Professional Documents
Culture Documents
Preseptor
dr. Intan Sahara Zein, Sp.S
• Vertigo merupakan suatu halusinasi gerakan lingkungan sekitar
serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar
mengelilingi lingkungan sekitar.
• Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness.
SISTEMIK
PSIKOGENI NEUROLO
K GIK
OTOLARYN OPHTALMO
GOS LOGIK
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
• Keadaan lingkungan
– Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
– Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
• Kelainan sirkulasi
– Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
• Kelainan di telinga
– Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
– Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
– Herpes zoster
– Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
– Peradangan saraf vestibuler
– Penyakit Meniere
• Kelainan neurologis
– Sklerosis multipel
– Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
– Tumor otak
– Tumor yang menekan saraf vestibularis.
• System saraf pusat
– Trauma
– Epilepsy
– Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
– Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
Teori
Overstimulasi
Patofisiologi
Teori
Teori Sinap
Otonomik
Teori
Neurohumoral
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Overstimulasi :
• Rangsang yang berlebihan hiperemi kanalis semisirkularis fungsinya
terganggu vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori Neural Mismatch :
• Pengembangan teori konflik sensorik.
• Otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu;
• Jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai dengan pola
gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.
• Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
• Jika pola tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme
adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Neurohumoral :
• Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan
neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang
menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
Teori Otonomik :
• Menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/ perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Konflik Sensori :
• Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi
kiri dan kanan→kebingungan sensorik di sentral→nistagmus (usaha koreksi
bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum),
berputar (berasal dari sensasi kortikal)
VERTIGO
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastibuler
Sifat vertigo Rasa berputar(True vertigo) Rasa melayang, sempoyongan
Sifat serangan Episodik Kontinyu
Mual muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-
mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.
• Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
• Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu).
• Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka
badan penderita tetap tegak.
• Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada
mata tertutup.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
2. Uji Tandem Gait :
• Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
TERAPI
TERAPI
TERAPI TERAPI
KAUSAL
SIMTOMATIK REHABILITATIF
(bedah)
EPLEY MANUVER
VESTIBULAR LATIHAN BRAND
ANTIEMETIK SEMONT
SUPRESSANT DARROFT
MANUVER
ANTIKOLINERGIK,
ANTIHISTAMIN,
BENZODIAZEPIN.
VERTIGO
Penatalaksanaan (simptomatik)
VERTIGO
Penatalaksanaan
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak
selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik
dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang
merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Latihan CRT / Epley maneuver
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak
selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik
dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang
merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Metode Brandt Daroff
• Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
• Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu sisi,
pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali.
• Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30 detik, lalu
duduk tegak kembali.
• Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali pada malam
hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.
VERTIGO
Pencegahan
• Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
• Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri
dari tempat tidur
• Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
• Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu
benda dari ketinggian
• Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar
(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
• Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan dan mengandung
gizi yang lengkap
• Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & Istirahat yang cukup (tidur
pulas)