Professional Documents
Culture Documents
Cerebral Palcy
Aaz Miraj A W
Juliana Hidayati
Konsep Teori
Cerebral Palsy
Cerebral palsy merupakan brain injury yaitu suatu kondisi
yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai
akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit neuromuskuler
yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau
kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan
pengendalian fungsi motorik. Somantri (2007:12).
Stroke
Ikterus Neonatorum Kelainan koagulasi menyebabkan
04 stroke.Stroke yang terjadi pada fetus /BBL
02 Ikterus berat dan tidak diterapi dapat
merusak sel otak secara permanen. akan menyebabkan kerusakan jaringan otak
dan menyebabkan masalah neurologis.
Selain itu, Terdapat tiga bagian penyebab terjadinya cerebral palsy: (Mardiani, 2006)
1. Gejala awal
Pada umumnya cerebral palsy dapat terlihat pada usia kurang
dari 3 tahun, dan dapat dicurigai pada kemampuan perkemba
ngan motorik tidak normal. Bayi yang mengalami cerebral pal
sy akan terlihat keterlambatan perkembangan, misalnya tengk
urap, duduk dan sebagainya.
Ada sebagian mengalami abnormalitas tonus otot. Penurunan
tonus, bayi akan terlihat lemas dan kaku. Ada juga bayi pada
periode awal tampak hipotonia dan selanutnya berkembang
menjadi hipertonia setelah 2-3 bulan pertama. Sehingga kem
ungkinan anak cerebral palsy menunjukkan postur abnormal
pada satu sisi tubuh.
2. Pemeriksaan fisik
Pada hal ini penderita cerebral palsy melakukan pemeriksaan kemampuan motorik b
ayi dan melihat kembali riwayat medis mulai dari riwayat kehamilan, persalinan dan
kesehatan bayi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan refleks dan mengukur perkemban
gan lingkar kepala anak. Refleks ialah gerakan tubuh secara otomatis bereaksi seba
gai respon terhadap stimulus spesifik.
3. Pemeriksaan neuroradiologik
Pemeriksaan khusus neuroradiologi untuk mencari kemungkina
n penyebab cerebral palsy perlu dikerjakan, salah satu pemeriks
aan yaitu dengan melakukan CT-Scan kepala, CT-Scan kepala
yaitu pemeriksaan imaging untuk mengetahui struktur jaringan
otak selain itu juga dapat menjabarkan area otak yang kurang
berkembang, kista abnormal ataupun kelainan lainnya.
MRI merupakan tehnik imaging yang canggih, dimana menghasi
lkan gambar yang lebih baik dalam hal struktus atau area abnor
mal dengan lokasi lekat dengan tulang. Neuroimaging direkome
ndasikan dalam evaluasi anak cerebral palsy jika etiologi tidak d
apat ditemukan.
4. Pemeriksaan lainnya
Dalam hal ini pun perlu adanya pemeriksaan lainnya, dimana yang mempertimbang
kan kondisi lain yang berhubungan dengan cerebral palsy. Beberapa dokter mengat
akan bahwa terdapat penyakit kejang maka harus dilakukan EEG, dimana dapat me
mbantu untuk melihat aktivitas elektrik otak dan akan menunjukkan penyakit kejang
tersebut. Identifikasi kelainan penyerta sangat penting sehingga diagnosis dini akan
lebih mudah ditegakkan. Banyak kondisi diatas dapat diperbaiki dengan terapi spesi
fik sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup penderita cerebral palsy.
Pengobatan Serebral Palsy
Pengobatan
Biasanya beberapa pasien diterapi
dengan obat-obatan untuk mengatasi
Pertimbangan epilepsi dengan harapan dapat
psikologis mengontrol perluasannya dengan
Content Content pemberian obat jenis antikonvulsan.
