You are on page 1of 49

PEMERIKSAAN ALERGI

DAN
SYOK ANAFILAKTIK
PUTRI SARI IVANNY
PPDS SUB BAGIAN ALERGI-IMUNOLOGI
FK-UNAND/RSUP dr.M.DJAMIL PADANG
2018
PENDAHULUAN
Tes Kulit :
 Bentuk tertua dari berbagai tes alergi (Blackley pada 1872)
 Prinsip kerja  memperlihatkan reaksi alergi yang diperantarai
Ig-E pada kulit
 Tenaga yang terlatih & terampil
 Fasilitas memadai untuk mengatasi reaksi sistemik/anafilaksis
 Faktor yang mempengaruhi reaksi kulit
o Obat
 Antihistamin 24-72 jam (kecuali astemizol)
 Steroid salep/krim 2-3 minggu
 Antidepresi trisiklik 2-4 hari
o Area kulit : punggung atas > bawah > lengan atas > bawah (tidak ada
eksim/dermatitis kronis)
o Usia : bayi & usila  reaktivitas kulit menurun
o Konsentrasi & potensi alergen (terstandarisasi)
o Panel alergen :
 Alergen yang umum (tungau debu rumah, kecoa, jamur,
serbuk sari, epidermal, dll)
 Kontrol negatif (pelarut)
 Kontrol positif (histamin)
 Alergen diteteskan pada kulit kemudian kulit digores dengan alat
tajam
 Tidak digunakan lagi
 Not reproducible
 Banyak (+) palsu  merangsang refleks axon
 Alat diagnosis untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang terikat pada
mastosit kulit
Terikatnya IgE pada mastosit  keluar histamin&mediator lainnya 
vasodilatasi&peningkatan permeabilitas pembuluh darah  flare/kemerahan
dan wheal/bentol
 Indikasi :
o Diagnosis untuk alergi inhalan
o Prosedur skrining
 Mudah, tidak sakit, cepat
 More reproducible
 Sensitivitas bervariasi  teknik
 Hasil dibaca setelah 15-20 menit (bentol ± eritem)
 Positif palsu
 Dermatografisme
 Reaksi traumatik atau refleks axon dari tes di dekatnya
 Negatif palsu
 Reaktivitas kulit menurun
 Potensi alergen kurang baik
 Teknik tidak tepat
Indikasi Skin Prick Test

Mengetahui jenis alergen


pada pasien rinitis alergi

Asma

Kecurigaan alergi
makanan

Kecurigaan reaksi alergi


sengatan serangga
Kontra indikasi Skin Prick Test

Penderita dengan Penderita dengan Penderita dengan


riwayat reaksi gejala alergi penyakit kulit,
anafilaksis makanan misal urtikaria
Syarat Skin Prick Test

•Menghentikan penggunaan obat seperti


antihistamin (generasi I minimal 72 jam dan
generasi II minimal 1 minggu sebelum test)
•Menghentikan kortikosteroid (dosis kecil seperti
prednison < 20 mg dihentikan 3 hari dan dosis
tinggi 1 minggu)
•Teofilin, obat simpatomimetik tidak dilarang
•Test boleh dilakukan anak >2tahun
•Bagian volar lengan bawah , lengan atas atau
punggung dibersihkan dengan alkohol
•Setelah kering, dibuat garis dengan jarak 2-3
cm
•Dengan jarum Staller Point ditusuk dan
diputar kekanan dan kekiri atau dengan
Cara Skin jarum disposibel ukuran 26 1/2G dilakukan
Prick Test tusukan dangkal kemiringan 45º dengan
ujung jarum pada daerah yang sudah
diteteskan kontrol negatif (larutan phosphate
buffered saline dengan fenol 0,4%) atau
kontrol positif (larutan histamin fosfat 0,1%)
Results Interpretation

negative 0 reaction

1+ 1 mm wheal above saline control

2+ 1-3 mm wheal above saline control

3+ 3-5 mm wheal above saline control

4+ >5 mm wheal above saline control


Bousquet, Cauwenberge, Khaltaev. J Allergy Clin Immunol. Suppl. Vol 108 (5), November 2001
Pembacaan
dilakukan 15-20
menit dengan
mengukur diameter
bentol dan eritema

Positif bila rata-rata


diameter satu
bentol 3mm lebih
besar dari kontrol
negatif
Kelebihan
Skin Prick Test

• Lebih stabil karena zat pembawanya gliserin


• Mudah dilakukan dan diulang
• Tidak terlalu sakit
• Resiko alergi sistemik kecil
• Tes dapat dilakukan kurang dari 1 jam
3. TES TEMPEL (PATCH TEST)

