You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

DENGAN
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM DI RUANG
PERISTI
RSPAD GATOT SOEBROTO
JAKARTA

Disusun oleh :
SRI WAHYUNINGSIH
07.
093
BAB I
PENDAHULUAN
• Penyakit Saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan
dan kematian yang paling sering dan penting pada anak,terutama pada
bayi karena saluran pernapasannya masih sempit dan daya tahan
tubuhnya masih rendah. Disamping itu factor organ pernapasan,
pernapasan bayi dan anak juga dipengaruhi oleh beberapa hal lain seperti
suhu tubuh tinggi, terdapatnyansakit perut, atau lambung yang penuh.
Penilaian keadaan pernapasan dapat dilaksanakan dengan mengganti
gerakan dada dan perut.

• Melihat begitu pentingnya perawat peran perawat dalam memberikan


asuhan kepada klien, maka penulis ingin mengetahui bagaiman asuhan
keperawatan pada klien respiratory distress syndrom dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Metode Penulisan
1. Metode dsekriptif
2. Studi kepustakaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB II
TINJAUAN TEORI
Etiologi
Ada 4 faktor penting penyebab defisiensi
surfaktan pada RDS yaitu:
• prematur
• asfiksia perinatal
• maternal diabetes
• seksio sesaria.
BAB II
TINJAUAN TEORI
• Patofisiologi
Secara singkat patofisiologinya dapat digambarkan sbb
Atelektasis penyembuhan atau kematian

Hipoksemia hambatan pembentukan zat surfaktan

Asidosis transudasi penurunan aliran darah paru


DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan
surfaktan paru tidak adekuat.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan metabolisme akibat stress.
• Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan prosedur
invasive.
• Termoregulasi tidak efektif yang berhubungan dengan
peningkatan upaya pernapasan sekunder akibat RDS
BAB II
TINJAUAN KASUS
• Data masuk perawatan
Tempat dan tanggal lahir Jakarta 06 November
2009, jam 13.20 WIB, jenis persalinan
spontan, nilai Apgar Score menit I : 5 menit V :
6, berat badan lahir 2400gr,berat badan
sekarang 2000gr, panjang badan 38 cm,
denyut jantung 125 x / menit, pernapasan 65
x / menit, suhu 37,5, bunyi napas kiri dan
kanan vesikuler.
DATA FOKUS
• Data subyektif
Ibu By. T mengatakan kapan bayi nya bisa
pulang , Ibu mengatakan merasa khawatir dan
sedih karena bayi nya di rawat di rumah sakit
• Data Obyektif
TTV : denyut jantung 125 x / menit,
pernapasan 65 x / menit, suhu 37,5
DATA FOKUS
Analisa Gas Darah
• Ph 7,056
• PCo2 9,1
• PO2 102, 6
• HCO3 2, 5
• Base exces -2,5
• O2 saturation 95,2
Bayi di tempatkan di dalam incubator , Turgor kuli kering, Bayi
sedang puasa, BB lahir : 2500gr, BB sekarang : 2000gr, Bayi
tampak lemah, Bising usus lemah, Ibu tampak cemas, Ibu
menangis dan khawatir
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOHI
1 Ds : - Gangguan surfaktan paru tidak
Do : pertukaran gas adekuat
TTV : denyut jantung 125 x / menit,
pernapasan 65 x / menit, suhu 37,5
dan Ph : 7,056,PCo2: 9,1 , PO2 :
9,1, HCO3 : 2,5
Base exces : -2,5 ,O2 saturation :
95,2

2 Ds : - Perubahan nutrisi peningkatan


Do : kurang dari metabolisme akibat
Turgor kuli kering, Bayi sedang kebutuhan tubuh stress.
puasa, BB lahir : 2500gr, BB
sekarang : 2000gr, Bayi tampak
lemah, Bising usus lemah
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
3 Ds : Cemas Kurang
Ibu By. T mengatakan kapan bayi pengetahuan orang
nya bisa pulang Ibu mengatakan tua tentang kondisi
merasa khawatir dan sedih karena bayinya
bayi nya di rawat di rumah sakit

