You are on page 1of 49

Keperawatan Jiwa

Bety Agustina Rahayu, S.Kep., Ns


Silabus Setelah MID Semester
 Respon Ansietas dan Gangguan Ansietas
 Respon Konsep Diri dan Gangguan Disosiatif
 Respon Emosional dan Gangguan Suasana Hati
 Respon Protektif Diri dan Perilaku Bunuh Diri
 Gangguan Respon Sosial dan Kepribadian
 Respon Seksual dan Gangguan Seksual
 API (Analisa Proses Interaksi)
Pembobotan Nilai

Tugas 20%
UAS 40%
UTS 30%
Lain-Lain 10%
Kriteria Penilaian

NILAI KATEGORI ANGKA


A SANGAT MEMUASKAN 85-100
B MEMUASKAN 71-84
C CUKUP 60-70
D KURANG 50-59
E SANGAT KURANG >50
REFERENSI

Budi Anna Keliat. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan


Kesehatan Jiwa Stuart. Elseiver : Indonesia
Maslim, Rusdi. 2002. Buku Saku : Diagnosis Gangguan
Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta
Bulechek, Gloria M., et al. 2013. Nursing Intervention
Classification (NIC) 6th ed Elseiver : Mosby Year Book
PJ Kelas

E KP IV 07.00 Norman 085742969856

D KP IV 08.40 Sri Haryanti 085713960557


Materi 1.
Respon Ansietas dan Gangguan Ansietas
DEFINISI
 Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas &
berhubungan dgn perasaan yang tidak menentu & tidak
berdaya”
(Stuart & Sundeen, 1995)
 Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat
subyektif yang sering bermanifestasi sebagai perilaku
yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan
“kesulitan” dan kesusahan tehadap kejadian yang tidak
diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007)
 Ansietas menurut Kaplan (2005), adalah sebagai
“kesulitan” atau “kesusahan” dan merupakan
konsekuensi yang normal dari pertumbuhan,
perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas dan
makna hidup
Karakteristik Ansietas

 Merupakan emosi dan bersifat subyektif.


 Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).
 Bisa ditularkan
 Terjadi akibat adanya ancaman pada harga diri, identitas
diri.
 Perlu adanya keseimbangan antara keberanian dan
kecemasan
Sebut 2 situasi yang menimbulkan ansietas
dalam diri anda.

Bandingkan dengan sebutkan 2 situasi yang


anda takuti
RENTANG RESPON ANSIETAS

RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

ANTISIPASI RINGAN SEDANG BERAT PANIK


Respon Ansietas Adaptif dan Maladaptif
 Respon Adaptif adalah suatu keadaan dimana terjadi
stresor dan bila individu mampu untuk menghambat
dan mengatur hal tersebut, maka akan menghasilkan hal
yang positif.
 Hal positif tersebut antara lain :
- Adanya dorongan untuk bermotivasi.
- Terjadinya peningkatan prestasi.
- Dapat memecahkan masalah dan konflik.
 Respon Maladaftif adalah suatu keadaan dimana tidak
terjadi pertahanan perilaku individu secara otomatis
terhadap ancaman kecemasan.
 Apabila terjadi ancaman terhadap individu, kemudian
individu tersebut menggunakan respon adaptif, maka ia
dapat beradaptasi terhadap ancaman tersebut dengan
demikian maka kecemasan tidak terjadi.
 Tetapi apabila menggunakan respon maladaptif, maka
yang akan terjadi adalah individu akan menggalami
kecemasan secara bertahap, mulai dari sedang, ke tingkat
berat dan akhirnya menjadi panik.
Tingkat Ansietas

 Peplau (1963) mengidentifikasi empat tingkat


ansietas :
1. Ansietas Ringan
2. Ansietas Sedang
3. Ansietas Berat
4. Panik
Ansietas Ringan (Mild Anxiety)
 Berhubungan dgn ketegangan dlm kehidupan sehari-hari
 Di tahap ini seseorang waspada dan lapang persepsi
meningkat
 Kemampuan seseorang untuk melihat, mendengar dan
menangkap lebih dari sebelumnya.
 Jenis ansietas ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas

Contoh :
 Seseorang yg menghadapi ujian akhir
 Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan
 Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg
lebih tinggi
 Individu yg tiba-tiba dikejar anjing
Ansietas Sedang (Moderate Anxiety)
 Dimana seseorang hanya berfokus pada hal yang
penting saja, lapang persepsi menyempit sehingga
kurang melihat, mendengar dan mengenyampingkan yg
lain
 Perhatian seseorang menjadi selektif, namun dpt
melakukan sesuatu yg lebih terarah (dgn arahan orang
lain)
Contoh :
 Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn
resiko tinggi
 Keluarga yg menghadapi perpecahan
 Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan
Ansietas Berat (Severe Anxiety)
 Ditandai dengan penurunan yang signifikan di lapang
persepsi
 Cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak
berpikir tentang hal lain
 Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ansietas, dan
banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus pada area lain
Contoh :
 Individu yg mengalami kehilangan harta benda & orang yg
dicintai karena bencana alam, kebakaran, dll
 Individu dlm penyanderaan
Panik
 Individu kehilangan kendali diri & detil perhatian
kurang
 Tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn
perintah
 Gejala yang muncul : peningkatan aktivitas motorik,
berkurangnya kemampuan berhubungan dgn orang
lain, penyimpangan persepsi & hilangnya pikiran
rasional biasanya disertai dgn disorganisasi kepribadian
Contoh :
 Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi
Perilaku Terkait Dengan Respon Ansietas
 Penurunan produktivitas Tremor
 Gerakan yang irelevan Bicara cepat
 Gelisah Reaksi Kejut
 Melihat sepintas Ketegangan Fisik
 Insomnia
 Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan
dalam peristiwa hidup
 Agitasi
 Mengintai
 Tampak waspada
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang merupakan semua
kejadian, hal, atau peristiwa (baik biologis, psikologis dan
atau sosial budaya) yang terjadi di sepanjang hidup
manusia yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan jiwa pada manusia tersebut.
1. Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi
melibatkan struktur anatomi di dalam otak (Fortinash,
2006). Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas
adalah adanya pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter
utama yang berhubungan dengan ansietas adalah
norepineprin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid (GABA)
BIOLOGI
 Sistem GABA
1. Pengaturan ansietas b/d aktivitas neurotransmitter gamma
aminobutryric acid (GABA)
2. Mengontrol aktivitas
3. Sistem penghambat paling umum di otak
4. Ketika melintas sinaps dan menempel atau berkaitan degan
reseptor GABA pada membran post sinaptik, saluran
reseptor terbuka, sehingga memungkinkan pertukaran ion.
Hasil pertukaran ini adalah penghambatan atau pengurangan
rangsangan sel dan dengan demikian memperlambat
aktivitas sel. Secara teoritis orang yang mengalami ansietas
memiliki masalah dengan efisiensi prosesneurotransmisi ini
 Sistem Norepinefrin
1. Sistem Norepineprn (NE) dianggap menengahi respons
fight-or-flight.
2. Bagian otak yang memproduksi NE adalah lokus
seruleus
 Sistem Serotonin
1. Gangguan regulasi neurotransmisi serotonin (5-HT)
juga memainkan penyebab ansietas.
2. Psikologis
Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis
memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu,


tipe kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat
ansietas seseorang.

Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam


kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya
adalah peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan
maupun situasional seperti peristiwa bencana, konflik
emosional individu yang tidak terselesaikan dengan baik,
konsep diri terganggu.
Faktor Psikologis Yang Mempengaruhi
Ansietas Seseorang

 Pengaruh orang tua


Anak-anak yang melihat orang tua mereka merespons
dengan kekhawatiran pada stress ringan segera
mengembangkan pola yang sama
 Tingkat harga diri seseorang
Seserorang yang mudah merasa terancam atau memiliki
tingkat harga diri yang rendah akan lebih rentan
terhadap ansietas
 Ketahanan terhadap stress, (gaya aktif koping,
pandangan positif, pedoman moral, dukungan sosial,dll)
3. Sosial budaya
Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat
gangguan ansietas dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan
cara mengatasi ansietas.

Tarwoto dan Wartonah (2003) memaparkan jika sosial


budaya, potensi stres serta lingkungan merupakan
faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas.
Stressor Presipitasi

Adalah stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan,


ancaman, atau tuntutan dan membutuhkan energi ekstra/sangat
besar untuk mengatasinya.

1. Mengalami atau menyaksikan trauma. Terutama posttraumatic


stess disorder (PTSD)
Seorang individu beresiko untuk PTSD harus dideteksi dengan
menggunakan instrumen perawatan primer
Perawatan Primer dan Skrining Gangguan Stress Pasca Trauma
(PTSD)
Dalam hidup anda, apakah pernah memiliki pengalaman yang
begitu menakutkan, mengerikan, atau menjengkelkan dalam
satu bulan terakhir anda…..
a. Mengalami mimpi buruk tentang hal tertentu atau berpikir
tentang sesuatu ketika anda tidak menginginkan?
b. Berusaha keras untuk tidak berpikir tentang hal tersebut
atau keluar dari cara anda untuk menghindari situasi yang
mengingatkan anda tentang hal tersebut?
c. Apakah berjaga-jaga, waspada atau mudah terkejut?
d. Merasa mati rasa atau terlepas dari hal-hal, kegiatan, atau
lingkungan anda?
Hasil
 Skrining positif jika jawaban klien “YA’ untuk 3 dari
4 item
2. Ancaman integritas fisik: ketidakmampuan fisiologis dan
menurunnya kemampuan melaksanakan ADL.
3. Ancaman thd sistem “diri”; mengancam identitas, harga
diri, integrasi sosial. Mis: phk, kesulitan peran baru.
4. Gabungan: penyebab timbulnya ansietas gabungan dr
genetik, perkembangan, stresor fisik, stresor
psikososial.
Penilaian terhadap stressor yg b/d respon
ansietas

 Merupakan reaksi individu terhadap stressor presipitasi


yang dihadapinya.
 Reaksi ini bisa berupa
 Reaksi kognitif (contoh : berpikir ingin bunuh diri,
berkurangnya motivasi, konsentrasi atau tingkat
kesadaran dll),
 Afektif (contoh : merasa sedih, merasa marah, tidak
berdaya dll),
 Fisiologis (contoh : perubahan pada tanda-tanda vital
dan status fisiologis lainnya),
 Perilaku (contoh : menolak untuk melakukan aktivitas
sehari-hari, berbicara sendiri, sering komat-kamit dll),
dan
 Sosial (contoh : mengamuk, memukul orang lain,
menarik diri dari pergaulan dll).

Penilaian terhadap stressor ini merupakan data fokus yang


bisa digunakan oleh perawat untuk menegakkan diagnosa
keperawatan.
Sumber-Sumber Koping
 Semua hal yang bisa dijadikan alat untuk membantu individu
mengatasi stresornya secara konstruktif atau sebaliknya dapat
menjadikan individu menggunakan mekanisme pemecahan
masalah yang salah.
 Terdiri dari :
1. Kemampuan personal (bakat, kepandaian dll),
2. Dukungan sosial (punya sahabat sedikit atau banyak dll),
3. Aset materi (kekayaan, punya asuransi atau tidak dll), dan
4. Keyakinan positif (kepercayaan terhadap diri sendiri
dan Tuhan, lebih berfokus kepada pengobatan daripada
pencegahan dll)
Mekanisme Koping
 Mekanisme koping : tiap upaya yang dilakukan untuk
penatalaksanaan stress termasuk upaya penyelesaian masalah
langsung (task oriented) dan mekanisme pertahanan ego yang
digunakan untuk melindungi diri (ego oriented).

