You are on page 1of 73

KELOMPOK 6

Tgk Fikri Ardiansyah (170610004)


Fadhilah Amirah Nst (170610006)
Harida Fitri (170610026)
Nawal Aflah Kamila (170610048)
Siratul Wahyuni (170610054)
Cut Rizka Balqis Putri (170610040)
Sakila Ersa Putri (170610036)
Farida Mustafafi (170610074)
Yaiza Aynaya Mailyn (170610072)
Rizky Adinda (170610032)
Rahma Khairani Ramsi (170610060)
MODUL 3
INFEKSI / INFLAMASI SISTEM
RESPIRASI BAGIAN BAWAH

3/10/2019
SKENARIO 3
Batuk berdarah
Pak Antot, seorang laki-laki, berusia 65 tahun datang ke Puskesmas Nisam
Antara dengan keluhan batuk berdahak sudah sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan lainnya yang dirasakan oleh pasien yaitu sesak napas dan nyeri
didadanya.
Pemeriksaan fisik pada pasien dijumpai, nadi 80 x/menit, respiratory rate
28x/menit. Dokter menemukan hemoptysis, dan pada pemeriksaan
auskultasi paru didapatkan crackles. Pemeriksaan makroskopis sputum
didapatkan sputum 3 lapisan, yaitu mukoid, mukopurulen dan viskosa. Dokter
melakukan tatalaksana awal dan selanjutnya merujuk ke poliklinik paru RS
Cut Meutia untuk dilakukan pemeriksaan penunjang berupa bronchoscopy
dan Pemeriksaan Ro thorax. Hasil pemeriksaan Ro thorax didapatkan adanya
pelebaran saluran napas bawah dengan penimbunan mucous seperti honey
combs appearance. Pemeriksaan spirometri menunjukkan penurunan ratio
FEV1/FVC. Dokter mencurigai adanya infeksi di saluran nafas bawah dan
berencana memberikan antibiotik sesuai dengan bakteri penyebabnya agar
mencegah komplikasi.
Bagaimana anda menjelaskan penyakit yang diderita pasien tersebut?
JUMP 1: TERMINOLOGI
1. Hemoptysis : keadaan ketika seorang mengalami batuk
yang disertai darah
2. Crackles : bunyi yang berlebihan, non kontinu akibat
penundaan pembukaan kembali jalan nafas yang
menutup, terdengar saat inspirasi
3. Mukoid : kondisi sputum dalam keadaan berlendir atau
kental
4. Mukopurulen :kondisi sputum dalam keadaan kental
kuning kehijauan
5. Bronchoscopy : suatu tindakan medis yg
bertujuan untuk visualisasi trakea dan bronkus
melaluis bronkop yg berfungsi dlm proses
diagnostik dan terapi penyakit paru
6. Honey Comb Apperance : gambaran seperti
sarang tawon menunjukkan adanya kelainan
pada bronkus dan dilatasi pada bronkus
7. FEV1: forced expiratory volume in 1 second (
besarnya udara yg di hemus dalam 1 detik)
8. FVC : forced vital capacity ( dimana udara yg di
keluarkan secara paksa setelah inspirasi)
JUMP 2 & 3
1. Apa yang menyebabkan pak Anti batuk darah sejak 2 bulan yang lalu disertai sesak napas dan nyeri
dada ?

~ Batuk berdahak sejak 2bulan :

karna adanya infeksi -> hipersekresi -> peningkatan produksi mukus yang berlebihan -> sputum banyak ->
kondisi terjadi batuk untuk mengeluarkan batuk.

~ sesak napas :

proses infeksi dimana patogen masuk ke saluran pernapasan bagian bawah setelah dapat melewti
mekanisme pertahanan berupa daya tahan, sehingga menyebabkan peradangan paru kemudian cairan
plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk -> rasto ventilasi perfusi menurun -> saluran oksigen
menurun -> aliran paru” di penuhi sel radang dan cairan yang mengakibatkan kesulitan napas dan sesak.

