You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

E DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI AKIBAT
POST HISTEREKTOMI SALPHINGO OOPHERECTOMY BILATERAL
(HT-SOB) ATAS INDIKASI MIOMA UTERI DI RUANG DAHLIA
PADA TANGGAL 12-16 JUNI 2013

SINTA DEVY ARIANTANTI


10.092
1. Latar Belakang
Menurut data dari RSUD Sumedang dari bulan April
sampai dengan Juni 2013 dari 256 orang yang datang
ke Poli Kandungan RSUD Sumedang dengan kasus sistem
reproduksi, Mioma Uteri menempati urutan pertama
dengan presentase 39%, disusul oleh Kista Ovarium
sebanyak 32,81%, Kanker serviks 12,5%, Cervicitis
7,03%, Menometargia 3,51%, Kista Ovarium 3,1% dan
terakhir Kista Bartolini 1,9% (Buku Kunjungan Poliklinik
Kandungan RSUD Sumedang April 2013-Juni 2013).
Tindakan operasi yang dapat dilakukan pada mioma
uteri adalah : miomektomi (operasi mengeluarkan semua
mioma dan membentuk kembali uterus), dan histerektomi.
Terdapat berbagai macam tindakan histerektomi,
salah satunya adalah Total Abdominal Histerektomi
atau Salphingo Oophorectomy Bilateral (TAH-SOB)
dimana ini adalah suatu pembedahan untuk
mengangkat uterus, servik, kedua tuba falopii dan
ovarium dengan melakukan insisi pada dinding perut.
Tindakan Histerektomi akan mengganggu sistem
tubuh manusia itu sendiri dan mengganggu klien
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusianya
sendiri.
2. Tujuan Penulisan
Dapat memberikan gambaran dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan secara komprehensif kepada Ny.E klien dengan post
histerektomi SOB atas indikasi mioma uteri yang meliputi aspek bio-psiko-
sosial-spiritual di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Sumedang
3. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode
deskriptif berbentuk studi kasus.
4. Teknik Pengumpulan Data
Observasi, wawancara, studi dokumentasi, partisipasi aktif, studi
kepeustakaan.
5. Manfaat Penulisan
Bagi Penulis, rumah sakit dan institusi pendidikan
6. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB II Konsep Dasar Mioma uteri, Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
BAB III Asuhan Keperawatan dan Pembahasan
BAB IV Kesimpulan dan Rekomendasi
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Mioma Uteri
1. Pengertian Mioma Uteri
2. Anatomi Fisiologi Uterus
3. Klasifikasi Mioma Uteri
4. Etiologi Mioma Uteri
5. Patofisiologi Mioma Uteri
6. Komplikasi Mioma Uteri
7. Gejala Mioma Uteri
8. Penatalaksanaan Medis
9. Dampak Histerektomi terhadap Kebutuhan Dasar Manusia
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN DAN
PEMBAHASAN
1. Identitas
Nama: Ny.E
Usia: 46 Tahun
Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat: Dsn Ciulur Rt.01 Rw.04
2. Keluhan Utama
Nyeri daerah bekas luka operasi
Riwayat Kesehatan Sekarang
± Pada saat dikaji tanggal 12 Juni 2013, klien
mengatakan nyeri pada daerah perut bekas luka
operasi. Nyeri dirasakan apabila klien melakukan
pergerakan dan nyeri tidak dirasakan apabila
klien hanya berbaring. Nyeri dirasakan seperti
disayat-sayat. Nyeri dirasakan sering hampir
sepanjang malam. Nyeri dirasakan menyebar
hingga ke seluruh bagian perut, terutama di
daerah perut sekitar pusar. Skala nyeri 6 (0-10 [
Pain Rating Scale- Mosby J]).
Diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada Ny.E yaitu:
 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya
kontinuitas jaringan akibat Post Histerektomi.
 Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan penurunan REM
akibat nyeri post operasi histerektomi.
 Gangguan personal hygiene berhubungan dengan keterbatasan
aktivitas.
 Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan post
operasi histerektomi.
 Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang cara perawatan klien pasca operasi
 Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan invasi kuman melalui
jaringan yang terluka.
Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Terputusnya
kontinuitas jaringan akibat Post Histerektomi
Tupan:
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam,
gangguan nyaman nyeri teratasi, dengan kriteria:
 Klien tidak merasakan nyeri sama sekali

 Skala nyeri 0

 Tidak terjadi peningkatan TTV

Tupen:
 Dalam waktu 8 jam nyeri dapat berkurang dengan kriteria:

 Nyeri di daerah bekas operasi dapat berkurang

 Klien tidak terlihat meringis apabila melakukan pergerakan

 Skala nyeri 3 (0-10)


 Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam, meliputi
tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh
 Observasi nyeri, lokasi dan penyebarannya
 Jelaskan penyebab nyeri
 Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik
distraksi
 Berikan lingkungan yang nyaman
 Kolaborasi pemberian analgetik apabila klien
merasakan nyeri hebat
 Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di
rumah sakit selama 3 hari dan 2 hari melakukan
follow up ke rumah.
 Evaluasi dari asuhan keperawatan yaitu 4 masalah
teratasi dan 2 masalah teratasi sebagian.
KESIMPULAN
1. Pada kasus Ny. E dalam tahap pengkajian ini penulis menemukan
6 masalah.
2. Setelah didapatkan data-data dari hasil pengkajian Ny. E
didapatkan 6 diagnosa keperawatan.
3. Setelah mengetahui masalah yang ada pada Ny. E, penulis
menentukan perencanaan.
4. Pada tahap pelaksanaan ini penulis melaksanakan implementasi
dari semua masalah yang telah direncanakan.
5. Evaluasi hasil pelaksanaan asuhan keperawatan membutuhkan
pendokumentasian yang baik dan pemeriksaan diagnostik yang
teratur sehingga perkembangan klien dapat diketahui.
6. Pendokumentasian dilakukan setelah asuhan keperawatan
dilaksanakan secara menyeluruh secara sistematis.
SARAN
Diberikan kepada Peneliti selanjutnya, Institusi
Pendidikan dan Rumah Sakit.
~~~ TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA~~~

You might also like