You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERWATAN LANSIA

DENGAN MASALAH KESEHATAN


Dra. Hj. Sumarny M, SKM,S.Kep.,Ns. M.Kes
PENGANTAR
• Proses menua yang dialami oleh lansia menyebabkan
mereka mengalami berbagai macam perasaan seperti
sedih, kesepian, cemas dan mudah tersinggung.
Perasaan tersebut merupakan masalah kesehatan jiwa
yang terjadi pada lansia.
• Jika lansia mengalami gangguan kesehatan jiwa, maka
kondisi tersebut daat menganggu kegiatan sehari-hari
lansia. Mencegah dan merawat lanisa dengan masalah
kesehatan jiwa adalah hal yang sangat penting dalam
upaya mendorong lansia bahagia dan sejahterah
didalam keluarga serta masyarakat.
Faktor risiko terjadinya masalah
kesehatan jiwa pda lansia
• Kesehatan fisik yang buruk
• Perpisahan dengan pasangan
• Perumahan dan transportasi yang tidak
memadai
• Sumber finansial
• Dukungan sosial berkurang
Sedangkan kriteria optimal yang sehat menurut (WHO,
1959) adalah sebagai berikut:
1. Dapat menerima kenyataan baik maupun buruk
2. Puas dengan hasil karyanya
3. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada
menerima
4. Secara relatif bebas dari masa tegang dan cemas
5. Berhubungan dengan orang lan untuk tolong
menolong dan saling memuaskan
6. Mengambi hikmah dari kejadian buruk
7. Mengalihkan rasa permusuhan pada penyelesaian
yang kreatif dan konstruktif
8. Mempuyai rasa kasih sayang besar
Masalah kesehaan jiwa yang sering
timbul pada lansia
1. Kecemasan
– Gejala kecemasan yang dialami oleh lansia
adalah sebagai berikut:
• Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan
kejadian yang akan terjadi
• Sulit tidur sepanjang malam
• Rasa tegang dan cepat marah
• Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau
takut/khawati terhadap penyakit berat
• Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan
• Rasa panik terhadap masalah yang ringan
- Tindakan untuk mengatasi kecemasan
pada lansia sebagai berikut:
• Coabalah untuk mendapatkan dukungan
keluaraga dengan rasa kasih sayang
• Bicaralah tentang rasa khawatir lansia dan
coabalah untuk menetukan penyebab yang
mendasar
• Cobalah untuk mengalihkan penyebab dan
berikan rasa aman dengan penuh empati
• Konsultasikan dengan dokter bila
penyebabkan penyebabnya belum bisa
ditemtukan
2. Depresi
Gejalanya adalah sebagai berikut:
– Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun
sangat pagi yang bukan merupakan kebiasaanya sehari-
hari
– Sering kelelehan, lemas dan kurang dapat menikmati
kehidupan sehari-hari
– Kebersihan dan kerapian diri sering diabaikan
– Cepat sekali marah dan tersinggung
– Daya konsentrasi berkurang
– Pada pembicaraan sering disertai toopik yang
berhubungan dengan rasa pesimis atau perasaan putus
asa
– Berkurang atau hilangnya nafsu makan sehingga BB
menurun secaracepat
– Kadang-kadang dalam pembicaraannya ada
kecendrungan untuk bunuuh diri
depresi dapat timbul secara spontan ataupun
sebagai reaksi terhadapa perubahan-
perubahan dalam kehidupan seperti:
– Cacat fisik atau mental seperti stroke atau
dmensia sehingga menjadi sangat bergantung
pada orang lain
– Suasana duka cita
– Meninggalnya pasangan hidup
3. Insomnia
Penyebab inomnia pada lansia adalah sebgai
berikut:
– Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang
hari sehingga mereka masih semangat sepanjang
malam
– Tertidrur sebentar-sebentar sepanjang hari
– Gangguan cemas dan depresi
– Tempat tidur dan suasan kamar kurang nyaman
– Sering berkemih pada waktu malam karna bayak
minum pada malam hari
– Infeksi saluran kemih
4. Paranoid
lansia terkadang merasa bahwa ada orang yang
mengancam mereka, membicarakan, serta
berkomplot ingin melukai atau mencuri barang
miliknya. Bila kondisi ini berlangsung lama dan
tidak ada dasarnya, hal ini merukan kondisi
yang disebut paranoid. Gejalanya antar lain:
– Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga,
teman-teman, atau oarang disekelilingnya
– Lupa barang-barang yang disimpannya kemudian
menuduh orang-orang disekelilingnya mnecuri atau
menyembunyikan barang miliknya
– Paranoid dapat memanifestasi dalam masalah lain,
seperti depresi dan rasa marah yang ditahan.