 Contoh Task Oriented :


 Meminta bantuan kepada orang lain
 Mengungkapkan perasaan sesuai yang dirasakan saat ini
 Mencari lebih banyak informasi yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi
 Menyusun rencana untuk memecahkan masalah
 Meluruskan persepsi terhadap masalah
 Contoh Ego Oriented : Mekanisme Pertahanan
 Denial; menyangkal untuk melihat kenyataan yang tidak
diinginkan dengan cara mengabaikan atau menolak
kenyataan tersebut.
 Proyeksi; menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan
dirinya atau atas kesalahan yang dia perbuat.
 Represi; penekanan ke alam bawah sadar dan sengaja
melupakan pikiran, perasaan, dan pengalaman yang
menyakitkan.
 Regresi; kemunduran dalam hal tingkah laku yang
dilakukan seseorang dalam menghadapi stres.
Next..

 Rasionalisasi; berusaha memberi alasan yang masuk


akal terhadap perbuatan yang dilakukannya.
 Pengalihan; memindahkan perasaan yang tidak
menyenangkan dari seseorang atau obyek ke orang
atau obyek lain yang biasanya lebih kurang berbahaya
daripada obyek semula.
 Reaction Formation; mengembangkan pola sikap atau
perilaku tertentu yang disadari tetapi berlawanan
dengan perasaan dan keinginannya.
 Sublimasi; penyaluran rangsangan atau nafsu yang
tidak tersalurkan ke dalam kegiatan lain.
Next…
 Kompensasi adalah proses dimana seseorang
menggunakan kelemahan yang dirasakan dengan
penekanan yang kuat atas ciri yang dianggap lebih
menyenangkan
 Disosiasi adalah pemisahan dari proses kelompok jiwa
atau perilaku dari sisa kesadaran atau identitas orang
tersebut
 Identifikasi adalah proses dimana orang mencoba untuk
menjadi seperti seseorang yang mereka kagumi dengan
mengambil pikiran, tingkah laku, atau selera orang itu
 Intelektualisasi adalah penalaran yang berlebihan atau
logika yang digunakan untuk menghindari pengalaman
perasaan yang mengganggu
Next….
 Introjeksi adalah mengidentifikasi dengan kuat dimana
seseorang menggabungkan kualitas atau nilai-nilai orang lain
atau kelompok lain ke dalam struktur egonya sendiri. Ini
adalah salah satu mekanisme paling dini pada anak sehingga
penting dalam pembentukan hati nurani.
 Isolasi adalah memisahkan komponen emosional dari pikiran
yang mungkin bersifat sementara atau jangka panjang.
 Supresi adalah suatu proses sering didengar sebagai
mekanisme pertahanan, tapi sebenarnya adalah sama dengan
represi yang disadari. Hal ini merupakan penekanan yang
disengaja terhadap hal-hal yang disadari. Kadang-kadang hal
itu dapat menyebabkan represi.
 Undoing adalah tindakan atau komunikasi yang sebagian
meniadakan kejadian sebelumnya, mekanisme pertahanan
primitif
Diagnosa Keperawatan yang b/d Respon
Ansietas
Diagnosa keperawatan pada klien adalah :

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF


KESIAPAN MENINGKATKAN KOPING
KETAKUTAN
ANSIETAS ….. (sebutkan derajatnya)
Misal :
- Ansietas ringan
- Ansietas sedang
- Ansietas berat
- Panik
Diagnosa Medis Yang Berhubungan dengan
Ansietas
 Gangguan Cemas Perpisahan
 Mutisme Selektif
 Fobia Spesifik
 Agorafobia
 Gangguan Ansietas Menyeluruh
 Gangguan Cemas Diinduksi Obat
 Gangguan Cemas Karena Kondisi Medis Lain
 Gangguan Panik
 Serangan Panik
 Fobia Sosial
Rencana Hasil Keperawatan
Hasil yang diharapkan pada klien dengan respons ansietas
maladaptif adalah :
“klien menunjukkan cara adaptif dalam mengatasi stres”

