You are on page 1of 30

VERTIGO

Muhammad Fajar Al Fadhil, S.Ked


130611033

Preseptor
dr. Intan Sahara Zein, Sp.S
• Vertigo merupakan suatu halusinasi gerakan lingkungan sekitar
serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar
mengelilingi lingkungan sekitar.
• Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness.

• Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness,


presyncope, dan disequilibrium.
• Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan
dizziness yang dilaporkan pada primary care.

• 23-30% kasus penyebab vertigo adalah pada sistem saraf


• 24-61% kasus penyebab vertigo pada sistem otologi
VERTIGO
DEFINISI
• Vertigo berasal dari bahasa Latin VERTERE yang artinya memutar merujuk
pada sensasi berputar
• Vertigo merupakan adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari
jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
• Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar
yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala.
VERTIGO
KLASIFIKASI
Batang otak,
SENTRAL serebelum,
VESTIBULER serebrum

Labirin dan kanalis


PERIFER semisirkularis

Retina : otot bola


mata
VISUAL DAN
NON VESTIBULER
SOMATOKINETIK

Kulit, sendi, otot


VERTIGO
ETIOLOGI

SISTEMIK

PSIKOGENI NEUROLO
K GIK

OTOLARYN OPHTALMO
GOS LOGIK
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
• Keadaan lingkungan
– Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
– Obat-obatan (alkohol, gentamisin)
• Kelainan sirkulasi
– Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri
vertebral dan arteri basiler
• Kelainan di telinga
– Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
– Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
– Herpes zoster
– Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
VERTIGO
PENYEBAB UMUM
– Peradangan saraf vestibuler
– Penyakit Meniere
• Kelainan neurologis
– Sklerosis multipel
– Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
– Tumor otak
– Tumor yang menekan saraf vestibularis.
• System saraf pusat
– Trauma
– Epilepsy
– Hipoksia serebri : anemia, arteriosklerosis, hipertensi kronis, dll
– Infeksi : meningitis, encephalitis, dll
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau Vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
 mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.

Teori
Overstimulasi

Teori Konflik Teori Neural


sensori Missmatch

Patofisiologi

Teori
Teori Sinap
Otonomik

Teori
Neurohumoral
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Overstimulasi :
• Rangsang yang berlebihan  hiperemi kanalis semisirkularis  fungsinya
terganggu  vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori Neural Mismatch :
• Pengembangan teori konflik sensorik.
• Otak mempunyai memori/ ingatan tentang pola gerakan tertentu;
• Jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/ tidak sesuai dengan pola
gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.
• Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
• Jika pola tersebut dilakukan berulang-ulang akan terjadi mekanisme
adaptasi sehingga berangsur-angsur tidak lagi timbul gejala
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Neurohumoral :
• Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan terori
serotonin (Lucat) yang masing-masing menekankan peranan
neurotransmiter tertentu dalam mem-pengaruhi sistim saraf otonom yang
menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

Teori Otonomik :
• Menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
adaptasi gerakan/ perubahan posisi; gejala klinis timbul jika sistim simpatis
terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan.
VERTIGO
PATOFISIOLOGI
Teori Konflik Sensori :
• Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor sensorik perifer yaitu antara mata/visus, vestibulum dan
proprioseptik, atau ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi
kiri dan kanan→kebingungan sensorik di sentral→nistagmus (usaha koreksi
bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum),
berputar (berasal dari sensasi kortikal)
VERTIGO
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Vertigo Vastibuler Vertigo Non-vastibuler
Sifat vertigo Rasa berputar(True vertigo) Rasa melayang, sempoyongan
Sifat serangan Episodik Kontinyu
Mual muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

Situasi pencetus - Ramai orang, lalu lintas macet,


sibuk, pasar swalayan

Letak lesi Sistem Vastibular Sistem visual, somatosensorik


(propioseptif)
VERTIGO
Perbedaan Klinis Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral
Vertigo Vastibuler Vertigo Vastibuler Sentral
Perifer
Bangkitan vertigo Mendadak Konstan
Intensitas Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala + -
Gerakan otonom ++ +/-
Gangguan pendengaran + -

Tanda fokal otak - +


VERTIGO
Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis
Vertigo Paroksimal : Serangan mendadak, beberapa menit atau hari, hilang
sempurna, bisa muncul kembali, diantara serangan bebas sama sekali
•Vertigo jenis ini antara lain:
1. Vertigo dengan keluhan telinga.
Sindroma Meniere, tumor fossa kranii posterior, kelainan gigi/odontogen.
2. Vertigo tanpa keluhan telinga.
Epilepsi, lesi lambung, vertigo pada anak (vertigo de L enfance), labirin picu
(Trigger Labyrinthyh).
3. Perubahan posisi.
Vertigo posisional paroksismal yang laten
Vertigo posisional paroksismal benigna
VERTIGO
Vertigo Berdasarkan Gejala Klinis
Vertigo Kronis : Menetap lama, konstan tidak ada serangan akut.
1. Disertai keluhan telinga : Otitis Media Kronika, Meningitis TBC.
2. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, Ensefalitis pontis, Sklerosis
multiple.
3. Dipengaruhi posisi : Hipotensi orthostatik, Vertigo servikalis.

