You are on page 1of 19

RENCANA KONTIGENSI

DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN


KOMUNITAS
K
E
L Khoirul Anam (C051171706)
Andi Fatmawati Firman (C051171708)
O Rizky Isnaeni Nasri (C051171703)
M Fadillah Amnur (C051171709)
Nur Hikmah (C051171717)
P Hasmiati (C051171718)
O Delfina Rowati Onya (C051171725)
K

2
PENDAHULUAN

•Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana disebutkan bahwa penyelenggaraan
penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab Pemerintah
dan pemerintah daerah. Selanjutnya Pasal 2 Peraturan Pemerintah
BENCANA
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana menyatakan bahwa Penanggulangan Bencana
dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan
menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada
masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana.
LANJUTAN

•Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya adalah


perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a PP
21/2008). Sedangkan pada situasi terdapat potensi bencana
kegiatannya meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi
bencana. Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17
BENCANA ayat (3) PP 21/2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang
menghasilkan dokumen Rencana Kontinjensi (Contingency Plan). Dalam
hal bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi berubah menjadi
Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana Operasi (Operational
Plan) setelah terlebih dahulu melalui kaji cepat (rapid assessment).
PENGERTIAN KONTINJENSI
Suatu kondisi yang bisa terjadi, tetapi belum tentu benar-
benar terjadi. Perencanaan kontinjensi merupakan suatu
upaya untuk merencanakan sesuatu peristiwa yang
mungkin terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan
peristiwa itu tidak akan terjadi.
Prinsip Perencanaan Kontijensi
Disusun sebelum kedaruratan/kejadian bencana

Sifat rencana terukur.

Cakupan kegiatan spesifik, dititik-beratkan pada kegiatan untuk menghadapi


keadaan darurat

Dipergunakan untuk 1 (satu) jenis ancaman (single hazard).

Pelaku yang terlibat hanya terbatas sesuai dengan jenis ancaman bencananya.

Untuk keperluan jangka/kurun waktu tertentu.

Sumberdaya yang dibutuhkan pada tahapan

Ini bersifat “penyiapan”.


Kondisi Penyusunan Rencana Kontijensi

DAMPAK TINGKAT KEJADIAN

Dapat diabaikan Kecil Besar

Parah Kebijakan yang ada Tetapkan skenario Perlu proses

perencanaan

Ringan Tidak perlu perencanaan Kebijakan yang ada Tetapkan scenario

Hampir tidak ada Tidak perlu perencanaan Tidak perlu perencanaan Kebijakan yang ada
Waktu Pembuatan

Rencana kontinjensi dibuat sesegera mungkin setelah ada tanda-tanda


awal akan terjadi bencana atau adanya peringatan dini (early warning)
Penyusun Rencana Kontijensi

Rencana kontinjensi disusun secara bersama-sama


oleh berbagai pihak/ unsur/ komponen
masyarakat. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya
kesiapsiagaan oleh semua pihak karena
penanggulangan bencana merupakan urusan
bersama antara pemerintah, lembaga usaha, dan
masyarakat dimana pemerintah sebagai
penanggung-jawab utamanya. Masing-masing
pihak/pelaku dapat berperan aktif sesuai dengan
kemampuan, keahlian, kompetensi dan
kewenangannya serta
menyumbangkan/menggunakan sumberdaya yang
ada dalam lingkup kekuasaan/kewenangannya
Metode Penyusunan Rencana Kontijensi

Penyusunan rencana kontinjensi dapat dilakukan melalui


kegiatan pelatihan terlebih dahulu, atau melalui forum-
forum lain seperti rapat koordinasi, yang dilanjutkan
dengan bentuk pertemuan atau lokakarya, atau bentuk
kegiatan yang lain.
Proses Perencanaan Kontijensi
Rencana Kontijensi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

•Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit yang aman


(sepedoman teknis bangunan rumah sakit yang
aman dalam situasi darurat dan bencana, 2012)
perlu menyediakan pelayanan yang efesien setiap
waktu bahkan setelah bencana terjadi. Maka
diperlukan rencana kontigensi dan tenaga-tenaga
terlatih untuk memastikan rumah sakit tersebut bisa
Bencana memberikan pelayanan dan menjalankan fungsinya
pada saat krisis, Memiliki struktur bangunan yang
aman sehingga jika terjadi guncangan tidak
mengakibatkan rusak berat dan cidera pada pasien
dan staf rumah sakit
LANJUTAN

•Sistem penanganan bencana secara


keseluruhan seharusnya sudah ada
sebelum terjadi bencana. Dalam
artian bahwa persiapan fasilitas di
Rumah sakit sangat diutamakan demi
Bencana
kelangsungan jalannya
penanggulangan bencana secara
operasional, misalnya :
LANJUTAN

• Siapa yang bertanggung jawab terhadap


pelayanan kesehatan di lapangan
• Apakah tim evakuasi korban sudah siap
• Rumah sakit mana saja yang siap menampung
para korban bencana serta kemana akan
Bencana dirujuk para korban yang tidak dapat ditangani
oleh Rumah sakit tersebut.
• Apakah fasilitas alat dan ruangan sudah siap
LANJUTAN

•Penanganan Bencana di Rumah sakit mempunyai


beberapa unsur, yaitu selain kebutuhan dalam
bidang medis, juga dalam bidang manajemen :
•Fasilitas dan sarana prasarana utama/inti yang
diperlukan dalam penanganan bencana atau dalam
situasi emergency
Bencana
•Alat–alat medis dan penunjang yang diperlukan
dalam penanganan bencana atau dalam situasi
emergency
•Fasilitas yang perlu disiapkan jika rumah sakit itu
sendiri yang terkena bencana (internal disaster)
FASILITAS DAN SARANA PRASARANA UTAMA/INTI YANG DIPERLUKAN DALAM
PENANGANAN BENCANA ATAU DALAM SITUASI EMERGENCY YANG TERDIRI DARI TIGA
KOMPONEN UTAMA:

1. Umum : Pos komando, Humas atau pusat informasi, Dapur Umum Dll
2. Penanganan korban : Triage, Ruang tindakan, Kamar operasi,
3. Fasilitas penunjang : Listrik (genset dan UPS), Sistem supply air bersih, Gas medis,
CSSD, Penyimpanan bahan bakar
Jika fasilitas telah disiapkan, yang harus diperhatikan lagi untuk
dipertimbangkan adalah :

Harus diprioritaskan kebutuhan


keadaan darurat

Jangka waktu fasilitas tersebut akan


digunakan

Biaya yang dibutuhkan untuk


penyediaan fasilitas tersebut
PROSEDUR TETAP YANG PERLU ADA DALAM TIAP RUMAH SAKIT

1. External disaster : Protap musibah massal dan bencana alam ,Protap bencana kimia ,
Protap KLB ( flu burung, flu babi, demam berdarah/DBD) , Protap kamar operasi ,
Protap aktivasi bencana , Protap pelimpahan wewenang , Protap Triage Dll
2. Interal Disaster : Protap jalur evakuasi , Protap aktivasi , Protap critical care

Catatan : Protap yang disiapkan harus disesuaikan dengan keadaan atau tipe rumah sakit
serta sesuai dengan kemampuan rumah sakit
Rencana Kontigensi di Fasilitas Komunitas

perencanaan kontinjensi dapat disusun pada tingkat


komunitas/masyarakat. Hal ini sebagai upaya percepatan
peningkatan kapasitas pada tingkat komunitas untuk
mengelola dan meredam risiko bencana. Apalagi wilayah NKRI
sangat luas sehingga tidak mungkin Pemerintah mampu
menangani sendiri. Oleh karena itu diperlukan pemberdayaan
masyarkat dengan membangun kapasitas masyarakat di
daerah rawan bencana yang menghadapi risiko tinggi, agar
mereka tangguh (resilient) terhadap becana. Masyarakat adalah
pihak yang pertama-tama berhadapan dengan risiko bencana
sehingga mereka harus mampu menghadapinya.
TERIMA KASIH

You might also like