Professional Documents
Culture Documents
Anak dgn
HIPERBILIRUBINEMIA
Created By
Indah Listiani
Indah Nilam Sari
Intan Nurul Hikmah
Ita Kurniawati
Lucyana Dewi SasMitha
Definisi
O Hiperbilirubinemia adalah meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal. (Suriadi
dan Rita, 2001)
O Hiperbilirubinemia merupakan suatu kondisi bayi baru lahir
dengan kadar bilirubin serum total lebih dari 10mg% pada
minggu pertama yang ditandai dengan ikterus, yang dikenal
dengan ikterus neonatorum patologis. Hiperbilirubinemia
yang merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar
bilirubin didalam jaringan ekstravaskular, sehingga
konjungtiva, kulit, dan mukosa akan berwarna kuning. (Aziz,
2002)
O Hiperbilirubinemia adalah akumulasi berlebihan dari
bilirubin di dalam darah. (Wong, 2003)
Etiologi
Menurut Klous dan Fanaraft (1998) bilirubin dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
1. Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek (bilirubin
bebas) yaitu bilirubin tidak larut dalam air, berikatan dengan
albumin untuk transport dan komponen bebas larut dalam
lemak serta bersifat toksik untuk otak karena bisa melewati
sawar darah otak.
2. Bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk (bilirubin terikat) yaitu
bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk otak.
Intervensi :
a. Observasi adanya/perkembangan bilier atau obstruksi usus
Rasional : fototerapi dikontraindikasikan pada kondisi ini karena fotoisomer bilirubun yang di
produksi dalam kulit dan jaringan subkutan dengan pemajanan dalam terapi sinar tidak
dapat siap dieksresikan.
b. Berikan tameng untuk menutup mata, inspeksi mata setiap 2 jam bila tameng dilepaskan
untuk pemberian makan, sering pantau posisi tameng.
Rasional : mencegah kemungkinan kerusakan retina dan konjungtiva dari sinar intensitas tinggi.
Pemasangan yang tidak tepat dapat menyebabkan irirasi, abrasi kornea, dan konjungtivitis
dan penuruna pernafasan oleh obstruksi pasase nasal.
c. Ubah posisi bayi setiap 2 jam
Rasional : memungkinkan pemajanan seimbang dari permukaan kulit terhadap sinar fluoresen,
mencegah pemajanan berlebih dari bagian tubuh individu.
d. Pantau masukan dan haluaran cairan
Rasional : mencegah terjadinya dehidrasi pada anak/bayi.
e. Pantau pemeriksaan labolatorium sesuai indikasi seperti : kadar bilirubin, kadar Hb,
trombosit dan SDP ( Sel Darah Putih ).
Rasional : untuk mengetahui kondisi bayi
Lanjutan...
Dx.3 Risiko tinggi cedera terhadap komplikasi dari transfuse tukar berhubungan
dengan prosedur invasif, profil darah abnormal, ketidakseimbangan kimia.
Tujuan : komplikasi tidak terjadi
Kriteria hasil : - menyelesaikan transfuse tukar tanpa komplikasi
- menunjukan penurunan kadar bilirubin serum
Intervensi :
a. Observasi tali pusat bayi sebelum transfusi bila vena umbilical digunakan. Bila
tali pusat kering, berikan pencucian saline selama 30-60 menit sebelum
prosedur
Rasional : pencucian digunakan untuk melunakan tali pusat dan vena umbilicus
sebelum transfuse untuk akses IV dan memudahkan pasase kateter umbilical
b. Pertahankan suhu tubuh sebelum selama dan sesudah prosedur
Rasional : membantu mencefah hipotermia dan vasospasme, menurunkan risiko
fibrilasi ventrikel, dan menurunkan viskositas darah
c. Pastikan golongan darah dan Rh bayi dengan ibu
Rasional : transfuse tukar paling sering dihubungan dengan masalah
inkompatibilitas Rh.
d. Pantau tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit (mis : gugup, kejang, apnea,
dan bradkurang pemajanan kesalahan interpretasiikardia.
Rasional : hipokalsemia dan hiperkalemia dapat terjadi selama dan setelah
transfuse tukar.
D. Implementasi
Adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dan sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Pada implementasi maka tindakan yang
dilakukan mengacu kepada intervensi yang dibuat
untuk mengatasi masalah.
E. Evaluasi
1. Resiko tinggi cedera terhadap keterlibatan
system saraf pusat tidak terjadi
2. Resiko tinggi cedera terhadap efek samping
tindakan fototerapi dapat dicegah
3. Resiko tinggi cedera terhadap komplikasi dari
transfuse tukar tidak terjadi
4. Pengetahuan klien bertambah.