You are on page 1of 29

Case Based Discussion

Rhinitis Alergi
Disusun oleh:
Nadia Rezki Eliza
1810221011

Pembimbing klinik:
dr. M. Setiadi, Sp.THT-KL, Msi

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
2018
PENDAHULUAN
• Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi
hipersensitifitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan
mukosa hidung sebagai organ sasaran utama. Gejalanya dapat berupa
bersin, hidung tersumbat, dan rinore (WHO ARIA, 2007).
• Rinitis alergi merupakan penyakit imun yang sering ditemukan.
Prevalensi rinitis alergi diperkirakan berkisar antara 10-20% dan
meningkat dalam dekade terakhir.
• Biasanya rinitis alergi timbul pada usia muda (remaja dan dewasa muda).
• Prevalensi rinitis alergi pada perempuan lebih besar daripada laki-laki.
• Rinitis alergi bukanlah penyakit yang fatal, tetapi gejalanya dapat
berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini
mengganggu kehidupan sehari-hari, selain membutuhkan biaya
pengobatan yang relatif mahal, juga bersifat rekuren, kronis, dan
progresif. Tahap awal masih reversible, pada tahap lanjut menjadi
irreversible.
Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan
oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya
sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta
dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi
paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut.
Etiologi
• Berdasarkan cara masuknya, allergen dibagi atas :
• Alergen inhalan, yang masuk bersama dengan udara
pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan
epitel, bulu binatang.
• Alergen ingestan yang masuk ke saluran cerna, berupa
makanan misalnya susu, telur, coklat, ikan, udang.
• Alergen injektan, yang masuk melalui suntikan atau
tusukan misalnya penisilin dan sengatan lebah.
• Alergen kontaktan, yang masuk melalui kontak kulit atau
jaringan mukosa, misalnya bahan kosmetik, perhiasan.
Gejala
• Bersin-bersin
• Rhinore
• Rasa gatal
• Hidung tersumbat
Penanganan
• Hindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidance)
dan eliminasi. Keduanya merupakan terapi paling ideal.
• Simtomatis. Terapi medikamentosa yaitu antihistamin,
obat-obatan simpatomimetik, kortikosteroid dan sodium
kromoglikat.
• Operatif. Konkotomi merupakan tindakan memotong
konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat.
Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi
inferior menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO3
25% atau triklor asetat.
• Imunoterapi.
IDENTITAS PASIEN

Anamnesis di Poliklinik THT RSUD Ambarawa

• Nama : Ny. N
• Umur : 24 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Ambarawa
• Agama : Islam
SUBJEKTIF

Keluhan Utama :
Hidung sering luka di dalam disertai nyeri
pada hidung kanan dan kiri.

RPS :
• Hidung sering tersumbat, bersin terus menerus, gatal, terasa
kering dan nyeri disertai keluar cairan bening terutama saat pagi
hari.
• Riwayat demam, batuk, pilek disangkal.
• Gangguan pendengaran dan gangguan menelan juga disangkal.
RPD :
• Pasien pernah mengalami sakit serupa sebelumnya beberapa
tahun lalu.
• Riwayat trauma hidung disangkal.
• Riwayat influenza berat, batuk-pilek disangkal.
• Penyakit alergi, asma, HT dan DM disangkal.

RPK:
• Di keluarga tidak ada yg memilki gejala serupa.
• Riwayat alergi disangkal.
• Riwayat hipertensi & DM disangkal.
RPO:
Belum diberikan obat apapun.

RPSos :
 Pekerjaan guru, mengajar menggunakan kapur
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran/GCS : Compos mentis/15
 Status Gizi : Baik

Kepala dan leher


 Kepala : mesocephale
 Wajah : simetris
 Leher : pembesaran kelenjar limfe (-)

Gigi dan Mulut


 Gigi geligi : normal
 Lidah : normal, kotor (-), tremor (-)
 Pipi : bengkak (-)
Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasal
Bagian Hidung CND CNS
Luar
- Bentuk Normal Normal
- Sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
- Inflamasi/tumor (-) (-)
RHINOSKOPI ANTERIOR
Mukosa
- Edema (minimal) (minimal)
- Hiperemi (-) (-)
- pucat (+) (+)
Septum
- Deviasi (-) (-)
- Deformitas (-) (-)
- Hematoma (-) (-)
Bagian Hidung CND CNS
Konka Media & Inferior
- Hipertrofi (-) (-)
- Edema (minimal) (minimal)
- Pucat (+) (+)
- Hiperemis (-) (-)

Meatus Medius & Inferior


- Hiperemis (-) (-)
- Sekret (+) (+)
- Polip (-) (-)

Transiluminasi (-) (-)


