You are on page 1of 23

VAGINITIS

VAGINITIS
 Vaginitis adalah peradangan pada mukosa vagina
yang dapat disebabkan oleh mekanisme infeksi
maupun noninfeksi.

 Vaginitis merupakan masalah ginekologis yang


paling sering terjadi pada 90% wanita remaja di
dunia.

 Penyebab Vaginitis:
a. Vaginosis Bakterial
b. Kandidiasis Vulvovaginal
c. Trikomoniasis
FAKTOR RESIKO
1. Ras
2. Promiskuitas
3. Stabilitas marital
4. Penggunaan kontrasepsi IUD
5. Riwayat kehamilan
BAKTERIAL VAGINOSIS

 Bakterial vaginosis merupakan penyebab tersering dari


vaginitis. Frekuensi tergantung pada tingkatan sosial
ekonomi dan aktivitas seksual.

 Pada umumnya BV ditemukan pada wanita usia


reproduktif dengan aktifitas seksual yang tinggi dan
promiskuitas. Penggunaan alat kontrasepsi dalam
rahim, usia menopause, vaginal douching, sosial
ekonomi rendah, dan wanita hamil juga merupakan
faktor resiko terjadinya.
BAKTERIAL VAGINOSIS
 Faktor resiko bakterial vaginosis
BAKTERIAL VAGINOSIS
 Penatalaksanaan
1. Terapi sistemik
a. Metronidazol
Wanita normal : 2x500 mg selama 7 hari
Wanita hamil : 3x200-250 mg selama 7 hari
b. Clindamycin
Wanita normal : 2x300 mg selama 7 hari
2. Terapi topikal
a. Metronidazol gel intravagina (0,75%) 5 gram, 2 kali sehari selama
5 hari
b. Clindamycin krim (2%) 5 gram intravagina, malam hari selama 7
hari
BAKTERIAL VAGINOSIS
 Mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya bakterial
vaginosis adalah:
1. Gardnerella vaginalis
2. Mobilincus spp dan Bacteriodes spp
3. Mycoplasma hominis
 Penegakan diagnosis
1. Anamnesis
o RPS
o RPSos
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan preparat basah
o Whiff test
o Tes lakmus
o Pewarnaan gram
o Kultur vagina Sekret vagina pada bakterial vaginosis
o Tes proline aminopeptidase
BAKTERIAL VAGINOSIS
Beberapa kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis bakterial
vaginosis adalah:
a. Kriteria Amsel
Kriteria ini memiliki tingkat spresifitas yang lebih tinggi daripada
pewarnaan gram. Diagnosis dapat ditegakkan jika didapatkan
minimal tiga dari empat kriteria.
• Secret vagina yang homogen, putih, dan tipis melekat pada vagina
• pH vagina > 4,5
• Secret vagina yang berbau amis setelah penambahan KOH 10 %
(tes whiff).
• Ditemukannya sel Clue pada pemeriksaan mikroskopis
menggunakan preparat salin basah.

Sel Clue pada larutan salin dengan perbesaran 400x Pemeriksaan mikroskopis dengan larutan saline
BAKTERIAL VAGINOSIS
b. Skor dari pewarnaan Gram (kriteria Nugent) :
Pemeriksaan ini memiliki sensivitas yang lebih tinggi dari kriteria Amsel.
Pewarnaan Gram merupakan metode klasik yang digunakan untuk
mendiagnosis vaginitis bakterial dengan mendeteksi morfologi bakteri.
Kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah morfologi dan
perubahan warna.

Pewarnaan gram 1. normal 2. vaginitis


bakterial dengan perbesaran 1000x

Kriteria Nugent
BAKTERIAL VAGINOSIS
Bakterial vaginosis yang berulang dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut ini:
1. Infeksi berulang dari pasangan yang menderita bakterial
vaginosis.
2. Kekambuhan dapat desebabkan oleh mikroorganisme yang hanya
dihambat pertumbuhannya namun tidak dibunuh.
3. Kegagalan pengobatan untuk mengembalikan Lactobacillus
sebagai flora normal.
4. Menetapnya mikroorganisme lain yang bersifat patogen.

