You are on page 1of 38

PRESENTASI KASUS KECIL

DM TIPE 2

Arifah Mabruroh Prilia G4A016067


Naila Syifa Qur’ani G4A016135

Pembimbing:
dr. Rachmad A, Sp.PD

SMF PENYAKIT DALAM


RSUD PROF. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Identitas Pasien

• Nama : Ny. M
• Usia : 67 Tahun
• Alamat : Pengarasan 2/6 Bantarkawung
• Jenis kelamin : Perempuan
• Status : Menikah
• Tanggal masuk : 21 September 2017
• Tanggal periksa : 25 September 2017
• No. CM : 02022725
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan Utama: Muntah-muntah sejak 3 hari sebelum masuk
Rumah Sakit
• Keluhan tambahan : Demam, badan lemas, kaki kesemutan,
sering BAK, mudah lapar, mudah haus.
Riwayat penyakit

• Pasien datang ke IGD RS. Margono Soekarjo (RSMS) dengan keluhan mual-
muntah sejak 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Muntah hingga 5 kali
perhari, berisi makanan dan air, tidak terdapat darah. Pasien juga
mengeluh demam, badan terasa lemas, mual (+), kaki kesemutan, sering
BAK, mudah lapar, dan mudah haus. Demam dirasakan pada pagi hari
sebelum masuk Rumah Sakit, tidak disertai keringat dingin. Keluhan sering
BAK, mudah lapar, mudah haus, kaki kesemutan, dan mudah lelah sudah
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. BAK sering terutama pada malam hari,
warna kuning agak tua, tidak terdapat darah, dan agak nyeri di bagian
bawah perut saat BAK, tidak terasa panas. BAB lancar tidak ada keluhan,
warna kuning kecoklatan, tidak terdapat darah atau pun BAB berwarna
hitam, tetapi kadang terasa nyeri di bagian anus. Kedua kaki pasien tidak
pernah bengkak. Pasien memang sudah didiagnosis DM sejak 1 tahun yang
lalu, rutin minum obat tetapi tidak rutin kontrol.
Riwayat penyakit dahulu

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


• Riwayat mondok : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit DM : diakui sejak 1 tahun yang
lalu
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat penyakit saraf : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat keluhan serupa : disangkal


• Riwayat mondok : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat kencing manis : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat stroke : disangkal
Riwayat Sosial dan Exposure

• Community
Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah satu dengan
yang lain berdekatan. Hubungan antara pasien dengan tetangga dan
keluarga dekat baik. Pasien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
• Home
Pasien tinggal dirumah berlima bersama suam, anak, menantu, dan
cucunya.
• Occupational
Pasien sudah tidak bekerja. Aktivitas di rumah hanya jalan-jalan di
sekitar rumah saja.
• Diet
Sehari-hari pasien sering mengkonsumsi makanan yang sehat.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Sedang


• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 80 kali per menit
• Suhu : 36.7oC
• RR : 20 kali per menit
Status generalis

• Pemeriksaan Kepala
Bentuk : mesocephal, simetris, venektasi temporal (-)
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),
edema palpebra (-/-), reflex cahaya (+/+) normal, pupil
bulat isokor,
Hidung : Sekret (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
Leher : deviasi trakea (-), JVP 5+2 cm, KGB (-)
Pemeriksaan thorax

• Paru
• Inspeksi : Dada simetris (+), retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : fremitus ka=ki
• Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan thorax

• Jantung
• Inspeksi : ictus cordis (-)
• Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dbn
• Auskultasi : S1>s2, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan abdomen

• Inspeksi : Perut tampak cembung


• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) suprapubik dan
epigastrik
• Perkusi : Pekak alih (-), Pekak sisi (-)
• Hepar : Tidak teraba pembesaran
• Lien : Tidak teraba pembesaran
Pemeriksaan Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah Lengkap (21/09/17) Kimia Klinik
• Hemoglobin : 11.3 g/dL (L) Ureum darah : 116.6 mg/dL (H)
Creatinine darah : 4.03 mg/dL (H)
• Leukosit : 20150 10^3/ul (H)
GDS : 165 mg/dL
• Hematokrit : 34 % (L) Elektrolit
• Eritrosit : 4 10^6/ul (L) Natrium : 136 mmol/dL(L)
Kalium : 4.6 mmol/dL (H)
• Trombosit : 162 10^3/ul (H)
Klorida : 105 mmol/dL
• MCV : 86.8 fL
• MCH : 28.6 pg (L) Urin Lengkap (23/09/17)
• MCHC : 32.9 g/dL (L) Nitrit : positif
Bakteri : >30
• RDW : 13.5 %
• MPV : 11.3 fL
• Basofil : 0.2 %
• Eosinofil : 0.0 % (L)
• Batang : 1.7% (L)
• Segmen : 91.6 % (H)
• Limfosit : 5.2 % (L)
• Monosit : 1.3 % (L)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah Lengkap (25/09/17) Kimia Klinik
• Hemoglobin : 12.5 g/dL Ureum : 67.8 g/dl (H)
• Leukosit : 17380 10^3/ul Kreatinin : 2.11 g/dL (H)
(H)
Pemeriksaan Glukosa
• Hematokrit : 37 % 22/09/17
• Eritrosit : 4.4 10^6/ul (L) GDP : 232 mg/dL (H)
• Trombosit : 291 10^3/ul (H) G2PP : 245 mg/dL (H)
HBA1C : 7.7 % (H)
• MCV : 84 fL
24/09/17
• MCH : 28.2 pg (L) GDP : 131 mg/dL (H)
• MCHC : 33.6 g/dL 25/09/17
GDP : 112 mg/dL (H)
• RDW : 13.2 % (H)
26/09/17
• MPV : 10.3 fL GDP : 88
• Basofil : 0.3 %
• Eosinofil : 0.8 % (L)
• Batang : 4.3 % (L)
• Segmen : 74.1 % (H)
• Limfosit : 12.7 % (L)
• Monosit : 7.8 %
Assestment