Pemeriksaan Faring dan Tonsil
Orofaring Kanan Kiri

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Dinding faring Granular (-) Granular (-)

Palatum mole Ulkus (-) Ulkus (-)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Arcus anterior dan Simetris (+) Simetris (+)


posterior Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Uvula Ditengah, edema (-)

Tonsil palatina :

- Ukuran T1 T1

- Permukaan Rata Rata

- Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)

- Kripte Melebar (-) Melebar (-)

- Detritus (-) (-)


RESUME
Anamnesa (RPS) :
• Hidung sering luka di dalam disertai
nyeri pada hidung kanan dan kiri. Pemeriksaan Fisik
• Hidung sering tersumbat
(CND/CNS) :
• Bersin terus menerus
• Hidung gatal • Edema (minimal)/
• Hidung terasa kering (minimal)
• Terkadang disertai nyeri
• Keluhan disertai keluar cairan bening • Pucat (+)/(+)
terutama saat pagi hari.

RPD :
• Pasien pernah mengalami sakit serupa
sebelumnya beberapa tahun lalu

Diagnosis

Diagnosis banding
• Rhinitis Vasomotor
• Rhinitis Alergi
• Polip Hidung

Diagnosis sementara
Rhinitis Alergi
Penatalaksanaan Kasus

• Antihistamin  cetrizine 10mg/ hari


• Dekongestan 60mg
EDUKASI

• Hindari terpaparnya alergen dan


mengeliminasi alergen di lingkungan sekitar.
• Memakai masker saat menggunakan kapur
• Menjaga lingkungan tetap bersih

• Menjaga higiene hidung


• Mengkonsumsi pengobatan dengan patuh
• Kontrol ke poli THT bila masih ada keluhan
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Pembahasan Kasus

• Keluhan dirasakan hidung sering tersumbat disertai


bersin dan gatal yang sering muncul pada pagi hari. Hal
ini bisa disebabkan oleh respon histamin, kemudian histamin
merangsang reseptor H1 pada ujung saraf vidianus sehingga
menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin.
Histamin juga menyebabkan hipersekresi kelenjar mukosa
dan sel goblet dan meningkatkan permeabilitas kapiler
sehingga terjadi rinore. Gejala lain adalah hidung tersumbat
akibat vasodilatasi sinusoid.
• Riwayat terpapar alergen dan pemakaian obat-obatan perlu
ditanyakan. Dimana hal ini penting untuk menegakan diagnosis
sementara dan menyingkirkan diagnosis banding.
• Riwayat terpaparnya alergen untuk mengetahui klasifikasi alergi
berdasarkan cara masuknya alergen. Riwayat pemakaian obat untuk
mengetahui adanya alergi dari obat-obatan dan atau apakah kondisi
pasien sudah adanya intervensi dari obat-obatan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien saat masuk
poliklinik THT adalah kompos mentis serta keadaan gizi baik. Pada
pemeriksaan rhinoskopi anterior ditemukan edema minimal yang
pucat pada mukosa canalis nasal dextra sinistra.
• Menyingkirkan diagnosis banding Rhinitis Vasomotor berupa
ditemukannya faktor alergen pada pasien. Berdasarkan informasi
dari anamnesis sementara pasien terpapar faktor alergen inhalan,
yang masuk bersama dengan udara pernapasan yaitu debu dari
penggunaan kapur saat mengajar. Alergen penyebab dapat dicari
secara objektif dengan pemeriksaan skin prick test, uji intrakutan atau
Skin End-point Titration/SET, SET dilakukan untuk alergen inhalan
dengan menyuntikan alergen dalam berbagai konsentrasi yang
bertingkat kepekatannya. Kelebihan SET selain alergen penyebab
juga dapat mengetahui derajat alergi serta dosis inisial untuk
desensitisasi.

• Rhinitis Simpleks disingkirkan karena pasien tidak didahului
infeksi virus dengan gejala common cold yaitu disertai demam dan
nyeri kepala. Pada pasien ditemukan riwayat terpaparnya alergen,
adanya gejala khas rhinitis alergi yaitu muncul pada pagi hari dan
mukosa edema yang pucat, serta dari riwayat penyakit dahulu sudah
pernah terjadi hal yang serupa sebelumnya. Sementara untuk rhinitis
simpleks dari pemeriksaan fisik ditemukan mukosa edema dan
hiperemis.
• Polip hidung disingkirkan karena hidung tersumbat bukan
diakibatkan oleh massa polip.
Menyingkirkan diagnosis banding (kesimpulan)

Rhinitis
Vasomoto • Ditemukannya alergen
r

• tidak didahului infeksi virus


Rhinitis dengan gejala common cold
Simpleks • Ada riwayat penyakit dahulu
• Tidak ditemukan hiperemis
TERIMAKASIH

You might also like