You are on page 1of 46

KWASHIOKOR

Tanti Putri Praptiwi


17.2.05.01.0008
Kwashiokor
Definisi Kwashiokor

Kwashiorkor di masa lalu didefinisikan sebagai defisiensi primer


protein dengan pasokan kalori yang adekuat. Diambil dari bahasa
Ghana, kata kwashiorkor berarti ”penyakit yang diderita anak yang
lebih besar ketika adiknya lahir” dan tepat sekali menggambarkan
sindrom yang terjadi pada anak pertama, biasanya pada usia 1_
sampai 4 tahun, ketika disapih dari ASI begitu anak kedua lahir (Wong,
2009).
Etiologi Kwashiokor
1. Kekurangan protein dalam makanan
2. Gangguan pencernaan protein (diare kronis)
3. Kehilangan protein secara tidak normal (proteinuria)
4. Infeksi
5. Perdarahan/luka-luka bakar
6. Defisiensi mineral terutama zat besi, kalsium dan seng
(Sudarti, 2010; dan Nurafif, 2015)
Manifestasi Klinis
Kwashiokor
• Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng, dan mudah
terangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatis dan koma
• Pertumbuhan terganggu (berat badan dan tinggi badan kurang dari
standart)
• Perkiraan berat badan (Kg)
• Edema
• Anoreksia dan diare
• Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan
lembek
Lanjutan ...
• Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis
kulit yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks,
defisiensi eritropoitin dan kerusakan hati
• Anak mudah terjangkit infeksi
• Terjadi defisiensi vitamin dan mineral
• Perubahan mental (cengeng dan apatis)
• Pada sebagian besar anak ditemukan edema ringan sampai berat
• Gejala gastrointestinal (anoreksia dan diare)
Lanjutan ...
• Gangguan pertumbuhan rambut (depigmentasi, kusam, kering,
halus, jarang dan mudah dicabut)
• Kulit kering, bersisik, hiperpigmentasi dan sering ditemukan
gambaran crazy pavement dermatosis
• Pembesaran hati (kadang sampai batas setinggi pusat, teraba
kenyal, licin dengan batas yang tegas)
• Anemia akibat gangguan eritropoesis
• Pada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan
kadar globulin normal, kadar kolesterol serum rendah
Lanjutan ...
• Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, sering disertai tanda
fibrosis, nekrosis dan infiltrasi sel mononukleus
• Hasil autopsi pasien kwasioskor yang berat menunjukkan terjadinya
perubahan degeneratif pada semua organ (degenerasi otot jantung,
atrofi vili usus, osteoporosis dan sebagainya)
(Rudolph, 2007; Wong, 2009; Nurafif, 2015; dan Sudarti, 2010)
Patofisiologi
Kwashiokor
Terjadinya kwashiorkor dapat diawali oleh faktor makanan yang kadar
proteinnya kurang dari kebutuhan tubuh sehingga akan kekurangan
asam amino esensial dalam serum yang diperlukan dalam
pertumbuhan dan perbaikan sel. Kemudian produksi albumin dalam
hati pun berkurang, sehingga berbagai kemungkinan terjadi
hypoproteinemia yang dapat menyebabkan edema dan akhirnya
menyebabkan ascites, gangguan mata, kulit, dan lain-lain. Penyakit
kwashiorkor umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan sosial-
Lanjutan ...
ekonomi yang rendah karena tidak mampu membeli bahan makanan
yang mengandung protein hewani (seperti daging, telur, hati, susu,
dsb.). Sebenarnya protein nabati yang terdapat pada kedelai, kacang-
kacangan juga dapat menghindarkan kekurangan protein tersebut
apabila diberikan, tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua,
anak menderita defisiensi protein ini. Kwashiorkor biasanya dijumpai
pada anak dengan golongan umur tertentu, yaitu bayi pada masa
disapih dan anak prasekolah (balita), karena pada umur ini relatif
Lanjutan ...
memerlukan lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya.
Walaupun defisiensi protein menjadi penyebab utama penyakit ini,
namun selalu disertai defisiensi berbagai nutrient lainnya. Pada
kwashiorkor yang klasik, gangguan metabolik dan perubahan sel
menyebabkan edema dan perlemakan hati. Kekurangan protein dalam
diet akan menimbulkan kekurangan berbagai asam amino esensial
yang dibutuhkan untuk sintesis. Karena dalam diet terdapat cukup
karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian
Lanjutan ...
asam amino dalam serum yang jumlahnya sudah kurang tersebut akan
disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam serum
merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh hepar
sehingga kemudian timbul edema. Perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan lipoprotein beta hingga transport lemak dari
hati ke depot lemak juga terganggu dan terjadi akumulasi lemak dalam
hepar.
Pemeriksaan
Penunjang Kwashiokor
Pemeriksaan penunjang menurut Nurafif (2015):
1. Pemeriksaan darah: albumin, globulin, protein total, elektrolit
serum, biakan darah
2. Pemeriksaan urine: urine lengkap dan kulture urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X-foto paru
6. Konsul THT: adanya otitis media
Penatalaksanaan
Kwashiokor
Penatalaksanaan kwasioskor mengikuti 10 langkah utama
pelaksanaan gizi buruk yaitu sebagai berikut: (Nurafif, 2015)
• Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
• Pengobatan dan pencegahan hipotermia
• Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
• Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
• Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi
• Pemberian makanan, balita KEP berat
Lanjutan ...
• Perhatikan masa tumbuh kejar balita
• Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
• Berikan stimulasi dan dukungan emosional
• Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
Pathway
Kwashiokor
Tinjauan Asuhan
Keperawatan
1 Pengkajian

