Professional Documents
Culture Documents
Keseimbangan Lintasan
(Line Balancing)
An Assembly Line Layout
Repetitive Layout
Work Station 2 5
Belt Conveyor
Office
ti
N i 1
CT
P
timaks CT
Q
n
Eff i
x 100%
R xT Eff i 1
x 100%
CT x N
dengan:
ti = waktu proses elemen dengan:
kerja yang ada dijalur n = jumlah elemen kerja
terpanjang yang ada
R = jumlah daerah yang CT = cycle time/waktu siklus
terbentuk dari N = jumlah stasiun kerja
precedence diagram yang terbentuk
T = waktu terbesar dari
semua elemen kerja
BALANCE DELAY
• Balance delay didefinisikan sebagai rasio antara
waktu idle dalam lini dengan waktu yang
tersedia.
dengan: dengan:
ti = waktu proses elemen n = jumlah elemen kerja
kerja yang ada dijalur yang ada
terpanjang CT = cycle time/waktu siklus
R = jumlah daerah yang N = jumlah stasiun kerja
terbentuk dari yang terbentuk
precedence diagram
T = waktu terbesar dari
semua elemen kerja
PERMASALAHAN
APABILA :
• EFISIENSI MENINGKAT
• BALANCE DELAY BERKURANG
• IDLE TIME BERKURANG
dengan
• STmax : waktu terbesar dari stasiun kerja yang terbentuk.
• STi : waktu stasiun kerja i yang terbentuk
• N : jumlah stasiun kerja yang terbentuk
• Batasan fasilitas
pembatasan ini berkaitan dengan adanya fasilitas produksi
yang tidak dapat dipindahkan.
• Batasan posisi
Pembatas yang berkaitan dengan orientasi produk
terhadap operator tertentu.
ti
N i 1
CT
I II III IV V VI VII
Kilbridge – Weston Heuristic
Σ ti = 50
• Bilangan prima untuk 50 adalah 2 x 5 x 5,
sehingga alternatif waktu siklus adalah 2, 5, 10,
25, dan 50.
• Pembatas waktu siklus: 7 ≤ CT ≤ 50
• Waktu siklus yang mungkin: 50, 25, 10
• Waktu siklus yang tidak mungkin: 2 dan 5
I 1 5 5 5
II 2 3 6 11
4 3
III 3 4 10 21
5 6
IV 6 5 5 26
V 7 2 7 33
9 1
10 4
VI 8 6 10 43
11 4
VII 12 7 7 50
Kilbridge – Weston Heuristic
Untuk menjalankan langkah 3, hitung jumlah elemen kerja
pendahulu untuk setiap elemen. Elemen dengan jumlah
pendahulu terkecil ditempatkan terlebih dahulu.
I 1 5 8 1
2 3
II 4 3 9 0
5 6
III 3 4 9 0
6 5
IV 7 2 8 1
8 6
V 10 4 8 1
11 4
VI 9 1 8 1
12 7
Kilbridge – Weston Heuristic
Perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah diseimbangkan
Efisiensi Balance Delay Idle
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
69,4% 92,6% 30,6% 7,4% 15 4
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
• Dikenal dengan metode bobot posisi.
Langkah-langkah:
1. Buat precedence diagram untuk tiap proses
2. Tentukan bobot posisi untuk setiap elemen kerja
yang merupakan penjumlahan dari waktu proses
elemen kerja yang bersangkutan dengan elemen
kerja yang mengikutinya sampai elemen kerja yang
paling ujung
3. Buat ranking tiap elemen kerja berdasarkan bobot
posisi dilangkah 2. Bobot posisi terbesar diletakkan
pada ranking pertama.
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
4.Tentukan waktu siklus (CT)
Elemen kerja Bobot Posisi (PW) Elemen kerja Bobot Posisi (PW)
1 34 7 15
2 27 8 13
3 24 9 8
4 29 10 15
5 25 11 11
6 20 12 7
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
Urutkan elemen kerja berdasarkan bobot dari bobot
tertinggi ke bobot terendah.
Elemen Kerja Bobot ti
1 34 5
4 29 3
2 27 3
5 25 6
3 24 4
6 20 5
7 15 2
10 15 4
8 13 6
11 11 4
9 8 1
12 7 7
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
Dengan CT = 10, pengelompokan elemen kerja
berdasarkan ranking elemen kerja:
Stasiun kerja Elemen Ti Waktu SK Slack Time
I 1 5 8 2
4 3
II 2 3 9 1
5 6
III 3 4 9 1
6 5
IV 7 2 6 4
10 4
V 8 6 10 0
11 4
VI 9 1 8 2
12 7
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
I 1 5 8 1
4 3
II 2 3 9 0
5 6
III 3 4 9 0
6 5
IV 7 2 8 1
8 6
V 10 4 8 1
11 4
VI 9 1 8 1
12 7
Helgeson – Birnie /
Positional – Weight Technique
Perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah diseimbangkan
I 1 5 8 2
2 3
II 4 3 9 1
5 6
III 3 4 10 0
6 5
9 1
IV 10 4 8 2
11 4
V 7 2 8 2
8 6
VI 12 7 7 3
Moodie - Young
Penyusunan Stasiun Kerja Metode Moodie_Young (Fase 2) dengan CT= 9
I 1 5 8 1
2 3
II 4 3 9 0
5 6
III 3 4 9 0
6 5
IV 10 4 8 1
11 4
V 7 2 8 1
8 6
VI 9 1 8 1
12 7
Moodie - Young
n Nama Deskripsi
Tentukan 7(x).