~Nyeri dada

peregangan saluran napas perifer /pneumositis distal yang yang berdekatan dengan pleura viseral.

2. Bagaimana hasil interprestasi pemeriksaan fisik pada pak anto ?

~ •Nadi = 80x / menit = normal

•RR = 28x / menit = Takipneu -> adanya adanya penurunan renggangan paru

•Hemoptysis = diakibatkan dari kerusakan jalan napas dengan infeksi akut

•Crakles = akibat destruksi jalan napas yang di ikuti dengan destruksi dari cabang bronkus akibat
tumbuhan muskus abnormal.
3. Apa yang menyebabkan adanya pelebaran nafas bagian bawah
dengan penimbunan mukus?
~ bisa disebabkan karna dinding bronkus rusak dan mengalami
peradangan kronis -> ketegangan dinding bronkus hilang -> area
yang terkena menjadi lebar dan lemas membentuk kantong yang
menyerupai balon kecil.
Penambahan lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang
sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang
terinfeksi
4. Apa pemeriksaan penunjang lain yang di butuhkan oleh pak anto
selain di skenario ?
• Pemeriksaan darah lengkap
•Tes fungsi paru
•Bronkografi
•Pemeriksaan mikrobiologi
5. Bagaimana hasil pemeriksaan spirometri pada saluran pernapasan
pada bapak tersebut ?
adanya penyempitan pada saluran pernapasan pada bapak tersebut
6. Bagaimana hasil interprestasi pada makroskopis sputum yang
mana di dapatkan sputum mucoid dan purulen?
~sputum yang ada pada pak anto menandakan adanya infeksi
skunder
•sputum purulen = infeksi skunder
•sputum mukoid = tidak ada infeksi skunder
7. Bagaimana DX dan DDnya ?
~DX = Bronkiektasis
DD = Pneumonia , Bronkitis akut , Efusi pleura dan Abses paru
8. Apa faktor resiko pada penyakit pak anto ?
~ •Imunodefisiensi
•perokok, riwayat Infeksi paru
•infeksi bakteri , virus , jamur
9. Bagaimana prognosis dan komplikasi pada pak anto ?
~ prognosis = tergantung pada beratnya / ringanya serta luas
penyakit saat pasien berobat pertama kali , biasanya buruk jika
tidak diobati
~ Komplikasi = pneumonia , abses otak , gagal napas
10. Antibiotik apa yang di berikan sesuai bakteri kepada pak
anto ?
~ bakteri penyebab
•haemophilus influenza = amoxyxilin 500mg 4x/sehari (10hari)
•staphylococus aurelis = cloxacilin 500mg 4x sehari
•Bakteri anaerob patogen = metrodnil zadde 800mg 3x sehari
11. Bagaimana cara pencegahan penyakit seperti pak anto ?
~ dengan cara vaksinasi
~ pengobatan dengan antibiotikk
JUMP 4: SKEMA
Infeksi saluran nafas bagian bawah Mikroba

Berdasarkan Letak Anatomi

Parenkim Paru Bronkhus Pleura

Pneumoni Bronkhioliti
Abses Paru Bronkhitis Akut Efusi Pleura
a s

Epidemiologi, Etiologi, Patogenesis, Manifestasi


Klinis
Pemeriksaan Fisik & Penunjang
Diagnosa & D.Banding
Farmakologi
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
Prognosis & Komplikasi
Jump 5: Learning Objective

1. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah pada Parenkim paru


- pneumonia
- abses paru
2. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah pada Bronkhus
- bronkhiolitis
- bronkhitis akut
3. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah pada Pleura
- efusi pleura
4. Mikroorganisme penyebab infeksi pada saluran pernafasan
PNEUMONIA
PNEUMONIA
Penyakit pernapasan akut yang menyebabkan gambaran
radiologis paru.
Menurut PDPI :
-Suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri,Virus, Jamur, parasit)
-Pneumonia yang disebabkan oleh Myobacterium Tuberculosis
tidak termasuk
-Peradangan paru yang di sebabkan oleh non-Mikroorganisme
(bahan kimia, obat-obatan,radiasi,aspirasi baham toksik)
pneumonitis
ETIOLOGI & PATOGENESIS
ADA BEBERAPA CARA
MIKROORGANISME MENCAPAI
PERMUKAAN:
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk secara inhalasi
atau aspirasi
DIAGNOSA
 Gejala mayor
Batuk, sputum produktif, demam (suhu>40°c)
 Gejala minor
Sesak nafas, nyeri dada, konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik, jumlah leukosit >12.000/μl
Gambaran Klinis
-Biasanya di dahului dengan infeksi saluran pernafasan atas akut selama beberapa hari
-Sakit tenggorokan, nyer otot dan sendiri
-Disertai batuk dengan sputum mukoid atau purulen dan kadang” berdarah
-Ronchi
-Lemas dan lesu
PEMERIKSAAN FISIK
I :Dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernafas
P :Fermitus dapat mengeras
A : Suara nafas bronkovesikuler sampai brochial yang kadang”
melemah. Mungkin disertai ronchi halus, yang kemudian menjadi
ronchi basah kasar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa
infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab
bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti.
Steptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering
memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran
bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan
meskipun dapat mengenai beberapa lobus
 Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah
leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai
30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke
kiri serta terjadi peningkatan LED.
Diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur
darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada
stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI :
 ATELEKTASIS
 EFUSI PLEURA
 SEPSIS
 PNEUMOTHORAX
 EMPIEMA
 GAGAL NAFAS
ABSES PARU
DEFINISI

Abses paru merupakan akibat dari infeksi parenkim paru, yg


dapat berupa akut maupun kronis.
Abses paru terbagi 2 yaitu :
 Abses paru Primer adalah akibat pneumonia aspirasi atau bronkogenik
 Abses paru Sekunder adalah akibat penyebaran infeksi dari tempat lain
secara :
 Hematogen
 Limfogen
 Perkontinuitatum
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko utama :

 Aspirasi sekret orofaring


 Proses neurologis
 Defek esophagus
 Intubasi
FAKTOR RISIKO TERJADI ABSES PARU

 Aspirasi
 Penyakit gigi dan gusi, piorhea
 Obstruksi jalan napas
 Bronkiektasis
 Infark paru
 Fibrosis kistik
 Sindrom disfungsi silia
 Sekuester paru
 Gangguan imuniti/sindrom defisiensi imuniti
 Pneumonia emboli
ETIOLOGI

 Menunjukkan kuman

 Abses paru primer disebabkan kuman anaerob yang


terdapat di daerah orofaring. Kuman penyebabnya
polimikroba dengan predominan kuman anaerob
Seperti :
 Prevotella melanninogenica
 Fusobacterium nucletum
 Peptosraptococcus
 Abses paru sekunder kuman penyebabnya
 Staphilococcus aereus
 Streptococcus pneumoniae
 Klebsiella pneumoniae
 Haemophillus influenza
DIAGNOSIS
 Gejala klinis
 Akut maupun Kronik
 Prodmoral
 Demam
 Sesak napas
 Malaise
 Anoreksia
 BB
 Batuk (+)
 Sputum kental berbau busuk
 Batuk darah
 Nyeri dada
 Sianosis
 Pemeriksaan fisik
 Normal
 Dijumpai kelainan apabila teradapat
 Pneumonia
 Atelektasis
 Efusi pleura
 Bunyi napas tambahan aforik
 Gambaran radiologis
 Terdapat kaviti berbentuk oval dan bulan dengan dinding tebal dan gambaran Air Fluid
Level didalam kaviti tersebut.
 Diagnosis banding
 Karsinoma bronkus dengan kaviti
 Tuberkulosis paru dan infeksi jamur
 Bulla paru yang terinfeksi dengan suatu batas permukaan cairan
 Kista paru yang terinfeksi
 Empiema terlokalisir
 Hematoma paru
 Sekuester paru
 Terapi
 Pemberian antibiotic dan drainase merupakan kunci terapi abses paru.
 Terapi antibiotic umumnya memerlukan waktu cukup lama untuk mencegah
kekambuhan, biasanya memerlukan waktu antara 1 sampai 3 bulan
 Drainase
Drainase postural perlu dilakukan pada penderita abses paru dan harus dilakukan
dengan hati-hati. Tindakan drainase ini sangat penting dalam penyembuhan
abses.
 Bronkoskopi
Bronkoskopi dapat membantu drainase dan pengambilan benda asing serta
diagnosis tumor. Perlu diingat bahwa bronkoskopi mengandung risiko pecahnya
abses paru sehingga dapat tumpah ke bronkus dan menyebabkan asfiksia.
 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi adalah empiema dengan atau tanpa fistel
bronkopleura. Pecahnya abses mengakibatkan tumpahnya pus ke dalam saluran
napas mengakibatkan penyebaran infeksi lebih luas dan bahkan dapat berakibat
asfiksia.
BRONKIOLITIS
DEFINISI BRONKIOLITIS