2 Diagnosa Keperawatan

3 Rencana Keperawatan
Pengkajian
• Identitas Pasien
Biodata anak terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, suku/bangsa, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit,
tanggal pengkajian, nomer masuk rumah sakit, diagnosa medis,
alamat. Kwashiorkor paling seringnya pada usia antara 1 – 4 tahun,
namun dapat pula terjadi pada bayi.
Lanjutan ...
• Riwayat sakit dan Kesehatan
Keluhan utama:
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak
pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan
terjadinya gangguan kekurangan gizi.
Lanjutan ...
• Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan kwashiorkor biasanya mengalami gangguan
pertumbuhan (BB < 80% dari BB normal seusianya), bengkak, serta
mengalami keterbelakangan mental yaitu apatis dan rewel. Pada anak
kwashiorkor juga mengalami penurunan nafsu makan ringan sampai
berat.
Lanjutan ...
• Riwayat Peri natal
Tahap Prenatal:
Hal yang dikaji adalah terkait asupan nutrisi pada ibu selama
kehamilan. Kekurangan nutrisi pada ibu selama kehamilan juga
memungkinkan anak juga akan mengalami malnutrisi. Setelah itu,
infeksi yang mungkin dapat timbul pada ibu dan menyalur ke anak dan
menjadi infeksi kronis bagi anak.
Lanjutan ...
• Tahap Intra natal:
Hal yang dikaji adalah proses selama persalinan. Bayi mungkin dapat
lahir dengan berat badan rendah, dan karena pengetahuan ibu yang
kurang sehingga kwashiorkor dapat timbul saat bayi.
• Tahap Post-natal
Hal yang dikaji adalah asupan nutrisi seperti pemberian ASI eksklusif
dan pemberian nutrisi setelah asi eksklusif. Beberapa ibu terkadang
tidak memberikan asi eksklusif pada bayinya setelah melahirkan. Hal
ini berrisiko anak mengalami malnutrisi.
Lanjutan ...
• Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa menyebabkan
terjadinya kwashiorkor. Namun, sebagian besar tidak ada pengaruh
genetik yang dapat menyebabkan kwashiorkor. Penyebab kwashiorkor
dikaitkan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat.
• Pengkajian Psychosocial:
Ibu dengan anak yang menderita kwashiorkor dapat mengalami cemas
dikarenakan penurunan berat badan anak, penurunan nafsu makan
serta anak yang sering rewel.
Lanjutan ...
• Pengkajian lingkungan rumah dan komunitas:
Lingkungan yang buruk, dapat memicu timbulnya infeksi. Anak dapat
terkena kwashiorkor dikarenakan infeksi yang kronik misalnya diare
yang membuatnya mengalami gangguan penyerapan protein.
• Riwayat nutrisi:
Anak juga kekurangan asupan karbohidrat, lemak, vitamin, dan
mineral penting yang diperlukan tubuh. Vitamin yang kurang
diantaranya pembentuk darah seperti Ferum, vitamin B kompleks
(B12, folat, B6) dan vitamin A yang penting untuk pertumbuhan mata.
Lanjutan ...
• Riwayat pertumbuhan perkembangan:

