You are on page 1of 25

DAN

KREDENSIALING
TENAGA KEPERAWATAN
UU Tentang Rumah Sakit No
44/2009

Pasal 33 tentang Organisasi


RS
1). Setiap Rumah Sakit harus memilik organisasi yang
efektif,
efisien, dan akuntabel.
2). Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas
Kepala
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit unsur
pelayanan medis, unsur eperawatan, unsur penunjang
medis,komite medis, satuan pemeriksaan internal,
serta administrasi umum dan keuangan.
Tanggung Jawab Hukum
Pasal 46
Rumah Sakit bertanggungjawab
secara hukum terhadap semua
kerugian yang ditimbulkan atas
kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit
Kewajiban Bekerja Sesuai Standar, Menghormati
Hak
Pasien dan Mengutamakan Keselamatan Pasien
 Pasal 13
(3) Setiap Tenaga kesehatan Yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan
 Standar profesi
 Standar pelayanan rumah sakit
 Standar prosedur operasional yang berlaku
 Etika profesi
 Menghormati hak pasien dan
 Mengutamakan keselamatan pasien
Pengelolaan Klinik
 Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus Menyelenggarakan:
1.Tata kelola Rumah Sakit
(Good Hospital Governance)
2.Tata kelola klinis yang baik
(Good Clinical Governance)
 UU Kesehatan No 36 Tahun 2009
Pasal23:
• ayat (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakanpelayanankesehatan;
• ayat (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki
UU Tenaga Kesehatan No 36 Tahun
2014
 Pasal 11 : ayat (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang
termasuk dalam kelompok tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud
padaayat(1)hurufcterdiriatasberbagaijenisperawat
• Pasal 30 : ayat (1) Pengembangan Tenaga Kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan mutu dan karier
Tenaga Kesehatan.
UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
 Pasal 28 : ayat (3) Praktik Keperawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada kode
etik,standar pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional
• Pasal53:
 ayat (2) Pengembangan Praktik Keperawatan bertujuan
untuk mempertahankan atau meningkatkan
keprofesionalanPerawat;
 ayat (4) Dalam hal meningkatkan keprofesionalan Perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat(2)dan dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan, pemilik atau pengelola Fasilitas
Pelayanan Kesehatan harus memfasilitasi Perawat untuk
mengikuti pendidikan berkelanjutan
Permenkes No 49 Tahun 2013

 Pasal 4 : ayat (2) Untuk mewujudkan tata kelola klinis


yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
semua asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di
RumahSakitdilakukanatasPenugasanKlinisdarikepala/
direkturRumah Sakit
PERKEMBANGAN PROFESI
KEPERAWATAN DI RS
Kualifikasi perawat
Profesialisme keperawatan
 Mempunyai tubuh pengetahuan
 Mencapai kompetensi dengan landasan teoritik
 Menyusun dan menspesifikasi keterampilan dan
kompetensi sebagai batas dari keahlian
 Kepemimpinan
 Otonomi
 Pengaturan bersama/shared governance
Menetapkan iklim praktik
professional
 Perawat harus mempunyai :
1. Kebebasan untuk berfungsi secara efektif
2. Dukungan dari sejawat dan pimpinan
3. Kejelasan ekspektasi tentang lingkungan kerja
4. Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif
5. Iklim organisasi yang terbuka
Lanjutan

1. Apakah pelayanan keperawatan di RS merupakan


praktik professional?
2. Apakah perawat pemberi pelayanan merupakan
kelompok profesi?
3. Apakah RS menyadari bahwa pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral pelayanan kesehatan?
Lanjutan

Diperlukan direktur/ bidang


keperawatan untuk mengelola
pelayanan keperawatan
Diperlukan komite keperawatan
untuk mengatur dan
mengembangkan professionalisme
keperawatan
STANDAR AKREDITASI RS TENTANG
STAF KEPERAWATAN
 Standar KPS 14
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk staf
keperawatan berpartisipasi dalam aktifitas peningkatan
mutu rumah sakit, termasuk mengevaluasi kinerja
individu.
 Elemen Penilaian KPS 14
1.Partisipasi perawat dalam aktifitas peningkatan mutu
rumah sakit. (Lihat PMKP 1.1, EP 1)
2.Kinerja staf keperawatan direview bila ada indikasi akibat
temuan pada aktifitas peningkatan mutu.
3.Informasi yang sesuai dari proses review tersebut
didokumentasikan dalam file kredensial perawat tersebut
atau file lainnya.
PMKP No. 49 Thn 2013, Pasal 1