Penyakit IRA bawah yang ditandai dengan adanya


inflamasi pada bronkiolus

Umumnya disebabkan virus

Klinis ditandai episode pertama wheezing pada


bayi yang didahului dengan gejala IRA

38
EPIDEMIOLOGI BRONKIOLITIS

Insiden :
 Dibawah usia 2 tahun (terbanyak < 6 bulan)
 ♂ > ♀
 Berkaitan perubahan musim

 Penyebaran : droplet dan inokulasi/kontak langsung

39
EPIDEMIOLOGI BRONKIOLITIS

 60– 90% disebabkan karena


Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Penyebab lainnya:

 parainfluenza types 1,2 and 3


 influenza B

 adenovirus types 1,2 and 5

 mycoplasma ( anak besar )


40
 Faktor Resiko Bronkilitis:

 Bayi Berat Lahir Rendah


 Prematuritas
 Sosioekonomi rendah
 Crowded living conditions
 Parental smoking
 Tidak mendapat ASI

41
PATOGENESIS-PATOFISIOLOGI

Infeksi RSV

Kolonisasi & replikasi di mukosa (terminal bronkiolus : >>)

Nekrosis sel bersilia bronkioli

Proliferasi limfosit, sel plasma & makrofag

Edema submukosa Kongesti Plugging (debris & mukus)

Penyempitan lumen bronkioli (total/sebagian)

Respon paru

42
MANIFESTASI KLINIS

 Kontak dengan penderita ISPA dewasa /anak besar


 Didahului ISPA atas ringan (pilek encer, bersin,batuk)
 Kondisi memberat : distres nafas (takipnu, retraksi,
nafas cuping hidung, sianosis, takikardi)
 Terdapat wheezing, ekspirasi memanjang, crackles
 Hepar & lien teraba karena pendorongan diafragma
 Kadang-kadang : konjungtivitis ringan, otitis media,
faringitis

43
DIAGNOSIS BRONKIOLITIS

 Kriteria bronkiolitis
 Wheezing pertama kali

 Umur 24 bulan atau kurang

 Pemeriksaan fisik sesuai gambaran infeksi virus

 Menyingkirkan pneumonia atau riwayat atopi

 Tes laboratorium rutin : tidak spesifik


 Gambaran radiologi
 Hiperaerated
 Patchy infiltrates
 Patchy atelectasis
 Normal (kasus ringan)
 Tes serologi : antigen RSV

44
TATA LAKSANA BRONKIOLITIS

 Prinsip dasar : terapi suportif ( oksigen, cairan, nutrisi)


 Bronkiolitis ringan ; rawat jalan
 Bronkiolitis sedang-berat : MRS
 Saturasi O2 <92% dengan udara ruangan

 Usia < 3 bulan

 Dehidrasi
 Distres napas
 Penyakit paru kronik : BPD, fibrokistik
 Kelainan jantung
 Defisiensi imun