4. Demensia
Demensia merupakan gangguan mental yg
berlansung progresif, lambat, dan serius yg
disebabakan oleh kerusakan organik jaringan
otak. Penyebabnya dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
- Demensia alzheimer yg penyebabya adalah
kerusakan otak yg tdk diketahui
- Demensia vaskular yg penyebabnya adalah
kerusakan otak karena stroke yg multipel
- Demensia lain yg penyebabnya adalah
kekurangan vitamin B12 dan tumor otak
Gejala-gejala demensia adalah sebagai berikut :
- Meningkatya kesulitan dlm melaksanakan kegiatan
sehari-hari
- Mengabaikan kebersihan diri
- Sering lupa akan kejadian-kejadian yg dialami, dlm
keadaan yg makin berat, nama orang atau keluarga dpt
dilupakan
- Pernytaan atau kata-kata sring diulang-ulang
- Tdk mengenal demensia waktu, misalnya bangun dan
berpakaian dimalam hari
- Tdk dpt mengenal demensia ruang dan tempat.
- Sifat dan perilaku berubah menjadi keras kepala dan
mudah marah.
- Menjadi depresi dan menangis tanpa alasan yg jelas.
Tindakan yg dpt dilakukan pada lansia dgn
demensia adalah sebagai berikut :
- Evaluasi secra cermat kemampuan yg maksimal
dari lansia dlm melaksanakan kegiatan sehari-hari
kemudian dpt ditentukan jenis perawatan yg
dibutuhkan.
- Perbaiki lingkungan dan tempat tinggal untuk
menghindari kecelakaan yg tdk diinginkan.
- Upayakan lansia tersebut dpt mempertahankan
kegiatan sehari-hari secara optimal.
- Bantu daya pengenalan terhadap waktu, tempat
dan orang dgn sering mengingat kembali hal-hal
yg berhubungan dgn kejadian dan hal yg pernah
terjadi.
Gizi untuk lansia
Manusia dlm proses pertumbuhan dan
perkembangannya di mulai dari saat
pembuahan,berlansung sepanjang masa
hidupnya, hinnga dewasa sampai tua. Semua
proses pertumbuhan tersebut memerlukan gizi yg
terkandung dlm makanan. Proses penuaan tdk
dpt dihindari oleh semua orang. Proses penuaan
sring disertai dgn adanya peningkatan gangguan
organ dan fungsi tubuh, perubahan komposisi
tubuh, penurunan massa lemak, serta
peningkatan massa lemak.
Masalah gizi pada lansia
• Perubahan fisik dan penurunan fungsi organ tubuh kan
mempengaruhi konsumsi dan penyerapan zat gizi besi.
Defisiensi zat gizi teramasuk zat besi pada lansia,
mempunyai dampa terhadap penurunan kemampuan fisik
dan menurunkan kekebalan tubuh.
• Disamping itu berbagai oenelitian yang dilakukan para
pakar menunjukkan bahwa masalah gizi pada lansia
sebagian besar merupakn masalah gzi berlebihan yang
memicu timbulnya berbagai penyakit degenaratif seperti
penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes militus, batu
empedu, gout (rematik) ginjal, sirosi hati, dan kangker.