1. Anak yang menderita kwashiorkor mengalami keterlambatan


pertumbuhan akibat defisiensi protein dan gangguan
penglihatan

2. Kecerdasan anak dengan kwashiorkor juga akan menurun


akibat keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan

3. Anak yang mengalami gangguan anoreksia dapat memperberat


gangguan nutrisi sehingga intake nutrisi semakin berkurang
Pemeriksaan Fisik
• Penampilan Umum
Secara umumnya penderita kwashiorkor tampak pucat, kurus, atrofi
pada ekstremitas, adanya edema pedis dan pretibial serta ascites.
Muka penderita ada tanda moon face dari akibat terjadinya edema.
Biasanya penderita cengeng, hilang nafsu makan dan rewel. Pada
stadium lanjut bisa menjadi apatis. Kesadarannya juga bisa menurun,
dan anak menjadi pasif.
Lanjutan ...
• Pengukuran Antopometri
Berat badan menurut usia< 80 % dari berat badan normal usianya.
LLA (Lingkar Lengan Atas) <14cm.
• Otot
Atrofi otot selalu ada hingga penderita tampak lemah terus-menerus,
tidak mampu berjalan dengan baik.
• Kontrol Sistem Saraf
Kurang perhatian, iritabilitas, bingung.
Lanjutan ...
• Sistem gastrointestinal
Terjadi anoreksia, diare tampak pada sebagian besar penderita.
• Sistem kardiovaskular
Bisa terjadi miodegenerasi jantung dan gangguan fungsi jantung
disebabkan hypokalemia dan hypomagnesemia.
• Rambut
Penderita kwashiorkor ialah rambut mudah tercabut tanpa sakit, warna
menjadi kemerahan. Pada penderita kwashiorkor lanjut, rambut
tampak kusam, halus, kering, jarang dan berubah warna menjadi putih.
Lanjutan ...
• Kulit
Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit
yang lebih mendalam dan lebar. Sering ditemukan hyper pigmentasi
dan persisikan kulit. Perubahan kulit lain pun dapat ditemui, seperti
kulit yang kering dengan garis kulit yang mendalam. Kadang-kadang
pada kasus yang sangat lanjut ditemui petechiae tanpa
thrombocytopenia dengan prognosis yang buruk bagi penderita.
Lanjutan ...
• Gigi
Sering juga ditemukan caries pada gigi penderita.
• Tulang
Pada tulang penderita kwashiorkor didapatkan dekalsifikasi,
osteoporosis, dan hambatan pertumbuhan.
• Edema
Sebagian besar penderita ditemukan edema baik/berat. Edemanya
bersifat pitting. Edema terjadi disebabkan hypoalbuminemia, gangguan
dinding kapiler, dan hormonal akibat dari gangguan eliminasi ADH.
Lanjutan ...
• Hati
Hati yang membesar merupakan gejala yang sering ditemukan.
Kadang-kadang batas hati terdapat setinggi pusar. Hati yang
membesar dengan mudah dapat diraba.
• Pankreas dan Kelenjar Lain
Di pankreas dan kebanyakan kelenjar lain seperti parotis, lakrimal,
saliva dan usus halus terjadi perlemakan.
Lanjutan ...
• Kelainan Darah dan Sumsum Tulang
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita kwashiorkor. Bila
disertai penyakit lain, terutama infeksi parasit (ankilostomiasis,
amoebiasis) maka dapat dijumpai anemia berat. Anemia juga terjadi
disebabkan kurangnya nutrien yang penting untuk pembentukan darah
seperti Ferum, vitamin B kompleks (B12, folat, B6). Kelainan dari
pembentukan darah dari hypoplasia atau aplasia sumsum tulang
disebabkan defisiensi protein dan infeksi menahun. Defisiensi protein
juga menyebabkan gangguan pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Diagnosa Keperawatan
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Intake yang kurang (protein).
• Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
sekresi trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran
pernapasan.
• Resiko pertumbuhan yang tidak proporsional berhubungan dengan
malnutrisi, defisiensi protein.
• Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
• Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Diagnosa Keperawatan
• Resiko aspirasi berhubungan dengan pemberian
makanan/minuman melalui selang (personde) dan peningkatan
sekresi trakheobronkhial.
• Ansietas berhubungan dengan status ekonomi orang tua,
perubahan status kesehatan anak (manutrisi).
Rencana Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan Intake yang kurang (protein).
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24
jam, kebutuhan cairan pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Lanjutan ...
Intervensi Keperawatan:
• Kaji adanya alergi makanan
Rasional: untuk mengetahui adanya alergi makanan
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
Rasional: untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Rasional: untuk meningkatkan intake Fe
Lanjutan ...
• Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