Metode test yang digunakan untuk


mendeteksi zat yang memberikan alergi
jika terjadi kontak langsung dengan kulit
• Menempelkan bahan pada kertas saring yang
diletakkan di atas kertas impermeabel

Cara  • Selanjutnya ditempelkan pada kulit punggung dengan


plester
• Bahan yang digunakan : benzokain, merkapto
benzotiazol, kolofoni, lanolin alkohol, dan lain-lain.
Pembacaan dilakukan setelah 48 jam dan diulangi 96
jam sesudah pemasangan agar hasil lebih jelas
terlihat

Adapun interpretasi hasil tes:

•0 = tidak ada reaksi


•+/- = eritema ringan, meragukan
•1+ = reaksi ringan (eritema dengan edema ringan)
•2+ = reaksi kuat (papular eritema dengan edema)
•3+ = reaksi sangat kuat (vesikel atau bula)
 Indikasi : tes cukit/tusuk negatif
 Alergen ( konsentrasi 1:100 w/v) disuntikkan hingga
membentuk bintul 3 mm
 Hasil setelah 15-20 menit, dengan sistem skoring 0 - +4
 Sensitif, tetapi reaksi anafilaktik meningkat
TEST PROVOKASI

•Uji provokasi bronkial : berupa ekstrak alergen dengan


konsentrasi yang makin tinggi dihirup melalui nebulizer
untuk melihat obstruksi jalan napas
•Uji provokasi nasal : menyemprot salah satu alergen
Test melalui satu lubang hidung dan lubang hidung lainnya
ditutup. Tes dianggap positif apabila timbul bersin-
Provokasi bersin, pilek, hidung tersumbat, batuk atau mukosa
hidung edema
Uji provokasi makanan, dilakukan
berdasarkan riwayat makanan
yang dicurigai serta hasil uji kulit
terhadap makanan tersebut

Pada uji provokasi susu sapi dilakukan


dengan memberikan susu sapi mulai dari 1
tetes/15 menit hingga 30 ml/15 menit, dan
bila telah mencapai 200 ml tidak terjadi
reaksi alergi, maka pasien dapat
mengkonsumsi susu sapi
Derajat alergi
Uji provokasi sekum ditentukan secara
(colonoscopic allergen semikuantitatif, yaitu
provocationlCOLAP), Hasil positif berupa 0=tidak ada reaksi,
dilakukan melalui pembentukan wheal 1=meragukan,
kolonoskopi dengan dan kemerahan 2=reaksi sedang
menyuntikkan ekstrak pada mukosa. (diameter <1 cm),
alergen ke dalam 3=reaksi berat (1-2
mukosa sekum. cm), dan 4=reaksi
maksimal (>2 cm)
Metode In Vitro

Indikasi tes secara In Vitro

Pasien yang
Pasien yang Kekhawatiran tidak mungkin Pasien
tidak respon pada bayi diberhentikan dengan
terhadap dan anak peng obatan Sensitive
reaksi yang
kontrol ling yang yang mungkin terhadap
kungan dan sensitive mempengaru jelek pada
racun
pengobatan terhadap hi pada imuno
konservatif. reaksi atopi pemeriksaan terapi
uji kulit
Kontra indikasi Tes In Vitro
Pasien dengan
positif riwayat
Pasien atopi yang
sensitivitas dimana Pasien dengan
asimtomatik
dengan terapi non total IgE level
terutama dalam
spesifik dapat dibawah 10 U/ml
imunoterapi
efektif untuk
mengurangi gejala.
Metode RAST
( Radio Allergy Absorbent Assay Test)

■ allergen tidak larut ke dalam suatu cakram kertas selulosa


(alegosorben) yang mengikat IgE spesifik (dan klas antibody lain) dari
serum selama masa inkubasi
■ Kelebihan metode RAST dibanding uji kulit :
keamanan dan hasilnya tidak dipengaruhi oleh obat maupun
kelainan kulit lain
Metode Elisa
(Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

■ Teknik ELISA enzim


Kelebihan teknik ELISA

 Cukup sensitive
 Reagen mempunyai waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan reagen RIA
 Dapat menggunakan spektrofotometer biasa dan mudah dilakukan automatisasi
 Paling penting adalah tidak mengandung bahaya radioaktif
Tes kulit

Tenaga yg terlatih & trampil


Metode & interpretasi

Diagnosis rinitis alergi

Penatalaksanaan
SYOK
ANAFILAKTIK
PENDAHULUAN

Adalah gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan


tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan
Tanda dan Gejala Syok
Kardio
vaskuler