Sesi 4:
Lukisan Cita-cita
Saya
Sesi 3:
Lukisan Aktivitas
Bersama
Keluarga
Pembahasan Pandangan
Pandangan Agama
Pandangan Kesehatan
Pandangan Budaya
Dimensi Senam Otak
03
02 Dimensi
01 Dimensi
Pemfokusan
Pemusatan
Dimensi
Lateralitas Pemusatan adalah kemampuan
untuk menyeberangi garis pisah
Dimensi pemfokusan adalah antara bagian atas dan bagian
kemampuan menyeberangi garis bawah tubuh, serta mengaitkan
tengah partisipasi yang memisahkan fungsi dari bagian atas dan bawah
Lateralitas adalah adalah
bagian belakang dan depan tubuh, otak, yaitu bagian tengah sistem
gerakan kanan ke kiri dan
dan juga bagian belakang (occipital) limbik (midbrain) yang
gerakan kiri ke kanan kita dan
dan depan otak (frontal lobe). Garis berhubungan dengan informasi
kemampuan untuk menyeberangi
tengah partisipasi adalah garis emosional, maupun otak besar
garis tengah vertikal tubuh
bayangan vertikal di tengah tubuh (cerebrum) untuk berpikir yang
dengan tenang dan nyaman.
(dilihat dari samping).
Ciri-ciri pada gambar pasien neurotik Ciri-ciri pada gambar normal
a. Warna dan bentuk divisualisasikan a. Warna dan bentuk divisualisasikan
tumpang tindih (overlapping) dengan teratur
b. Bentuk dan komposisi absurd b. Bentuk dan komposisi tampak
c. Pemilihan warna cenderung ke warna- harmonis
warna gelap dan suram c. Pemilihan warna cenderung pada
d. Tidak terdapat objek real (nyata) warna-warna cerah, dan terdapat
e. Terdapat visualisasi bentuk-bentuk keselaran antara terang dan gelap
dasar seperti segitiga, lingkaran d. Terdapat dominasi bentuk-bentuk
persegi real (nyata)
f. Pembagian bidang tampak kacau e. Pembagian bidang tampak teratur
g. Brush stokes tampak kasar, tak f. Brush strokes terlihat tenang, teratur
terkendali dan kacau dan solid
h. Warna terkadang tampak samar g. Warna tampak terorganisir dengan
rapi tampak solid dan rapi
ANALISIS JURNAL SISTEM PERSARAFAN:
CEREBRAL PALCY DENGAN INTERVENSI
SENAM OTAK DAN TERAPI MENGGAMBAR
Jurnal 1
Efektivitas Terapi
Menggambar Berkelompok
Judul Jurnal Pada Perkembangan Motorik
Halus Anak Cerebral Palsy Di
Ypac Semarang
Tahun Jurnal
Subjek dalam penelitian ini adalah Adapun hasil penelitian ini menjawab rumusan
1 orang siswa kelas D.4 SDLB di penelitian yang diajukan karena terjadi
SLB-D YPAC Bandung dengan peningkatan terhadap subjek penelitian dalam
hambatan cerebral palsy spastic mean level. Persentase mean level untuk
yang tidak mengalami hambatan kemampuan subjek D.A dalam menjiplak
intelektual. mengalami peningkatan dari fase baseline
adalah 79,425% dan fase intervensi adalah
81,937%. Mean level subjek D.A dalam
kemampuan menebalkan huruf mengalami
peningkatan pula yakni dari fase baseline
adalah 63,35% dan fase intervensi adalah
75,825%. Mean level subjek D.A dalam
kemampuan meniru huruf dari 53,325% pada
fase baseline dan pada fase intervensi
mengalami peningkatan yakni 81,675%.
Begitupun dalam aspek menulis dikte, subjek
D.A mengalami peningkatan yakni dari fase
baseline adalah 25% dan fase intervensi
adalah 68,325%.
Kelemahan Penelitian Kelebihan Penelitan
Latief, abdul dkk. 2007. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: bagian ilmu ke
sahatan anak fakultas kedokteran universitas IndonesiaPutz R dan P
abst R. 1997. sobota. Jakarta: EGC