Professional Documents
Culture Documents
tradisional
Yuziani
UJI PREKLINIS DAN UJI KLINIS
UJI FARMAKOLOGIS:
A. FASE I :
PEMERISAAN: - HEMATOLOGI
- FAAL GINJAL, HATI
- URIN RUTIN
- PEMERIKSAAN SPESIFIK
PERSYRATAN:
- TERBUKA
- 20 – 50 ORANG
- AHLI
B. FASE II :
EFEKTIFITAS, PENDERITA,
TUJUAN: - EFEKTIFITAS
PERSYRATAN:
- AHLI
- 100 – 200 ORANG
- PROTOKOL
- KODE ETIK
- KOMPERATIF
- ACAK
- TERSAMAR GANDA
C. FASE III :
EFEKTIFITAS
DIBANDINGKAN OBAT STANDAR
TUJUAN: - EFEKTIFITAS
PERSYRATAN:
- TIDAK TERLALU AHLI
- 500 ORANG
D. FASE IV :
POLA PENGGUNAAN
POLA EFEKTIFITAS
EFEK SAMPING PENGGUNAAN KRONIK
PENGGUNAAN BERLEBIHAN
PENYALAHGUNAAN
USIA LANJUT
DLL
Tahap uji pre klinik
Uji preklinik dilakukan secara in vitro dan in
vivo pada hewan coba untuk melihat toksisitas dan efek
Farmakodinamiknya
2. Fase 1 - untuk mengetahui apa efek obat itu di dalam tubuh manusia. Tujuan penelitian fase ini ialah meneliti
sifat-sifat farmakologik obat tsb. sehingga tercapai efek terapetik maksimum. Biasanya dilakukan terhadap 50-
150 sukarelawan yang sehat.
3. Fase 2 - untuk menentukan dosis terapi si obat. Tujuan utama dari percobaan-percobaan di sini ialah
meneliti apakah suatu obat baru berguna untuk satu (atau lebih) indikasi
klinik. Dilakukan terhadap 100-200 pasien.
4. Fase 3 - untuk memastikan efek terapi, efek samping dan keamanan.Yang dipakai sebagai pembanding adalah
obat standar dan placebo. Keputusan untuk memasuki fase 3 diambil bila para peneliti yakin bahwa rasio
manfaat : risiko obat itu dapat diterima. Pasien yang
dilibatkan biasanya 50-5000 orang. Uji ini mutlak perlu untuk registrasi obat baru ke FDA.
5. Fase 4 - uji klinik setelah obat dipasarkan, jika diminta oleh badan yang berwenang. Dapat dikatakan bahwa
fase 4 mencakup semua penelitian yang dilakukan setelah obat baru mendapat izin untuk
pemasarannya. Oleh sebab itu penelitian fase 4 harus di-disain untuk mengungkapkan: Efek samping akibat
penggunaan kronik; Manfaat obat dalam penggunaan jangka panjang; Data-data komparatif lainnya dalam
penggunaan jangka panjang; Non-responder; Penggunaan-penggunaan baru dan indikasi baru; Penilaian
kemungkinan penyalahgunaan obat; Penilaian kemungkinan penggunaan obat secara berlebihan; Interaksi obat
dan kompatibilitasnya dengan zat-zat lain.
Kurangnya uji klinik thd OT karena :
1. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan uji
klinik
2. Uji klinik hanya dapat dilakukan bila obat tradisional telah
terbukti berkhasiat dan aman pada uji preklinik
3. Perlunya standardisasi bahan yang diuji
4. Sulitnya menentukan dosis yang tepat karena penentuan
dosis berdasarkan dosis empiris, selain itu kandungan
kimia tanaman tergantung pada banyak faktor.
5. Kekuatiran produsen akan hasil yang negatif terutama
bagi produk yang telah laku di pasaran
PROFIL PRODUK BOTANI DAN INFORMASI UJI KLINIK
- GARLIC
- GINGER
- GINKO
- GINSENG
- GREEN TEA
- GRAPE SEED