You are on page 1of 31

Benda asing pada liang telinga

&
serumen obturans
Benda asing di telinga
Benda asing liang telinga
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benda asing
diliang telinga yaitu :
• Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
• Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa
sewaktu menggunakan alat alat pembersih telinga misalnya
kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal di dalam
telinga, yang terakhir adalah faktor kebetulan terjadi tanpa
sengaja dimana benda asing masuk kedalam telinga contoh
masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
• Berikut beberapa benda asing yang sering
masuk ke telinga dan penangangan pertama
yang bisa dilakukan:
Air

Cottonn
Serangga buds

Benda-
benda
kecil
• Air
Sering kali saat kita mandi, berenang dan keramas, membuat air
masuk ke dalam telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa
keluar dengan sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga kita ada
kotoran, air justru bisa membuat benda lain di sekitarnya menjadi
mengembang dan air sendiri menjadi terperangkap di dalamnya.
• Cotton Buds
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan
telinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya
lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati
menggunakannya.
• Benda-benda asing
- Benda asing yang besar dan bulat (manik-manik) -> diambil dengan cara ditarik
dengan pengait serumen (hook)
- Benda asing kecil dapat diambil dengan cunam atau pengait
- Benda lunak, misalnya kapas cotton bud-> dapat diambil menggunakan forsep
aligator