Sedangkan maslah gizi kurang juga banyak terjadi seperti
kurang energi kronis (KEK), amenia, dan kekurangan zat gizi
makro lain
1. Kegemukan atau obesitas
Keadaan ini dsebabkan karna pola konsumsi
yang berlebihan, terutama makan yang
banyak yang mengandung lemak, protein dan
karbohidrat yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Kegemukan biasanya terjadi sejak
usia muda, bahkan sejak anak-anak. Proses
metabolisme yang menurun pada lansia bila
tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas
fisik atau penurunan jumlah makanan, maka
kalori yang berlebih akan diubah menjadi
lemak yang mengakibatka kegemukan
Untuk menentukan apakah seseorang
mengalami kegemukan atau obesitas dapat
dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
dihitung dengan rumus:
IMT : {BB/(TB×BB)}
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan

Apabila : IMT 25-27 = Kegemukan


IMT >27 = Obesitas
Kegemukan dan obesitas merupak faktor pencetus
berbagai penyakit seperti yang dijelakan dibwah ini:
a. PJK (Penyakit Jantung Koroner)
konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang
berlebuihan akan meningkatkan risiko PJK.
Lemak jenuh dan kolesterol anya terdapat pada
makanan hewani terutama kambing, sapi,
kerbau dan ayam. Sedangkan ikan banyak
mengandung asam lemak tak jenuh. Oelh karna
itu, usia lanjut lebih disarankan mengkonsumsi
ikan karna dapat menurunkan ririko menderita
penyakit penaykkit jantung dibandingkan
menkonsumsi sumber protein hewani
b. Diabetes Melitus
keadaan dimana terdapat gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dam protein
yang disebabkan karna kekurangan insulin
atau tidak berfungsinya insulin akibatnya gula
dalm darah tertimbun. Diabetes melitus
dibagi menjadi menjadi 2 jenis:
– DM Tipe I (IDDM). Tipe ini terjadi karna
kerusakan pada sel beta pada pulau langherhan
pangkreas sehingga kadar insulin selalu kurang
– DM Tipe II (NIDM). Terjadi karna kerusakan
reseptor insulin sel dan pangkreas juga disertai
juga tidak berfungsinya insulin.
c. Hipertensi
apabila berat badan seseorang berlebih
sudah tentu aakn meningkatkan beban kerja
jantung dalam memompa darah ketubuh. Hal
ini mengakibatkan tekanan cendrung kan
lebih tinggi.
Untuk lansi lansia hendaknya mengurangi
konsumsi natrium, karna nartium yang
berlebih akan menimbulkan peningkatan
tekanan darah.
d. Sirois Hepatitis
Sirosis Hepatitis disebabkan karna lemak
berlebih yang tertimbun dalam hati.
Terjadinya perlemakan pada hari akan
memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis
2. Tulang Keropos (osteoporosis)
Massa tulang telah mencapai maksimun pada usia
35 tahun unt wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila
konsumsi kalsium kurang dalam jangka waktu lama
akan timbul keropos tulang (osteoporosis). Lansia di
anjurkan untuk mengomsumsi susu karena
merupakan kalsium yg baik.
3. Gout
Asam urat dalam darah yang tinggi akan
menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan sendi.
Pada penderita gout hendaknya mengurangi konsumsi
lemak. Asam urat yang tinggi dalam darah merupakn
pencetus terjadinya batu ginjal
4. Anemia
Penyebab anemia pada lansia adalah
kekuangan zat gizi Fe, asam folat, vit. B12 dan
protein. Faktor lainnya seperti kemunduran
metabolisme sel dalam darah juga terjadi.
