Mencegah infeksi Meningkatkan penyembuhan jaringan Meningkatkan involusi uterus dan kenyamanan Meningkatkan istirahat, aktivitas, dan keamanan, serta mencegah komplikasi dari imobilisasi Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat Meningkatkan pembentukan laktasi Meningkatkan pola eliminasi normal Memenuhi kebutuhan belajar ibu: kebersihan diri, perawatan perineal, perawatan payudara, parenting, latihan peregangan otot, hubungan seksual, dan kontrasepsi Meningkatkan rasa percaya diri dan gambaran tubuh, serta penurunan stress Mendorong untuk mempertahankan kesehatan melalui penggunaan sumber- sumber kesehatan yang ada di masyarakat PENGKAJIAN Pengkajian pada postnatal perlu merujuk pada catatan riwayat keperawatan pada masa prenatal dan intranatal. Kemudian pemeriksaaan fisik dan pengkajian psikososial terhadap ibu, ayah dan anggota keluarga lain yang dianggap berpengaruh. Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa postnatal untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari kondisi yang normal. Dari masa prenatal perlu diketahui adanya masalah kesehatan selama masa kehamilan yang pernah timbul, seperti: anemia, hipertensi dalam kehamilan dan diabetes. Pada proses persalinan yang perlu diperhatikan adalah lama dan jenis persalinan, kondisi selaput dan cairan ketuban, respon bayi terhadap persalinan, obat-obatan yang digunakan, respon keluarga khususnya ayah pada persalinan dan kelahiran. Pengkajian fisiologik ibu post-natal harus dilakukan segera pada masa immediate postnatal (24 jam pertama), seperti observasi tanda vital, keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan darah yang abnormal dan eliminasi urin. PEMERIKSAAN FISIK Tanda-Tanda Vital Pengkajian tekanan darah, nadi, dan pernapasan pasien biasanya dilakukan setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah bayi lahir, setiap 30 menit untuk 2 jam berikutnya dan kemudian setiap jam untuk 2 jam berikutnya lagi. Tanda-tanda vital terus dimonitor setiap 4 jam untuk 24 jam pertama setelah persalinan dan kemudian tiap 8 jam sekali. Suhu badan ibu dikaji saat ibu masuk ruang pemulihan dan diulang satu jam kemudian. Apabila tanda-tanda vital ibu tetap dalam batas normal, pengkajian umumnya dilakukan setiap 4 sampai 8 jam sepanjang masa inap yang tersisa di rumah sakit. Tonus, Posisi dan Tinggi Fundus Uterus Adanya involusio uterus akan teraba bulat dan keras, bila terasa lembek maka resiko perdarahan. Sedangkan posisi uterus yang tidak digaris tengah menunjukkan adanya distensi kandung kemih. Berpindahnya uterus karena kandung kemih yang penuh dan menjadi predisposisi atonia uterus dan perdarahan postnatal. Pada saat palpasi perawat harus mencatat adanya diastasis rectus abdominis, jika ada ukur panjang dan lebarnya dengan jari. Umumnya tonus, posisi dan tinggi fundus dikaji tiap 4 jam selama 24 jam. Jenis dan Jumlah Lochea Kaji jumlah, warna, bau dan adanya bekuan darah. Perawat harus menanyakan pada ibu berapa kali ganti balutan Aliran lochea sifatnya banyak, sedang dan ringan, jika kurang berarti sedikit. Jika lochea banyak maka dibutuhkan pengkajian lebih lengkap untuk mengetahui penyebabnya. Perubahan Payudara Sebelum terjadi laktasi, payudara terasa lembek. Bila pembesaran terjadi kaji tingkat kenyamanan ibu. Puting payudara juga perlu diperhatikan apakah ada lecet atau luka, menonjol atau tidak. Perineum dan Rectum Dikaji tiap 4 jam selama 24 jam pertama selanjutnya tiap hari. Posisi ibu pada saat pengkajian adalah badan dimiringkan dengan posisi kaki ditekuk. Jika ibu dilakukan episiotomi, perawat mengkaji adanya kemerahan (redness), edema, ekimosisi, pengeluaran (discharge). Jika tidak dilakukan episiotomi, kaji adanya edema. Tanyakan tingkat kenyamanan ibu, adanya edema dan nyeri mungkin menunjukkan adanya hematoma sedangkan untuk rektum kaji adanya hemoroid, pastikan sejak kapan hemoroid timbul dan apakah menimbulkan gangguan terhadap pola BAB. Fungsi Kandung Kemih Kaji adanya kesulitan BAK dan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas. Mungkin perlu dilakukan tindakan kateterisasi, ibu harus dimotivasi untuk BAK setiap 3 atau 4 jam. Kaji adanya rasa seperti terbakar bila BAK, hal ini merupakan tanda infeksi saluran kemih. Fungsi Gastrointestinal Kaji bising usus, adanya mual muntah, tanyakan apakah ibu sudah flatus atau BAB. Umumnya dikaji 2 kali sehari sampai kondisi kembali normal. Diet ibu postnatal tinggi protein dengan pemasukan cairan sekitar 3000 ml per hari untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah konstipasi. Ekstremitas Bawah Kaji sensasinya, peregangan, edema dan tanda-tanda tromboembolishm pada masa immediate postnatal. Laporkan pada tim kesehatan jika terjadi: kemerahan, rasa hangat, dan nyeri perasaan berat pada ekstremitas, tanda homan positif Kenyamanan dan Istirahat Kaji pola dan jumlah jam tidur, apa yang dapat dilakukan untuk membantu ibu meningkatkan istirahat selama dirawat di rumah sakit. Kaji rasa tidak nyaman yang timbul. Aspek Psikologis Perlu diperhatikan dalam aspek ini antara lain respon ibu terhadap persalinan, persepsi ibu terhadap respon keluarga dan status psikologi yang ditemukan pada saat ini. Pengkajian adaptasi keluarga meliputi: status psikologi ayah, kemampuan orangtua dalam perawatan anak, respon keluarga terhadap bayi dukungan dan bantuan keluarga setelah pulang DATA PENUNJANG Uji Laboratorium rutin Pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit pada hari pertama postnatal diperlukan untuk mengkaji kehilangan darah pada saat melahirkan. Peningkatan jumlah sel darah putih merupakan indikator adanya infeksi. Catatan prenatal ibu harus dikaji untuk menentukan status rubela dan rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri yang berhubungan dengan involusi rahim; trauma pada perineum; episiotomi; hemoroid; dan pembengkakan payudara. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan pada jalan lahir. Konstipasi atau retensi urine yang berhubungan dengan nyeri setelah melahirkan; trauma jaringan pada jalan lahir. Resiko defisiensi volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah; atoni uteri; pengeluaran yg berlebihan melalui keringat. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan rasa gembira dan rasa tidak nyaman. Perubahan ikatan proses keluarga yang berhubungan dengan transisi/peningkatan perkembangan anggota keluarga. Pemberian ASI tidak efektif berhubungan dengan nyeri; pengaturan posisi bayi; dan respon fisiologis normal. SELESAI