• Serangga
Gejala : otalgia, suara gaduh dalam telinga
Jika berupa benda hidup atau binatang , terlebih dulu dimatikan dengan
memasukkan tampon basah kedalam liang telinga lalu teteskan dengan larutan
rivanol atau obat anestesi lokal ke telinga selama ± 10 menit lalu diirigasi dengan air
bersih,atau diambil dengan menggunakan pingset.
Serangga juga dapat dimatikan dengan meneteskan minyak kelapa, apabila tidak
tersedia minyak rivanol.
Serumen obturans
Definisi
• Serumen adalah sekret kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas
dan partikel debu yang terdapat pada bagian
kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar,
basah dan kering.
• Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu
sebagai sarana pengangkut debris epitel dan
kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana
timpani.
• Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat
mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada
epidermis.
• Efek bakterisidal serumen berasal dari komponen
asam lemak, lisozim dan immunoglobulin.
• Serumen dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering.
Lanjutan....
• Tubuh mempunyai mekanisme pembersihan
serumen secara alami, dengan adanya migrasi
epitel dari membran timpani menuju ke
meatus akustikus eksterna dan dibantu oleh
gerakan rahang sewaktu mengunyah.
Fungsi serumen
 Membersihkan
Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi
sebagai hasil dari proses yang disebut conveyor
belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah
dengan gerakan rahang seperti mengunyah (jaw
movement). Jaw movement membantu proses ini
dengan memampatkan kotoran yang menempel
pada dinding kanalis akustikus eksternus dan
meningkatkan pengeluaran kotoran.
 Lubrikasi
Lubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal,
dan terbakarnya kulit kanalis akustikus eksternus
yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh
dari kandungan lipid yang tinggi dari produksi
sebum oleh kelenjar sebasea. Pada serumen tipe
basah, lipid ini juga mengandung kolesterol,
skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam
jumlah yang banyak, dan alkohol.
• Antibakteri dan Antifungal
• Serumen ditemukan efektif menurunkan kemampuan hidup
bakteri antara lain haemophilus influenzae, staphylococcus
aureus dan escherichia colli.
• Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga
dapat dihambat dengan signifikan oleh serumen manusia.
• Kemampuan anti mikroba ini dikarenakan adanya asam lemak
tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif rendah pada
serumen.
• Serumen juga melindungi telinga tengah dari infeksi bakteri
dan fungi.
Serumen tipe basah dan tipe kering
• Pada ras Oriental memiliki lebih banyak tipe
serumen dibandingkan dengan orang ras non-
Oriental.
• Serumen pada ras Oriental, dan hanya pada ras
Oriental, memilki karakteristik kering, berkeping-
keping, berwarna kuning emas dan berkeratin
skuamosa yang disebut rice-brawn wax.
• Serumen pada ras non-Oriental berwarna coklat dan
basah, dan juga dapat menjadi lunak ataupun keras.
• Perkembangan serumen dipengaruhi oleh
mekanisme herediter, alel serumen kering
bersifat resesif terhadap alel serumen basah.
Yang cukup menjadi perhatian adalah bahwa
rice-bran wax berhubungan dengan rendahnya
insidensi kanker payudara. Namun, ini bukanlah
suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar
seruminosa dan kelenjar pada payudara sama-
sama merupakan kelenjar eksokrin
Serumen tipe lunak dan tipe keras
• Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak,
dan tipe keras lebih sering pada orang dewasa
• Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe
keras lebih kering dan bersisik.
• Korneosit banyak terdapat dalam serumen
namun tidak pada serumen tipe keras.
• Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan,
dan tipe ini paling sering kita temukan di tempat
praktek.
• Warna serumen bervariasi dari kuning emas,
putih, sampai hitam, dan konsistensinya dapat
tipis dan berminyak sampai hitam dan keras.
Serumen yang berwarna hitam biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak, namun bila
dijumpai maka dapat menjadi tanda awal
terjadinya aklaptonuria
• Korneosit: adalah sel metabolik yang aktif dari stratum
korneum. Korneosit terbentuk dari keratinosit dalam
proses yang disebut kornifikasi. Korneosit aktif secara
metabolisme dan akhirnya akan dibuang dari tubuh ketika
korneosit baru dihasilkan.
Patofisiologi
• Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi.
• Impaksi serumen terbentuk oleh karena gangguan dari
mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen
yang berlebih.
• Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari
kelenjar serumen yang bercampur dengan sebum, debris
eksfoliatif, dan kontaminan.
• Pembersihan liang telinga yang tidak tepat (khususnya
dengan kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme
pembersihan serumen normal dan mendorong serumen ke
arah membran timpani.
• Obstruksi serumen pada liang telinga
disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan
sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi
setelah serumen kontak dengan air. Dengan
bertambahnya umur, kulit meatus yang
semakin kering dan perubahan dari sekret
dapat menyebabkan serumen menjadi keras
dan sulit dikeluarkan.
Gejala
• Rasa penuh dengan penurunan pendengaran
(tuli konduktif).
• Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi
atau berenang), serumen mengembang
sehingga menimbulkan rasa tertekan dan
gangguan pendengaran semakin dirasakan
sangat mengganggu.
• Beberapa pasien mengeluhkan adanya vertigo
atau tinitus.
Diagnosis
• Pada pemeriksaan dengan otoskopi dapat
terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh
material berwarna kuning kecoklatan atau
kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat
bervariasi.
Penanganan
IRIGASI
 Mengeluarkan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau
dengan alat-alat.
 Irigasi yang merupakan cara yang halus untuk membersihkan
kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh dilakukan bila
membran timpani pernah diperiksa sebelumnya.
 Perforasi membran timpani memungkinan masuknya larutan
yang terkontaminasi ke telinga tengah dan dapat
menyebabkan otitis media.
 Semprotan air yang terlalu keras kearah membran timpani
yang atrofi dapat menyebakan perforasi.
• Liang telinga diluruskan dengan menarik daun
telinga keatas dan belakang dengan pandangan
langsung arus air diarahkan sepanjang dinding
superior kanalis akustikus ekstenus sehingga
arus yang kembali mendorong serumen dari
belakang. Air yang keluar ditampung dalam
wadah yang dipegang erat dibawah telinga
dengan bantuan seorang asisten sangat
membantu dalam mengerjakan prosedur ini.
• Beberapa serumen bisa dilunakkan, ini bisa
dikeluarkan dari kanalis telinga dengan cara
irigasi. Larutan irigasi dialirkan di canalis
telinga yang sejajar dengan lantai, mengambil
serumen dan debris dengan larutan irigasi
mengunakan air hangat (37oC), larutan sodium
bicarbonate atau larutan dan cuka untuk
mencegah sekunder infeksi.
Terimakasih

You might also like