Tujuan untuk individu


• Pasien mampu menjaga keselamatan pasien
• Pasien mampu menurunkan tingkat ansietas
• Pasien mampu mengenal ansietas
• Pasien mampu mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
• Pasien mampu memperagakan dan menggunakan tehnik
relaksasi untuk mengatasi ansietas
Rencana Tindakan Keperawatan
 Monitor intensitas ansietas
 Hilangkan prekusor ansietas
 Kurangi rangsanagan lingkungan ketika ansietas
 Merencanakan strategi koping untuk situasi stress
 Gunakan strategi koping yang efektif
 Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas
 Monitor durasi episode
 Jaga hubungan sosial
 Jaga konsentrasi
 Pertahankan tidur yang cukup
 Monitor manifestasi fisik ansietas
 Monitor manifestasi perilaku ansietas
TINDAKAN KEPERAWATAN
SESUAI RENTANG ANSIETAS
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
Tujuan: memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan
tingkat ansietas pada tkt sedang atau ringan.

 Bina hubungan saling percaya dan terbuka: dengarkan


keluhan, dukung utk menceritakan perasaan, jawab
pertanyaan scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai
pribadi klien.
 Sadari dan kontrol perasaan diri perawat: bersikap terbuka
sesuai perasaan, terima perasaan positif maupun negatif
termasuk perkembangan ansietas, menggali penyebab
ansietas, pahami perasaan diri secara terapeutik.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
 Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg bersifat
melindungi dan tdk memfokuskan diri pd perilaku maladaptif:
terima dan dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan
perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk
memfokuskan pada rasa tersebut; beri umpan balik thd
perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber koping;
dukung ide keh fisik berhub dg kesehatan mental; batasi
perilaku maladaptif dg cara suportif.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
 Modifikasi lingkungan
Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg
menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan tenang;
batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan
modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik:
mandi air hangat, pijat
 Motivasi kegiatan
Anjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik; share
aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat
rencana harian; libatkan keluarga dan support
system.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat -
Panik
 Terapi Obat Sesuai Advis Dokter ( Benzodiazepin
dan Antidepresan)
 Tujuan Pengobatan Farmakologi :
1. Mengurangi gejala utama
2. Meningkatkan fungsi
3. Meringankan gejala penyerta
4. Mencegah kekambuhan
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
1. Bina hubungan saling percaya:
 Dengar dengan hangat dan responsif
 Beri waktu kepada klien untuk berespon
 Beri dukungan utk ekspresi diri.
2. Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya
sendiri:
 Kenali perasaan diri
 Kenali sikap dan perilaku perawat yg
berdampak negatif pd klien
 Bersama klien menggali perilaku dan respon
shg dapt belajar dan berkembang
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
3. Bantu klien mengenal ansietasnya:
 Bantu klien mengekspresikan perasaan.
 Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan
klien.
 Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.
 Pertanyaan terbuka.
4. Memperluas kesadaran berkembangnya ansietas:
 Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg
menimbulkan ansietas.
 Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd
stresor yg dirasa mengancam dan menimbulkan
konflik.
Tindakan Keperawatan pd Ansietas
Sedang
5. Bantu klien mempelajari koping yg baru
 Menggali pengalaman klien menghadapi ansietas
sebelumnya.
 Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.
 Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg lalu
 Memusatkan tanggung jawab perubahan pada klien
 Terima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan
sebab-akibat keadaan ansietasnya.
 Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi
perilaku
 Anjurkan penggunaan koping yg baru

You might also like