Gejala yang tampak seperti 5L. Batas normal
jumlah sel darah merah dalam tubuh adalah
sebagai berikut:
Pria dewasa : 13-18 gram/dl
Wanita dewasa : 11,5-16,5 gram/dl
5. KEK (Kurang Energi Kronis)
menurunnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lansia
akan menyebabkan BB menurun drastis. Hal ini
menyebabkan jaringan ikat menjadi keriput dan badan
kurus. Zat gizi mikro yang kurang meliputi hal berikut:
– Kekurangan Vit. A dapat menyebabkan kekeringan pada selaput
lendir mata dan sering dikaitkan dengan katarak pada lasia
– Kekurangan Vit. B1 dan Vit. B12 dapat meningkatkan kadar
homosistein sehingga menyebabkan penebalan pembuluha darah
dan risiko PJK serta HT
– Kekurangan Vit. C menyebabkan sariawan dan perdarahan pada gusi
– Kekurangan Vit. D menyebabkan penurunan densitas tulang
– Kekurangan Vit. E berhasiat sebagai antioksidan
– Kekurangan Zn (Seng) menyebabkan terjadinya kekurangan pada
daya pengecap dan kelainan pada kulit
Faktor-faktor penyebab kurang gizi
pada lansia
• Faktor yang menyebabkan kurang gizi pada
lansia adalah keterbatasan ekonomi keluarga,
penyakit kronis, oengaruh psikologis,
hilangnya gigi, kesalahan dalam pola makan,
kurangnya pengetahuan tentang gizi dan cara
pengolahannya serta menurunnya energi.
Kebutuhan kalori menurut usia dan
aktivitas
Golongan umur Kebutuhan kalori Golongan umur Kebutuhan kalori
laki-laki perempuan
50-59 0,90 M x A 50-59 0,90 F x A
60-69 0,80 M x A 60-69 0,80 F x A
>70 0,70 M x A >70 0,70 Fx A

Keterangan :
M = BB x 46 kalori
= Kebutuhan kalori laki-laki dewasa pada BB tertentu
F = BB x 40 kalori
= Kebutuhan kalori perempuan dewasa pada BB tertentu
A = Indeks aktivitas Ringan = 0,90
Sedang= 1,0
Aktif = 1,17
Sifat penyakit pada lansia
• Beberapa sifat penyakit pada lansia yang
menbedakannya dengan penyakit dewasa seperti
dibawah ini.
– Penyebab penyakit pada lansia umumnya berasal dari
dalam tubuh sedangkan pada orang dewasa berasal dari
luar tubuh.
– Gejala penyakit sering tidak khas/jelas
– Memerlukan bayak obat (polifarmasi) akibat banyaknya
penyakit pada lansia, maka dalam pengobatan
memerlukan obat yang beraneka ragam bila dibandingkan
dengan orang dewasa
– Sering mengalami gangguan jiwa akibat dari lama
menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa (depresi)
Asuhan keperawatan pada lansia
1. Pengkajian
Status kesehtan pada lansia dikaji secara
komperhensif, akurat dan sistemtis. Informasi
yang dikumpulkan selama pengkajian harus
dapat dipahami dan didiskusikan dengan
anggota tim, keluarga klien dan pemberi
pelayanan interdisipliner. Pengkajian melupitu
aspek fisik, psikis, sosial dan spritial dengan
melakukan kegiatan pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan pemeriksaan.
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperwatan yang dijumpai antara
lain: gangguan nutrisi kurang/lebih, ganggua
persepsi sensorik, kurangnya perawatan diri,
intolansi aktivitas, gangguan pola tidur,
perubahan pola eliminasi, gangguan mobilitas
fisik, resiko cidera, isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah, cemas, reaksi berduka,
marah serta penolakan terhadap penuaan.
3. Rencana Keperawatan
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam
menyusun rencana keperawatan.
– Sesuiakn dengan tujuan yang spesifik dimana
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar
– Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan
– Kolaborasi dengan profesi kesehatan terkait
– Tentukan proritas
– Sediakan waktu yang cukup untuk klien
– Dokumentasikan rencana keperwatan yang telah
dibuat.

You might also like