You are on page 1of 14

LIMFADENITIS

NINDIA ATSILAH
1610211059
• Limfadenitis merupakan peradangan pada
kelenjar limfe atau getah bening. Jadi, limfadenitis
tuberkulosis (TB) merupakan peradangan pada
kelenjar limfe atau getah bening yang disebabkan
oleh basil tuberkulosis
EPIDEMIOLOGI

• limfadenitis lebih bayak menyerang wanita di


banding laki-laki
• Dari semua penyakit infeksi, tuberkulosis masih
merupakan penyebab kematian tersering.
• Sepertiga dari peningkatan jumlah kasus baru
disebabkan oleh epidemi HIV, dimana tuberkulosis
menyebabkan kematian pada satu orang dari
tujuh orang yang menderita AIDS
ETIOLOGI

• Limfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh infeksi


Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria
tergolong dalam famili Mycobactericeae dan ordo
Actinomyceales.
• Basil TB adalah bakteri aerobik obligat berbentuk
batang tipis lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 μm dan
tidak berspora.
MANIFESTASI KLINIS

• Pembesaran kelenjar getah bening di daerah


servikalis
• Pembengkakan kelenjar limfe dapat terjadi secara
unilateral atau bilateral, tunggal maupun multipel
• benjolan ini biasanya tidak nyeri dan berkembang
secara lambat dalam hitungan minggu sampai
bulan
• Beberapa pasien dengan limfadenitis TB dapat
menunjukkan gejala sistemik yaitu seperti demam,
penurunan berat badan, fatigue dan keringat
malam
DIAGNOSIS

• Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap,


pewarnaan BTA, pemeriksaan radiologis, dan biopsi
aspirasi jarum halus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi pemeriksaan
mikroskopis dan kultur. Pemeriksaan mikroskopis
dilakukan dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen.
Spesimen untuk pewarnaan dapat diperoleh dari
sinus atau biopsi aspirasi. Dengan pemeriksaan ini kita
dapat memastikan adanya basil mikobakterium pada
spesimen, diperlukan minimal 10.000 basil TB agar
perwarnaan dapat positif
• Tes Tuberkulin
• Pemeriksaan intradermal ini (Mantoux Test)
dilakukan untuk menunjukkan adanya reaksi imun
tipe lambat yang spesifik untuk antigen
mikobakterium pada seseorang. Reagen yang
digunakan adalah protein purified derivative (PPD).
Pengukuran indurasi dilakukan 2-10 minggu setelah
infeksi. Dikatakan positif apabila terbentuk indurasi
lebih dari 10 mm, intermediat apabila indurasi 5-9
mm, negatif apabila indurasi kurang dari 4 mm
• Pemeriksaan Sitologi
• Spesimen untuk pemeriksaan sitologi diambil
dengan menggunakan biopsi aspirasi kelenjar limfe.
Sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan sitologi
dengan biopsi aspirasi untuk menegakkan diagnosis
limfadenitis TB adalah 78% dan 99% (Kocjan, 2001).
CT scan dapat digunakan untuk membantu
pelaksanaan biopsi aspirasi kelenjar limfe intratoraks
dan intraabdominal (Sharma, 2004). Pada
pemeriksaan sitologi akan terlihat Langhans giant
cell, granuloma epiteloid, nekrosis kaseosa.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• Foto toraks dapat menunjukkan kelainan yang
konsisten dengan TB paru pada 14-20% kasus.
• USG kelenjar dapat menunjukkan adanya lesi kistik
multilokular singular atau multipel hipoekhoik yang
dikelilingi oleh kapsul tebal
• CT scan, adanya massa nodus konglumerasi
dengan lusensi sentral, adanya cincin irregular
pada contrast enhancement serta nodularitas
didalamnya, derajat homogenitas yang bervariasi,
adanya manifestasi inflamasi pada lapisan dermal
dan subkutan mengarahkan pada limfadenitis TB
PENATALAKSANAAN

• bat anti biotik untuk tbc selama 6 bulan


• Jika ada rasa nyeri dapat diberi obat steroid untuk
meredakan nyeri
PROGNOSIS

• Prognosis baik, jika pengobatanya dilaksankan


sesuai aturan. tapi bisa menyebabkan kematian
jika tidak mengikuti aturan pengobatan yang
benar.
SUMBER

• Jurnal usu
• Kapital selekta

You might also like