You are on page 1of 23

ANALGESIK

DEFINISI
Analgesik adalah zat yang dapat mengurangi rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
Nyeri adalah suatu perasaan sensoris dan
emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan
kerusakan jaringan
Pilihan penggunaan obat analgesik tergantung dari
berat nyerinya. Nyeri yang ringan sampai sedang
seringkali diredakan dengan analgesik non-
narkotik, sedangkan nyeri sedang sampai berat
dengan narkotik
DEFINISI
Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi
dengan toleransi toleransi ambang nyeri
berbeda-beda bagi setiap orang.
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkat
di mana nyeri dirasakan untuk
pertamakalinya; intensitas rangsangan
yang terendah saat seseorang merasakan
nyeri. Batas nyeri untuk suhu adalah
konstan, yakni 44-45°C
NYERI
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal
merupakan suatu gejala, yang berfungsi
melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap
sebagai isyarat bahaya tentang adanya
ganguan di jaringan. Neri yang
disebabkan oleh rangsangan kimiawi
ataupun fisis dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang menyebabkan
perangsangan pelepasan mediator nyeri,
antara lain bradykinin, prostaglandin,
serotonin dll.
Mediator nyeri ini akan mengaktivasi
reseptor nyeri diujung2 sayarf dan akan
diteruskan ke SSP (pusat nyeri di otak
besar) dan akan dirasakan sebagai nyeri
PEMBAGIAN RASA NYERI
Rasa nyeri dibagi menjadi 5 :
a. Nyeri akut,nyeri yang terjadi mendadak
dan memberikan respon thdp
pengobatan (narkotik-nonnarkotik)
b. Nyeri kronik,nyeri menetap selama 6
bulan (narkotik-nonnarkotik)
c. Nyeri supervisial,nyeri pada permukaan
seperti kulit dan selaput mukosa
(nonnarkotik)
ANALGESIK
d. Nyeri Viseral,nyeri otot polos dan organ
(narkotik)
e. Nyeri somatis,nyeri pada otot
rangka,ligamen dan sendi (Nonnarkotik)
PENANGANAN NYERI
Berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat
dilawan dngn bbrp cara :
• Merintangi terbentuknya rangsangan pada
reseptor nyeri dengan analgetika perifer
• Merintangi penyaluran rangsang di syaraf2
sensoris, dengan anastesi lokal
• Merintangi pusat nyeri di SSP dengan
analgetika sentral (narkotika) atau dengan
anastetika umum
PENGGOLONGAN ANALGESIK
Atas dasar kerja farmakologisnya,
analgetika dibagi menjadi 2 kelompok
besar :
• Analgetika perifer (nonnarkotik) : terdiri
dari obat2 yang tdk bersifat narkotik dan
tidak bekerja sentral
• Analgetika Sentral/narkotik/opioida :
khusus digunakan untuk mengatasi nyeri
hebat
ANALGETIKA NON-NARKOTIK
Secara kimiawi, analgetika nonnarkotik dibagi
menjad beberapa kelompok :
a. Parasetamol
b. Salisilat : asetosal,salisilamid
c. NSAID : Ibuprofen
d. Derivat antranilat : Mefenamat, floktafenin
e. Derivat2 pirazolinon : aminofenazon,
metamizol
f. Lainnya : Benzidamin
ANALGETIKA NON-NARKOTIK
Analgetika perifer/non-narkotik adalah
analgetik yang digunakan untuk mengatasi
sakit ringan sampai sedang dan tidak
bersifat aditif
Merintangi terbentuknya rangsangan pada
reseptor nyeri dengan analgetika perifer
ANALGETIKA NON-NARKOTIK
Selain bersifat analgetik, obat2 ini juga
bersifat sebagai penurun panas (antipiretik)
dan antiradang (antiinflamasi). Sehingga
penggunaannya tidak sebatas pada
penghilang rasa sakit saja.
Kombinasi dengan sesama analgetik sering
digunakan karena bersifat
agonis/potensiasi. Kombinasi dengan kofein
dan kodein sering digunakan terutama
dengan paracetamol dan asetosal
PARASETAMOL/ASETAMONOFEN
Parasetamol merupakan obat bebas yang
paling populer (25% dari semua obat
bebas yang dijual), bisa untuk dipakai oleh
anak2 sampai dewasa.
Digunakan untuk analgetik dan antipiretik,
tapi tidak mempunyai daya antiinflamasi.
Tidak menimbulkan pendarahan seperti