Vertigo Akut : Berangsur-angsur berkurang, tidak bebas total.


1. Dengan keluhan telinga : Trauma labirin, Herpes Zoster Otikus,
Labirinitis akuta, Perdarahan labirin, Neuritis N. VIII, Cedera a.
auditiva interna, a. vestibulokohlearis.
2. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis
VERTIGO
Penegakan Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-
mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.
• Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
• Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu).
• Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka
badan penderita tetap tegak.
• Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada
mata tertutup.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
2. Uji Tandem Gait :
• Penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/ kanan diletakkan pada ujung jari kaki
kanan/ kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

3. Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan :


• Pada kelainan vestibular posisi penderita akan menyimpang ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram, kepala dan badan berputar ke arah lesi,
kedua tangan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisis lesi turun dan yang
lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
4. Uji Unterberger:
• Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke
depan dan jalan di tempat dengan mengangkat lutut
setinggi mungkin selama satu menit.
• Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan
menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan gerakan
seperti orang melempar cakram; kepala dan badan
berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah
lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang
lainnya naik.
• Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke
arah lesi.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
5. Past-Pointing Test (Uji Tunjuk Barany):
• Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas,
kemudian diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan
pemeriksa.
• Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan
tertutup.
• Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.
6. Uji Babinsky-Weil :

• Pasien dengan mata tertutup berulang kali


berjalan lima langkah ke depan dan lima
langkah ke belakang selama setengah menit;
jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien
akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
VERTIGO
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
7. Tes Menulis Vertikal:
• Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak boleh menyentuh
meja, tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disuruh menulis huruf A,B,C dst
bersusun kebawah. Mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada
deviasi dari deretan huruf-huruf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih
besar dari 10 derajat berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur
atau makin lama huruf makin besar (makrografi) berarti ada kelainan serebellum.
8. Tes dismetria:
• Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan dan jangkauan
gerakan.
• Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah :
– tes telunjuk hidung
– tes hidung-telunjuk hidung
– tes telunjuk-telunjuk
VERTIGO
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen foto tengkorak, leher, Stenvers.
• Neurofisiologi :
 Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi
(EMG), Brainstem Audiotory Evoked Potential
(BAEP)
• Neuroimaging :
 CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
VERTIGO
Penatalaksanaan

TERAPI

TERAPI
TERAPI TERAPI
KAUSAL
SIMTOMATIK REHABILITATIF
(bedah)

EPLEY MANUVER
VESTIBULAR LATIHAN BRAND
ANTIEMETIK SEMONT
SUPRESSANT DARROFT
MANUVER

ANTIKOLINERGIK,
ANTIHISTAMIN,
BENZODIAZEPIN.
VERTIGO
Penatalaksanaan (simptomatik)
VERTIGO
Penatalaksanaan
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak
selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik
dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang
merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Latihan CRT / Epley maneuver
• Seseorang menetap pada posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak
selama 1 menit.
• Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 ½ menit.
• Pada dasarnya 3 siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik
dilakukan pada malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang
merasa pusing setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
VERTIGO
Penatalaksanaan (rehabilitasi)
Metode Brandt Daroff
• Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
• Lalu dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat kesalah satu sisi,
pertahankan selama 30 detik, setelah itu duduk tegak kembali.
• Setelah 30 detik baringkan dengan cepat kesisi lain, pertahankan selama 30 detik, lalu
duduk tegak kembali.
• Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi hari sebelum bangun tidur, dan 3 kali pada malam
hari sebelum tidur, sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.
VERTIGO
Pencegahan
• Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
• Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri
dari tempat tidur
• Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
• Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu
benda dari ketinggian
• Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar
(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
• Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan dan mengandung
gizi yang lengkap
• Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & Istirahat yang cukup (tidur
pulas)

You might also like

  • BAB 1 Refarat
    BAB 1 Refarat
    Document2 pages
    BAB 1 Refarat
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • LAPKAS Radiologi
    LAPKAS Radiologi
    Document6 pages
    LAPKAS Radiologi
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Document18 pages
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Garry
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Mitigasi Manajemen Bencana
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Document25 pages
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Document13 pages
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    No ratings yet
  • Fitofarmaka
    Fitofarmaka
    Document26 pages
    Fitofarmaka
    DebyAntatifaniRitonga
    No ratings yet
  • Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Document38 pages
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document1 page
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document2 pages
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document4 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Document13 pages
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document15 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document30 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document51 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document4 pages
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Document15 pages
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    ameliaintansaputri
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document3 pages
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document15 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document2 pages
    Bab 1
    Rahmat Snd
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document2 pages
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Document3 pages
    Bab 1 Pendahuluan
    ameliaintansaputri
    No ratings yet
  • PSMBB
    PSMBB
    Document21 pages
    PSMBB
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Document13 pages
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document2 pages
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document2 pages
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Disentri Basiler
    Disentri Basiler
    Document2 pages
    Disentri Basiler
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 2
    Bab 2
    Document13 pages
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    No ratings yet
  • Bab 4
    Bab 4
    Document1 page
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    No ratings yet