You are on page 1of 22

KONSEP DAN ASKEP KESEHATAN

KELOMPOK IBU HAMIL, BERSALIN DAN


NIFAS DI KOMUNITAS

AGUSTINA MAUNATURROHMAH
• Berdasarkan laporan dari puskesmas pada
tahun tahun 2002 sebesar 307 per 1.000.000
KH, tahun 2005 diperoleh AKI sebesar 151 per
100.000 KH, pada tahun 2006 sebesar 127
per 100.000 KH, dan pada tahun 2007 sebesar
119 per 100.000 KH.
Konsep Ibu Hamil
• Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari
pertama haid terakhir (Prawiroharjo,
2006).
• Kehamilan adalah rangkaian peristiwa
yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang
sampai fetus yang aterm (Guyton, 1997
Tanda dan gejala kehamilan
• Sobjektif
– Amenore
– Perubahan payudara
– Mual muntah
– Leukorea
– Tanda chadwick
• Bukti objektif
– Pertumbuhan dan perubahan uterus
– Perubahan abdomen
– Perubahan hasil laboraturium
• Bukti positif
– Mendengar Djj
– Merasakan bagian janin
– Melihat hasil konsepsi pada USG
– Merasakan gerakan janin
Masalah yang timbul pada ibu hamil

• Angka kematian yang tinggi


• Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan atau non kesehatan
Keperawatan pada Ibu Hamil di Komunitas

• Perawatan pada ibu hamil bersifat


preventif care untuk mencegah terjadinya
masalah kurang baik bagi ibu maupun
janin agar dapat melalui persalinan dengan
sehat dan aman, di perlukan kesiapan fisik
dan mental ibu sehingga ibu dalam
keadaan status kesehatan yang optimal
karena dengan keadaan kesehatan ibu
yang optimal sangat berpengaruh bagi
pertumbuhan janin yang di kandungnya (
Departemen Kesehatan RI, 2007
Tujuan pelayanan pada ibu hamil
• Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu dan tumbuh kembang janin
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental
serta sosial ibu dan bayi.
• Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan
kemungkinan komplikasi yang terjadi selama kehamilan.
• Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik
ibu maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.
• Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI
Eksklusif berjalan normal.
• Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik
dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang
secara normal.
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil di
komunitas
• Upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan
ibu hamil dengan melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesahatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga
teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
• Upaya preventif untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan kesehatan terhadap ibu
hamil melalui puskesmas dan kunjungna rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun
pemeriksaan kehamilan
• Upaya kuratif bertujan untuk mengobati anggota keluarga
yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan
perawatan orang sakit di rumah, perawatan rumah sakit
sebagai tindak lanjut daari puskesmas atau rumah sakit,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan
payudara, ataupun perawatan tali pusa bayi baru lahir.
• Upaya rehabilitative atau pemulihan terhadap pasien yang
di rawat di rumah atau kelompok-kelompok yang menderita
penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya
melalui kegaiatan latihan fisik pada penderita.
• Upaya resosiatatif adalah upaya untuk mengembalikan
penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya di kucilkan
oleh masyarakat seperti penderita AIDS, kusta dan wanita
tuna susila ( Effendy 1998)
Peran perawat komunitas ibu hamil
• Melakukan promosi kesehatan meliputi edukasi dan
konseling untuk meningkatkan perilaku sehat, untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan
untuk meingkatkan kenyamanan individu dan
kemampuan dalam berdiskusi tentang kesehatan dan
sistem perawatan medis.
• Promosi pemberian ASI dan penyediaan pemberian
intervensi edukasi.
• Melakukan pembinaan kepada kelompok sasaran
yaitu ibu hamil, ibu bersalin, keluarga, tokoh
masyarakat setempat.
• Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk
mengadakan desa siaga yang meliputi pengaturan
transportasi setempat yang siap melakukan rujukan
kedaruratan, mengadakan pengaturan biaya bagi
masyarakat yang tidak mampu atau dapat
mengadakan tabungan ibu bersalin pada ibu hamil
sebagai persiapan untuk biaya persalinannya nanti,
melakukan pengorganisasian donor darah berjalan
serta mencari calon pendonor bagi ibu bersalin nanti
sebagai antisipasi jika dalam persalinan ibu terjadi
perdarahan sehingga tidak sampai terjadi kematian
ibu. ( Hari, 2011)
Upaya Pemerintah dalam penanganan
masalah kesehatan Ibu dan anak
• Safe Motherhood (gerakan sayang ibu)
• Making Pregnancy Saver (MPS)
• Pelayanan Antenatal
Persalinan
• Menurut WHO (1998) Persalinan adalah
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada
awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan. Bayi dilahirkan lengkap,
presentasi verteks pada usia kehamilan 37
minggu, dan setelah persalinan ibu dan bayi
dalam keadaan sehat.
• Dep Kes RI (1995)
Persalinan adalah proses keluarnya bayi,
plasenta dan selaput ketuban dari
rahim wanita pada umur kehamilan
cukup bulan tanpa ada disertainya
penyulit.
Persalinan dibagi dalam 4 kala
• Kala I
Dimulai saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap
(10 cm) dibagi dalam 2 fase :
– Fase laten (8 jam) yaitu serviks membuka sampai 3 jam
– Fase aktif (7 jam) yaitu serviks membuka sampai 3-10 cm
• Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi baru
lahir. Berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
• Kala III
Dimulai segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta.
Berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
• Kala IV
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
setelah persalinan
Tugas dan peran perawat pada ibu melahirkan

• Kala 1 : manajemen nyeri


• Kala 4 : perawatan setelah melahirkan
Peran perawatan pada kelompok ibu nifas

• Edukasi atau pendidikan kesehatan


Faktor-faktor yang melatarbelakangi
angka kematian ibu
• Terbatasnya pelayanan kesehatan ibu: tenaga,
sarana, serta belum optimalnya keterlibatan
swasta.
• Terbatasnya kualitas tenaga kesehatan untuk
pelaksanaan kegiatan responsif gender: antenatal
yang terintegrasi, pertolongan persalinan,
penanganan komplikasi kebidanan, serta Keluarga
Berencana.
• Belum adanya sistem pelayanan kesehatan yang
sesuai untuk daerah terpencil, belum ada regulasi
untuk memberikan kewenangan yang lebih untuk
tindakan medis khusus, terbatasnya intensif untuk
tenaga kesehatan, terbatasnya sarana (dana) untuk
transportasi ( kunjungan dan rujukan).
• Kurangnya dana operasional untuk pelayanan
kesehatan ibu, terutama untuk daerah
terpencil.
• Kurangnya optimalnya pemberdayaan
masyarakat : ketidaksetaraan gender, persiapan
persalinan, dan dalam menghadapi kondisi
gawat darurat (mandiri) di tingkatan desa.
• Belum optimalnya perencanaan terpadu lintas
sektor dan lintas program untuk percepatan
penurunan angka kematian ibu.
Strategi peningkatan derajat kesehatan
ibu (hamil dan menyusui) dan bayi
• Setiap persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan terampil.
• Setiap komplikasi dan persalinan mendapat
penanganan yang adekuat.
• Setiap wanita usia subur mempunyai akses
terhadap pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi yang adekuat.

You might also like