You are on page 1of 37

PORTOFOLIO

Presenter:
dr. Indah Aulia Irsa Siregar

Pembimbing Pendamping
dr. Yanofiandi, Sp.A,M.Biomed dr. Sahat Hutabarat, M.Kes
dr. Mila Agustia, Sp.A, M.Biomed dr.Chadija Adnan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2019
PENDAHULUAN
• Glomerulonefritis Akut (GNA) merupakan
penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan
proliferasi sel glomerulus.
• Disebabkan oleh mekanisme imunologis yang
menimbulkan kelainan patologis glomerulus
• Glomerulonefritis merupakan penyebab utama
terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya
angka morbiditas pada anak.
Kasus

• Nama : An. O
• Usia : 12 tahun 5 bulan
• Jenis kelamin : Laki-laki

Identitas •

Alamat
Agama
: Batik Nau
: Islam
• No.RM : 13.45.75
• Tanggal MRS : 22-02-2019
• Tanggal Keluar : 25-02-2019

3
Anamnesis

Keluhan
• Bengkak diwajah dan perut
Utama:

Keluhan
• Sesak nafas
Tambahan

4
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit pasien diperoleh secara alloanamnesis


Seorang anak, 12 tahun 5 bulan datang ke IGD RSUD
Argamakmur tgl 22 Feb 2019 diantar orangtuanya dengan
keluhan bengkak pada mata dan wajah. Ibu os juga mengatakan
bengkak pada perut dan juga pucat sejak 1 minggu disertai
sesak nafas. Keluhan ini baru pertama dirasakan oleh pasien.
Riwayat Gaya Hidup :
Imunisasi lengkap 9 bulan
Anamnesis

Riwayat Riwayat Riwayat


Kehamilan dan
penyakit penyakit
Persalinan
sebelumnya: keluarga:

anak laki-laki lahir


Anak baru tidak keluarga dengan cukup
pertama kali yang bulan, ditolong oleh
mengalami sakit mengalami hal bidan, BB 3000
seperti ini. serupa. Riwayat gram
keluarga DM (-),
Hipertensi (-)

6
Pemeriksaan Fisik
BB : 35kg
TB : 135 cm

Status Gizi berdasarkan grafik


Keadaan Tanda Vital CDC tahun 2000
Umum : BB/U : 35 x 100 % = 81
Tampak
sakit sedang Nadi : 108 x/i 43
RR : 36/i TB/U : 135 x 100 % = 88
Kesadaran : Suhu : 37,2 0C 30
GCS Tek. Darah : BB/TB : BB Aktual x 100%
E4V5M6 140/90 mmHg BB Baku untuk TB actual
: 35 x 100 = 116 ( gizi lebih )
30
Kesan : Status gizi tidak dapat
dihitung karena ada edema
Pemeriksaan Fisik

Kepala: Bentuk normocephal (+), rambut hitam, tidak mudah dicabut

• Mata: Konjungtiva anemis (-/-) sklera tidak ikterik (-), edema


palpebra (+/+),edema wajah (+/+)
• Hidung : rinorrhea (-)
• Telinga : otorrhea (-)
• Mulut : Biasa, bibir kering (-), Tonsil T1–T1 non hiperemis

Leher :
• Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada perbesaran
kelenjar tiroid

Pulmo:
•Inspeksi = Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi (-)
•Palpasi = Fremitus kanan = kiri
•Perkusi = Sonor di seluruh lapang paru
•Auskultasi = Suara napas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
8
Cor:
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada SIC IV linea
midclavicular sinistra
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : BJ I > II, Murmur (-), Gallop (-).