45
Tata laksana …

TERAPI OKSIGEN
 Untuk kasus-kasus yang sedang-berat

 Saturasi oksigen monitor: pulse oxymetry

 Dapat berupa : nasal prong, masker, ventilasi mekanik

TERAPI CAIRAN
 Jumlah sesuai berat badan, suhu, status hidrasi

 Dapat peroral, naso gastrik atau intra vena

 Koreksi terhadap kelainan elektrolit dan asam-basa

46
Tata laksana …

ANTIBIOTIKA
 Diberikan sesuai keadaan penderita

 Dasar pemberian: keterlambatan mengetahui etiologi


virus penyebab , kemungkinan infeksi sekunder,
hambatan isolasi penderita

ANTIVIRUS
 synthetic nucleoside analogue  menghambat aktifitas
virus
 Efektifitas masih kontroversi

47
Tata laksana …

BRONKODILATOR

 Telah lama diperdebatkan

 Agonis β2 memiliki keuntungan:


 Efek bronkodilatasi
 Mengurangi pelepasan mediator
 Mengurangi sembab mukosa
 Menurunkan tonus kolinergik
 Meningkatkan efektifitas mukosilier

48
Tata laksana …

 Racemic epinephrin nebulisasi:


 Perbaikan skor klinik dan SaO2
 Menurunkan efek epinefrin pada jantung
 Aman dan cukup efektif untuk anak < 18 bulan

49
Tata laksana …
KORTIKOSTEROID

 Kortikosteroid sistemik : perbaikan gejala klinis & lama


rawat inap
 Garrison, Pediatric 2000 (meta analisis)

 Diberikan pada bronkiolitis berat

 Deksametason i.v. 0,5 mg/kb BB/hari bolus ,


dilanjutkan dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari dibagi
3 – 4 dosis.

50
PENCEGAHAN BRONKIOLITIS

 Membatasi penularan
 Cuci tangan
 Penggunaan sarung tangan dan masker
 Isolasi penderita
 Pemberian ASI
 Menghindari kontak dengan penderita ISPA dewasa

 Imunoprofilaksis : RSV-IGIV (Respigam)


Palivizumab
 Imunisasi aktif dengan vaksin RSV : proteksi tidak
adekuat

51
Bronkitis Akut
Bronkitis ( bronchitis ) adalah peradangan (inflamasi) pada
selaput lendir (mukosa) bronchus (saluran pernafasan dari
trachea hingga saluran napas di dalam paru-paru).
Peradangan ini mengakibatkan permukaan bronchus
membengkak (menebal) sehingga saluran pernapasan relatif
menyempit.
BRONKITIS AKUT
Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat
(beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14
hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu,
terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk
berkepanjangan.

PENYEBAB
Penyebab tersering Bronkitis akut adalah virus, yakni virus
influenza, Rhinovirus, Adenivirus, dan lain-lain. Sebagian
kecil disebabkan oleh bakteri (kuman),
terutama Mycoplasma pnemoniae, Clamydia pnemoniae, dan
lain-lain.
TANDA TANDA
Keluhan yang kerap dialami penderita bronkitis akut,
meliputi:
Batuk (berdahak ataupun tidak berdahak).
Demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak nyaman
di dada.
Sesak napas, rasa berat bernapas,
Kadang batuk darah.
PENGOBATAN
Sebagian besar pengobatan bronkitis akut bersifat simptomatis (meredakan keluhan). Obat-
obat yang lazim digunakan, yakni:
Antitusif (penekan batuk): DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Codein
10 mg, diminum 3 kali sehari. Doveri 100 mg, diminum 3 kali sehari. Obat-obat ini bekerja
dengan menekan batuk pada pusat batuk di otak. Tidak dianjurkan untuk ibu hamil,
menyusui, dan anak2 dibawah 6 tahun.
Ekspektorant: adalah obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan sehingga
napas menjadi lega. Ekspektorant yang digunakan biasanya: GG (glyceryl guaiacolate),
bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya., digunakan jika
penderita demam.
Bronkodilator (melongarkan napas), diantaranya: salbutamol, terbutalin sulfat,
teofilin, aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang
disertai sesak napas atau rasa berat bernapas.
Antibiotika. Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan dokter.
EFUSI PLEURA
Definisi