Patofisiologi Bakterial
Vaginosis
TRIKOMONIASIS
 Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual (PMS)
yang disebabkan parasit uniselluler Trichomonas vaginalis
(T.vaginalis). T.vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan
seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian
bawah, baik pada wanita maupun laki-laki.

 Faktor resiko trikomoniasis meliputi:


1. Wanita beresiko lebih tinggi dibandingkan pria
2. Berganti-ganti pasangan
3. Riwayat dan atau sedang mengalami penyakit menular
seksual
4. Tidak menggunakan barier kontrasepsi
TRIKOMONIASIS
 Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas vaginalis yang merupakan
satu-satunya spesies Trichomonas yang bersifat patogen pada manusia
dan dapat dijumpai pada traktus urogenital. T. vaginalis merupakan
flagelata berbentuk filiformis, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4
flagela, dan bergerak seperti gelombang.

Tropozoit Trichomonas vaginalis


TRIKOMONIASIS
 T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran
urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan
subepitel. T. vaginalis ditemukan pada lumen dan mukosa traktur
urinarius, flagellanya menyebabkan tropozoit berpindah ke vagina dan
jaringan uretra.

 T. vaginalis adalah organisme anaerobik maka energi diproduksi


melalui fermentasi gula dalam strukturnya yang dikenal sebagai
hydrogenosome. T. vaginalis memperoleh makanan melalui osmosis
dan fagositosis.

 Perkembangbiakannya adalah melalui pembelahan diri (binary fision)


dan intinya membelah secara mitosis yang dilakukan dalam 8 hingga
12 jam pada kondisi yang optimum. Parasit ini bersifat obligat maka
sukar untuk hidup di luar kondisi yang optimalnya dan perlu jaringan
vagina, urethra atau prostat untuk berkembangbiak.
TRIKOMONIASIS
Trikomoniasis mempunyai beberapa faktor virulensi yaitu:
1. Cairan protein dan protease yang membantu trofozoi adhere pada sel
epital traktus genitourinaria
2. Asam laktat dan asetat di mana akan menurunkan pH vagina lebih
rendah dan sekresi vagina dengan pH rendah adalah sitotoksik
terhadap sel epital
3. Enzim cysteine proteases yang menyebabkan aktivitas haemolitik
parasite

Siklus hidup T. vaginalis


TRIKOMONIASIS
 Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Pada wanita yang simptomatik sering ditemukan gejala sebagai
berikut:
a. Discharge vagina berwarna kuning kehijauan berbuih, berbau
busuk berjumlah banyak
b. Gatal-gatal atau rasa panas pada vagina
c. Rasa sakit dan perdarahan sewaktu berhubungan seksual
d. Jika terjadi urethritis maka gejala yang timbul adalah disuria dan
frekuensi berkemih meningkat
e. Sakit perut bagian bawah

2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dengan menggunakan speculum ditemukan:
a. Colpitis macularis atau strawberry cervix, yaitu merupakan lesi
berupa bintik makula eritematosa yang difus pada serviks.
b. Discharge purulen berwarna kuning kehijauan berbuih, berbau
busuk berjumlah banyak.
c. Erithema pada vagina, dan serviks. Serviks terkadang rapuh.
TRIKOMONIASIS
3. Pemeriksaan Penunjang
a. pH vagina
pH lebih dari 4.5 ditemukan pada trikomoniasis dan vaginosis
bacterial.
b. Tes Whiff
Tes ini berguna untuk menyingkirkan kemungkinan vaginosis
bakterial.
c. Sediaan Basah (Wet mount)
Pemeriksaan dengan sediaan garam basah melalui mikrokoskop
terhadap secret vagina yang diusapkan pada objek glass dapat
mengidentifikasi protozoa yang berbentuk seperti tetesan air,
berflagela, dan bergerak.
d. Pap smear
e. Pemeriksaan lain
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
trikomoniasis yaitu pemeriksaan biakan (kultur) secret vagina, direct
immunofluorescence assay, dan Polymerase chain reaction (PCR)
TRIKOMONIASIS
 Penatalaksanaan
Terapi definitif untuk trikomoniasis adalah dengan menggunakan
nitroimidazole (metronidazole, tinidazole, ornidazole, carnidazole, dan
nimorazol). Pada penelitian metaanalisis dengan menggunakan
nitroimidazole (mayoritas menggunakan metronidazole atau
tinidazole) untuk terapi trikomoniasis jangka pendek atau panjang,
tingkat kesembuhan secara parasitologis mencapai 90% kasus.