Abdomen
• Inspeksi : sikatrik (-), stria (-)
• Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal, bising usus (+)
• Perkusi : timpani (+)
• Palpasi : soepel, hepar dan lien tidak teraba

Genitalia
• Tidak ditemukan adanya kelainan

Anggota gerak
• Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-)
• Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-),
9
Pemeriksaan Penunjang
22 feb 2019

Darah Rutin

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 11.0 g/dl 14-18
Leukosit 11.09 mm3 4,5 – 10
Eritrosit 4.10 juta 45 – 55
Hematokrit 32.3 % 35-48
Trombosit 321 mm3 150 – 450
LED 20 mm 0-10
Total Cholesterol 176 mg/dl <200
ASTO (-) Negatif Negatif 10
22 Feb 2019 Urine 24 Feb 2019
Warna Kuning Kuning-Coklat
Urine Rutin
Kekeruhan Agak keruh Negatif
Warna Kuning Kuning-Coklat
BJ 1.005 1.003-1030
Kekeruhan Agak keruh Negatif PH 6,5 4,6-8,0
Protein +1 Positif Negatif
BJ 1.025 1.003-1030
Glukosa (-) Negatif Negatif
PH 5 4,6-8,0
Protein +3 Positif Negatif Bilirubin (-) Negatif Negatif

Glukosa (-) Negatif Negatif Keton (-) Negatif Negatif

Bilirubin (-) Negatif Negatif Warna Kuning Kuning-Coklat


Keton (-) Negatif Negatif Kekeruhan Agak keruh Negatif

Warna Kuning Kuning-Coklat BJ 1.025 1.003-1030

Kekeruhan Agak keruh Negatif Glukosa (-) Negatif Negatif


BJ 1.025 1.003-1030 leukosit (-) <5 / LPB
Glukosa (-) Negatif Negatif Eritrosit 50 ≤1 /LPB
leukosit (-) <5 / LPB
Silinder (-) Negatif
Eritrosit 50 ≤1 /LPB
Silinder (-) Negatif Kristal (-) Negatif
Kristal (-) Negatif Epitel (+) Positif
Epitel (+) Positif bakteri (-) Negatif
bakteri (-) Negatif
Diagnosis Banding

• DD: - Sindroma Nefrotik


- GNAPS
- Glomerulonefritis Akut

Diagnosis Kerja :
Glomerulonefritis Akut + Hipertensi Stage II
Tatalaksana

IVFD KA-EN 1B 12 gtt/i

Captopril 12,5 mg 3 x 9 mg

Furosemid IV 1x 30 gr

Ceftriaxon IV 2x1 gr

Diet rendah garam dan bed rest


Diet nefritis 1800 kkal/hari
- Garam 1 gr/hari
- Protein 1 gr/hari
Prognosis

Quad ad vitam : dubia ad bonam

Quad ad fuctionam : dubia ad bonam

Quad ad sanactionam : dubia ad bonam

Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis glomerulonefritis akut
2. Penatalaksanaan glomerulonefritis akut
Follow Up Ruangan
Tanggal S O A P