Efusi pleura adalah penumpukan cairan di pleura, yaitu


rongga antara paru-paru dan dinding dada. Pada keadaan
normal, terdapat sedikit cairan pada pleura sebagai pelumas
agar paru-paru dapat bergerak dengan mulus pada rongga
paru-paru. Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan tekanan
pada paru-paru, mengakibatkan kesulitan bernapas.
ETIOLOGI

 Efusi pleura disebabkan oleh iritasi atau infeksi pada paru-paru. Banyak kondisi medis yang dapat
menyebabkan efusi pleura, seperti:
 Infeksi paru-paru (pneumonia), tuberkulosis, dan kanker dapat menyebabkan peradangan pada paru-
paru dan pleura
 Gagal jantung kongestif
 Sirosis (fungsi hati yang buruk)
 Emboli paru: penyumbatan pada arteri paru-paru
 Penyakit ginjal yang parah dapat mempengaruhi bagaimana cairan disimpan dalam tubuh
 Lupus dan penyakit autoimun lainnya
 Perawatan seperti kemoterapi dan radioterapi untuk kanker atau operasi jantung post-open dapat
menyebabkan efusi pleura.
Gambaran klinis

Efusi pleura sering tidak menimbulkan gejala. Gejala lebih


mungkin ketika efusi pleura sedang atau berukuran besar, atau
jika peradangan hadir. Gejala efusi pleura mungkin termasuk:
 Sesak napas
 Nyeri dada, terutama pada pernapasan dalam-dalam
(pleuritis, atau nyeri pleuritik)
 Demam
 Batuk

PATOFISIOLOGI

 Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada


keseimbangan antara cairan dan protein dalam rongga pleura.
 Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk secara lambat
sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler.
 Filtrasi yang terjadi karena perbedaan tekanan osmotic
plasma dan jaringan interstitial submesotelial kemudian
melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura.
 Selain itu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar
pleura
PATOGENESIS

 Cairan pelicin yang terdapat di dalam rongga pleura individu normal dihasilkan oleh suatu
anyaman pembuluh kapiler permukaan pleura parietalis dan diabsorpsi oleh kapiler dan
pembuluh getah bening pleura viseralis dengan kecepatan yang seimbang dengan kecepatan
pembentukannya.
 Oleh karena itu,gangguan apapun yang menyangkut proses penyerapan dan
bertambahnya kecepatan proses pembentukan cairan ini akan menimbulkan penimbunan
cairan secara patologik di dalam rongga pleura.
 Beberapa faktor yang berperanan dalam patogenesis efusi pleura keganasan adalah :
1. Infiltrasi sel-sel tumor secara langsung pada pleura
2. Penyumbatan pembuluh getah bening atau vena
3. Penyumbatan bronkus disertai dengan atelektasis
4. Pneumonia pasca-obstruksi yang disertai dengan efusi parapneumonik
5. Hipoproteinemia yang berat
 Di samping itu, cairan asites keganasan juga dapat mengalir secara langsung ke dalam
rongga pleura melalui pembuluh getah bening atau suatu lubang makroskopik pada
diafragma
Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


 perkusi pekak, fremitus vokal menurun atau asimetris bahkan
menghilang,
 bising napas juga menurun atau hilang.
 Gerakan pernapasan menurun atau asimetris, lebih rendah terjadi pada
sisi paru yang mengalami efusi pleura.
 Pemeriksaan fisik sangat terbantu oleh pemeriksaan radiologi yang
memperlihatkan jelas frenikus kostalis yang menghilang dan gambaran
batas cairan melengkung.
Pemeriksaan Diagnostik

