You are on page 1of 33

Dasar Peraturan

 Permenkes No 28 Tahun 2011 tentang Klinik


 Permenkes No 9 Tahun 2014 tentang Klinik
 Permenkes No 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional
 Permenakertrans No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
Permenkes No 28 Tahun
2011 tentang Klinik
Pasal 4
 Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
24 (dua puluh empat) jam harus menyediakan dokter
serta tenaga kesehatan lain sesuai kebutuhan yang
setiap saat berada di tempat.
Permenkes No 28…
Pasal 9
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi dokter;
c. ruang administrasi;
d. ruang tindakan;
e. ruang farmasi;
f. kamar mandi/wc;
g. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Permenkes No 28…
Pasal 10
Prasarana klinik meliputi:
a. instalasi air;
b. instalasi listrik;
c. instalasi sirkulasi udara;
d. sarana pengelolaan limbah;
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat
inap; dan
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan.
Permenkes No 28…
Pasal 12
 Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji
dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
Permenkes No 28…
Pasal 17
 Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri
dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter gigi.
Permenkes No 28…
Pasal 18
 Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin
Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik
harus mempunyai Surat Izin sebagai tanda
registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja
(SIK) atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permenkes No 28…
Pasal 21
Permohonan izin klinik diajukan dengan melampirkan:
a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan
perorangan;
c. identitas lengkap pemohon;
d. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
untuk penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal
selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan
kegiatan;
f. dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL);
g. profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan,
tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang
diberikan; dan
h. persyaratan administrasi
Permenkes No 28…
Pasal 25
Dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban:
a. memberikan pelayanan yang aman, bermutu dengan mengutamakan kepentingan
terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional;
b. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan
kepentingan finansial;
c. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
d. menyelenggarakan rekam medis;
e. melaksanakan sistem rujukan;
f. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan;
g. menghormati hak-hak pasien;
h. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
i. memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;
j. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional
maupun nasional.
Permenkes No 28…
Pasal 26
Penyelenggara klinik wajib:
a. memasang papan nama klinik;
b. membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang
bekerja di klinik beserta nomor Surat Tanda Registrasi dan Surat
Izin Praktik (SIP) bagi tenaga medis dan surat izin sebagai tanda
registrasi atau Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan
lain;
c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan
melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BACK
Permenkes No 9 Tahun
Pasal 7 2014 tentang Klinik

Bangunan Klinik paling sedikit terdiri atas:


a. ruang pendaftaran/ruang tunggu;
b. ruang konsultasi;
c. ruang administrasi;
d. ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang
melaksanakan pelayanan farmasi;
e. ruang tindakan;
f. ruang/pojok ASI;
g. kamar mandi/wc; dan
h. ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Permenkes No 9…
Pasal 8
Prasarana Klinik meliputi:
a. instalasi sanitasi;
b. instalasi listrik;
c. pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
d. ambulans, khusus untuk Klinik yang
menyelenggarakan rawat inap; dan
e. sistem gas medis;
f. sistem tata udara;
g. sistem pencahayaan;
h. prasarana lainnya sesuai kebutuhan.
Permenkes No 9…
Pasal 12
 Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan
pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 2
(dua) orang dokter dan/atau dokter gigi sebagai
pemberi pelayanan.
Permenkes No 9…
Pasal 13
 Setiap tenaga medis yang berpraktik di Klinik harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat
Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik
harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan
Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik (SIP)
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permenkes No 9…
Pasal 18
 Peralatan medis yang digunakan di Klinik harus diuji
dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi pengujian
fasilitas kesehatan yang berwenang.
Permenkes No 9…
Pasal 21
 Klinik rawat jalan yang menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian wajib memiliki apoteker yang memiliki
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sebagai
penanggung jawab atau pendamping.
Permenkes No 9…
Pasal 25
(1) Setiap penyelenggaraan Klinik wajib memiliki izin
mendirikan dan izin operasional.
(2) Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atau
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
Permenkes No 9…
Pasal 26
Untuk mendapatkan izin mendirikan, penyelenggara Klinik harus
melengkapi persyaratan:
a. identitas lengkap pemohon;
b. salinan/fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha, kecuali
untuk kepemilikan perorangan;
c. salinan/fotokopi yang sah sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yang
disahkan oleh notaris, atau bukti surat kontrak minimal untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun;
d. dokumen SPPL untuk Klinik rawat jalan, atau dokumen UKL-UPL
untuk Klinik rawat inap sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. profil Klinik yang akan didirikan meliputi pengorganisasian, lokasi,
bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan, kefarmasian, laboratorium,
serta pelayanan yang diberikan;
f. persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat.
Permenkes No 9…
Pasal 35
Setiap Klinik mempunyai kewajiban:
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan;
b. memberikan pelayanan yang efektif, aman, bermutu, dan non-diskriminasi dengan mengutamakan
kepentingan terbaik pasien sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;
c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya tanpa meminta
uang muka terlebih dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;
d. memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent);
e. menyelenggarakan rekam medis;
f. melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
g. menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan perundang-
undangan;
h. menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
i. memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
j. melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. memiliki standar prosedur operasional;
l. melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
m. melaksanakan fungsi sosial;
n. melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan;
o. menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik; dan
p. memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok.
Permenkes No 9…
Pasal 36
Setiap Kinik mempunyai hak:
a. menerima imbalan jasa pelayanan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
mengembangkan pelayanan;
c. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
d. mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan; dan
e. mempromosikan pelayanan kesehatan yang ada di Klinik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permenkes No 9…
Pasal 37
Penyelenggara Klinik wajib:
a. memasang nama dan klasifikasi Klinik;
b. membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar
tenaga medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik
dengan menyertakan:
1) nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin
Praktik (SIP) bagi tenaga medis;
2) nomor surat izin sebagai tanda registrasi atau Surat
Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin
Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan lain.
c. melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan
melaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BACK
Permenkes No 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada
Jaminan Kesehatan Nasional
Pasal 3
(1) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan
komprehensif.
(2) Pelayanan kesehatan komprehensif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan Pelayanan
Kesehatan Darurat Medis, termasuk pelayanan penunjang yang
meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan pelayanan
kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan komprehensif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan yang
tidak memiliki sarana penunjang wajib membangun jejaring
dengan sarana penunjang.
Permenkes No 71…
Pasal 4
(1) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
mengadakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
(2) Kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
perjanjian kerja sama.
(3) Perjanjian kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS
Kesehatan dilakukan antara pimpinan atau pemilik Fasilitas
Kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan.
(4) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang kembali atas kesepakatan bersama.
Permenkes No 71…
Pasal 6
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri
atas:
untuk Klinik Pratama atau yang setara harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin
Praktik atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain;
3. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal
klinik menyelenggarakan pelayanan kefarmasian;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
5. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan; dan
6. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
Permenkes No 71…
Pasal 9
Dalam menetapkan pilihan Fasilitas Kesehatan, BPJS
Kesehatan melakukan seleksi dan kredensialing dengan
menggunakan kriteria teknis yang meliputi:
a. sumber daya manusia;
b. kelengkapan sarana dan prasarana;
c. lingkup pelayanan; dan
d. komitmen pelayanan.
Permenkes No 71…
Pasal 12
(2) Hak Fasilitas Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. mendapatkan informasi tentang kepesertaan, prosedur
pelayanan, pembayaran dan proses kerja sama dengan BPJS
Kesehatan; dan
b. menerima pembayaran klaim atas pelayanan yang
diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari
kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.
(3) Kewajiban Fasilitas Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. memberikan pelayanan kesehatan kepada Peserta sesuai
ketentuan yang berlaku; dan
b. memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis
yang telah disepakati.
(4) Hak BPJS Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan Fasilitas
Kesehatan; dan
b. menerima laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
(5) Kewajiban BPJS Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. memberikan informasi kepada Fasilitas Kesehatan berkaitan
dengan kepesertaan, prosedur pelayanan, pembayaran dan proses
kerja sama dengan BPJS Kesehatan; dan
b. melakukan pembayaran klaim kepada Fasilitas Kesehatan atas
pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat 15 (lima
belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.

BACK
Permenakertrans No 3 Tahun
1982 tentang Pelayanan
Pasal 1 Kesehatan Tenaga Kerja

Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


Pelayanan Kesehatan adalah usaha kesehatan yang
dilaksanakan dengan tujuan:
1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama dalam
penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)
dan kemampuan fisik tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
Permenakertrans No 3…
Pasal 2
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus.
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja.
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
h. Pendidikan Kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
i. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat
kerja.
j. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
k. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam kesehatannya.
l. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja kepada pengurus.
Permenakertrans No 3…
Pasal 3
(1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Kerja.
(2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
Kerja sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Permenakertrans No 3…
Pasal 6
(1) Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional
kepada dokter yang menjalankan Pelayanan Kesehatan
Kerja.
(2) Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Kerja, bebas memasuki tempat-
tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-
pemeriksaan dan mendapatkan
keterangan-keterangan yang diperlukan.

BACK
TERIMA KASIH

You might also like