Algoritma terapi nitroimidazole untuk


trikomoniasis
CANDIDIASIS
 Kandidiasis vulvovaginitis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada
daerah vulva dan vagina yang disebabkan oleh adanya berbagai jenis
Candida.

 Antara 85-90% dari yeast strain yang diambil sebagai sampel didapatkan
adanya Candida albicans, sedangkan sisanya sebanyak 12-14%
merupakan non Candida albicans

 Faktor Resiko
CANDIDIASIS
 Patofisiologi
• Patogenesis penyakit dan bagimana mekanisme pertahanan tuan
rumah terhadap kandida belum sepenuhnya dimengerti.
• Pada keadaan normal, jamur kandida dapat ditemukan dalam jumlah
sedikit di vagina, mulut rahim dan saluran pencernaan.
• Pada semua kelainan yang mengganggu flora normal vagina dapat
menjadikan vagina sebagi tempat yang sesuai bagi kandida untuk
berkembang biak.
• Masih belum dapat dipastikan apakah kandida menekan
pertumbuhan basil doderlein atau pada keadaan basil Doderlein
mengalami gangguan lalu diikuti dengan infeksi dari jamur kandida.
• Infeksi kandida dapat terjadi secara endogen maupun eksogen atau
secara kontak langsung.
• Jamur kandida bersifat dimorfik, sehingga jamur kandida pada tubuh
manusia mungkin ditemukan dalam bentuk yang berbeda sesuai
dengan phasenya.
CANDIDIASIS
 Gejala Klinis
Pada kandidiasis vulvovaginitis dapat timbul gejala berikut ini :
1. Rasa gatal / iritasi serta keputihan tidak berbau atau kadang berbau
masam ( asam )
2. Discharge berwarna putih seperti susu pecah dan kental
3. Pada vulva dan vagina terdapat tanda-tanda radang disertai maserasi,
pseudomembran, fisura, lesi satelit papulo pustular. Labia mayor
tampak bengkak, merah dan ditutupi oleh lapisan putih yang
menunjukkan maserasi.

 Diagnosis
Tanda dan gejala klinis pada kandidiosis vulvaginalis meliputi:
a. Pruritus vulvovaginitis
b. Iratasi
c. Nyeri
d. Dispareunia
e. Nyeri berkemih
f. Keputihan
g. Cairan yang bau
.
CANDIDIASIS
 Penatalaksanaan
Obat anti jamur sistemik terdiri dari golongan azoles merupakan agen
fungistatik sintetik dengan aktiviti spektrum luas. Azoles menghambat
enzim fungal sitokrom P450 3A (CYP3A) dan lanosin 14α-demetilase
yang diperlukan dalam proses konversi lanosterol ke ergosterol yaitu
sterol utama dalam membrane sel jamur. Penurunan dari ergosterol
mengubah komponen membran dari sel jamur seterusnya menghambat
replikasi dari sel-sel tersebut. Azoles juga menghambat transformasi sel-
sel ragi jamur kepada hifa.
Obat-obat yang dapat diberikan adalah ketokonazol, itrakonazol dan
flukonazol:
• Ketokonazol 400 mg selama 5 hari
• Itrakonazol 200 mg selama 3 hari atau 400 mg dosis tunggal
• Flukonazol 150 mg dosis tunggal
VAGINOSIS
 Komplikasi
1. Ketuban pecah dini
2. Korioamniositis
3. Postpartum endometritis
4. Pelvic inflamatory disease
5. Cervical intraepitelial neoplasia

 Prognosis
Prognosis vaginitis oleh bakterial vaginosis baik, dilaporkan
mengalami perbaikan spontan setelah pengobatan
menggunakan metronidazol dan clindamycin. Angka
kesembuhan spontan mencapai 84-96%.
TERIMA KASIH

You might also like