 Kultur sputum : dapat ditemukan positif Mycobacterium tuberculosis


 Apusan darah asam Zehl-Neelsen : positif basil tahan asam
 Skin test : positif bereaksi (area indurasi 10 mm, lebih besar, terjadi
selama 48 – 72 jam setelah injeksi.
 Foto thorax : pada tuberkulosis ditemukan infiltrasi lesi pada lapang atas
paru, deposit kalsium pada lesi primer, dan adanya batas sinus frenikus
kostalis yang menghilang, serta gambaran batas cairan yang melengkung.
 Biopsi paru : adanya giant cells berindikasi nekrosi (tuberkulosis)
 Elektrolit : tergantung lokasi dan derajat penyakit, hyponatremia
disebabkan oleh retensi air yang abnormal pada tuberkulosis lanjut yang
kronis
 Fungsi paru : Penurunan vital capacity, paningkatan dead space,
peningkatan rasio residual udara ke total lung capacity, dan penyakit
pleural pada tuberkulosis kronik tahap lanjut.
Penatalaksanaan

 Pada efusi yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan


memakai pipa intubasi melalui selang iga. Bila cairan pusnya
kental sehingga sulit keluar atau bila empiemanya multiokuler,
perlu tindakan operatif. Mungkin sebelumnya dapat dibantu
dengan irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik.
Pengobatan secara sistemik hendaknya segera dilakukan, tetapi
terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan yang
adequate.
 Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi
dapat dilakukan pleurodesis yakni melengketkan pleura viseralis
dan pleura parietalis. Zat-zat yang dipakai adalah tetrasiklin,
Bleomicin, Corynecbaterium parvum dll.
MIKROORGANISME
PENYEBAB INFEKSI PADA
SALURAN PERNAFASAN
1. Mycobacterium tuberculosis
Genus Mycobacterium merupakan kelompok bakteri gram positif, berbentuk
batang, berukuran lebih kecil dibandingkan bakteri lainnya. M. tuberculosis
dibedakan dari sebagian besar bakteri lainnya karena bersifat patogendan
dapat berkembang biak dalam sel fagosit hewan dan manusia.
M. tuberculosis tidakmenghasilkan endotoksin maupun eksotoksin.
Penyakit infeksi saluran pernafasan yang umum disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yaitu Tuberkulosis (TB).
2.Mycoplasma pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae adalah kuman patogen pada saluran nafas yang
dapat menyebabkan infeksi yang bervariasi derajat keparahannya mulai
dari infeksi saluran atas ringan sampai terjadinya pneumonia atipik yang
berat. Mycolasma pneumoniae merupakan organisme gram negatif dan
tidak membutuhkan sel inang untuk bereplikasi.
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri Mycoplasma pneumoniaeyaitu pneumoniae.
3.Corynebacterium diphtheriae
Corynebacterium diphtheriaemerupakan bakteri gram positif, bersifat aerob,
tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini berbentuk basil
seperti palu (pembesaran pada salah satu atau kedua ujung) dengan
diameter 0,5 - 1 μm dan panjang 3 – 4 μm
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriaeyaitudifteri.
4.Streptococcus Pneumoniae
Streptococcus pneumoniae adalah sel gram positif berbentuk bulat telur atau
seperti bola, secara khas terdapat berpasangan atau rantai pendek. Bagian
ujung belakang tiap pasangan sel secara khas berbentuk tombak (runcing
tumpul), tidakmembentuk spora dan tidak bergerak tetapi galur yang ganas
berkapsul,menghasilkan α-hemolisis pada agar darah dan akan terlisis oleh
garam empedu dan deterjen.
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pneumoniae yaitu pneumonia pneumokokus.
5.Bordetella pertussis
Bordetella pertussis merupakan patogen penting dan sangat menular pada
manusia, menyebabkan batuk rejan (pertusis). Organisme tersebut adalah
kokobasil gram-negatif kecil menyerupai H. Influenzae. Dengan pewarnaan
toluidin biru, granula metakromatis bipolar dapat diperlihatkan. Terdapat
sebuah kapsul. Organisme ini bersifat aerob obligat dan membentuk asam,
tetapi bukan gas dari glukosa dan laktosa. Hemolisis medium yang
mengandung darah berhubungan dengan B. Pertussis virulen.
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri
Bordetella pertussis yaitu Batuk rejan (pertusis).

You might also like