Rasional: untuk meningkatkan protein dan vitamin c

• Berikan subtansi gula

Rasional: untuk meningkatkan energi

• Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk


mencegah konstipasi

Rasional: untuk mencegah konstipasi


Lanjutan ...
Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
sekresi trakheobronkhial sekunder terhadap infeksi saluran
pernapasan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24
jam, pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal.
Kriteria Hasil:
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara napas yang bersih,
tidak ada cyanosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
Lanjutan ...
• Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada
suara napas abnormal).
• Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan napas.
Intervensi Keperawatan:
• Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning

Rasional: agar mengetahui kebutuhan oral/tracheal suctioning


Lanjutan ...
• Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

Rasional: untuk mengetahui kegunaan suctioning dan terciptanya


bina hubungan saling percaya

• Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan

Rasional: untuk menahan rasa sakit saat dilakukan suction

• Berikan o2 dengan menggunakan nasal

Rasional: untuk memfasilitasi suction naso trakeal


Lanjutan ...
• Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan

Rasional: untuk meminimalisir resiko infeksi

• Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter


dikeluarkan dari nasotrakeal

Rasional: agar pasien dapat bernafas dengan normal kembali

• Monitor status oksigen pasien

Rasional: untuk mengetahui kebutuhan oksigen pasien


Lanjutan ...
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24
jam, pasien terhindar dari resiko infeksi.
Kriteria Hasil:
• Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi
• Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya
• Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
• Jumlah leukosit dalam batas normal
Lanjutan ...
• Menunjukkan perilaku hidup sehat
Intervensi Keperawatan:
• Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Rasional: meminimalkan risiko infeksi

• Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat


berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

Rasional: meminimalkan patogen yang ada di sekeliling pasien


Lanjutan ...
• Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien

Rasional: meminimalkan patogen yang ada di sekeliling pasien

• Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan

Rasional: mengurangi mikroba bakteri penyebabkan infeksi

• Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Rasional: mengurangi mikroba bakteri yang dapat menyebabkan


infeksi sebelum dan sesudah tindakan
Lanjutan ...
• Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Rasional: mengurangi mikroba bakteri yang dapat menyebabkan


infeksi sebelum dan sesudah tindakan

• Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

Rasional: sebagai alat perlindungan diri

• Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

Rasional: meminimalisirkan resiko infeksi saat tindakan


Thanks

You might also like