Fungsi 7 untuk elemen kerja (x), dengan
hasil sebagai berikut:
Metode Immediate Update First Fit
(IUFF)
Nilai 7(x) untuk setiap elemen kerja (x)
Elemen kerja (x) 7(x) Keterangan
1 132 Nilai dihitung mundur dan berulang dari awal hingga
2 60 selesai.
Contoh.
3 57
132 = (5+3+4)+(5+2+6+7)+(5+1+7)+(5+4+4+7)+
4 62 (5+3+6)+(5+2+6+7)+(5+1+7)+(5+4+4+7)
5 59
6 53
7 15
8 13
9 8
10 15
11 11
12 7
Metode Immediate Update First Fit
(IUFF)
Dari tabel, elemen kerja 1 kemudian
dikelompokkan di stasiun kerja I. Karena elemen
kerja 1 sudah dikelompokkan, maka
berdasarkan precedence diagram, elemen kerja
yang bisa untuk dikelompokkan adalah elemen
kerja 2 dan elemen kerja 4.
I 1 5 8 2
4 3
II 2 3 9 1
5 6
III 3 4 9 1
6 5
IV 7 2 7 3
9 1
10 4
V 8 6 10 0
11 4
VI 12 7 7 3
Metode Immediate Update First Fit
(IUFF)
Penyusunan Stasiun Kerja perbaikan dengan CT menjadi 9
(dapat menggunakan konsep Moodie-Young)
Stasiun Kerja Elemen Ti Waktu SK Slack time (idle)
I 1 5 8 1
2 3
II 4 3 9 0
5 6
III 3 4 9 0
6 5
IV 10 4 8 1
11 4
V 7 2 8 1
8 6
VI 9 1 8 1
12 7
Rank and Assign Heuristic
• Metode ini mirip dengan metode IUFF,
dengan sedikit perbedaan.
• Pada metode ini, setelah fungsi score
setiap elemen kerja dihitung, kemudian
elemen kerja di ranking berdasarkan
fungsi score-nya. Elemen kerja yang
memiliki fungsi score tertinggi diberi
ranking 1, dan seterusnya.
Rank and Assign Heuristic
Prosedur:
1. Hitung fungsi score setiap elemen kerja
berdasarkan fungsi yang ada pada metode
IUFF.
2. Buat ranking untuk semua elemen kerja
berdasarkan nilai fungsi score-nya.
3. Kelompokkan elemen kerja-elemen kerja pada
stasiun kerja dengan memperhatikan
precedence diagram dan batasan waktu siklus
(CT).
Rank and Assign Heuristic
Contoh.
Dengan menggunakan contoh kasus
sebelumnya, dan dengan CT = 10.
Tentukan 7(x).
Fungsi 7 untuk elemen kerja (x), dengan
hasil sebagai berikut:
Rank and Assign Heuristic
Nilai 7(x) untuk setiap elemen kerja (x)
Elemen kerja (x) 7(x) Keterangan
1 132 Nilai dihitung mundur dan berulang dari awal hingga
2 60 selesai.
Contoh.
3 57
132 = (5+3+4)+(5+2+6+7)+(5+1+7)+(5+4+4+7)+
4 62 (5+3+6)+(5+2+6+7)+(5+1+7)+(5+4+4+7)
5 59
6 53
7 15
8 13
9 8
10 15
11 11
12 7
Rank and Assign Heuristic
Perangkingan elemen kerja bedasarkan nilai 7(x)
Ranking Elemen kerja (x) 7(x)
1 1 132
2 4 62
3 2 60
4 5 59
5 3 57
6 6 53
7 7 15
8 10 15
9 8 13
10 11 11
11 9 8
12 12 7
Rank and Assign Heuristic
Pengelompokan elemen kerja berdasarkan Ranking elemen kerja dengan CT= 10
I 1 5 8 2
4 3
II 2 3 9 1
5 6
III 3 4 9 1
6 5
IV 7 2 6 4
10 4
V 8 6 10 0
11 4
VI 9 1 8 2
12 7
Rank and Assign Heuristic
Penyusunan Stasiun Kerja perbaikan dengan CT menjadi 9
(dapat menggunakan konsep Moodie-Young)
Stasiun Kerja Elemen Ti Waktu SK Slack time (idle)
I 1 5 8 1
2 3
II 4 3 9 0
5 6
III 3 4 9 0
6 5
IV 10 4 8 1
11 4
V 7 2 8 1
8 6
VI 9 1 8 1
12 7
Rank and Assign Heuristic
Perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah diseimbangkan
Efisiensi Balance Delay Idle
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
69,4% 92,6% 30,6% 7,4% 15 4
Smoothing Index
• Dari beberapa metode yang digunakan, apabila
dinilai dari efisiensi, balance delay, dan idle
memiliki tingkat perfomansi yang sama.
• Diperlukan smoothing index sebagai paramater
untuk memilih solusi alternatif penyeimbangan
lini terbaik.
• Nilai smoothing index (SI) yang semakin kecil
menunjukkan tingkat keseimbangan beban kerja
setiap stasiun kerja yang tinggi.
Perbandingan Smoothing Index
N
SI max
( ST
i 1
STi ) 2
Sebelum perbaikan:
Kilbridge-Western Heuristic = 4,89
Helgeson-Birnie (PW Technique) = 5,09
Moodie Young = 4,69
IUFF = 4,89
Rank&Assign Heuristic = 5,09
Berapa Efisiensi Lintasan dan Smoothing Index dari lintasan yang Anda rancang?