asetosal, dan hanya memberikan
gangguan lambung yang ringan
PARASETAMOL
Parasetamol diserap dengan baik di usus,
dan tidak bisa diberikan melalui rektal.
Asetaminofen mempunyai waktu paruh yang
pendek maka diberikan 4 jam sekali,
dengan dosis maksimum 2,5-4 g/hari.
Lebih dari 85% asetaminofen di metobolisme
di hati
Parasetamol menghambat sintesis
prostaglandin yang mengurangi sensasi
nyeri.
PARASETAMOL
Parasetamol bersifat Hepatotoksik , dapat
menyebabkan kematian dalam wakti 1-4
hari karena timbulnya nekrosis hati.
Karena bersifat sangat toksis, maka harus
dijauhkan dari jangkauan anak2, untuk
menghindarkan terjadinya keracunan
ASETOSAL/ASPIRIN
Asetosal merupakan obat analgetik tertua
yang masih dipakai, dan sampai sekarang
masih digunakan.
Asetosal dapat digunakan sebagai
analgetik, antipiretik dan mempunyai sifat
antiinflamasi,
selain itu juga dapat digunakan sebagai
antiagregasi platelet sehingga banyak
diresepkan utk pengobatan stroke ringan
dan serangan jantung
ASETOSAL
Absobsi diusus cepat,dapat memulai
efeknya dengan cepat (30 menit seteleh
diminum) mempunyai waktu paruh 2-3
jam pada dosis 1-3 jam sehari
Asetosal sebaiknya tidak diberikan pada
anak2 atau wanita hamil
Asetosal mempunyai efek samping :
a. dapat menyebabkan iritasi lambung,
sehingga kombinasinya dengan antasid
dapat digunakan
b. Dapat menyebabkan pendarahan
c. Adanya efek alergi kulit dan tinnitus
(dengung pada telinga)
ANALGETIKA NARKOTIK
Analgesik narkotik/opioida disebut juga
agonis narkotik, diresepkan utk mengatasi
nyeri sedang sampai berat.
Analgesik narkotik bekerja langsung pada
SSP. Narkotik tidak hanya menekan rasa
nyeri, tapi juga dapat menekan pada pusat
pernafasan, antitusif, dan antidiare.
Analagesik narkotik merupakan zat bekerja
terhadap reseptor opioida yang khas di
SSP. Hingga persepsi nyeri dan respon
emosional terhadap nyeri berubah dan
bisa menyebabkan adiksi
ANALGETIKA NARKOTIK
Pemberian bersama dengan obat golongan
natagonis narkotika, untuk mengurangi jumlah
narkotik yang digunakan sehingga dapat
menurunkan efek sampingnya.
Efek samping golongan narkotik :
a. Supresi SSP (sedatif, euforia,menekan
pernafasan, perubahan jiwa)
b. Konstipasi
c. Menekan saluran pernafasan
d. Hipotensi
e. Ketergantungan dan abstinensia
MEPERIDIN
Mperidin merupakan salah satu narkotik
sintesis, dan diklasifikasikan pada
golongan ke II
Meperidin mempunyai waktu kerja yang
lebih singkat daripada morfin.
Dapat diberikan secara PO, IV, IM dan dapat
dipakai pada pascapembedahan
MEPERIDIN
Efek samping meperidin :
a.Depresi pernafasan
b.Hipotensi ortostatik (turunnya tekanan
darah ketika bangun)
c.Takikardia
d.konstipasi,
e. Abstinensia
Meperidin tidak boleh diberikan pada yang
mempunyai masalah pernafasan atau
yang mempunyai tekanan darah yang
rendah
MORFIN
Morfin adalah getah yang dikeringkan dan
diperoleh dari tumbuhan Papaver
somnierum
Penggunaannya untuk mengatasi nyeri
hebat,akut dan kronis, seperti pasca
bedah dan infark jantung
Absorbsinya di usus baik dan diekskresi
dengan baik
Heroin adalah turunan semisintetik dari
morfin dengan daya analgetik yang lebih
kuat, tetapi mengakibatkan daya adiksi
yang lebih cepat dan hebat
ANTAGONIS NARKOTIK
Antagonis narkotik adalah zat-zat yang
dapat melawan efek2 samping opioida.
Terutama digunakan untuk
penanggulangan overdose atau
intoksifikasi.
Khasiat obat-obatan antagonis narkotika
didasarkan pada pergeseran opioida pada
tempatnya direseptor2 di otak, karena
antagonis narkotika mempunyai daya ikat
yang lebih kuat pada reseptor opiat
dibandingkan narkotik yang dipakai.
ANTAGONIS NARKOTIK
Obat-obatan ini memulihkan depresi
pernafasan dan SSP akibat narkotik
Contohnya :
Nalokson, naltreksin, dan narlofin

You might also like