Sal.
Respirasi
Kencing

Sal. Cerna SSP


ANAFILAKTIK

Reaksi alergi sistemik dalam fase akut yang dihasilkan


dari pelepasan tiba-tiba sel mast dan basofil ke dalam
sirkulasi darah, reaksinya dalam berbagai tingkat
keparahan dan bisa berkembang dengan cepat

Allergic disease diagnosis and treatment


Syok Anafilaktik
Reaksi anafilaktik yang disertai hipotensi dengan atau
tanpa penurunan kesadaran

Patofisiologi
Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam
hipersensitivitas tipe 1 atau reaksi tipe segera (Immediate type
reaction).
Lori Kagy, MD and Michael S. Blaiss, MD
ALLERGIC DISEASES DIAGNOSIS AND TREATMENT
Skema perubahan patofisiologi pada syok anafilaktik

Prof dr A.Husni Tanra, PhD, SpAn, KIC.


Patofisiologi dan Penatalaksanaan
Syok Anafilaktik
GEJALA KLINIS

Gejala • Sakit Kepala, pusing, gatal dan perasaan panas


permulaan

• Eritema, urticaria, angioedema, conjunctivitis dan kadang


Gejala Kulit cyanosis

• Bronkospasme, rhinitis, edema paru dan batuk, nafas cepat


Respirasi dan pendek, terasa tercekik karena edema epiglotis, stridor,
serak, suara hilang, wheezing dan obstruksi komplit
•Hipotensi, diaporesis, pandangan
Kardiovaskuler
kabur, sinkop, aritmia dan hipoksia

•Mual, muntah, kramp perut, diare,


Gastrointestinal
disfagia, inkontinensia urin

SSP •Parestesia, konvulsi


Perbandingan Reaksi Anafilaktik,
Vasovagal dan Serangan Panik
Tanda & Gejala Anafilaksis Vasovagal Serangan Panik
Sist. Kardiovaskular
Nadi Cepata Lambat Cepat
TD Rendah Normal Normal/tinggi
Kulit
Warna Merahb Pucat Normal/merah
Suhu Hangat Dingin Hangat
Keringat Sedikit Banyak Banyak
Gatal,urtika,edema Ada Tidak Ada

Sist. Respirasi
Gatal Ada Tidak Tidak
Sekresi Meningkat Tidak Tidak
Hidung tersumbat Meningkat Tidak Tidak

Suara serak Progresif Tidak Tidak


Batuk (Wh) Ada Tidak Tidak
Alergi Imunologi THT-KL
Dispnea Progresifc Tidak Tidak
www.themegallery.com
Hiperventilasi Tidak Tidak Ada
Tanda & Gejala Anafilaksis Vasovagal Serangan Panik
SSP
Pe↓ kesadaran Lambat Cepat Cepat
Rasa cemas Angor animid Adad Angor animid
GIT
Mual, muntah, diare Ada Tidak Ada
Sist. Genitourinaria
Urgensi urinaria Ada Tidak Ada
Kram uterin Ada Tidak Ada

a : dapat rendah dengan 𝛽 − 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘𝑒𝑟


b : dapat berkembang menjadi sianosis atau pucat
c : dapat berkembang menjadi retraksi
d : persepsi akan mati
Tatalaksana Syok Anafilaktik
• Berteriak minta tolong
• Segera baringkan penderita pada alas yang
keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala
1 untuk meningkatkan sirkulasi

• Penilaian A, B, C
•- A : Airway
•- B : Breathing support
2 •- C : Circulation support
•Adrenalin 0.3-0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita
dewasa atau 0.01 mg/kg untuk penderita anak-anak (im) di
paha atau SC.
•dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik.

3 Beberapa penulis menganjurkan pemberian infus kontiniu


adrenalin 2-4 ug/menit

• Pada pasien yg disertai serangan asthma aminofilin 5-


6 mg/kgBB intravena dosis awal yang diteruskan 0.4-

4 0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus


•Hidrokortison 100 mg atau deksametason 5-10 mg (iv)
sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari
syok anafilaktik
5 •Chlorpheniramin 10 mg iv

• Pemasangan jalur intravena


6
JENIS CAIRAN

Larutan Kristaloid Larutan Koloid


jumlah 3-4 kali dari dapat diberikan
dengan jumlah yang
perkiraan sama dengan
kekurangan volume perkiraan kehilangan
plasma volume plasma
Pada syok anafilaktik berat
diperkirakan terdapat kehilangan
cairan 20--40% dari volume plasma
Lori Kagy, MD and
Michael S. Blaiss,
MD
ALLERGIC
DISEASESDIAGNO
SIS AND
TREATMENT
www.themegallery.com

You might also like