Do :
Ibu tampak
cemas, Ibu menangis dan khawatir
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pertukaran gas b.d surfaktan paru tidak


adekuat
PERENCANAAN
• Gangguan pertukaran gas b.d surfaktan paru tidak adekuat.
• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan tidak ada kesulitan pernapasan , frekuensi napas dalam batas
normal.
• Intervensi :
– Pertahankan pernapasan dan pantau jantung, Catat tiap 30 menit,
frekuensi lebih dari 60 menit mengidentifikasikan bahwa bayi dalam
keadaan napas.
– Periksa alat dan pantau setiap 8 jam, Cocokkan konsentrasi O2 21-
100%
– Pantau warna kulit,aktivitas, hindari setiap gangguan pada bayi 15
menit sebelum dilakukan pemeriksaan.
• Kaji kebutuhan terhadap bantuan tindakan ventilasi
BAB IV
PEMBAHASAN
• Pengkajian
Pada teori ini di temukan data oleh bayi yang
terkena respiratory distress syndom, secara
umum takipnea, pernapasan cuping hidung,
sianosis, suara napas ronkhi, sedangkan pada
kasus tidak ditemukan pernapasan cuping
hidung, suara napas ronkhi, dan sianosis.
Sehingga penulis menyimpulkan terdapat
kesenjangan antara kasus dan teori
BAB IV
PEMBAHASAN
• Diagnosa keperawatan
Pada diagnosa keperawatan di teori ditemukan empat diagnosa
antara lain : Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan
surfaktan paru tidak adekuat, Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan peingkatan metabolisme
akibat tidak adekuat , Risiko tinggi infeksi yang berhubungan
dengan prosedur invasive, dan Termoregulasi tidak efektif yang
berhubungan dengan peningkatan upaya pernapasan sekunder
akibat RDS. Sedangkan pada kasus hanya ditemukan tiga diagnosa
yaitu Gangguan pertukaran gas b.d surfaktan paru tidak adekuat,
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peingkatan
metabolisme akibat tidak adekuat, Cemas b.d Kurang pengetahuan
orang tua tentang kondisi bayinya. Sehingga penulis menyimpulkan
terdapat kesenjangan antara kasus dan teori.
BAB IV
PEMBAHASAN
• Perencanaan
Pada teori perencanaan tidak disesuaikan
berdasarkan prioritas sedangkan pada kasus
sudah disesuaikan berdasarkan pada prioritas
hal itu, disebabkan karena mengutamakan
masalah yang mengancam jiwa dan harus
segera dilakukan tindakan keperawatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
• Implementasi
Dalam pelaksanaan dalam kasus tidak
mendapatkan masalah karena dilakukan secara
terus menerus dan secara optimal.

• Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan yang telah dilakukan dan
merupakan alat untuk menentukan apakah
masalah sudah teratasi atau belum, sehingga
tindakan dapat di hentikan atau di lanjutkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
– Pengkajian , pada pengkajian terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus
– Diagnosa , pada kasus ditemukan tiga diagnosa
keperawatan, sedangkan pada teori terdapat empat
diagnosa keperawatan. Tetapi yang dua diagnosa
keperawatan sama.
– Perencanaan, pada kasus perencanaan di buat
berdasarkan keadaan dan kondisi klien.
Perencanaan mmemiliki batasan waktu, tetapi pada
teori tidak ada batasan waktu.
BAB V
PENUTUP
–pelaksaan , pada kasus di sesuaikan dengan
rencana juga di buat dan semua tindakan
yang dilakukan di dokumentasikan pada
catatan keperawatan.
–Evaluasi, pada evaluasi yang tertulis ada dua
diagnosa yang belum teratasi dam hanya
satu diagnosa keperawatan yang sudah
teratasi.
BAB V
PENUTUP
Saran
• Untuk Klien
Ibu By.T harus selalu rajin menjenguknya.
• Untuk perawat
Dokumentasi yang sudah ada hendaknya
ditingkatkan lagi.
Kerjasama antar perawat hendaknya di aktifkan

You might also like