You are on page 1of 7

Kelompok 2

Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung


pada fase terminal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah
koroner berdampak pada supply O2 kejaringan khususnya pada otot jantung yang
semakin berkurang
Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan
adanya peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana kondisi ini akan semakin
memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat
menyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk
aliran darah dan akhirnya memperberat kondisi edema paru.
a. Aktivitas
Gejala: kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit,
kelembaban, kelemahan umum
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri coroner, GJK, masalah TD, DM
Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah, perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ
ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurun an kontraktilitas
ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis ( Kulit Lembab ), pucat, akral
dingin, sianosis, vena – vena pada punggung tangan dan kaki kolaps
c. Eliminasi
Gejala : produksi urine <30 ml/jam
Tanda : oliguria
d. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak hilang
dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio substernal,
prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, Tidak tentu lokasinya seperti
epigastrium, siku, rahang,abdomen,punggung, leher, dengan kualitas chorusing,
menyempit, berat,tertekan , dengan skala biasanya 10 pada skala 1- 10, mungkin
dirasakan pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang, mengeliat, menarik diri,
kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau irama jantung, TD,pernafasan,
warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan kesadaran.
e. Pernafasan
Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau
tanpa produksi sputum,penggunaan bantuan pernafasan oksigen atau
medikasi,riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis
Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret ; penggunaan otot aksesori
pernafasan, nasal flaring, batuk ; kering/ nyaring/nonprodoktik/ batuk terus –
menerus,dengan / tanpa pembentukan sputum: mungkin bersemu darah, merah
muda/ berbuih ( edema pulmonal ). Bunyi nafas; mungkin tidak terdengar dengan
crakles dari basilar dan mengi peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak atau kuat,
warna kulit; pucat atau sianosis, akral dingin.
• Emergency Life Support
Berikan oksigen pada pasien. Pada tahap awal syok, suplemen oksigen diberikan
melalui nasal kanul 3-5 L/menit (Muttaqin, 2010), berikan bantuan napas jika
diperlukan, berikan cairan melalui IV
 Obat-obatan
 Obat-obatan yang mencagah pembentukan blood clot, obat-obatan untuk
meningkatkan kontraksi otot jantung (berikan dopamin 2-15 µg/kg/m,
norepinefrim 2-20 µg/kg/m atau dobutamin 2,5-10 µg/kg/m untuk meninggikan
tekana perfusi srterial dan kontraktilitas), obat-obatan untuk serangan jantung,
obat-obatan untuk mengatasi syok kardiogenik (aspirin, agen trombolik,
superaspirin, antikoagulan, agen inotropic)
 Intra-aortic ballon pump (LABP)
untuk menguatkan kerja pemompaan jantugn dengan cara pengembangan dan
penegmpisan balon secara teratur yang diletakkan di aorta descendens
 Left ventricular assist device (LVAD)
pompa yang dioperasikan dengan baterai yang akan menggantikan fungsi pompa
jantung. LVAD membantu jantung memompa darah ke tubuh. Alat ini digunkaan jika
terjadi kerusakan di ventrikle kiri

You might also like