• Diabetes Melitus Type 2


• ISK
• Renal Failure
Terapi Farmakologis

• Inf NaCl : Kidmin 16 tpm


• Inj Ranitidin 2 x 1 amp iv
• Inj Ondansentron 3 x 1 amp iv
• Inj Ceftriaxon 3 x 1 gr iv
• Inj Furosemid 1 amp/24 jam iv
• Inj Levemir 0-0-6 U SC
• PO Sukralfat syr 3 x 1 cth
• PO Paracetamol 3 x 1 tab
• PO Asam folat 3 x 1 tab
Terapi Non Farmakologi

• Bed Rest
• Diet DM
Prognosis

• Ad vitam : dubia ad malam


• Ad sanationam : dubia ad malam
• Ad functionam : dubia ad bonam
Definisi

• Diabetes mellitus penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (PERKENI, 2015).
EPIDEMIOLOGI

• WHO memprediksi kenaikan jumlah


penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO

• Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi  Ras, Riwayat


keluarga, Usia, Riwayat melahirkan BB bayi >4000 gram
• Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi  BB berlebih, < aktivitas
fisik, Hipertensi, Dislipidemia, Diet tidak sehat
• Faktor Lain yang Terkait dengan Risiko Diabetes Melitus 
PCOS, sindrom metabolik, kardiovaskular disease
PATOFISIOLOGI
• Resistensi insulin  kompensasi  memburuk
 penurunan sekresi insulin  hiperglikemi
permanen
Penegakan Diagnosis

• Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Kelompok Prediabetes

• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma


puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam
<140 mg/dl.
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 -jam
setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
• Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.
Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas


hidup penyandang diabetes, yang meliputi (PERKENI, 2015):
• Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki
kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut
• Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
• Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
DM. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian
glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui
pengelolaan pasien secara komprehensif.
Pemacu Sekresi Insulin (Insulin
Secretagogue)

• Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama memacu
sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
• Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea, dengan penekanan pada peningkatan
sekresi insulin fase pertama. Obat ini dapat mengatasi
hiperglikemia post prandial.
Peningkat Sensitivitas terhadap
Insulin

• Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi


glukosa hati (glukoneogenesis), dan memperbaiki
ambilan glukosa perifer.
• Tiazolidindion (TZD) merupakan agonis dari Peroxisome
Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ), suatu
reseptor inti termasuk di sel otot, lemak, dan hati.
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi
insulin dengan jumlah protein pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer
(Pioglitazone).
Penghambat Absorpsi Glukosa

• Penghambat glukosidase  memperlambat


absorbsi glukosa dalam usus halus
Penghambat DPP-IV

• Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat kerja


enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1)
tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk
aktif. Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi
insulin dan menekan sekresi glukagon bergantung kadar
glukosa darah (glucose dependent).
Penghambat SGLT-2

• Menghambat reabsorpsi glukosa di tubuli distal ginjal


dengan cara menghambat transporter glukosa SGLT-2.
Obat yang termasuk golongan ini antara lain:
Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin.
Komplikasi
• Akut
• Ketoasidosis diabetikum
• Hiperosmolar non ketotik
• Hipoglikemia
• Kronik
• Makroangiopati
• Pembuluh darah jantung
• Pembuluh darah perifer
• Pembuluh darah otak

• Mikroangiopati
• Pembuluh darah kapiler retina
• Pembuluh darah kapiler ginjal
• Neuropati

• Lain lain :
• Kardiomiopati
• Rentan infeksi
• Kaki diabetikum
• Disfungsi ereksi
Prognosis

• Prognosis pada penderita diabetes tipe 2


bervariasi. Namun pada pasien diatas
prognosisnya dapat baik apabila pasien bisa
memodifikasi (meminimalkan) risiko timbulnya
komplikasi dengan baik.

You might also like