Professional Documents
Culture Documents
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
Agenda Dunia Post MDGs
Adalah SDGs (Sustainable Development Goals) 2016-
2030
Menyelesaikan masalah target MDGs yg belum selesai
dan agenda2 baru
Beberapa indikator KESEHATAN usulan SDGs a.l:
menurunnya AKI/AKB/AKN, akses imunisasi, jaminan
kesehatan semesta, kespro dan KB, eliminasi narkoba,
menurunnya kesakitan dan kematian akibat polusi,
berakhirnya epidemi penyakit ATM dan NTDs
(Neglected Tropical Diseases)
Setelah 2030, NTD (ada 17 penyakit, yg ada di
Indonesia a.l: filariasis, schistosomiasis, STH, kusta,
frambusia, rabies, dengue) diharapkan tinggal sejarah
FILARIASIS = KAKI GAJAH
Penyakit Tropis yang terabaikan
(Neglected Tropical Disease)
Menjadi masalah Kesehatan
masyarakat di negara tropis
termasuk Indonesia
Bukan menyebabkan wabah
Muncul dengan tiba - tiba
Tetapi diam – diam menggerogoti
tubuh penderitanya
Menyebabkan kecacatan
Menurunkan produktivitas
penderitanya
Tersebar diseluruh Indonesia
PENYAKIT FILARIASIS
(kaki gajah) adalah
penyakit menular
menahun yang
disebabkan oleh cacing
Filaria yang hidup dalam
kelenjar limfe dan
pembuluh darah
manusia, yang
ditularkan oleh nyamuk
(vektor).
FILARIASIS
DI INDONESIA
• Filariasis 1889 di Jakarta
(W.bancrofti)
• Lichtenstein dan Brug , 1927
di Bireun,Sumatra Utara
(B.malayi ), 1964 B. timori
• Endemis 1975 meliputi 21
dari 27 propinsi, dilakukan
pengobatan masal
• 1990: RE-EMERGING
• 2009: 31 Provinsi endemis •Cakupan pengobatan di daerah
endemis belum bisa tercapai
100%,
Filariasis masih menjadi •Vektor yang tersebar luas,
•hewan-hewan di sekitar manusia
masalah hingga saat ini. yang berpotensi hospes reservoar
dalam transmisi filariasis,
•Vaksin belum ditemukan.
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian:
> 1 Milyar manusia di dunia
berisiko (WHO,2005)
◦ Penderita Filariasis
Klinis
Terinfeksi cacing
filaria & sudah
menunjukkan gejala
klinis (akut maupun
kronis)
Penyebab Penyakit Kaki Gajah
Sejenis cacing kecil yang
hidup dan berkembang
biak dalam kelenjar limfe,
dalam darah
~40%
>90%
~40%
W. bancrofti
B. MALAYI
b. Hidrokel
Pelebaran kantung buah zakar karena terkumpulnya
cairan limfe di dalam tunika vaginalis testis.
Gambaran Klinis :
1. Ukuran skrotum dapat menjadi sangat besar sehingga
penis tertarik
2. Kulit skrotum normal dan bila bertambah besar kulit
menjadi tipis & mengkilat
3. Komplikasi, akumulasi cairan berupa chyle
(Chylocele), darah (Haematocele), nanah (Pyocele)
Hernia
HIDROKEL
MENEGAKKAN DIAGNOSIS HIDROKEL
Inspeksi
Pembesaran scrotum
Kulit normal tipis mengkilat
Tebal dan seperti kulit jeruk Elephantiasis scroti
Dapat keluar masuk Hernia
Palpasi
Batas atas tegas
Batas atas masuk ke perut Hernia
Testis tidak teraba
Testis teraba Hernia
Fluctulusi (+) Hidrocele
Fluctulusi (–) Tumor
Transilluminasi
Transilluminasi (+) Hydrocele
Gejala Klinis :
1. Air kencing seperti susu, kadang- kadang disertai
darah.
2. Anuria
3. Kelelahan tubuh
4. Kehilangan BB
d. Lymph Scrotum
Pelebaran saluran limfe superfisial (vesikel) pada kulit
skrotum atau kulit penis, sehingga sal. Limfe tsb mudah
pecah dan keluar membasahi pakaian.
Resiko tinggi infeksi jamur dan bakteri shg mudah terjadi
serangan akut berulang dan dapat berkembang menjadi
limfedema skrotum.
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
PENDERITA FILARIASIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Laboratorium
ANAMNESIS PENDERITA FILARIASIS
1. Identitas penderita, (nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, alamat)
2. Sejak kapan anda menderita bengkak ?
3. Sejak kapan anda tinggal di desa ini ?
4. Apakah sebelum menderita bengkak sering
menderita demam ?
5. Apakah demam disertai bengkak di ketiak atau lipat
paha yang dapat sembuh tanpa diobati ?
6. Apakah anda menderita penyakit ginjal, jantung,
hati ?
PEMERIKSAAN FISIK
1. Memastikan telah terjadi
pembengkaan ekstremitas
(asimetris)
2. Mencari adanya Infeksi Sekunder
3. Menyingkirkan gejala penyakit lain
LABORATORIUM
1. Pemeriksaan darah jari
2. Pemeriksaan antibodi (Rapid Diagnosis
Test )
3. Pemeriksaan Antigen (PCR)
PENENTUAN STADIUM LIMFEDEMA
Berguna untuk :
1. Perawatan & Pengobatan yang tepat
2. Berat ringannya Limfedema
3 Nodul Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Kadang - Kadang - Kadang -
Kadang Kadang Kadang
4 Mossy Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Kadang -
foot Kadang
5 Hambatan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak ya
Kasus Limfedema
STADIUM I
Bengkak pd anggota
tubuh hilang saat
bangun pagi
Lipatan kulit
tidak ada
Kulit masih halus &
normal
STADIUM II
Bengkak pd anggota
tubuh tidak hilang
saat bangun pagi
Bengkak menetap
Lipatan kulit
dangkal
Bengkak menetap
Lipatan kulit
dangkal
Adanya nodul /
benjolan dikulit
STADIUM V
Bengkak
menetap dan
bertambah besar
Lipatan kulit
dalam
nodul
/ benjolan
STADIUM VI
Bengkak menetap
bertambah besar
Lipatan kulit
dangkal / dalam
mossy foot
gambaran
spt berlumut
STADIUM VII
Bengkak
menetap
bertambah besar
Lipatan kulit
dalam
Nodul-nodul
Mossy foot
Penderita tidak
dpt melakukan
kegiatan
sehari-hari
Stad. I Stad. II Stad. III Stad. IV
• Myxedema
• Reccurent phlebitis
• Chromomikosis
• Morbid Obesitas
• Tumor
• Klippel-trenaunay-weber syndromeDiagnosa
Banding Lymphedema LF
myxedema
• complication of hyperthyroidism. This needs to
be
distinguished from lymphatic filariasis
Mycetoma
Reccurent phlebitis
chromomycosis
TUMOR
Morbod obesitas
Aku ingin
Generasi
Baru
Indonesia
Bebas dari
Filariasis !!