You are on page 1of 17

Cari peluang usaha sesuai dengan hobi anda

Hobi memasak buatlah usaha kuliner

Hobi menanam buatlah usaha hidroponik

Hobi mengajar bukalah usaha bimbel


Lihat potensi yang ada di sekitar kita

Usaha Kuliner

Cari sumber bahan yang paling banyak diproduksi di masyarakat

Usahakan sumber bahan tersebut bukan sifatnya musiman


Lakukan penelitian kecil-kecilan

Usaha Kuliner
Buatlah beberapa macam produk olahan sesuai ide anda

Lakukan tester kepada kerabat dekat atau pasar terdekat

Pilih produk yang paling diminati atau paling banyak komentar positif
Mulailah dengan modal kecil dan lingkup kecil

Usaha Kuliner

Lakukan penjualan uji coba, buatlah olahan dengan jumlah sedikit dulu

Sambil menjual olahan sambil melakukan testimoni untuk perbaikan produk

Simpan keuntungan hasil penjualan untuk menambah modal di pembuatan


oalahan untuk penjualan selanjutnya
Tambah sentuhan teknologi dan inovasi

Usaha Kuliner

Tambahkan teknologi pengemasan dengan modal minimal

Tambahkan teknologi pengawetan

Tambahkan inovasi seperti olahan yang praktis atau olahan yang sehat
Lakukan Analisa Usaha
Hitung Modal

Modal Tetap
Berupa beli/sewa peralatan sering juga disebut dengan modal investasi.
Hitung biaya penyususutan diseuaikan dengan jangka analisa usaha.

Harga – Nilai Sisa

JUE (Jangka Usia Ekonomi)

Alat Harga JUE Nilai Sisa

Pemeras Rp. 2 tahun/24


Rp.100.000
Tebu 2.000.000 Bulan

2.000.000– 100.000
= 79.000
24
Hitung Modal

Modal Tidak Tetap


Modal untuk membeli bahan, biaya PDAM, Listrik dan biaya gaji karyawan.
Karena penyusutan hitungannya per bulan maka untuk biaya tidak tetap juga
harus dibuat untuk jangka 1 bulan.

Total Biaya= Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

Total Biaya= Rp. 79.000+ Rp. 121.000 = Rp. 200.000


Hitung Pemasukan

Hitung Harga Jual Sebelum Jualan Produk


Total Biaya
HPP =
Banyaknya Produk

200.0000
HPP = = 5.000
40

Harga jual untung = Lebih dari 5.000

Toral pemasukan = Harga jual untung x banyak produk

= 6.000 x 40 = 240.000
Hitung I/O rasio

I berasal dari kata Input (masukan) atau dengan kata lain adalah modal
Yang kita masukan dalam usaha

O berasal dari kata Output (keluaran) atau dengan kata lain adalah
pemasukan yang kita dapatkan dari kegiatan usaha

Total Biaya
I/O rasio =
Pemasukan
200.000
= = 0,8
I/O rasio
240.000

Artinya setiap mengeluarkan modal 1 rupiah, maka akan mendapatkan


Keuntungan 0, 8 rupiah
Hitung R/C rasio

R berasal dari kata Revenue (Pemasukan) atau dengan kata lain adalah
pendapatan dari usaha

C berasal dari kata Cost (Biaya) atau dengan kata lain adalah
modal yang kita gunakan pada kegiatan usaha

Total Pemasukan
R/C rasio =
Total Biaya
240.000
= = 1,2
R/C rasio
200.000

Usaha dianggap layak jika R/C rasio lebih besar dari 1


Hitung BEP produk

BEP berasal dari kata Break Event Point artinya adalah titik impas atau
titik balik modal
Total Biaya
BEP (Produk) =
Harga Jual

200.000
BEP (Produk) =
6000

BEP (Produk) = 33.3 = 34 Produk

BEP Produk
BEP (Waktu)
Jumlah produksi/bulan
Biaya Tetap
No Barang Harga JUE Nilai Sisa Penyusutan
1 Pemeras Rp. 2.000.000 24 Bulan Rp. 100.000 Rp. 79.000
Tebu
Total Rp.79.000

Biaya Tidak Tetap


No Barang Jumlah Harga@ Total
1 Cup 40 Lusin Rp. 5.000 Rp. 200.000
2 Air Bersih 5 Galon Rp. 5.000 Rp. 25.000
3 Pipet 5 Pack Rp. 4.000 Rp. 20.000
4 Es Batu 150 Buah Rp. 1000 Rp. 150.000
5 Tebu 150 Batang Rp. 3000 Rp. 450.000
6 Gaji 1 Orang Rp. Rp. 1.000.00
Karyawan 1.000.000
Total Rp. 1.845.000
Total Biaya : Modal tetap + Modal tidak tetap

Total Biaya : Rp. 79.000+ Rp. 1.845.000 = 1.924.000

Rp. 1.924.000
HPP =
500

= Rp. 3.848

Harga jual = HPP+Untung = Rp. 5.000

Pemasukan (Output) = Rp. 5.000 * 500 = Rp. 2.500.000


Total Biaya
I/O rasio =
Pemasukan

Rp. 1.924.000
I/O rasio =
Rp. 2.500.000

=0.76

Total Pemasukan
R/C rasio =
Total Biaya

Rp. 2.500.000
R/C rasio =
Rp. 1.924.000

=1.29
Rp. 1.924.000
BEP (Produk) =
Rp. 5.000

= 384.8=389

You might also like