You are on page 1of 21

Tinjauan pustaka

Atresia esofagus
Oleh: Erik andika rizki (1802611018)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pedahuluan
Esofagus merupakan salah satu bagian saluran
pencernaan atas. Makanan dicerna melalui mulut
dan ketika tertelan melewati pertama ke faring dan
kemudian ke esofagus (kerongkongan).
Pedahuluan

Atresia esofagus merupakan suatu kelainan


kongenital dimana esofagus tidak terbentuk
secara sempurna yang dapat menghambat untuk
pemberian makan pada bayi.

Neonatus dengan atresia tidak dapat menelan dan


akan mengeluarkan banyak sekali air liur atau saliva
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Definisi : kelainan esophagus pada janin yang
tidak terbentuk dengan sempurna sehingga
tidak tersambung dengan baik dengan
esophagus bagian bawah

Epidemiologi

Epidemiologi: insiden mencapai 2.43 kasus


setiap 10.000 kelahiran
Anatomi
Sebagai saluran pencernaan atas

Terdapat 2 otot spincter pada bagian atas dan


bawah

Ketika makanan ditelan, epiglottis bergerak


undur untuk menutupi laring. Pada saat yang
sama sfingter esofagus bagian atas rileks,
memungkinkan bolus makanan masuk.
Kontraksi peristaltik otot esofagus mendorong
makanan turun ke kerongkongan
Embriologi
Definisi : kelainan esophagus pada janin yang
tidak terbentuk dengan sempurna sehingga
tidak tersambung dengan baik dengan
esophagus bagian bawah

primitive digestive tube (PDT) -> membentuk


divertikulum trakea -> tumbuh menjalar ke
arah caudal menghasilkan pemisahan trakhea
dan esofagus
Epidemiologi

Epidemiologi: insiden mencapai 2.43 kasus


setiap 10.000 kelahiran
Tipe A – Atresia esofagus tanpa fistula; Atresia esofagus murni (10%)
• Tipe B – Atresia esofagus dengan TEF proximal (<1%)
• Tipe C – Atresia esofagus dengan TEF distal (85%)
• Tipe D – Atresia esofagus dengan TEF proximal dan distal (<1%)
• Tipe E – TEF tanpa atresia esofagus; Fistula tipe H (4%)
Diagnosis
Antenatal
Atresia esofagus dapat ditemukan kecurigaan pada USG bila didapati
polihidramnion pada ibu, abdomen yang kecil pada janin, dan
pembesaran ujung esofagus bagian atas

Diagnosis klinins
saliva berlebihan dan mengalir, tersedak , sianosis, apnea, peningkatan
distress pernapasan setelah pemberian makanan, dan adanya distensi
abdomen.
Diagnosis anatomis

saliva berlebihan dan mengalir, tersedak , sianosis, apnea, peningkatan


distress pernapasan setelah pemberian makanan, dan adanya distensi
abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
Darah, elektrolit, Analisa gas darah

Radiologi:
USG, X-Ray
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:
Darah, elektrolit, Analisa gas darah

Radiologi:
USG, X-Ray
• Kiri: orogastrik kateter yang tertahan dalam kantong esofagus, dan terdapat gastric
bubble dapat diartikan bahwa adanya atresia esophagus dengan TEF pada bagian distal
• Kanan: orogastric kateter yang tertahan dalam kantong esophagus, tanpa adanya gastric
bubble dapat diatrikan bahwa adanya atresia esophagus tanpa TEF
Penatalaksanaaan

Atresia esofagus ditangani dengan tindakan


bedah

Begitu diagnosis telah ditegakan, operasi


diperlukan untuk menyambung kedua ujung
esofagus sehingga bayi bisa bernafas dan diberi
makan dengan benar.
KOMPLIKASI
• Pneumonia aspirasi yang disebabkan karena usaha makan
• Atelektasis pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun
bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
• Dismotilitas esophagus, terjadi karena kelemahan dinding otot
esophagus
• Gastrosophagus refluks atau asam lambung naik
• Fistula tracheosophagus berulang
• Disfagia atau kesulian menelan
Prognosis

• Prognosis bergantung pada jenis kelainan anatomi


dari atresia dan adanya komplikasi.4-7
• Saat ini tingkat keberhasilan operasi atresia esofagus
mencapai 90%
• Adanya defek kardiovaskular dan berat badan lahir
rendah mempengaruhi ketahanan hidup. 4-7
Terimakasih

You might also like