You are on page 1of 12

DISLOKASI

KELOMPOK 4
DEFINISI
• Dislokasi adalah keluarnya bongkol sendi dari
mangkok sendi. Menurut Brunner & Suddarth
(2002),
• Keluarnya atau bercerainya kepala sendi dari
magkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segara. (Arif mansyur,dkk, 2000).
Klasifikasi
• Klasifikasi dislokasi menurut penyebab dikelompokkan
menjadi :
• Dislokasi kongenital,
– Yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir,akibat kesalahan
pertumbuhan, paling sering terjadi pada sendi pinggul.
• Dislokasi spontan atau patologik
– Yaitu dislokasi akibat penyakit struktur sendi dan jaringan
sekitar sendi.
• Dislokasi traumatik
– Yaitu dislokasi akibat cidera dimana sendi mengalami
kerusakan akibat kekerasan atau trauma.
Manifestasi Klinik

• Nyeri
• Perubahan kontur sendi
• Perubahan panjang ekstremitas
• Kehilangan mobilitas normal
• Perubahan sumbu tulang yang mengalami
dislokasi
TANDA & GEJALA
• Dislokasi sendi rahang
– Terjadi karena menguap atau tertawa terlalu lebar, terkena
pukulan keras ketika rahang sedang terbuka.
• Dislokasi sendi bahu
– Tanda-tanda korban yang mengalami Dislokasi sendi bahu yaitu :
• Sendi bahu tidak dapat digerakakkan
• Korban mengendong tangan yang sakit dengan yang lain
• Korban tidak bisa memegang bahu yang berlawanan
• Kontur bahu hilang, bongkol sendi tidak teraba pada tempatnya
• Dislokasi sendi panggul
– Tanda-tanda klinis terjadinya dislokasi panggul :
• Kaki pendek dibandingkan dengan kaki yang tidak mengalami dislokasi
• Kaput femur dapat diraba pada tanggul
• Setiap usaha menggerakkan pinggul akan mendatangkan rasa nyeri
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan rontgen didapatkan
adanya perubahan sumbu tulang yang
mengalami dislokasi dan memperlihatkan
kemungkinan adanya fraktur yang terjadi.
Penatalaksanaan
Jika mendapatkan pasien dislokasi, sendi yang mengalami
harus diimobilisasi saat pasien dipindahkan.
• Dislokasi reduksi, kaput tulang yang mengalami dislokasi
dimanipulasi di kembalikan ketempat semula ( biasanya
dibawah anestesi)
• Setelah dalam posisi normal, kemudian diimobilisasi
dengan balutan, bidai, gips atau traksi dan dijaga tetap
dalam posisi stabil.
• Perhatikan kenyamanan pasien dan evaluasi status
neurovaskuler dan hemodinamik bagian distal
• Setelah beberapa hari sampai minggu setelah reduksi
dilakukan gerakan aktif lembut 3-4 kali sehari agar dapat
mengembalikan kisaran gerak sendi.
PATHWAY
Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Primary Survey
• Airway : Lihat jalan nafas, adakah sumbatan,
gargling, snoring
• Breathing : Kaji pernafasan, adakah penggunaan otot
bantu nafas, apakah ventilasi pasien normal
• Circulalation: Kaji tekanan darah, nadi
• Disability : Kaji tingkat kesadaran.
b. Secundary Survay
• Identitas dan keluhan utama
• Riwayat perawatan dahulu
• Riwayat perawatan sekarang
• Riwayat masa pertumbuhan
• Pemeriksaan fisik terutama masalah
persendian : nyeri deformitas, fungsi olesa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri berhubungan dengan dikontinuitas
jaringan
• Potensial gangguan perfusi jaringan
berhubungan dengan terjepitnya pembuluh
darah.
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
deformitas dan nyeri saat mobilisasi
• Cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit.
INTERVENSI
NO. Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan dikontinuitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Kaji tanda vital klien.
jaringan selama 6 jam diharapkan 2) Catat karakteristik nyeri (lokasi,intensitas, frekuensi
nyeri berkurang. dan penyebaran nyeri)
Kriteria Hasil : 3) Imobilisasi sendi
a. Nyeri berkurang/terkontrol (skala nyeri 4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
1-3) 5) Kolaborasi pemberian analgesik
b. Pasien tidak gelisah
c. Tanda-tanda vital normal
2. Potensial gangguan perfusi jaringan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji perfusi jaringan yang cidera
berhubungan dengan terjepitnya keperawatan tidak terjadi gangguan perfusi 2) Pantau adanya tanda-tanda sinrom kompartemen.
pembuluh darah. jaringan
Kriteria hasil:
a. Teraba nadi bagian distal yang cidera
b. Ekstremitas yang cidera hangat

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat mobilitas pasien
dengan deformitas dan nyeri saat keperawatan pasien mampu mobilitas 2) Berikan latihan ROM.
mobilisasi 3) Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan
4. Cemas berhubungan dengan kurang Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan 1) Bantu pasien untuk mengungkapkan rasa cemas dan
pengetahuan tentang penyakit pasien tahu tentang penyakitnya. takutnya
2) Kaji pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan
dijalani
3) Beikan informasi yang benar tentang prosedur yang
akan dijalani.

You might also like