You are on page 1of 10

FERMENTASI

ANAEROB

Kelompok 4
A.RISAL AFRIANDI
MUHAMMAD FIRDAUS
NANANG MARDIANSYAH
SRI SERUNI AULIA PUTRI
Fermentasi anaerob yaitu suatu fermentasi yang tidak
membutuhkan adanya oksigen, tetapi bahan-bahan lain akan
bertindak sebagai H acceptor, misalnya aldehyda atau phyvic
acid. Mikroba yang melakukan tipe fermentasi ini adalah yeast,
beberapa jamur, dan juga bakteri. Contoh : Bakteri asam susu
melakukan fermentasi anaerob dimana heksosa yang terdapat
dalam air susu. Molekul gula yang mempunyai 6 atau 8 ini
diiubah menjadi asam susu sedang bakterinya memperoleh
sejumlah energy.

Ada dua jenis utama dari fermentasi anaerob:


1. Fermentasi etanol
2. Fermentasi asam laktat

Keduanya mengembalikan NAD + untuk memungkinkan


sel untuk terus menghasilkan ATP melalui glikolisis.
Hal ini membedakannya dari respirasi anaerob, yang tidak
menggunakan oksigen namun tidak menggunakan akseptor elektron
molekul yang berasal dari luar sel. Proses ini dapat diikuti oleh glikolisis
sebagai langkah berikutnya dalam pemecahan glukosa dan gula lain
untuk menghasilkan molekul adenosin trifosfat (ATP) yang
menghasilkan sumber energi untuk sel.

Melalui metode Fermentasi anaerob, sel mampu meregenerasi


nikotinamida adenine dinucleotide (NAD +) dari bentuk tereduksi
dinukleotida nikotinamida adenin (NADH), sebuah molekul yang
diperlukan untuk melanjutkan glikolisis. Fermentasi anaerob
bergantung pada enzim untuk menambahkan gugus fosfat ke molekul
adenosine diphosphate individual (ADP) untuk menghasilkan ATP, yang
berarti itu adalah bentuk fosforilasi tingkat substrat. Hal ini berbeda
jelas dengan fosforilasi oksidatif, yang menggunakan energi dari
gradien proton yang didirikan untuk menghasilkan ATP.
SUMBER ENERGI DALAM KONDISI ANAEROBIK

Produk fermentasi mengandung energi kimia yang


tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami
metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor
elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga
cenderung dianggap produk sampah (buangan).
Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari
fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi
karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul
ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP
yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot
untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana
oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang
belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih
cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan
menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative
phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu
pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan
dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks.
Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.

Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk


fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat
penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide
adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia
diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-
satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.

FERMENTASI ETANOL
Fermentasi etanol mengkonversi dua molekul
piruvat sebagai produk glikolisis, dua molekul etanol dan
dua molekul karbon dioksida. Reaksinya adalah proses
dua langkah di mana piruvat diubah menjadi asetaldehida
dan karbon dioksida pertama, oleh enzim piruvat
dekarboksilase.

Pada langkah kedua, alkohol dehidrogenase


mengubah asetaldehida menjadi etanol. Proses metabolik
terjadi pada jenis tertentu dari sel bakteri dan sel-sel ragi.
Hal ini membuat ragi populer untuk membuat roti, bir, dan
anggur, dengan menggunakan salah satu karbon dioksida
atau etanol dari fermentasi.
FERMENTASI ASAM LAKTAT
Fermentasi asam laktat adalah bentuk lain dari
fermentasi anaerob, dan umumnya digunakan oleh sel-sel otot
selama masa stres bila tidak cukup oksigen yang tersedia. Sel
ini mengubah dua molekul piruvat dari glikolisis menjadi dua
molekul L-laktat menggunakan enzim laktat dehidrogenase.
Proses ini dikenal sebagai fermentasi homolactic, karena dua
molekul piruvat mengalami reaksi kimia yang sama, dan bentuk
fermentasi asam laktat ini terjadi dalam sel otot hewan dan sel
darah merah.

Dalam fermentasi heterofermentatif, molekul piruvat


mengalami reaksi kimia yang berbeda. Salah diubah menjadi
laktat, sementara yang lain diubah menjadi etanol dan karbon
dioksida. Proses ini terjadi pada beberapa spesies organisme
anaerobik.
Pada hewan, hasil sampingan laktat dari fermentasi anaerob
dipompa ke dalam aliran darah, di mana ia diangkut ke hati. Dalam
proses yang disebut siklus Cori, hati menggunakan set enzim
tersendiri untuk mengubah laktat kembali menjadi glukosa, di mana ia
dapat didaur ulang oleh tubuh. Glukosa biasanya diangkut kembali ke
otot, di mana ia dapat disimpan sebagai glikogen untuk kebutuhan
energi masa depan.
Terima Kasih

You might also like