22-02-2019  Bengkak Nadi : 108 x/i Susp.SN - IVFD KA-EN


H+1 seluruh RR : 36 x/i 1B 20 tpm
tubuh(+) T : 37,2°C - Captopril 12,5
Balance TD : 140/90 mmHg mg 3 x 9 mg
Cairan  Demam (-) -oedem palpebra (+) - Furosemid IV
Input : Lab Darah : 1x 30 gr
450 cc/24  Nafsu -Leukosit : 11 mm3 - Ceftriaxon IV
jam makan (-) -CRP : positif 2x1 gr
-ASTO:negatif - Diet rendah
Output :  Mual (-) -Total Kolesterol : 176 garam rendah
350 cc/24 muntah(-) mg/dl protein
jam Lab urine :
 BAB (+) Protein +3
 BAK (+)
sedikit
23-02-2019  Bengkak Nadi : 98 x/i GNA + - IVFD KA-EN 1B
H+2 seluruh RR: 26 x/i Hipertensi 12 tpm
tubuh (+) T: 37 °C stage II - Captopril 12,5 mg
Balance TD : 140/100 3 x 9 mg
Cairan  Nafsu mmHg - Furosemid IV
Input : makan (-) -oedem palpebra 1x 30 gr
Minum (+ berkurang) - Dexametason IV
950 cc/24  Mual (-) 3x10 mg
jam muntah(-) - Eritromisin 250
mg 3x1
Output :  BAB (+) - Diet rendah garam
1500 cc/ 24 BAK (+) rendah protein
jam sedikit - Cek urine
24-2-2019  Bengkak Nadi: 98 x/I GNA + - IVFD KA-EN 1B 12
H+3 seluruh RR: 26 x/i Hipertensi tpm
Balance tubuh (↓) T: 37 °C stage II - Captopril 12,5 mg 3 x 9
Cairan  Nafsu TD:130/90 mg
Input : makan mmHg - Furosemid IV 1x 30 gr
1200 cc/24 (+) -oedem - Dexametason IV 3x10
jam  BAB (+) palpebra (↓) mg
Output :  BAK (+) Lab urine : - Eritromisin 250 mg 3x1
1400 cc/24 Protein +1 - Diet rendah garam
jam2 rendah protein
25-2-2019  Bengkak Nadi : 80 x/I GNA + Os boleh pulang
H+ 4 seluruh RR : 22 x/i Hipertensi -Captopril 12,5 mg 3 x 9
tubuh (-) T : 36,0 °C stage II mg
 Nafsu TD : 110/90 -Metil prednisolon 4 mg
makan mmHg 3x 1
(+) - oedem (-) -Eritromisin 250 mg 3 x 1
 BAB (+) -Diet rendah garam rendah
 BAK (+) protein
GLOMERULONEFRITIS AKUT
DEFINISI
• Glomerulonefritis
– Istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit
ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang
disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis

• Akut
– Menunjukkan adanya gambaran tentang etiologi, patogenesis,
perjalanan penyakit dan prognosis
Serotipe M
Streptokokus 1,2, 4, 12, Faringitis
(beta 18,25
hemolyticus
group A) Serotipe 49,
Pioderma
55, 57, 60
INFEKSI
S. Thyposa, B.
Bakteri lain Suis, T. Pallidum,
C. bovis
CMV, EBV, Hep.
Non-
Virus B, rubella,
streptokokal
coxsackie

ETIOLOGI Plasmodium,
Parasit
toxoplasma

Penyakit MPGN, penyakit


Ginjal Primer Berger, RPGN

Penyakit
NON- Vaskulitis, cryoglobulinemia,
sistemik
INFEKSI polyarteritis nodosa, HSP
multisistem

GBS, iradiasi Tumor


Kondisi lain
Wilms, vaksin DPT
Penyakit Kompleks Imun & komplemen

Ag  substansi dari luar Glomerulus Ag  kompleks imun dr MBG sendiri

Ab spesifik

Kompleks imun Ag-Ab Dibentuk Ab  menyerang


membran basal (anti-GBM
antibody)
Masuk sirkulasi darah

Terjebak di glomerulus Molekul adhesi


 mengendap
kemokin

Hal2 lain, seperti


Sel2 inflamasi trombosit & aktivasi
(PMN&makrofag) INFLAMASI sist. komplemen

PATOGENESIS KERUSAKAN GLOMERULUS


PATOGENESIS
GLOMERULONEFRITIS
AKUT
PATOFISIOLOGI
Resistensi vasa aferen & eferen  Reaksi Inflamasi Kalor FEBRIS

Renal Plasma Flow , teteapi


tekanan filtrasi besar Aktivasi Proliferasi Aktivasi sel
komplemen makrofag dan sel T
(C5A, C5B-9) mesangial
GFR 

Kerusakan Sel Epitel Glomerulus


Melepas Renin

Kehilangan selektivitas permeabel


Angiotensin & aldosteron

PROTEINURIA, ALBUMINURIA, Anemia


Retensi Na dan air HEMATURIA AZOTEMIA,
HIpoalbuminemia EDEMA, PYURIA
HEPATOMEGAL
I
HIPERTENSI OLIGURIA
Aldosteron & ADH  Retensi Na dan air CARDIOMEGALI
MANIFESTASI KLINIS
• ANAMNESIS
– Perubahan warna urin mendadak (seperti coca cola, teh) atau
jumlah urin berkurang