 1 Komite Keperawatan adalah


 Wadah non-struktural RS
 Fungsi utama mempertahankan & meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi
 Menjamin pelayanan asuhan keperawatan & asuhan
kebidanan diberikan secara benar, sesuai standar dan kode
etik profesi
 Diberikan oleh tenaga keperawatan yg kompeten dengan
kewenangan yg jelas.
KOMITE KEPERAWATAN :
 Merupakan kelompok profesi perawat yang anggotanya
terdiri dari perawat yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada direktur, mempunyai tugas membantu
direktur menyusun standar keperawatan, pembinaan
asuhan keperawatan, melaksanakan pembinaan etika
profesi keperawatan (Kepmendagri nomor 1, 2002).
 Merupakan perwakilan kelompok profesi perawat,
bertugas membantu direksi rumah sakit dalam melakukan
kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi
keperawatan serta pengembangan professional
berkelanjutan (continuing professional development/
CPD) termasuk didalamnya menentukan standar asuhan
keperawatan.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
KOMITE KEPERAWATAN RS
 Bab I Pendahuluan
 Bab II Komite keperawatan RS
 Bab III Pengorganisasian komite keperawatan RS
(ketua, sekertaris, sub komite; kredensialdisiplin
profesi-mutu profesi, kelompok fungsional
keperawatan)
 Bab IV Pembinaan, pemantauan dan penilaian
SUB KOMITE KEPERAWATAN
Sub komite Keperawatan terdiri atas :
Sub Komite Kredensialing
Sub Komite Mutu Profesi
 Sub Komite Etik dan Disiplin
SUB KOMITE KREDENSIAL
 Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi
seorang perawat yang selanjutnya ditetapkan
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan
lingkup praktiknya.
 Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktik dalam
rangka melaksanakan tata kelola klinis yang baik
(good clinical governance).
 Kewenangan klinis harus dirumuskan dalam
peraturan internal keperawatan (Nursing staff by law)
SUB KOMITE KREDENSIAL
 Tujuan
1. Memberi kejelasan Kewenagan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan.
2. Melindungi keselamatan pasien dgn menjamin bahwa
tenaga keperawatan yang memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan memiliki kompeten &
kewenangan klinis yg jelas.
3.Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga
keperawatan yang berada disemua level pelayanan.
Melakukan proses kredensial masa
berlaku surat penugasan klinik dan
adanya permintaan khusus dari
komite keperawatan.
Kewenangan menilai dan
memutuskan kewenangan klinis
yang adekuat sesuai kompetensi
yang dimiliki setiap perawat sesuai
jenjang karir.
Target kredensial
Setiap Perawat memiliki surat
“Clinical Apointment” dari
Direktur RS sesuai dengan
“Clinical Privilege” berdasarkan
mekanisme “Credentialing”
TUGAS SUB KOMITE KREDENSIAL
1. Menyusun daftar rincian kewengan klinis
2. Menyusun buku putih
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial dari
bagian SDM
4. Merekomendasikan tahapan proses kredensialing.
5. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis setiap
tenaga keperawatan
6. Melakukan kredensialing ulang secara berkala sesuai
waktu yang ditetapkan
7. Sub Komite membuat seluruh laporan Kredensialing
kepada Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan ke
Kepala/Direktur RS
KEWENANGAN SUBKOMITE
KREDENSIAL
Sub Komite Kredensial
mempunyai kewenangan
memberikan rekomendasi
Rincian Kewenangan Klinis
untuk memperoleh surat
Penugasan Klinis.
KREDENSIAL
Kredensial adalah proses evaluasi
terhadap tenaga keperawatan
untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis.
(Permenkes 49 thn 2013)

You might also like