AN EFFECTIVE AND EFFICIENT WAY
• http://www.archdaily.com/ Diakses pada tanggal 9 Maret 2019
• HMA FT UB, SELASAR, 2016
Thanks!

You might also like