– Bengkak pada tungkai atau wajah sembab

– Demam, malaise, nafsu makan menurun

– Nyeri kepala

– Perubahan berat badan

– Keluhan pernafasan

– Riwayat infeksi tenggorokan atau infeksi kulit sebelumnya


• Umumnya 1-2 minggu setelah infeksi tenggorokan, atau 3-5 minggu
setelah infeksi kulit
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda tanda vital  Tekanan darah ↑, takikardia, takipnea
• Limfadenopati servikal  residua infeksi
• Pemeriksaan kardiopulmoner  cardiomegali
• Pemeriksaan abdomen  ascites, hepatosplenomegali
• Edema : periorbital, skrotum
• Pemeriksaan kulit  ruam
• Keterlibatan sendi (HSP, SLE)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Volume urin berkurang, berwarna gelap atau kecoklatan
• Eritrosit dan RBC cast
Pemeriksaan • Proteinuria
Urinalisa • GFR menurun

• Anemia normositik normokrom


• Peningkatan urea dan kreatinin
Pemeriksaan • Hipoalbuminemia
Darah

• ASTO
• Antohialuronidase
Pemeriksaan • Anti-Dnase B
imunologis • Penurunan komponen C3
Pemeriksaan Penunjang

• Apus tenggorok atau kulit


Pemeriksaan
bakteriologis

• Rontgen thorax  kardiomegali, bendungan sirkulasi paru, edema paru


• Rontgen abdomen  ascites
Pencitraan

• Gangguan fungsi ginjal berat dengan etiologi tidak jelas


• Hipokomplemenemia menetap dalam 6 minggu
• Proteinuria menetap.
Biopsi Ginjal • GFR tidak kembali normal dalam 4 minggu
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
• Istirahat 3 – 4 minggu

• Penisilin – 10 hari
– Dapat dikombinasi dengan Amoksisilin 50 mg/kgBB
dibagi 3 dosis selama 10 hari
– Jika alergi ganti dengan Eritromisin 30 mg/kgBB/
hari dibagi 3 dosis
Penatalaksanaan
• Makanan
– Rendah protein – 1 g/kgBB/hari
– Rendah garam – 1 g/hari

• Asupan cairan
– Sebanding dengan insensible water loss (400 – 500
ml/m2 luas permukaan tubuh/hari) ditambah setengah
atau kurang dari urin yang keluar
Penatalaksanaan
• Hipertensi
– Hipertensi ringan (sistolik < 130 mmHg dan diastolik <
90 mmHg)  Observasi
– Hipertensi sedang (sistolik > 140 - 150 mmHg dan
diastolik > 100 mmHg)  hidralazin oral atau IM,
nifedipine oral atau SL.
– Hipertensi berat
• Hidralazin 0,15-0,30 mg/kgBB IV
• Nifedipin 0,25-0,5 mg/kg BB dapat diulang setiap 6 jam bila
diperlukan
Penatalaksanaan
• Krisis hipertensi (sistolik > 180mmHg dan
diastolik > 120 mmHg)
– Diazoxid 2 – 5 mg/kgBB IV

– Klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali diulang


tiap 4-6 jam

– Nifedipine SL 0,25 – 0,5 mg/kgBB dapat


diulang setiap 6 jam bila diperlukan
Penatalaksanaan
• Diuretikum
– Furosemid IV 2 mg/kgBB/kali, 1-2 kali/hari

• Anuria (5-7 hari)


– Hemodialisis
PROGNOSIS
• 95% sembuh
sempurna, umumnya
resolusi spontan.
• 5% di antaranya
mengalami
perjalanan penyakit
yang memburuk.
KOMPLIKASI
• Edema paru
• Hipertensi retinopati
• Hipertensi ensefalopati
• Rapid progressive glomerulonephritis
• Gagal ginjal kronis
• Sindrom nefrotik

You might also like