You are on page 1of 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM


SARAF
“CIDERA MEDULLA SPINALIS”
Oleh Kelompok IV :
Argatama Angening D. (010117A010)
Binti Rohmatus S. (010117A014)
Elfatria Sri Rejeki (010117A023)
Laras Wahyu Sagita (010117A046)
A. DEFINISI

Cedera medula spinalis lumbal adalah suatu


kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh benturan pada daerah
medula spinalis khususnya lumbal (Brunner
dan Suddarth, 2001). Berdasarkan ada atau
tidaknya fungsi yang dipertahankan di
bawah lesi, cedera medula spinalis dapat
diklasifikasikan menjadi cedera komplet
dan inkomplet.
B. ETIOLOGI

Penyebab utama Cedera Medula Spinalis


(CMS) lumbal adalah trauma, dan dapat
pula disebabkan oleh kelainan lain pada
vertebra, seperti arthropathi spinal,
keganasan yang mengakibatkan fraktur
patologik, infeksi, osteoporosis, kelainan
kongenital, dan gangguan vaskular.
Penyebab trauma spinal lumbal yang paling
banyak dikemukakan adalah kecelakaan
lalu lintas, olah raga, tembakan senapan,
serta bencana alam.
C. PATOFISIOLOGI

Trauma dapat
mengakibatkan cedera
pada medula spinalis
lumbal secara langsung.
Sedangkan penyebab tidak
langsung yaitu trauma
menimbulkan fraktur dan
instabilitas vertebra
sehingga mengakibatkan
. Beberapa saat setelah trauma,
cedera sekunder berupa iskemia
muncul karena gangguan
pembuluh darah yang terjadi.
Iskemia mengakibatkan pelepasan
glutamat, influks kalsium dan
pembentukan radikal bebas dalam
sel neuron di medula spinalis yang
mengakibatkan kematian sel
neuron karena nekrosis dan
terputusnya akson pada segmen
medula spinalis yang terkena
(lumbal).
D. MANIFESTASI KLINIS

Cedera medula spinalis lumbal


dapat menyebabkan gambaran
paraplegia. Tingkat neurologik
yang berhubungan akan
mengalami paralisis sensori dan
motorik total yang menyebabkan
gangguan kontrol kandung kemih
(retensi dan inkontinensia) dan
usus besar, penurunan tonus
vasomotor, dan penurunan
tekanan darah yang diawali
dengan resistensi vaskuler
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X
Sinar X tulang menggambarkan
kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan
perubahan hubungan tulang pada
vertebra lumbal.
2. Computed Tomography (CT Scan)
Pencitraan ini menunjukkan rincian
bidang tertentu tulang yang terkena
(lumbal) dan dapat memperlihatkan
 3. Magnetic Resonance Imaging
(MRI) MRI adalah teknik pencitraan
khusus, noninvasif, yang
menggunakan medan magnet,
gelombang radio, dan komputer
untuk memperlihatakan
abnormalitas jaringan lunak seperti
otot, tendon, dan tulang rawan.

 4. Mielografi. Merupakan
penyuntikan bahan kontras ke
F. Penatalaksanaan

 Tujuan penatalaksanaan
adalah mencegah cedera
medula spinalis lumbal
agar tidak berlanjut dan
untuk mengobservasi
gejala penurunan
neurologik.
 Penatalaksanaan farmakoterapi dapat
dilakukan dengan pemberian
kortikosteroid dosis tinggi, khususnya
metilprednisolon karena dapat
memperbaiki prognosis dan mengurangi
kecacatan bila diberikan dalam delapan
jam pertama cedera. Dosis pemberian
diikuti dengan infus kontinu yang
dikaitkan dengan perbaikan klinis
bermakna untuk pasien dengan cedera
medula spinalis akut. Nalokson telah
teruji dalam mengobati binatang dengan
cedera medula spinalis lumbal,
Terapi farmakologik yang
masih dalam penyelidikan
adalah pengobatan dengan
steroid dosis tinggi, mannitol
(untuk menurunkan edema),
dan dekstran (untuk
mencegah tekanan darah
turun cepat dan memperbaiki
aliran darah kapiler) yang
Diagnosa Keperawatan
 1. Nyeri akut berhubungan
dengan agen injuri fisik
 2. Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan
kerusakan neuromuskular
 3. Disfungsi seksual
berhubungan dengan
perubahan struktur tubuh atau
fungsi (trauma)
 4. Konstipasi berhubungan
Hatur Nuhun
Sadaya na 

You might also like